I. KELENJAR PARATIROID
I.1 ANATOMI
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di
kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul
9500 yang mengandung 84 residu asam amino. Strukturnya sangat mirip dengan PTH
sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yang lebih besar yang
mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH). Setelah prapo-PTH masuk ke dalam
retikulum endoplasma, maka leader sequence yang terdiri dari 25 residu asam amino
dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90
asam amino. Enam residu asam amino lainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-
PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama chief cells adalah polipeptida PTH
yang terdiri dari 84 asam amino.
Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang
dari 20 menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer
di hati menjadi 2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara
biologis dengan berat molekul 2500.
I.3 EFEK HORMON PARATIROID
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat
plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan
oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTHjuga meningkatkan
reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada
hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlahyang difiltrasi yang melebihi
efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol,
metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi
Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi
pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Efek hormon paratiroid terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan
ekstraselular.
Naiknya konsentrasi kalsium terutama disebabkan oleh dua efek berikut ini: (1) efek
hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat dari
tulang, dan (2) efek yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi
kalsium oleh ginjal. Sebaliknya berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh
efekyang sangat kuat dari hormon paratiroid terhadap ginjal dalam menyebabkan
timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara berlebihan, yang merupakan suatu efek
yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi fosfat dri tulang.
Absorpsi Kalsium dan Fosfat dari tulang yang disebabkan oleh hormon paratiroid
Hormon paratiroid mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi
kalsium dan fosfat. Pertama merupakan suatu tahap cepatyang dimulai dalam waktu
beberapa menit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini
diyakini disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulangyang sudah ada (terutama osteosit)
untuk meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang
lebih lambat, dan membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu
untuk menjadi berkembang penuh; fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi
osteoklas,yang diikuti dengan sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada
tulang sendiri, jadi bukan hanya absorpsi garam fosfat kalsium dari tulang.
Fase cepat absorpsi kalsium dan fosfat (osteolisis) Bila disuntikan sejumlah besar
hormon paratiroid, maka dalam waktu beberapa menit konsentrasi ion kalsium dalam
darah akan meningkat, jauh sebelum setiap sel tulangyang baru dapat terbentuk.
Hormon paratiroid dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua
tempat didalam tulang:
(1) dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak didalam tulangnya sendiri dan
(2) disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang. Pada membran sel
osteoblas dan osteosit memiliki protein reseptor untuk mengikat hormon paratiroid.
Hormon paratiroid dapan mengaktifkan pompa kalsium dengan kuat, sehingga
menyebabkan pemindahan garam-garam kalsium fosfat dengan cepatdari kristal
tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. Hormon paratiroid diyakini merangsang
pompa ini dengan meningkatkan permeabilitas ion kalsium pada sisi cairan tulangdari
membran osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel
cairan tulang. Selanjutnya pompa kalsium di sisi laindari membran sel memindahkan
ion kalsium yang tersisa tadi kedalam cairan ekstraselular.
Fase lambat absorpsi tulang dan pelepasan kalsium dan fofat (aktivasi osteoklas)
Suatu efek hormon paratiroid yang lebih banyak dikenal dan yang penjelasannya lebih
baik adalah aktivasi hormon paratiroid terhadap osteoklas. Namun osteoklas sendiri
tidak memiliki protein reseptor membran untuk hormon paratiroid. Sebaliknya diyakini
bahwa osteoblas dan osteosit teraktivasi mengirimkan suatu sinyal sekunder tetapi
tidak dikenali ke osteoklas, menyebabkan osteoklas memulai kerjanyayang biasa, yaitu
melahap tulang dalam waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Aktivasi sistem osteoklastik terjadi dalam dua tahap: (1) aktivasi yang berlangsung
dari semua osteoklas yang sudah terbentuk, dan (2) pembentukan osteoklas yang
baru. Kelebihan hormon paratiroid selama beberapa hari biasanya menyebabkan
sistem osteoklastikberkembang dengan baik, tetapikarena pengaruh rangsangan
hormon paratiroidyang kuat, pertumbuhan ini berlangsung terus selama berbulan-
bulan. Setelah beberapa bulan, resorpsi osteoklastik tulang dapat menyebabkan
lemahnya tulang dan menyebabkan rangsangan sekunder pada osteoblasyang
mencoba memperbaiki keadaan tulang yang lemah. Oleh karena itu, efek yang terakhir
dari hormon paratiroid yang sebenarnya adalah untuk meningkatkan aktivitas dari
osteoblastik dan osteoklastik. Namun, bahkan pada tahap akhir, masih terjadi lebih
banyak absorpsi tulang daripada pengendapan tulang dengan adanya kelebihan
hormon paratiroidyang terus menerus.
Bila dibandingkan dengan jumlah total kalsium dalam cairan ekstraselular (yang
besarnya kira-kira 1000 kali), ternyata tulang mengandung banyak sekali kalsium,
bahkan bila hormon paratiroid menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium yang
sangat besar dalam cairan ekstraselular, tidaklah mungkin untuk memperhatikan
adanya efek yang berlangsung dengan segera pada tulang. Pemberian atau sekresi
hormon paratiroid yang diperlama (dalam waktu beberapa bulan atau tahun) akhirnya
menyebabkan absorpsi seluruh tulang yang sangat nyata dengan disertai
pembentukan rongga-rongga yang besar yang terisi dengan osteoklas besar berinti
banyak.
Efek hormon paratiroid terhadap ekskresi fosfat dan kalsium oleh ginjal
Pemberian hormon paratiroid menyebabkan pelepasan fosfat dengan segera dan cepat
masuk kedalam urin karena efek dari hormon paratiroid yng menyebabkan
berkurangnya reabsorpsi ion fosfat pada tubulus proksimal.
Hormon paratiroid juga meningkatkan reabsorpsi tubulus terhadap kalsium pada waktu
yang sama dengan berkurangnya reabsorpsi fosfat oleh hormon paratiroid. Selain itu,
hormon ini juga menyebabkan meningkatnya kecepatan reabsorpsi ion magnesium dan
ion hydrogen, sewaktu hormon ini mengurangi reabsorpsi ion natrium, kalium dan
asam amino dengan cara yang sangat mirip seperti hormon paratiroid mempengaruhi
fosfat. Peningkatan absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian akhir tubulus distal,
duktus koligentes, dan bagian awal duktus koligentes.
Bila bukn oleh karena efek hormon paratiroid pada ginjal yang meningkatkan
reabsorpsi kalsium, pelepasan kalsium yang berlangsung terus menerus pada akhirnya
akan menghabiskan mineral tulang ini dari cairan ekstraselular dan tulang.
Efek hormon paratiroid pada absorpsi kalsium dan fosfat dalm usus
Hormon paratiroid sangat berperan dalam meningktkan absorpsi kalsium dan fosfat
dari usus dengan cara meningkatkan pembentikan 1,25 dihidroksikolekalsiferol dari
vitamin D. Efek vitamin D pada tulang serta hubungannya dengan aktivitas hormon
paratiroid
Vitamin D memegang peranan penting pada absorpsi tulang dan pengendapan tulang.
Pemberian vitamin D yang banyak sekali menyebabkan absorpsitulang yang sangat
mirip dengan pemberian hormo paratiroid. Juga, bila tidak ada vitamin D, maka efek
hormon paratiroid dalam menyebabkan absorpsi tulang sangat berkurang atau
malahan dihambat. Mekanisme kerja vitamin D ini belum diketahui, tetapi diyakini
merupakan hasil dari efek 1,25 dihidroksikalsiferol (yang merupakan produk utama dari
vitamin D) dalam meningkatkan pengangkutan kalsium melewati membran sel.
Vitamin D dalam jumlah yang lebih kecil meningkatkan kalsifikasi tulang. Salah satu
cara yang dapat dipakai untuk meningkatkan kalsifikasi adalah dengan cara
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus. Akan tetapi, bahkan bila tidak ada
peningkatan, absorpsi akan tetap meningkatkan proses mineralisasi tulang. Sekali lagi,
mekanisme terjadinya efek ini tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh
kemampuan 1,25 dihidroksikolekalsiferol untuk menyebabkan timbulnya pengangkutan
ion kalsium melewati membran sel.
Sebagian besar efek hormon paratiroid pada organ sasarannya diperentarai oleh siklik
adenosin monofosfat (cAMP) yang bekerja sebagai mekanisme second messenger.
Dalam waktu beberapa menit setelah pemberian hormon paratiroid, konsentrasi cAMP
di dalam osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran lainnya meningkat. Selanjutnya, cAMP
mungkin bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi osteoklas seperti sekresi enzim
dan asam-asam sehingga terjadi reabsorpsi tulang, pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal dan sebagainya. Mungkin masih ada efek-efek
langsung lain dari hormon paratiroid yang efeknya tidak bergantung pada mekanisme
second messenger.
I.4 Laboratorium
Menentukan jumlah hormon paratiroid dalamdarah dukar sekali. Karena itu aktivitas
dari paratiroid dihitung dengn memeriksa perubahan-perubahan metabolisme dari zat-
zat yang dipengaruhinya, yang terpenting adalah kalsium, fosfat dan fosfatase alakali.
1) Percobaan Sulkowitch:
Dengan memakai reagens dari Sulkowitch kita dapat memeriksa apakah jumlah
kalsium dalam urin berubah. Pemeriksaan kuantitas ini penting untuk mengevaluasi
sekresi kalsium oleh urin dan dengan demikian aktivitas dari paratiroid.
a) Tidak terdapat endapan maka kadar kalsium dalam plasma diperkirakan antara 5-
7,5 mgr%.
b) Endapan yang sedikit (menyerupai fine white cloud) menunjukan bahwa kadar
kalsium dalam darah normal.
2) Percobaan Ellsworth-Howard:
Percobaan ini berdasarkan diuresis fosfor yang dipengaruhi oleh hormon paratiroid
(baik yang endogen maupun yang eksogen) serta mekanisme reabsorpsi fosfor dalam
tubuli ginjal.
Pada percobaan ini hormon paratiroid disuntikan intravena dan kemudian diperiksa
diuresis fosfat. Evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Hipoparatiroidisme:
b) Pseudohipoparatiroidisme:
Diuresis fosfat bertambah hanya sedikit, paling banyak sampai 2 kali biasa. Ini
disebabkan karena tubuli ginjal refrakter terhadap hormon paratiroid.
c) Hiperparatiroidisme:
a) Normal:
b) Hipoparatiroidisme:
c) Hiperparatiroidisme:
Prinsip indeks ini berdasarkan reabsorpsi tubuler dari fosfat anorganik yang diatur oleh
hormon paratiroid. Karena itu rasio reabsorpsi tubuler dan filtrasi glomerulus dari fosfat
akan menghasilkan suatu indeks dari aktivitas paratiroid. Evaluasi:
a) Normal:
b) Hipoparatiroidisme:
Indeks = -1
c) Hiperparatiroidisme:
Indeks = 0
II. HIPOPARATIROIDISME
II.1 PENDAHULUAN
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan
oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid
atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara
congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
II.2 PREVALENSI
Di luar negeri, terutama di Amerika Serikat kasus ini agak jarang ditemukan. Kira-kira
1000 kasus setahun yang dapat ditemukan menderita penyakit ini.
Di Indonesia, penyakit ini juga agak jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam
setahun yang dapat diketahui.
Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria.
II.3 ETIOLOGI
Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada
anak-anak dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari hipoparatiroidisme:
o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).
2) Hipomagnesemia.
II.4 PATOFISIOLOGI
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni
kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai
9,5-12,5 mgr%).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah
untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid.
Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi
biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan
operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan
paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar
paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya
kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi
sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau
kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.
3) Parestesia
4) Hipestesia
6) Kelumpuhan otot-otot
7) Aritmia jantung
1) Erbs sign:
Dengan stimulasi listrik kurang dari 5 milli-ampere sudah ada kontraksi dari otot
(normal pada 6 milli-ampere)
2) Chvosteks sign:
Ketokan ringan pada nervus fasialis (didepan telinga tempat keluarnya dari foramen
sylomastoideus) menyebabkan kontraksi dari otot-otot muka
3) Trousseaus sign:
Jika sirkulasi darah dilengan ditutup dengan manset (lebih dari tekanan sistolik) maka
dalam tiga menit tangan mengambil posisi sebagaipada spasme carpopedal.
4) Peroneal sign:
Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya akan terjadi dorsofleksi
dan adduksi dari kaki.
II.6 DIAGNOSTIK
Laboratorium:
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9 mg/100ml.
Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktu
pembedahan atau sebagai akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut.
Manifestasi klinik adalah tetani, serangan kejang, gangguan mental dan lesi
ektodermal. Tetani dapat menyerang ekstremitas atas dan bawah, sehingga dapat
terjadi spasme karpopedal, parestesia, dan terkadang stridor laringeal.kalau otot-otot
pernapasan yang terkena maka dapat bermanifestasi sebagai gangguan pernapasan.
Penderita hipokalsemia biasanya mengeluh mengalami beberapa gangguan jiwa,
seperti: mudah tersinggung, emosi tak stabil, gangguan ingatan dan perasaan kacau.
Hipoparatiroidisme idiopatik yang mengakibatkan hipokalsemia berkelanjutan dapat
menimbulkan perubahan-perubahan pada kulit rambut, kuku, gigi, dan lensa. Kuku
menjadi kasar, kering dan bersisik, dan dapat timbul alopesia dan rambut alis dan bulu
mata yang berbecak atau hilang. Kuku menjadi tipis dan rapuh disertai alur transveral.
Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik. Dapat timbul katarak dalam waktu
beberpa tahun pada hipokalsemia yang tidak diobati.
Insufisiensi ginjal kronik
Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena retensi dari
fosfor dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak adanya kerja
hormon paratiroid yang diakibatkan oleh keadaan seperti diatas (etiologi).
II.8 TERAPI
Vitamin D dan suplemen kalsium merupakan terapi primer untuk penyakit ini tanpa
mempedulikan penyebabnya. Kecuali jika penyebabnya adalah hipomagnesemia yang
diterapi dengan suplemen magnesium.
III. HIPERPARATIROIDISME
III.1. PENDAHULUAN
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan
hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat
membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan
kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun
kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.
Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang dibutuhkan
maka ini kita sebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi lebih banyak
karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut hiperparatiroidisme sekunder.
III.2. PREVALENSI
Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit ini tiap tahun.
Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun
keatas sekitar 2 dari 10000 bisa terkena hiperparatiroidisme.
III.3 ETIOLOGI
III. 4. PATOFISIOLOGI
Adenoma adalah yang sering terdapat pada lobus inferior kelenjar paratiroid, tetapi
hanya kira-kira 6-10 % kasus. Adenoma paratiroid bisa terdapat di thymus, tiroid,
pericardium, esophagus bagian belakang. Adenoma biasa beratnya 0,5-5 gram tapi
bisa juga beratnya 10-20 gram. Chief cells sering dominan pada hiperplasia atau
adenoma. Adenoma kadang-kadang encapsulated berbentuk lingkaran dengan
jaringan sekitar.Dengan hiperplasia chief cell, pembesaran bisa asimetrik yang terlihat
sangat nyata.
Karsinoma paratiroid biasanya karakternya tidak agresif. Daya hidup jangka panjang
tanpa rekurens jika operasi yang dilakukan dalammengangkat kelenjar tanpa
menimbulkan rupture dari kapsul. Karsinoma paratiroid yang rekuren biasanya
tumbuhnya lambat dengan penyebarannya ke leher, dan operasi untuk koreksi ulang
mungkin dapat dilakukan. Karsinoma paratiroid akan lebih agresif jika ada metastasis
(ke paru, hepar, dan tulang) ditemukan pada saat permulaan operasi. Jika kadar
kalsium antara 3,5-3,7 mmol / L (14-15 mg / dL) merupakan tanda awal adanya
karsinoma dan tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat kelenjar yang
abnormal dengan perhatian akan rupturnya capsul.
Dalam non hiperparatiroid hiperkalsemia, tidak ada kompensasi ginjal dan traktus
intestinal pada kalsium yang normal. Mekanisme ini tidak berlaku pada saat
peningkatan PTH bersamaan dengan hiperkalsemia. Pada saat kadar kalsium serum
mendekati 12 mg/dL, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga
terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang
mana dapt menimbulkan penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan
kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. Rasa sakit timbul
akibat kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsifikasi
tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis).
Peranan fosfat serum juga sangt penting. Reabsorpsi tubular ginjal untuk fosfat
berkurang karena PTH, awal untuk hiperfosfaturia dan penurunan kadar fosfat serum.
Hipofosfatemia sebenarnya dapat memperburuk hiperkalsemia dengan meningkatkan
sekresi bentuk aktif vitamin D di ginjal.
Pada pasien disertai dengan gejala disfungsi sistem saraf pusat, nervis dan otot perifer,
traktus gastrointestinal, dan sendi.
Perubahan mental, penurunan daya ingat, emosional tidak stabil, depresi, gangguan
tidur, koma.
Neuromuscular:
Tenaga otot berkurang (paroxysmal muscular weakness), rasa sakit pada sendi dan
otot akibat penimbunan kalsium, pruritus, dan pergerakan tangan yang abnormal pada
saat tidur.
Gastrointestinal:
Ulkus peptikum, pankreatitis, nausea, vomiting, reflux, dan kehilangan nafsu makan.
Kardiovaskular:
Hipertensi.
Mata:
Konjunctivitis, keratopathy.
Kulit:
Pruritus.
III.6. DIAGNOSTIK
Laboratorium:
o Trabeculae di tulang
PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
Hiperkalsemia
Hiperkalsemia didefinisikan sebagai kadar kalsium darah lebih dari 10,5 mg/100ml.
Banyak keadaan yang dapat menyebabkan hiperkalsemia, tetapi hiperparatiroid
merupakan penyabab paling utama.
Pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan hiperfungsi dari kelenjar paratiroid. Sebab
primer adalah keadaan hipokalsemia kronik yang disebabkan di antaranya oleh:
Penyakit ginjal kronik karena
Glomerulonefritis Pielonefritis
Kongenital dari traktus urinarius pada anak-anak
Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit, yaitu pada:
o Defisiensi vitamin D
o Defek herediter darimetabolisme vitamin D
o Kelainan-kelainan gastrointestinal
DAFTAR PUSTAKA
Ganong. F. William; Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, alih bahasa: dr. M. Djauhari. W, et
al. Editor: dr. M .Djauhari.W, Ed 17, Penerbit EGC, Jakarta 1999.
Robins S. L, Kumar V, Buku Ajar Patologi II, alih bahasa: Staf Pengajar Laboratorium
Patologi Anatomi FK Airlangga, -Ed. 4-. Surabaya: EGC.
http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/pth.ht…
http://www.endocrineweb.com/hyperpara.html
http://www.endocrineweb.com/hypopara.html
http://www.niddk.nih.gov/health/endo/hyper.html
Sepasang dari kelenjar ini menempati kutub atas dari kelenjar thyroid dan terbungkus
oleh fascia yang sama dengan fascia kelenjar thyroid. Sedang sepasang kelenjar lainnya
biasanya menempati kutub bawah kelenjar thyroid, tetapi letaknya bisa di dalam atau di
luar fascia kelenjar thyroid. Masing-masing kelenjar ini terbungkus oleh kapsul jaringan
ikat kendor yang kaya dengan pembuluh darah, dan kapsul ini membentuk septa yang
masuk ke dalam kelenjar.
2. Oxyphiel cell.
Sel ini timbulnya mulai umur sekitar 7 tahun atau pada saat pubertas. Terdiri dari
sel yang ukurannya lebih besar dari chief sel, tersebar diantara chief cell tersebut
dan sitoplasmanya merah muda pucat. Fungsi sel ini belum diketahui. Pada
anak-anak, kelenjar ini penuh dengan sel, tetapi pada keadaan dewasa akan
timbul jaringan lemak di dalam jaringan ikat dan tersebar di antara sel-sel
tersebut.
Sebaliknya jika kadar kalsium turun -- kalsium yang berikatan dengan CaR (Calcium
Receptor) akan turun -- meningkatkan sintesis dan sekresi dari PTH. Efek dari PTH
terutama dalam mengembalikan kadar kalsium yang turun menjadi normal antara lain:
3. PTH secara langsung menginhibisi osteoblas untuk membentuk tulang. Selain itu
dikarenakan penurunan kadar calcitonin yang berperan menghambat kerja
osteoklas, terjadi peningkatan aktivitas dari osteoklast dalam memecah tulang
dan melepaskan kalsium tulang ke dalam darah sehingga akan meningkatkan
kadar kalsium menjadi normal.
PENDAHULUAN
Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior dan
inferior) sehingga total didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan
tetapi, jumlah kelenjar paratiroid dapat bervariasi , yaitu dijumpai
lebih atau kurang dari empat buah. Kelenjar paratiroid berwarna
kuning-coklat, dengan bentuk yang bermacam-macam dan
berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm, beratnya 100 mg.
EMBRIOLOGI
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus
pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari
sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas
kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid di bagian kranial.
Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan
kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan
kutub bawah tiroid. Akan tetapi, seringkali posisinya sangat
bervariasi.
Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior dan
inferior) sehingga total didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan
tetapi, jumlah kelenjar paratiroid dapat bervariasi , yaitu dijumpai
lebih atau kurang dari empat buah. Kelanjar paratiroid berwarna
kuning-coklat, dengan bentuk yang bermacam-macam dan
berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm, beratnya 100 mg. Berat dan
ukuran glandula paratiroid pun bervariasi, orang yang kegemukan
mempunyai banyak lemak ekstrasel didalam kapsula paratiroidea.
Oleh karena itu, diperlukan ahli bedah yang berpengalaman untuk
dapat mengidentifiksai kelenjar paratiroid yang normal pada
pembedahan tiroid dan paratiroid.
FISIOLOGI
Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon
paratiroid adalah suatu hormon peptida yang disekresikan oleh
kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak di
permukaan belakang kelenjar tiroid, satu di setiap sudut. Hormon
Paratiroid bersama-sama dengan vitamin D3 (1,25-
dihydroxycholecalciferal), dan kalsitonin mengatur kadar kalsium
dalam darah. Sintesis paratiroid hormon dikendalikan oleh kadar
kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah.
Seperti aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek
keseluruhan Hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi
kalsium dalam plasma dan mencegah hipokalsemia. Apabila Hormon
paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari individu
yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia yang
ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui
efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid
meningkatkan kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai
turun sehingga hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal
dapat dihindari. Hormon ini juga bekerja menurunkan konsentrasi
fosfat plasma.
HOMEOSTASIS KALSIUM
Hormon paratiroid dan vitamin D menjadi faktor utama yang
mengendalikan metabolisme kalsium.Keduanya mempunyai kerja
yang meningkatkan konsentrasi kalsium serum. Hormon paratiroid
terikat ke reseptor dalam tulang dan ginjal serta mengaktivasi
adenilat siklase, sehingga membentuk adenosin monofosfat siklik
(AMP siklik) yang kemudian mengatur enzim intrasel lainnya..
Struktur kelenjar
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan
posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar
paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua
jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa
dan mensekresi hormon paratiroidatau parathormon disingkat
PTH.
Fungsi kelenjar
paratiroid
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat
tubuh. Organ :targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil
(duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi
tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal,PTH
mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan
terjadi peningkatanabsorpsi kalsium dan posfat dari intestin.
Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan
Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3
dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka
efek PTH lebih besar terhadap tulang. Factor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum disamping tentunya
PTSH.
Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan
gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan
dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah,
sukar tidur, dan kesemutan.
Fungsi dan mekanisme kerja dari hormon tiroid
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi
hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism,
misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan
retardasi mental merupakan akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat
perkembangan janin. Kekurangan asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah
goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan
hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
PEMBAHASAN
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon
yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar
tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu
tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang
sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua
hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
1. Tirosin adalah suatu asam amino yang disintesis oleh sel sel tubuh dalam
jumlah yang cukup. Molekul molekul tirosin yang diambil dari plasma kemudian masuk
ke dalam koloid dan terikat pada molekul tiroglobulin. Tiroglobulin disintesis oleh
reticulum endoplasma sel folikel yang kemudian disekresikan ke dalam koloid secara
eksositosis. Hormone tiroksin yang dihasilkan adalah hasil iodinisasi molekul tirosin yang
terikat pada tiroglobulin. Untuk dapat melakukan iodinisasi, diperlukan molekul iodium
yang aktif.
2. Molekul iodium aktif berasal dari iodide yang diambil melalui proses transport
aktif yang memerlukan energi.
Proses pengambilan iodida secara aktif tersebut dikenal dengan proses idodida
trapping. Iodide yang telah ditangkap akan dioksidasi oleh enzim peroksida menjadi
iodium aktif sebelum berkonjugasi dengan gugus terminal tirosin-tiroglobulin. Proses ini
menggunakan suatu simporter atau pompa iodida yang disebut simporter NA+/I- (NIS)
yang mengangkut Na+ dan I- ke dalam sel melawan gradient elektrokimia untuk I.
Gugus tirosin yang menempel pada tiroglobulin di dalam koloid segera mengikat
molekul molekul iodium (iodinisasi) :
4. Kondensasi oksidatif
Sintesis hormone kelenjar tiroid di atas dirangsang oleh TSH. Dalam tiroid
manusia normal, distribusi rata rata senyawa beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35%
T4, dan 7% T3. Sedangkan RT3 dan komponen lain hanya terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit.
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki
efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-
tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20%
sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya
aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah
hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus
bekerjasama secara benar:
1. hipotalamus
2. kelenjar hipofisa
3. hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di
dalam hati serta organ lainnya).
1. Triodotironin
2. Tiroksin
3. Kalsitonin
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan
merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika
terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan
akan berkurang.
D. Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah
tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah
sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus yang
diciptakan oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini didasarkan pada dua mekanisme
arus balik negatif dan contoh keajaiban suatu rancangan teknik yang tak terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin
mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini
mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sistem menakjubkan yang telah
kami gambarkan di atas. Namun, di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya
yang menjaga agar jumlah tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera
menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat
menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari
ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar
empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan metabolisme
dalam sel.
Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin
lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul
pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup
tiroksin bila dibutuhkan.
Siapakah yang yang menghitung trilyunan molekul ini dan memutuskan bahwa
hanya sekitar empat dari sepuluh ribu dibutuhkan untuk kesehatan manusia? Siapakah
yang menghitung bahwa sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh enam molekul
dari setiap sepuluh ribu molekul harus tidak berfungsi. Siapakah yang meramalkan
bahwa akan berkurang empat molekul dari setiap sepuluh ribu yang mengambang dalam
vena, dan kemudian melepaskan molekul lagi? Siapakah yang membuat perhitungan
matemati yang menakjubkan dan menciptakan sistem yang telah ada sejak setiap
manusia dilahirkan ini?
Tentunya contoh ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
baik yang terlihat maupun yang tidak, bahwa Dia meliputi dan menentukan setepat-
tepatnya kadar segala yang ada di muka bumi.
Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari
sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh, sejumlah
besar enzim protein, protein structural, protein transport, dan zat lainnya akan
meningkat. Hasil akhir dari semuanya adalah peningkatan menyeluruh aktivitas
fungsional di seluruh tubuh.
Reseptor reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai genetic
DNA. Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengwali proses
transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang
kemudian dalam beberapa menit atau jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom
sitoplasma untuk membentuk ratusan protein baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja
hormone tiroid dihasilkan dari fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.
Efek kalorigenik lain dari hormon tiroid akibat adanya metabolisme asam
lemak. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane Na,K ATPase pada
berbagai jaringan.
Oleh Pengobatan Holistik Modern (Catatan) pada 2 Juli 2012 pukul 10:44
Jakarta, Hormon tiroid berfungsi menstimulasi metabolisme dari sel-sel tubuh. Tapi ada
kalanya jumlah hormon ini tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja tanda-tanda
kelebihan dan kekurangan hormon tiroid?
Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk
seperti kupu-kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada
kelenjar ini bisa akibat ukurannya atau produksi hormonnya yang tidak seimbang.
Produksi hormon yang tidak seimbang ini bisa diakibatkan oleh kelebihan
hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan
hormonal ini bisa terjadi seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya
bisa kembali normal tapi tidak ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut
muncul kembali.
Gangguan tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa
sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar penyakit endokrin atau yang
berhubungan dengan hormon.
Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan
hormon tiroid, seperti dikutip dari Thyroid.about.com, Rabu (24/8/2011) yaitu:
Hipertiroidisme Hipotiroidisme
Kebingungan Demensia
1. Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)
Gejala-gejala kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan
denyut jantung tidak teratur.
Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan yang tak dapat
dijelaskan dan diare. Hipertiroidisme paling sering mempengaruhi wanita berusia antara
20 hingga 40 tahun.
2. Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
3. Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun.
Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan
berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.
Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal, keringat
berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.
4. Penyakit Hashimoto
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon
yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar
tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu
tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang
sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua
hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH
1. Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik seluler, sebagai
hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik seperti
sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.
2. Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, TSI, dan
indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
3. Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih regulasi yang
seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]
4. Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi akibat letak kedua
kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.
3. Mahasiswa dapat megetahui tentang pembentukan dan efek dari hormone tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/131/Kelenjar_Tiroid.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_tiroid
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/04/kelenjar-paratiroid-kelenjar-anak.html
http://askep-benny.blogspot.com/2010/03/kelenjar-paratiroid.html
1 komentar:
1.
subhanallah sekali . terutama penjelasan '4 dari sepuluh ribu' . gilaaaa. bener2
subhanallah. ijin copas ilmunya ya :)
Balas
Abstrak
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia merupakan landasan bagi
bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara untuk mencapi tujuan atau cita-cita luhurnya. Dalam hal ini
Pancasila dijadikan juga sebagai landasan sekaligus sumber hukum di
Indonesia. Sebagai sumber hukum di Indonesia, maka Pancasila
merupakan pijakan yang melandasi segala peraturan yang dibuat.
Artinya bahwa segala peraturan yang ada di Indonesia harus sesuai
dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan tidak boleh bertententangan
dengan Pancasila.
I. Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Sebagai dasar Negara
Indonesia Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Artinya bahwa posisi Pancasila diletakkan pada posisi
tertinggi dalam hukum di Indonesia, meskipun sejak Indonesia merdeka
masih menggunakan hukum peninggalan Belanda, posisi Pancasila
dalam hal ini menjadikan pedoman dan arah bagi setiap bangsa
Indonesia dalam menyusun dan memperbaiki kondisi hukum di
Indonesia. Mengingat bahwa hukum terus berubah dan mengikuti
perkembangan masyarakat, maka setiap perubahan yang terjadi akan
selalu disesuaikan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang mengacu
pada Pancasila.
Dalam rangka menuju masyarakat adil dan makmur yang menjadi tujuan
bangsa dan rakyat Indonesia, Pancasila menjadi landasannya, untuk
itulah perlu adanya tatanan dan tertip hukum dalam mengatur
masyarakat dan Negara untuk mencapai tujuan tersebut. Arah dan
acuan tersebut tentunya harus berpijak pada Pancasila. Namun
demikian dalam perjalanan Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus
sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia tentunya
banyak mengalami pasang surut hal ini disebabkan bahwa di era
globalisasi saat sekarang ini banyaknya permasalahan baru yang
muncul ditanah air khususnya masalah korupsi, nepotisme, dan
masuknya budaya dari luar yang berdampak pada perubahan budaya
dalam masyarakat. Perubahan perubahan tersebut akan berdampak
pada kehidupan baru masyarakat yang tentu saja membawa konsekwen
baru dari segi hukum di Indonesia. Maka hukum di Indonesia juga terus
mengalami perubahan untuk disesuaikan dengan permasalahan yang
ada. Masalah terorisme dan organisasi kejahatan internasional
menjadikan masalah baru bagi hukum kita untuk menanggulangi,
disinilah permasalah baru selalu muncul dan Pancasila harus tetap
menjadi pijakan bangsa Indonesia dalam menghadapi persolan
persoalan baru hukum.
II. Permasalahan
Pancasila sebagai landasan hukum dan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia tentunya nilai-nilai Pancasila harus terus hidup
didalam masyarakat. Hanya dengan demikian maka norma- norma dalam
masyarakat akan terus diilhami oleh nilai-nilai Pancasila. Namun
demikian belakangan ini nilai-nilai Pancasila seolah olah telah dijauhkan
dari masyarakat dengan dicabutnya B7 sebagai motor penggerak
P4( www.spocjournal.com). Masyarakat Indonesia telah dijauhkan dari
Pemahaman Pancasila sebagai falsafah hidupnya. Kondisi semacam ini
tentunya akan mempengaruhi kehidupan baru masyarakat Indonesia
sehingga ini menjadikan permasalah baru apakah dalam proses
pembentukan undang-undang pada saat sekarang ini masyarakat kita
khusunya para wakil rakyat masih berpedoman pada nilai- nilai
Pancasila ?
Untuk itulah penulis mengajukan permasalahn sebagai berikut :
1.Apakah Pancasila memiliki landasan historis dari segi hukum untuk
dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada saat
sekarang ?
2.Apakah Pancasila masih menjadi acuan dalam proses membuatan
undang-undang dewasa ini ?
III. Teori dan Tujuan
V.Kesimpulan
Pembangunan hukum dimulai dari pondasi dan jiwa paradigma bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yang
tertegas dalam UU No.10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang Undangan terutama pasal 2 yang menyatakan Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum atau tertib hukum bagi
kehidupan hukum Indonesia, kama hal tersebut dapat diartikan bahwa
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Negara adalah sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai
dasar dan idiologi Negara serta sekaligus dasar filosofi bangsa dan
Negara sehingga tiap materi muatan peraturan perundang undangan
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Kedudukan
Pancasila sebagai sumber hukum Negara merupakan grudnorm dalam
system hukum Indonesia yang memberikan arah dan jiwa serta menjadi
paradigma norma norma dalam pasal pasal UUD 1945. Cita hukum dan
falsafah hidup serta moralitas bangsa yang menjadi sumber segala
sumber hukum Negara akan menjadi satu fungsi krisisi dalam menilai
kebijaksanaan hukum( legal policy) atau dapat dipergunakan sebagai
pardigma yang menjadi landasan perbuatan kebijaksanaan ( policy
making) dibidang hukum dan perundang undangan maupun bidang
social, ekonomi, dan politik.
Daftar Pustaka
Kaelan,Dr.Prof,Negara Kebangsaan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta,
2013
Darmadi Hamid,Dr.Prof,Urgensi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Alfabeta, Bandung, 2013.
Kurnisar,Pancasila Sumber Dari Segala Sumber Hukum Di Indonesia
,ejournal.undiksha.ac.id,ISSN 1412-8683
Prasetyo Teguh,Dr,Prof, Hukum dan Sistem Hukum Berdasarkan
Pancasila,Media Perkasa, Yogyakarta, 2013.
Natabaya,HAS,Sistem Peraturan Perundang Undangan Indonesia
Sekretaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta,
2006
Notonagoro, pidato Dies Natalis Universita Airlangga pada tanggal 10
Nopember 1955,dalam Pancasila sebagai Idiologi dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,BP-7 Pusat, 1991.
http://yogisaputera.wordpress.com/2012/11/24/pancasila
www.spocjournal.com
I. KELENJAR PARATIROID
I.1 ANATOMI
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya (Gbr. I.1). Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Gambar I.1
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya
dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar
paratiroid sulit untuk ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering
tampak sebagai lobulusyang lain dari kelenjar tiroid. Dengan alasan ini, sebelum manfaat dari
kelenjar ini diketahui, pada tiroidektomi total atau subtotals sering berakhir dengan
pengangkatan kelenjar paratiroid juga.
Pengangkatan setengah bagian kelenjr paratiroid biasanya menyebabkan sedikit kelainan
fisiologik. Akan tetapi, pengangkatan pengangkatan tiga atau empat kelenjar normal biasanya
akan menyebabkan hipoparatiroidisme sementara. Tetapi bahkan sejumlah kecildari jaringan
paratiroid yang tinggal biasanya sudah mampu mengalami hipertrofi dengan cukup
memuaskan sehingga dapat melakukan fungsi semua kelenjar.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang
mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula
sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih
sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam
sitoplasmanya (Gbr. I.2). Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah
itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagianbesar binatang dan manusia
muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.
Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel
utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.
Gambar I.2
Gambar I.3
Gambar I.4
Efek hormon paratiroid terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan ekstraselular
Naiknya konsentrasi kalsium terutama disebabkan oleh dua efek berikut ini: (1) efek hormon
paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang, dan (2) efek
yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal. Sebaliknya
berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efekyang sangat kuat dari hormon paratiroid
terhadap ginjal dalam menyebabkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara berlebihan,
yang merupakan suatu efek yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi fosfat dri
tulang.
Absorpsi Kalsium dan Fosfat dari tulang yang disebabkan oleh hormon paratiroid
Hormon paratiroid mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium
dan fosfat. Pertama merupakan suatu tahap cepatyang dimulai dalam waktu beberapa menit
dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini diyakini disebabkan oleh
aktivasi sel-sel tulangyang sudah ada (terutama osteosit) untuk meningkatkan absorpsi
kalsium dan fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih lambat, dan membutuhkan
waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu untuk menjadi berkembang penuh; fase ini
disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas,yang diikuti dengan sangat meningkatnya
reabsorpsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan hanya absorpsi garam fosfat kalsium
dari tulang.
Fase cepat absorpsi kalsium dan fosfat (osteolisis) Bila disuntikan sejumlah besar hormon
paratiroid, maka dalam waktu beberapa menit konsentrasi ion kalsium dalam darah akan
meningkat, jauh sebelum setiap sel tulangyang baru dapat terbentuk. Hormon paratiroid dapat
menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat didalam tulang:
Gambar I.5
(1) dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak didalam tulangnya sendiri dan (2)
disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang. Pada membran sel osteoblas
dan osteosit memiliki protein reseptor (Gbr I.4) untuk mengikat hormon paratiroid. Hormon
paratiroid dapan mengaktifkan pompa kalsium dengan kuat, sehingga menyebabkan
pemindahan garam-garam kalsium fosfat dengan cepatdari kristal tulang amorf yang terletak
dekat dengan sel. Hormon paratiroid diyakini merangsang pompa ini dengan meningkatkan
permeabilitas ion kalsium pada sisi cairan tulangdari membran osteositik, sehingga
mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Selanjutnya pompa
kalsium di sisi laindari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa tadi kedalam
cairan ekstraselular.
Fase lambat absorpsi tulang dan pelepasan kalsium dan fofat (aktivasi osteoklas)
Suatu efek hormon paratiroid yang lebih banyak dikenal dan yang penjelasannya lebih baik
adalah aktivasi hormon paratiroid terhadap osteoklas. Namun osteoklas sendiri tidak memiliki
protein reseptor membran untuk hormon paratiroid. Sebaliknya diyakini bahwa osteoblas dan
osteosit teraktivasi mengirimkan suatu sinyal sekunder tetapi tidak dikenali ke osteoklas,
menyebabkan osteoklas memulai kerjanyayang biasa, yaitu melahap tulang dalam waktu
berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Aktivasi sistem osteoklastik terjadi dalam dua tahap: (1) aktivasi yang berlangsung dari
semua osteoklas yang sudah terbentuk, dan (2) pembentukan osteoklas yang baru. Kelebihan
hormon paratiroid selama beberapa hari biasanya menyebabkan sistem
osteoklastikberkembang dengan baik, tetapikarena pengaruh rangsangan hormon
paratiroidyang kuat, pertumbuhan ini berlangsung terus selama berbulan-bulan. Setelah
beberapa bulan, resorpsi osteoklastik tulang dapat menyebabkan lemahnya tulang dan
menyebabkan rangsangan sekunder pada osteoblasyang mencoba memperbaiki keadaan
tulang yang lemah. Oleh karena itu, efek yang terakhir dari hormon paratiroid yang
sebenarnya adalah untuk meningkatkan aktivitas dari osteoblastik dan osteoklastik. Namun,
bahkan pada tahap akhir, masih terjadi lebih banyak absorpsi tulang daripada pengendapan
tulang dengan adanya kelebihan hormon paratiroidyang terus menerus.
Bila dibandingkan dengan jumlah total kalsium dalam cairan ekstraselular (yang besarnya
kira-kira 1000 kali), ternyata tulang mengandung banyak sekali kalsium, bahkan bila hormon
paratiroid menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium yang sangat besar dalam cairan
ekstraselular, tidaklah mungkin untuk memperhatikan adanya efek yang berlangsung dengan
segera pada tulang. Pemberian atau sekresi hormon paratiroid yang diperlama (dalam waktu
beberapa bulan atau tahun) akhirnya menyebabkan absorpsi seluruh tulang yang sangat nyata
dengan disertai pembentukan rongga-rongga yang besar yang terisi dengan osteoklas besar
berinti banyak.
Efek hormon paratiroid terhadap ekskresi fosfat dan kalsium oleh ginjal
Pemberian hormon paratiroid menyebabkan pelepasan fosfat dengan segera dan cepat masuk
kedalam urin karena efek dari hormon paratiroid yng menyebabkan berkurangnya reabsorpsi
ion fosfat pada tubulus proksimal.
Hormon paratiroid juga meningkatkan reabsorpsi tubulus terhadap kalsium pada waktu yang
sama dengan berkurangnya reabsorpsi fosfat oleh hormon paratiroid. Selain itu, hormon ini
juga menyebabkan meningkatnya kecepatan reabsorpsi ion magnesium dan ion hydrogen,
sewaktu hormon ini mengurangi reabsorpsi ion natrium, kalium dan asam amino dengan cara
yang sangat mirip seperti hormon paratiroid mempengaruhi fosfat. Peningkatan absorpsi
kalsium terutama terjadi di bagian akhir tubulus distal, duktus koligentes, dan bagian awal
duktus koligentes.
Bila bukn oleh karena efek hormon paratiroid pada ginjal yang meningkatkan reabsorpsi
kalsium, pelepasan kalsium yang berlangsung terus menerus pada akhirnya akan
menghabiskan mineral tulang ini dari cairan ekstraselular dan tulang.
Efek hormon paratiroid pada absorpsi kalsium dan fosfat dalm usus
Hormon paratiroid sangat berperan dalam meningktkan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus
dengan cara meningkatkan pembentikan 1,25 dihidroksikolekalsiferol dari vitamin D.
Efek vitamin D pada tulang serta hubungannya dengan aktivitas hormon paratiroid
Vitamin D memegang peranan penting pada absorpsi tulang dan pengendapan tulang.
Pemberian vitamin D yang banyak sekali menyebabkan absorpsitulang yang sangat mirip
dengan pemberian hormo paratiroid. Juga, bila tidak ada vitamin D, maka efek hormon
paratiroid dalam menyebabkan absorpsi tulang sangat berkurang atau malahan dihambat.
Mekanisme kerja vitamin D ini belum diketahui, tetapi diyakini merupakan hasil dari efek
1,25 dihidroksikalsiferol (yang merupakan produk utama dari vitamin D) dalam
meningkatkan pengangkutan kalsium melewati membran sel.
Vitamin D dalam jumlah yang lebih kecil meningkatkan kalsifikasi tulang. Salah satu cara
yang dapat dipakai untuk meningkatkan kalsifikasi adalah dengan cara meningkatkan absorpsi
kalsium dan fosfat dari usus. Akan tetapi, bahkan bila tidak ada peningkatan, absorpsi akan
tetap meningkatkan proses mineralisasi tulang. Sekali lagi, mekanisme terjadinya efek ini
tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kemampuan 1,25 dihidroksikolekalsiferol
untuk menyebabkan timbulnya pengangkutan ion kalsium melewati membran sel.
Sebagian besar efek hormon paratiroid pada organ sasarannya diperentarai oleh siklik
adenosin monofosfat (cAMP) yang bekerja sebagai mekanisme second messenger. Dalam
waktu beberapa menit setelah pemberian hormon paratiroid, konsentrasi cAMP di dalam
osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran lainnya meningkat. Selanjutnya, cAMP mungkin
bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi osteoklas seperti sekresi enzim dan asam-asam
sehingga terjadi reabsorpsi tulang, pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal
dan sebagainya. Mungkin masih ada efek-efek langsung lain dari hormon paratiroid yang
efeknya tidak bergantung pada mekanisme second messenger.
Gambar I.6
Gambar I.7
Kontrol dari hormon Paratiroid
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism yang
diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon lain yang ikut mengatur kadar
kalsium dalam serum yaitu calcitonin atau thyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan kelenjar-
kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar paratiroid pada
akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison. Hipofisektomi (pada binatang)
menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar paratiroid, sedangkan pemberian hormon
pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin (ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan steroid-
steroid adrenal mengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi mungkin
pula bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat perubahan kadar
fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
Hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid terdapat dalam keadaan-keadaan dimana ada
tendens dari ion kalsium untuk menurun, umpamanya pada penyakit Rachitis (atau
Osteomalacia), kehamilan, hilangnya kalsium dalam darah dan insufisiensi ginjal yang
disertai retensi fosfor.
I.4 Laboratorium
Menentukan jumlah hormon paratiroid dalamdarah dukar sekali. Karena itu aktivitas dari
paratiroid dihitung dengn memeriksa perubahan-perubahan metabolisme dari zat-zat yang
dipengaruhinya, yang terpenting adalah kalsium, fosfat dan fosfatase alakali.
1) Percobaan Sulkowitch:
Dengan memakai reagens dari Sulkowitch kita dapat memeriksa apakah jumlah kalsium
dalam urin berubah. Pemeriksaan kuantitas ini penting untuk mengevaluasi sekresi kalsium
oleh urin dan dengan demikian aktivitas dari paratiroid.
2) Percobaan Ellsworth-Howard:
Percobaan ini berdasarkan diuresis fosfor yang dipengaruhi oleh hormon paratiroid (baik yang
endogen maupun yang eksogen) serta mekanisme reabsorpsi fosfor dalam tubuli ginjal.
Pada percobaan ini hormon paratiroid disuntikan intravena dan kemudian diperiksa diuresis
fosfat. Evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Hipoparatiroidisme:
Diuresis fosfat bertambah sampai 5-6 kali biasa.
b) Pseudohipoparatiroidisme:
Diuresis fosfat bertambah hanya sedikit, paling banyak sampai 2 kali biasa. Ini disebabkan
karena tubuli ginjal refrakter terhadap hormon paratiroid.
c) Hiperparatiroidisme:
Diuresis fosfat tidak nyata bertambah.
II. HIPOPARATIROIDISME
II.1 PENDAHULUAN
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.
Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan
atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih
jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang
penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
II.2 PREVALENSI
Di luar negeri, terutama di Amerika Serikat kasus ini agak jarang ditemukan. Kira-kira 1000
kasus setahun yang dapat ditemukan menderita penyakit ini.
Di Indonesia, penyakit ini juga agak jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam setahun
yang dapat diketahui.
Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria.
II.3 ETIOLOGI
Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada anak-anak
dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari hipoparatiroidisme:
1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).
2) Hipomagnesemia.
3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.
4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
II.4 PATOFISIOLOGI
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni
kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-
12,5 mgr%).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk
mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah
untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak
jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini
disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh
pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat.
Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien
tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi
kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah
operasi.
Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi kadar PTH
dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons terhadap hormon, maka
penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: (1) pada bentuk yang lebih sering,
terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan
secara normal konsentrasi AMP siklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik
normal tetapi efek fosfaturik hormon terganggu.
II.6 DIAGNOSTIK
? Laboratorium:
o Kalsium serum rendah
o Fosfat anorganik dalam serum tinggi
o Fosfatase alkali normal atau rendah
? Foto Rontgen:
o Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak
o Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid
o Density dari tulang bisa bertambah
? EKG: biasanya QT-interval lebih panjang
II.8 TERAPI
Vitamin D dan suplemen kalsium merupakan terapi primer untuk penyakit ini tanpa
mempedulikan penyebabnya. Kecuali jika penyebabnya adalah hipomagnesemia yang diterapi
dengan suplemen magnesium.
III. HIPERPARATIROIDISME
III.1. PENDAHULUAN
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi
lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari
keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi
tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi
hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.
Gambar III.1
Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang dibutuhkan maka
ini kita sebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi lebih banyak karena
kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut hiperparatiroidisme sekunder.
III.2. PREVALENSI
Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit ini tiap tahun.
Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas
sekitar 2 dari 10000 bisa terkena hiperparatiroidisme.
Di Indonesia sendiri kira-kira sekitar 1000 orang diketahui terkena hiperparatiroidisme tiap
tahun. Wanita yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari
pria.
III.3 ETIOLOGI
Adenoma soliter (penyakit von Recklinghausen).Penyebab hiperparatiroidisme ini merupakan
salah satu dari banyak hiperfungsi kelenjar.Secara umum bahwa kelainan kelenjar yang
biasanya tunggal ditemukan 80 % dari pasien. Kelainan pada kelenjar biasanya neoplasma
yang benigna atau adenoma dan yang sangat jarang adalah paratiroid karsinoma. Beberapa
ahli bedah dan ahli patologis melaporkan bahwa pembesaran dari kelenjar yang multiple
umumnya jenis adenoma yang ganda. Pada 15 % pasien semua kelenjar hiperfungsi; chief
cell parathyroid hyperplasia, biasanya herediter dan frekuensinya berhubungan dengan
kelainan endokrin lainnya.
Multiple Endocrine Neoplasia (MEN). Hiperparatiroidisme yang herediter dapat terjadi tanpa
kelainan endokrin lainnya tetapi biasanya bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia
syndrome. MEN 1 (Wermers syndrome) terdiri dari hiperparatiroidisme dan tumor dari
pituitary dan pancreas, juga berhubungan dengan hipersekresi gaster dan ulkus peptikum
(Zollinger-Ellison syndrome).
III. 4. PATOFISIOLOGI
Adenoma adalah yang sering terdapat pada lobus inferior kelenjar paratiroid, tetapi hanya
kira-kira 6-10 % kasus. Adenoma paratiroid bisa terdapat di thymus, tiroid, pericardium,
esophagus bagian belakang. Adenoma biasa beratnya 0,5-5 gram tapi bisa juga beratnya 10-20
gram. Chief cells sering dominan pada hiperplasia atau adenoma. Adenoma kadang-kadang
encapsulated berbentuk lingkaran dengan jaringan sekitar.Dengan hiperplasia chief cell,
pembesaran bisa asimetrik yang terlihat sangat nyata.
Karsinoma paratiroid biasanya karakternya tidak agresif. Daya hidup jangka panjang tanpa
rekurens jika operasi yang dilakukan dalammengangkat kelenjar tanpa menimbulkan rupture
dari kapsul. Karsinoma paratiroid yang rekuren biasanya tumbuhnya lambat dengan
penyebarannya ke leher, dan operasi untuk koreksi ulang mungkin dapat dilakukan.
Karsinoma paratiroid akan lebih agresif jika ada metastasis (ke paru, hepar, dan tulang)
ditemukan pada saat permulaan operasi. Jika kadar kalsium antara 3,5-3,7 mmol / L (14-15
mg / dL) merupakan tanda awal adanya karsinoma dan tindakan yang harus dilakukan adalah
mengangkat kelenjar yang abnormal dengan perhatian akan rupturnya capsul.
Pada heperparatiroidisme, kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang
langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara
fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak
aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung
bersamaan dengan hiperkalsemia. Resorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari
usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
Dalam non hiperparatiroid hiperkalsemia, tidak ada kompensasi ginjal dan traktus intestinal
pada kalsium yang normal. Mekanisme ini tidak berlaku pada saat peningkatan PTH
bersamaan dengan hiperkalsemia. Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12 mg/dL,
tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria.
Hal ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang mana dapt menimbulkan penurunan
kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap
pada jaringan halus. Rasa sakit timbul akibat kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan
subkutis, tendon (kalsifikasi tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis).
Vitamin D memainkan peranan penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh
PTH untuk bekerja di target organ. Kadar vitamin D dalam tubuh dapat berkurang pada
keadaan hiperparatiroid, yang mungkin mengurangi kadar kalsium dalam sirkulasi.
Metabolisme vitamin D dapat menjadi gangguan pada gagal ginjal kronik, yang mana
menghambat absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinal. Penipisan kadar kalsium yang
progressive dari tulang oleh PTH dan penurunan absorpsi gastrointestinal dari usus mengarah
ke osteomalasia dan osteitis fibrosa cystica tahap lanjut ( sangat jarang dijumpai sekarang).
Peranan fosfat serum juga sangt penting. Reabsorpsi tubular ginjal untuk fosfat berkurang
karena PTH, awal untuk hiperfosfaturia dan penurunan kadar fosfat serum. Hipofosfatemia
sebenarnya dapat memperburuk hiperkalsemia dengan meningkatkan sekresi bentuk aktif
vitamin D di ginjal.
Gambar III.1
Mata:
Konjunctivitis, keratopathy.
Kulit:
Pruritus.
III.6. DIAGNOSTIK
? Laboratorium:
o Kalsium serum meninggi
o Fosfat serum rendah
o Fosfatase alkali meninggi
o Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
? Foto Rontgen:
o Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
o Cystic-cystic dalam tulang
o Trabeculae di tulang
? PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
III.9. TERAPI
? Kausal:
Tindakan bedah, ekstirpasi tumor.
? Simptomatis:
o Hiperkalsemia ringan (12 mgr % atau 3 mmol / L):
o Hidrasi dengan infus
? Sodium chloride per os
? Dosis-dosis kecil diuretika (furosemide)
o Hiperkalsemia berat (> 15 mgr % atau 3,75 mmol / L):
? Koreksi (rehidrasi) cepat per infus
? Forced diuresis dengan furosemide
? Plicamycin (mitramcin) 25 ug / kg BB sebagai bolus atau infus perlahn-lahan (1-2 kali
seminggu)
? Fosfat secara intravena (kalau ada indikasi)
? Dialysis peritoneal, kalau ada insufisiensi ginjal.
Gambar III.3
DAFTAR PUSTAKA