Anda di halaman 1dari 5

FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID

Sebagai tugas dalam blok Sistem Endokrin

Disusun oleh
Kelompok 4

Yessiluis (04021181520004)
Elsa Putri Wulan (04021181520013)
R.A Robiatul Adawiyah (04021181520015)
Desti Yuniliyanti (04021181520030)
Karina Maisoha (04021181520034)

Dosen Pengampu MK:


Ns. Jum Natosba, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.Mat
NIP. 198407202008122003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID

A. Pengertian
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar sangat kecil yang terletak pada setiap
lobus bagian posterior dan tiroid (Baradero, 2009). Paratiroid menghasilkan
parathormon (PTH) yang merupakan hormone polipeptida yang terdiri dari 84 asam
amino (Tarwoto, 2015). Suatu kesatuan hormon yang diperlukan untuk menaikkan
kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16 sampai 18 jam (Syaifuddin,
2011). Osteoblas dan fibroblast mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid dapat
memengaruhi secara langsung tetapi tidak mempunyai reseptor-reseptor untuk
hormone paratiroid.
Produksi hormon paratiroid akan meningkat apabila kadar kalsium di dalam
plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal. Kadar kalsium dalam plasma
berada dalam pengawasan homeostatik dalam batas yang sangat sempit.
Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral
antara tulang dan darah.
Mineral lain selain kalsium yang memengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium. Hambatan kerja kelenjar paratiroid mengakibatkan penurunan
kadar magnesium didalam darah atau sebaliknya. Konsentrasi magnesium sangat
diperlukan terhadap fungsi fisiologi kelenjar paratiroid sehingga kelenjar ini
menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.

B. Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Sumber: Scanlon, 2006.


Hormon paratiroid (parathyroid hormone, PTH) merupakan antagonis kalsitonin
dan penting dalam mempertahankan kadar kalsium dan fosfat normal dalam darah.
Organ target PTH adalah tulang, usus halus, dan ginjal. PTH meningkatkan
reabsorbsi kalsium dan fosfat dari tulang ke dalam darah sehingga PTH
meningkatkan kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Absorbsi kalsium dan fosfat
dari makanan di usus halus, yang juga membutuhkan vitamin D, ditingkatkan oleh
PTH. Proses ini juga menigkatkan kadar mineral-mineral ini dalam darah. Di ginjal,
PTH merangsang aktivasi vitamin D dan meningkatkan reabsorbsi kalsium dan
eksresi fosfat (lebih dari yang didapat dari tulang). Dengan demikian, efek PTH
secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar kalsium darah dan menurunkan
kadar fosfat darah. Sekresi PTH dirangsang oleh hipokalsemia (kadar kalsium
rendah dalam darah) dan dihambat oleh hiperkalsemia. Efek parathormon terhadap
jaringan target dijelaskan dalam bagan dibawah ini.

Parathormon

Ginjal Tulang Sal Pencernaan

1. Merangsang 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan


pembentukan mobilisasi Ca dan absorbsi Ca dan P
vitamin D P dari tulang ke dengan bantuan
2. Meningkatkan dalam cairan vitamin D
reabsorpsi tubulus ekstrasel
ginjal terhadap Ca 2. Mengurangi
dan Mg pembentukan
3. Meningkatkan tulang
pengeluaran P, 3. Meningkatkan
-
HCO3 , dan Na penghancuran
tulang

Meningkatkan
kalsium serum

Sumber: Bradero, 2009.


Berikut fungsi kelenjar paratiroid, ion kalsium dan kalsitonin:
a. Fungsi Kelenjar Paratiroid
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek
terhadap reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi
resorbspsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah
5. Dapat menstimulasi transfer kalsium dan fosfat melalui membran dari
mitokondria

b. Fungsi Ion Kalsium


1. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
2. Komponen utama dalam tulang.
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai sistem enzim.
4. Penglepasan kalsium (Ca) inrasel untuk mengaktifkan sel (proses sekresi
dan kontraksi otot).
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi untuk
perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilepsi dan
tetani.

c. Fungsi hormon kalsitonin


1. Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorpsi tulang (menekan
aktivitas dan jumlah osteoblast, dan menghambat permeabilitas sel-sel pada
tulang).
2. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan
metabolisme dan mekanisme dalam banyak hal dengan hormone steroid,
menambah absorbsi kalsium dan fosfor dari traktur intestinalis. Vitamin D
mempunyai efek langsung terhadap proses kalsifikasi, membantu
pembentukan tulang, menambah ekskresi fosfat, dan membantu
menurunkan konsentrasi fosfat dalam serum.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M. (2009). Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC.

Rumahorbo, H. (1999). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta: EGC.

Scanlon, V. C. (2006). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan & Kebidanan. Jakarta: EGC.

Tarwoto. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai