Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN ENDOKRIN KALSIUM DAN FOSFOR

I. PENDAHULUAN

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan


mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
(Arifin et al, 2013)

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. (Arifin et al, 2013)

Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah. (Arifin et al, 2013)

Tubuh memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut,


ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. (Arifin et al, 2013)

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara
keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan
trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel
tubuh dan pengaturan suhu tubuh. (Arifin et al, 2013)

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar -kelenjar seukuran kacang polong yang
letaknya bilateral yaitu melekat dibagian atas dan bawah kelenjar tiroid. Kelenjar ini terletak
disetiap sisi dari kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher dan kelenjar ini berjumlah 4
buah yang bersusun berpasangan.( Sulabda, 2016)
Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar
ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium
dan phosfat tubuhh dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari
usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Organ targetnya yaitu
tulang, ginjal, dan duodenum. (Arifin et al, 2013)

Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi


kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel – sel tulang osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati
dan melepaskan kalsium ke dalam darah Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat
kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan
kapur pada ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus
dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan
membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah

Fungsi kelenjar paratiroid antara lain :

1. Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.


2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorbsi kalsium di usus.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi reabsorsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah. ( Sulabda, 2016)

II. PROSEDUR KERJA


a. Pemeriksaan Kalsium (Ca) dan Fosfor Organik
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu dengan menscan
barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas Invinity Result
hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat mengenai
pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi barcode
menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak, volume sampel
sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup secara
otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh petugas
III. Hasil Pengamatan
 Identitas Pasien
Nama : Ni Gusti Ayu Savitri Devi Ulandari
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
 Nilai rujukan
Ca : 9.20 – 11.00 mg/ dl
Fosfor anorganik : 2.5 - 4.5 mg/dl
 Hasil
Ca : 9,7 mg/dl
Fosfor anorganik : 3,99 mg/dl

IV. PEMBAHASAN
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar yang terletak diatas selaput yang membungkus
kelenjar tiroid. Terdapat 2 pasang (4 buah) yang terletak di belakang tiap lobus dari
kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira
5 x 5 x 3 mm, dengan berat antara 25 - 30 mg. Berat keseluruhan lebih kurang adalah 120
mg. (Tri, 2018)
Kelenjar paratiroid memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit meskipun
terdapat variasi-variasi yang luas.
Fungsi ion kalsium yaitu.
a. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
b. Komponen utama dalam tulang.
c. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai sistem enzim.
d. Pelepasan kalsium (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel (proses sekresi dan
kontraksi otot).
e. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi untuk
perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilespi dan tetani.
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
3. Mempercepat absorbsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transport kalsium dan fosfat melalui membran dari mitokondria.
(Tri, 2018)

Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin


adalah suatu peptide yang terdiri dari 84 asam amino yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat
didalam cairanekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar kalsium didalam
plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal, kadar kalsium dalam plasma berada
dalam pengawasan hoemostatik dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini
dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan
darah. Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah
suatu hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar
kecil yang terletakdi permukaan belakang kelenjar tiroid Hormon Paratiroid bersama-sama
dengan vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid
hormon dikendaMkan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar
kalsium tinggidan dirangsang bila kadar kalsium rendah. Seperti aldosteron, hormon
paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon paratiroid adalah meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah hipokalsemia. Apabila Hormon
paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari individu yang bersangkutan akan
meninggal, biasanya akibat asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot
pernapasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid
meningkatkan kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ( Sulabda, 2016)
Pada manusia dengan fungsi ginjal normal, level serum PTH berkisar antara 10 –
65 pg/ml.4 Kalsium (Ca2+) merupakan regulator utama bagi sekresi hormon paratiroid.
Faktor lain yang dikatakan turut berpengaruh dalam sekresi PTH antara lain: katekolamin
dan derivat amin biogenik lainnya, prostaglandin (16a), kation (Litium dan Magnesium),
Fosfat dan Transforming Growth Factor Alpha (TGFα). ( Sulabda, 2016)
Hormon kalsitonin (CTH) adalah suatu hormon yang turut berperan dalam
metabolism kalsium dan metabolisme fosfor. Hormon ini merupakan hasil sekresi sel
parafolikel kelenjar tiroid dan bukan oleh kelenjar paratiroid. Secara kimiawi hormon ini
adalah suatu rantai peptida dari 32 asam amino. Kalsitonin bekerja sama dengan hormon
paratiroid untuk hipokalsemik dan hipofosfat yang memengaruhi tulang dan ginjal lewat
reseptor dalam tulang dan ginjal.
Fungsi hormon kalsitonin adalah :
1. Menurunkan kadar kalsium dengan hambatan resorpsi tulang (menekan aktifitas dan
jumlah osteoblast, dan menghambat permeabilitas sel-sel pada tulang) ; dan
2. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan metabolisme dan
mekanisme dalam banyak hal dengan hormon steroid, menambah absorpsi kalsium dan
fosfor dari traktus intestinalis. Vitamin D mempunyai efek langsung terhadap proses
kalsifikasi, membantu pembentukan tulang, menambah ekskresi fosfat, dan membantu
menurunkan konsentrasi fosfat dalam serum. (Tri, 2018)

Kelenjar paratiroid terutama untuk produksi hormon paratiroid yang berkaitan erat
dengan pengaturan kalsium tubuh. Target organ hormon paratiroid adalah tulang, ginjal
dan usus dengan tujuan akhir yaitu meningkatkan kadar kalsium plasma (ekstraseluler).
Pada tulang, hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan resorpsi tulang, stimulasi
osteoklas dan pembentukan tulang kembali. Di ginjal, hormon paratiroid berfungsi untuk
meningkatkan reabsorpsi kalsium serta mengurangi reabsorpsi fosfat. Selain itu juga
membantu konversi vitamin D3 aktif melalui aktivasi enzim 1α-dihidroksilase. Di usus,
hormon paratiroid berperan secara tidak langsung untuk meningkatkan absorpsi kalsium,
dengan bantuan vitamin D3. Pengaturan produksi hormon paratiroid ditentukan oleh
mekanisme umpan balik yang melibatkan target organ, kadar kalsium plasma serta vitamin
D3 aktif. (Selvianti et al, 2008)
Adapun gangguan fungsi paratiroid yang berhubungan terhadap kalsium dan fosfat
antara lain :

1. Hiperfungsi paratiroid.
Suatu keadaan ketika kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid
dari biasanya. Jika diekskresi lebih banyak yang di butuhkan disebut
hiperparatiroidisme primer. Bila lebih banyak karena dibutuhkan disebut
hiperparatiroidisme sekunder.
a. Hiperparatiroidisme primer
 Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur spontan,
sehingga sering nyeri pada tulang, tumor tulang , yang sering terkena adalah
tulang panjang.
 Kelainan traktus urinarius. Defek pada tubuli ginjal biasanya bersifat
reversible (batu ginjal kadang-kadang nefrokalsinosis [deposisi kalsium
dalam nefron]).
 Manifestasi sistem saraf sentral (depresi, konfusi, dan koma).
 Kelemahan neuromuskuler, tenaga otot berkurang , hipotoni otot, dan
keletihan kadang-kadang aritmia kardiak.
 Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, mual, muntah, dan
konstipasi.
b. Hiperparatiroidisme sekunder
Pada penyakit ini terdapat hyperplasia dan hiperfungsi kelenjar paratiroid yang
disebabkan oleh :
 Gagal ginjal kronik ( glomerulonephritis, pielonefritis, dan anomali
kongenital dari traktus orogenitalis pada anak).
 Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D,
kelainan gastrointestinal).
c. Intoksikasi paratiroid akut
Kejadian ini jarang dengan gejala (penderita sangat lemah, mual , dan muntah).
Pada pemeriksaan kalsium sangat tinggi dan fosfor serum juga tinggi. Penderita
dapat koma.

2. Hipoparatiroidisme
Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, biasanya anak di bawah umur 16 tahun.
Penyakit ini terjadi setelah strumektomi, terjadi paratiroidisme sekunder. Timbul
gejala-gejala reaksi neuromuskuler yang berlebihan akibat kalsium serumyang sangat
rendah, tetani dengan manifestasi spasmus karpopedal dan kejang pada anggota gerak
dan kelumpuhan otot.
Diagnosis yang biasanya disarankan adalah tes darah. Tes ini dilakukan untuk
melihat kadar kalsium, fosfor, magnesium, serta hormon paratiroid dalam
tubuh. Hipoparatiroid ditunjukkan dengan kadar kalsium, magnesium, serta hormon
paratiroid yang rendah dalam darah, namun kadar fosfor tinggi
3. Hiperkalsemia
Meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebabkan oleh :
a. Berhubungan dengan paratiroidisme primer;
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia);
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitamin D);
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal; dan
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).

4. Hipokalsemia
Hipokalsemia subakut terjadi pada pankreatitis akut, mengakibatkan hormon
paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya adalah.
a. Hormon paratiroid
 Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari adrenal,
ovarium dan paratiroid.
 Hipoparatiroidisme didapat : komplikasi strumektomi, kerusakan kelenjar
paratiroid, setelah eksplorasi ginjal.
 Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak akftif
 Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat, mengakibatkan menurunnya
kadar kalsium dalam darah.
 Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang seperti
osteomalasia.
 Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi intestina. (Tri, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

ARIFIN, Herlyana Putri. (2013). “ Sistem Endokrin” SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

Rosita, Tri. (2018). “ Kelenjar Paratiroid (PTH”.


https://www.academia.edu/21972259/BAB_II_PEMBAHASAN_2.1_Kelenjar_Paratiroid_P
TH

Selvianti, Widodo Ario Kentjono. (2008). “ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR


PARATIROID”. Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.

SULABDA SISWANTO. (2016). “KELENJAR TIROID DAN PARATIROID”. FAKULTAS


KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

Anda mungkin juga menyukai