Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN

MATERI 345

SISTEM ENDOKRIN
(KELENJAR DAN HORMON KORTEKS GINJAL)

AKTIVITAS HORMON KORTEKS GINJAL

1. Hormon Aldosterone => disekresikan oleh zona glomerulosa dari korteks ginjal.

■ Fungsi : tempat mendorong retensi Na+ dan meningkatkan eliminasi K+ selama


pembentukan urine.

■ Sekresi Aldosterone dikontrol oleh RAAS (Renin Angiotensin Aldosteron System) sebagai
pengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh.

2. Hidrokortison dan Kortikosteron berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan


lemak.

a. Kortikosteron berfungsi sebagai agen penekan sistem kekebalan tubuh.

b. Hidrokortison sebagai pengatur respon inflamasi tubuh.

Sekresi kedua hormon ini dikendalikan oleh hormon ACTH pada kelenjar hipofisis.

3. Hormon Androgen=> disekresi di zona reticularis (lap. Terdalam) korteks adrenal.

Fungsi : bertanggungjawab untuk perkembangan karakteristik pada hormon seks pria (testis) dan
wanita (ovarium)

Kortisol terikat pada protein plasma yang spesifik, yaitu corticosteroid-binding globulin (transkortin),
sementara aldosterone dan dehidroepiandrosteron umumnya terikat pada albumin.

PENGGOLONGAN OBAT

Gol. INHIBITOR STEROIDOGENIK

1. Metyrapone

MK : menghambat 11 β-hidroksilase, sehingga menghambat sintesis kortisol. Awalnya, pasien dapat


menunjukkan peni ngkatan konsentrasi ACTH plasma karena penurunan kortisol secara tiba-tiba.

Efek farmakodinamik : penurunan kortisol akibat metirapon merangsang sekresi ACTH yang
selanjutnya merangsang sekresi kortisol sehingga kadar dalam plasmakembali pada keadaan sebelum
pemberian metirapon.
KI : hipersensitivitas terhadap metyrapone
ES : mual,muntah,sakit kepala,kantuk,pusing

2. Ketoconazole

MK : menghambat enzim sitokrom P-450, termasuk 11 β-hidroksilase dan 17 α-hidroksilase. Ini


efektif dalam menurunkan kadar kortisol serum setelah beberapa minggu terapi.
KI : pasien dengan resiko gangguan liver ,pasien hemodialisa
ES : penurunan kadar testosteron, gynecomastia

GOL. INHIBITOR STEROIDOGENIK

3. Etomidate

MK turunan imidazol mirip dengan ketokonazol yang menghambat 11 β-hidroksilase. Karena itu
hanya tersedia dalam formulasi parenteral.
KI : gangguan hereditas pada hem,neonatus,dan bayi sampai dengan usia 6 bulan (kecuali indikasi
sangat dibutuhkan untuk pengobatan pasien rawat inap)
ES : menghambat biosintesis adrenokortikalsteroid,pergerakan otot tanpa disadari, mual, muntah,
batuk.

4. Aminogluthetimide

MK : menghambat sintesis kortisol dengan menghalangi konversi kolesterol menjadi DHE di awal
jalur kortisol.
Efek farmakodinamik : kombinasi dengan metirapon dapat mengatasi sindrom cushing akibat
hipersekresi ACTH dari hipofisis.
KI : hipersensitivitas terhadap aminogluthetimide.
ES : sedasi parah, mual, ataksia, dan ruam kulit membatasi penggunaan aminoglutethimide pada
banyak pasien.

Gol. Pelepasan Neuromodulator ACTH

1. Siproheptadin

MK : Menurunkan sekresi ACTH pada beberapa pasien dengan penyakit Cushing. Namun, efek
samping seperti sedasi dan penambahan BB.
KI : glaukoma, riwayat asma, tekanan darah tinggi, tiroid overaktif.
ES : Jantung berdegup kencang, jarang buang air kecil, demam.
2. Pasireotide

MK : analog somatostatin yang mengikat dan mengaktifkan reseptor somatostatin, sehingga


menghambat sekresi ACTH, yang menyebabkan penurunan sekresi kortisol
KI : Hipersensitivitas terhadap pasireotide
ES : Diare, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot.

Gol. Agen Pemblokir Reseptor Glukokortikoid

1. Mifepristone
MK : antagonis reseptor progesteron dan glukokortikoid yang menghambat penekanan
deksametason dan meningkatkan kortisol endogen, serta level ACTH pada subjek normal
KI : wanita hamil
ES : Mengantuk, kram perut, sakit punggung, nafsu makan menurun.

Hormon paratiroid, kalsitonin dan obat-obat yang bekerja pada tulang

 Hiperparatiroidisme primer
disebabkan karena adanya tumor jinak (adenoma) atau tumor ganas pada kelenjar paratiroid
atau pembesaran pada kelenjar paratiroid sendiri.
 Hiperparatiroidisme sekunder.
Terjadi saat ada kondisi medis lain yang membuat kadar kalsium menjadirendah, sehingga
kelenjar paratiroid bekerja sangat aktif untuk menggantikan kalsium yang hilang. Contohnya
adalah gagal ginjal kronis
 Hiperparatiroidisme tersier
ketika penyebab dari hiperparatiroid sekunder telah diatasi, namun Pada,
kondisiHiperparatiroidisme tersier kelenjar paratiroid tetap menghasilkan hormon paratiroid
secara berlebihan. Akibatnya, kadar kalsium dalam darah tetap tinggi.

TERAPI FARMAKOLOGI

1. Vitamin D

MK : Merangsang bone turnover dan vitamin ini bersifat protektif terhadap apoptosis
osteoblast

Di otot dapat mempertahankan fungsi serat otot tipe II yang berperan mempertahankan
kekuatan otot dan mencegah jatuh

2. Kalsitriol
MK : Kalsitriol bekerja melalui reseptor Vitamin D (RVD) dan efektif dalam mengurangi
resiko fraktur vertebrata ulangan (recurrent vertebral fracture risk).

Reseptor Vitamin D (RVD) mengontrol metabolisme kalsium, terdapat hipotesa yang


menyatakan bahwa variasi genetik pada lokus RVD dapat memperngaruhi respons terhadap
terapi kalsium dan kalsitriol dan kejadian fraktur

3. Kalsitonin
MK : Kalsitonin adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh sel parafolikuler-C kelenjar
paratiroid. Kalsitonin merangsang pembentukan tulang oleh osteoblast. Kalsitonin
juga dapat mengurangi efek osteolisis hormon paratiroid, tetapi bukan merupakan
antihormon paratiroid; karenanya tidak menghambat aktivasi adenilsiklase tulang
maupun ambilan Ca2+ ke tulang yang diinduksi hormon paratiroid. Kerja kalsitonin
tidak dihambat oleh inhibitor sintesis RNA maupun protein. Namun sebagian efek
kalsitonin diperantai oleh peningkatan cAMP di osteoblast

4. BIFOSFONAT
MK : Golongan ini menghambat enzim pada jalur biosintesis mevalonat farnesyl
pyro-phosphate synthase (FPPS) karenanya menghambat prenilasi senyawa GTP binding
protein dari osteoklast. Efek penghambatan ini menyebabkan hilangnya aktivitas
osteoklast karena rusaknya sitoskeleton dan menginduksi apoptosis.

5. FOSFAT
Mekanisme Fosfat : Fosfat dapat menyebabkan penurunan absorbsi kalsium di usus dan
menurunkan aktivitas 1-a hidroksilase sehingga kadar 1,25 (OH)₂ di dalam darah rendah,
terapi fosfat tidak boleh diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal atau pada
penderira dengan hyperphosphatemia

6. Terapi hormon
Mekanisme terapi hormon : Terapi hormon estrogen pada wanita postmenopause
menunjukkan sedikit penurunan pada kadar kalsium darah tanpa adanya perubahan pada
kadar PTH. Estrogen menekan produksi TNF sel T dengan mengatur diferensiasi dan aktivitas
sel T di sumsum tulang, timus, dan organ limfoid perifer.
HORMON TIROID DAN ANTI TIROID

Tiroid merupakan hormon yang berasal dari kelenjar tiroid yang berfungsi untuk berbagai proses
fisiologis.Tiroid dieksresikan dalam bentuk 3 hormon :

• Tiroksin (T4)

• Triiodotironin (T3)

• Kalsitonin

PENGGOLONGAN OBAT

1. ANTITIROID
Contoh Obat : Propiltiourasil, metimazol,dan karbimazol
Golongan obat yang termasuk antitiroid adalah golongan Tionamida.
Mekanisme kerja :

• Menghambat proses inkorporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin

• Menghambat penggabungan residu yodotiirosi untuk membentuk yodotironin.

• Menghambat enzim peroksida sehingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosii terganggu.

2. PENGHAMBAT TRANSPOR ION YODIDA


Adalah obat yang dapat menghambat transpor aktif ion yodida kedalam kelenjar tiroid. Obat
ini berupa anion monovalen yang bentuk hidratnya mempunyai ukuran hampir sebesar hidrat
ion yodida, misalnya :
• Tiosianat (SCN-)
• Perklorat (Cl04-)
• Fluoborat (BF4)
Mekanisme Kerja : Menghambat secara kompetitif sodium iodida symporter (Natrium
Iodide Symporter/NIS) yang dapat menghambat masuknya yodium.
3. IODIDA
Mekanisme kerja : Menghambat organifikasi Iodida & pembebasan hormon (menghambat
proteolisis tiroglobulin). Mengurangi ukuran & vaskularitas kelompok Tiroid yg
hiperplastik (preparat preoperatif utk pembedahan)
4. Yodium Radioaktif
Sediaan : Larutan dan kapsul Natrium Yodida
Mekanisme kerja : Emisi sinar beta akan merusak jaringan kelompok Tiroid sehingga
produksi hormon berkurang.
I131 memancarkan sinar gamma dan beta

Anda mungkin juga menyukai