Oleh:
Ade Winta (022), Iwan Pujantoko (027), Nining Handayani (048)
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak di dalam leher tepatnya dibagian posterior dari kelenjar tiroid
yang berjumlah 2 disetiap sisi. Kelenjar paratiroid akan mensekresikan hormon paratiroid yang
berfungsi mengatur metabolisme kalsium (zat kapur) dan mempertahankan kadar kalsium dan
fosfor didalam tubuh agar tetap normal.
Pada wanita terdapat Releasing Factor (RF), yang dikeluarkan dari hipotalamus ke
hipofisis yang merangsang pengeluaran Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing
Hormon, keduanya dikeluarkan dari hipofisis anterior. Selain kedua hormone tersebut diatas, ada
hormone yang lain, yaitu hormone esterogen. Esterogen mempunyai pengaruh terhadap
endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar yang berlekuk-lekuk dan
bersekresi (masa sekresi) (Syaifuddin, 1997).
Ovulasi merupakan pematangan folikel Graff dan pengeluaran ovum. Bila folikel Graff
sobek maka terjadi sedikit pendarahan, terjadi penggumpalan darah di dalam ruang folikel, dan
sel-sel yang berwarna kuning yang berasal dari dinding folikel tumbuh masuk ke dalam
gumpalan itu dan membentuk korpus luteum atau badan kuning. Bila ovum yang keluar itu
dibuahi, korpus luteum tumbuh terus sampai beberapa bulan, menjadi sangat besar, dan mulai
atrofik setelah kira-kira 5 sampai 6 bulan kemudian. Bila ovum tidak dibuahi, korpus luteum
bertahan hanya sampai 12-14 hari, sampai tepat sebelum permulaan masa menstruasi berikutnya;
kemudian menjadi atrofik (Pearce, 2012).
Pada awalnya, endotel dianggap sebagai sebagai barrier atau penahan untuk
menjaga sel atau molekul lemak agar sel darah atau molekul lemak di dalam darah
tidak masuk kedalam dinding pembuluh darah, namun sebenarnya endotel juga
berfungsi sebagai organ yang berfungsi dalam metabolis aktif. Sel endotel
menghasilkan zat vasoaktif yang mengatur darah agar dapat beredar secara normal.
Zat diantaranya adalah zat vaso dilator seperti NO ( nitrit oxide) yang berfungsi
melebarkan pembuluh darah, Protaglandin ( PGI) yang bersifat menyempitkan
pembuluh darah (vaso konstriktor) dan tPA (Plasminogen activator) yang mengatur
darah agar tidak cepat menggumpal. Endotel juga menyebabkan darah bergumpal
seperti cytokinase, tissue factor, trombospondin, dan platelet activator. Semua zat
vasoaktif secara teratur dan seimbang dikeluarkan oleh sel endotel. Apabila terjadi
ketidak seimbangan pengeluaran dan pengelolaan sel tersebut dalam jangka waktu
lama maka akan timbul penyakit seperti Penyakit Jantung Koroner ( PJK ).
( Sarggowo, 2015)
Proses ateroskelrosis terjadi karena adanya injury endotel yang kronis. Penyebab hal
ini adalah toksin virus dan bakteri, zat racun dari rokok, sel darah, adrenalin,
kolesterol radikal bebas dan zat yang menyebabkan inflamasi dan juga trubulensi
aliran darah ( low flow shear stress). Oleh sebab itu injury endotel sering terjadi pada
pada percabangan arteri. Jika terjadi aktivasi endotel yang berlangsung dalam waktu
yang lama, maka akan terjadi juga disrupsi endotel yang memungkinkan terjadi
interaksi antara berbagai elemen darah dengan dinding arteri. Leukosit, monosit, dan
sedikit limfosit akan menempel pada endotel, kemudian bersama molekul-molekul
lemak terutama molekul LDL yang teroksidasi bermigrasi ke sub endotel , maka
selnjutnya akan dibentuk fatty streak (Garis lemak). Dari penjelasan diatas
aterosklerosis adalah keadaan yang dipicu oleh reaksi inflamasi, proses inflamasi
akan terjadi selama kita masih hidup. Leukosit akan menggelembung karena terisi
molekul lemak (sel busa) yang selanjutnya akan bereksplansi keluar dan kedalam
merangsang rekruitmen sel otot polos dari lapisan media. Dengan demikian, dinding
pembuluh darah mejadi tebal da nada bagian yang menonjol kedalam lumen arteri
yang disebut plak. Jadi plak adalah tumpukan sel lemak, kalsium, sebagian otot polos
dan sel radang melalui proses inflamasi. ( Sarggowo, 2015)
Daftar Rujukan :
Kabo, Peter. 2008. Mengungkap penyakit jantung coroner. Jakarta : Gramedia Pustaka
Pearce, Evelyn, C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sarggowo, Djangan. 2015. Patogenesis Aterosklerosis. Malang : UB Press