Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endokrin yang dihubungkan di
tengah oleh suatu bagian sempit kelenjar, ismus, sehingga organ ini tampak
seperti dasi kupu-kupu. Tiroid menyekresikan dua macam hormon utama, yakni
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Triiodotironin kira-kira empat kali lebih kuat
daripada tiroksin, namun jumlahnya di dalam darah jauh lebih sedikit dan
keberadaannya di dalam darah jauh lebih singkat daripada tiroksin. Kedua hormon
ini sangat meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Sekresi kelenjar tiroid
terutama diatur oleh hormon perangsang-tiroid (thyroid stimulating hormone
[TSH]) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Kelenjar tiroid juga
menyekresi kalsitonin, hormon yang penting bagi metabolisme kalsium.1,2
Bahan baku untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium. Tirosin
merupakan suatu asam amino yang dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh.
Sebaliknya, iodium yang dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid harus diperoleh
dari makanan. Asupan iodium harian minimal yang dapat mempertahankan
fungsi tiroid normal adalah 130 pg pada orang dewasa.1,3
Gambar: Tahap-tahap Pembentukan Hormon Tiroid.
Sumber: Windasari L. Micron Medical Multimedia. Sistem Endokrin Metabolisme dan Nutrisi.
Jakarta: PT. Yapindo Jaya Abadi; 2015.
C. Kontrol Fungsi
e. Peningkatan Pernapasan.
i. Tremor Otot.
Oleh karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan
sistem saraf pusat, maka pasien hipertiroid sering kali merasa lelah terus-
menerus; tetapi karena efek eksitasi dari hormon tiroid pada sinaps,
timbul kesulitan tidur. Sebaliknya, somnolen yang berat merupakan
gejala khas hipotiroidisme, disertai dengan waktu tidur yang berlangsung
selama 12 sampai 14 jam sehari. 4
SUMBER: