Anda di halaman 1dari 3

Tranfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu

orang ke sistem peredaran darah orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi
medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Pemeriksaan pre-transfusi bertujuan untuk
enilai kecocokan darah donor dan darah resipien dan mendeteksi adanya antibodi dalam darah
donor maupun pasien yang dapat menimbulkan reaksi transfusi pada pasien yang
apatmenimbulkanreaksitransfuse pada pasien (D'Alessandro A, 2013).

Manfaat Transfusi darah adalah menambah jumlah darah yang beredar dalam badan
orang yang sakit, yang darahnya berkurang karena sesuatu sebab misalnya operasi atau
perdarahan sewaktu melahirkan, kecelakaan, Menambah kemampuan darah dalam badan si
sakit untuk membawa zat asam atau O2, misalnya untuk penyakit-penyakit dimana sel-sel
darahnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga sel-sel darah itu cepat pecah dalam badan
sendiri dan kemampuan darah untuk mengolah zat asam jadi berkurang. (Dintenfass,2013).

Golongan darah ABO adalah golongan darah manusia pertama yang ditemukan pada
tahun 1901 oleh Landstein yang diikuti oleh Kelompok Rhesus Darah pada tahun 1941.
Pengelompokan darah ABO didasarkan pada ada atau tidaknya antigen A dan B pada
permukaan sel darah merah (RBC) dan pengelompokan Rh didasarkan pada ada atau tidaknya
antigen D pada permukaan RBC. (A. Mandefro.et al, 2014)

Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum
darahnya.Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi dalam
serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B (Zeuner A, 2012).

Sistem golongan darah ABO terdiri dari empat golongan darah utama, A, B, AB, dan
O, yang ditentukan oleh ada atau tidaknya dua antigen A, dan B, pada permukaan sel darah
merah. Sistem kekebalan membentuk antibodi terhadap antigen golongan darah ABO mana
pun yang tidak ditemukan pada sel darah merah individu. Dengan demikian, individu
kelompok A akan memiliki antibodi anti-B, dan individu kelompok B akan memiliki antibodi
anti-A. Golongan darah O adalah umum, dan individu dengan golongan darah ini akan
memiliki keduanya anti-A, dan anti-B dalam serum mereka. (Dahlawi.H.et al, 2017)

Pengelompokan darah ABO didasarkan pada ada atau tidaknya antigen A dan B pada
permukaan sel darah merah (RBC) dan pengelompokan Rh didasarkan pada ada atau tidaknya
antigen D pada permukaan RBC. Kelompok darah didekomposisi glikoprotein dan glikolipid
yang dikendalikan secara genetik. Semua sistem golongan darah diwariskan dan dibagi oleh
semua populasi manusia tetapi frekuensinya bervariasi. Variasi itu tergantung pada alel, sistem
perkawinan suatu populasi, status sosial ekonomi, dan kelompok etnis. (A. Mandefro.et al,
2014)

Diskrepansi ABO terjadi apabila ada ketidakcocokkan antara hasil cell grouping
dengan serum grouping. Diskrepansi ini dapat terjadi karena masalah teknis dan dapat
diselesaikan dengan cara melakukan pemeriksaan reagen, membaca hasil dengan teliti serta
melaporkan hasil dengan benar (Saiemaldahr, 2010).

Ada beberapa kasus diskrepansi ABO yang dapat terjadi karena masalah teknis dan
dapat menyebabkan reaksi negatif atau positif palsu. Reaksi positif palsu disebabkan oleh :

 Centrifuge tidak dikalibrasi


 Reagen terkontaminasi
 Tabung yang kotor
Reaksi negative palsu dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti :

 Kegagalan menambahkan serum atau reagen


 Penggunaan reagen atau sampel yang salah
 Suspensi sel dengan konsentrasi terlalu tinggi atau rendah (Saiemaldahr, 2010)
A.Mandefro, M. Kelel, and G. Wessel,2014. “Association of Abo Blood Group and Rh Factor
with malaria and some gastrointestinal infectious disease in a population of Adetand
Merawi, Ethiopia,” Global Journal of Biotechnology & Biochemistry, vol.
9,no.4,pp.137–142,2014.

D'Alessandro A, BlasiB, D'Amici GM, etal. Red blood cell subpopulations in freshly drawn
blood: application of proteomics and metabolomics to a decades-long biological issue.
Blood Transfus 2013; 11: 1-13.

Zeuner A, Martelli F, Vaglio S, etal. Concise review: stem cell-derived erythrocytes as


upcoming players in blood transfusion. Stem Cells 2012; 30: 1587-96.
Dintenfass, L.: Internal viscosity of the red cell and a blood viscosity equation. Nature 219:
956, 2013.
Dahlawi.H, Rana.Zaini, Tariq.E.Elmahdi and Rani.Alnabati, 2017. Distribution of ABO and
Rh-D blood groups in Saudi Population of Makkah City– Saudia Arabia. Int. J. of
Multidisciplinary and Current research, Vol.5 (March/April 2017)

Anda mungkin juga menyukai