Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METABOLISME GIZI MIKRO


VITAMIN K
Mata Kuliah Metabolisme Gizi Makro
Dosen Pengampu: Nur Khasanah S.pd. M.Sc.

Disusun oleh:

Mowo Setia Reni (1707026034)


Gayuh Rijki Fadillah (1707026043)
Dwi Puspita Rini (1707026047)
Riyya Shofwatin Izza (1707026049)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. makalah yang
membahas tentang Metabolisme Gizi Mikro yaitu “Vitamin K” disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Metabolisme Gizi Mikro.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Maka pada
kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Nur Khasanah selaku dosen pengampu mata kuliah Metabolisme Gizi Mikro dan pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan moral kepada kami
berkaitan dengan penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Kami juga berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca.

Semarang, 15 April 2019

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I


DAFTAR ISI....................................................................................................................... II
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
Sejarah.................................................................................................................................. 5
Sumber ................................................................................................................................. 5
Fungsi ................................................................................................................................... 5
Metabolisme......................................................................................................................... 6
Kekurangan dan Kelebihan .................................................................................................. 7
Unity of Science ................................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................ 9
PENUTUP............................................................................................................................ 9
KESIMPULAN .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan – keturunan kita
dapat tumbuh sempurna,sehat, kuat bertenaga, bergairah kerja, berdaya pikir mantap
dan selalu menunjukan berbagai prestasi , sehingga kita dan keturunan - keturunan kita
dapat menjadi manusia – manusia pembangunan yang mampu meningkatkan harkat
derajat nusa dan bangsanya dalam percaturan hidup di dunia.

Syarat yang paling utama dan tidak boleh ditinggalkan agar manusia dapat hidup
dan mendekati atau mencapai apa yang dikehendaki seperti diatas, manusia harus
mendapatkan makanan yang teratur , mencukupi dan serba bergizi, karena seperti yang
telah dijelaskan dalam bab- bab terdahulu, makanan berfungsi untuk menghasilkan
energi, mengganti sel-sel yang rusak, untuk pertumbuhan dan menghasilkan zat
pelindung dalam tubuhnya (antara lain dengan cara menjaga keseimbangan cairan
tubuh). Namun demikian dalam pengertian makanan yang bergizi makanan itupun harus
cukup pula mengandung vitamin dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin
akan mengalami avitaminosis dengan gejala macam-macam penyakit. Sebaliknya
apabila tubuh kelebihan akan vitamin yang diperlukannya maka tubuh akan mengalami
hipertaminosis yang mengakibatkan kurang baik terhadap tubuh. Avitaminosis maupun
Hipervitaminosis sama-sama dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan tubuh,
jadi sebaliknya vitamin yang diperlukan tubuh diusahakan agar tidak kekurangan dan
tidak kelebihan vitamin.

Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun tersedianya
dalam tubuh dalam jumlah demikian kecil,diperlukan sekali bagi kesehatan dan
pertumbuhan tubuh yang normal. Vitamin berfungsi dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, Pada umumnya sebagai
koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk
apoenzim yaitu vitamin yang terikat dengan protein. Hingga sekarang fungsi biokimia
beberapa jenis vitamin belum diketahui dengan pasti. Vitamin digolongkan menjadi 2

3
bagian yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut air
yaitu Vitamin B dan C sedangkan Vitamin yang larut Lemak yaitu Vitamin A,D,E dan
K.

Setiap vitamin larut lemak A,D,E dan K mempunyai peranan faali tertentu di
dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain.
Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pancreas.Vitamin larut lemak diangkut
kehati melalui system limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Vitamin K?


2. Makanan apa saja yang merupakan sumber dari Vitamin K?
3. Apa saja fungsi Vitamin K?
4. Bagaimana proses metabolisme dari Vitamin K?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah dari Vitamin K


2. Mengetahui sumber dari Vitamin K
3. Mengetahui fungsi dari Vitamin K
4. Mengetahui Metabolisme dari Vitamin K

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam yang berasal dari Denmark menemukan penyakit
perdarahan pada ayam percobaan, yang kemudian diberi makanan yang cukup zat gizi.
Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang telah busuk.
Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan sebagai vitamin koagulation.
Dengan bantuan Karrer, yaitu seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun 1939 ia berhasil
mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan sebagai vitamin K (dari koagulation).
Faktor aktif dari koagulation ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas
filokinin yang terdapat dalam tumbuh-tumbuan dan menakinon yang terdapat dalam
minyak ikan dan daging, dimana menakinon ini dapat disintesis oleh bakteri di dalam
usus halus manusia. (Almatsier,2003)

B. Sumber Vitamin K
Olson pada tahun 1973 telah membuat ringkasan kadar vitamin K bahan makanan
yang dikumpulkan dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran
berdaun hijau,kacang buncis, kacang polong,brokoli, dan kol. Bahan makanan lain yang
mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil, diantaranya: susu, daging, telur,
serealia, buah-buahan,dan sayuran lain. Sumber penting vitamin K lain adalah flora
bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum). (Almatsier,2003)

C. Fungsi Vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-an para
ahli mengetahui dengan lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh, yang ternyata tidak
hanya dalam pembekuan darah saja. (Almatsier,2003)
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla).

5
Protein-protein ini dinamakan Protein-Tergantung atau Gla-Protein. Enzim karboksilase
yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membrane hati, tulang,
dan sedikit di lain jaringan. gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium.
Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologic vitamin K. Pada proses
pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi didalam hati pada residu asam glutamate
yang terdapat pada factor pembekuan darah. (Almatsier,2003)
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan
tulang gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini
mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa vitamin K,
tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat
mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. (Almatsier,2003)

D. Metabolisme dan Adsorbsi Vitamin K


Seperti vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi
empedu dan pankreas yang diperlukan untuk penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40-
70% vitamin K dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorpsi, vitamin K
digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik, kemudian melalui
saluran darah ditrasprtasi ke hati. Sekitar 90% vitamin K yang sampai ke hati disimpan
dalam bentuk menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh
yang memerlukan melalui darah. Saat di darah, vitamin K bergabung dengan VLDL
dalam plasma darah.(Sediaeotama, 2012)
Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi komponen
larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya, vitamin K diekskresikan
melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin K diekskresikan melalui feses. Pada
gangguan penyerapan lemak, ekskresi vitamin K bisa mencapai 70-80%.(Sediaeotama,
2012)
Mekanisme penyerapan vitamin K terjadi secara aktif di bagian proksimal usus
halus. Traspor vitamin K dari usus halus terjadi bersama dengan transpor lemak yang
baru diserap, yaitu melalui kilomikron ke jalur Ductus Thoracicus. Setelah diserap,
phylloquinone terutama terdapat di dalam hati dan retensi disini berlangsung untuk waktu

6
cukup lama. Sebaliknya menadion hanya sebentar saja ditahan di dalam hati dan segera
diserap ke jaringan-jaringangan yang membutuhkannya. (Sediaeotama, 2012)

E. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K


Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga
bila ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan. Kekurangan vitamin K karena
makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas pada makanan. Kekurangan
vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau
pada diare). Kekurangan vitamin K bisa juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotika
sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotika membunuh
kuman-kuman di dalam usus yang membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum
operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan
sebagai pencegahan diberi suntikan vitamin K. vitamin K biasanya diberikan sebelum
operasi untuk mencegah perdarahan berlebihan. Aspirin berlebihan dapat mencegah
pembekuan darah normal dengan mengganggu pembentukan platelet dan factor-faktor
tergantung vitamin K. (Almatsier,2003)
Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah
hemolysis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.
(Almatsier,2003)

7
F. Unity of Science
Al-Quran:
ٌ ُ‫َّللاَ لَغَف‬
. ‫ور َر ِحي ٌم‬ ‫َوإِ ْن تَعُدُّوا نِ ْع َمةَ ه‬
ُ ْ‫َّللاِ ََل تُح‬
‫صوهَا ۗ إِ هن ه‬
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha penyayang.
(Qs An-Nahl 18)

ِ ‫فَاذْ ُك ُرو ِني أَذْ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُروا ِلي َو ََل ت َ ْكفُ ُر‬
. ‫ون‬
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah
152)

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun tersedianya
dalam tubuh dalam jumlah demikian kecil,diperlukan sekali bagi kesehatan dan
pertumbuhan tubuh yang normal. Vitamin berfungsi dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh,
Vitamin K adalah salah satu vitamin larut air dimana fungsi vitamin K yang
diketahui adalah dalam pembekuan darah. Seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun
1939 ia berhasil mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan sebagai vitamin K (dari
koagulation). Faktor aktif dari koagulation ini ternyata merupakan kelompok senyawa
yang terdiri atas filokinin yang terdapat dalam tumbuh-tumbuan dan menakinon yang
terdapat dalam minyak ikan dan daging, dimana menakinon ini dapat disintesis oleh
bakteri di dalam usus halus manusia.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga
bila ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan. Kekurangan vitamin K karena
makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas pada makanan. Kelebihan
vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa
vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolysis sel darah
merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sediaeotama, Achmad Djaeni. 2012. Ilmu Gizi 1. Jakarta: Dian Rakyat.

Al-Quran dan terjemahannya, Surat An-Nahl : 18, Al-Baqarah : 152

10

Anda mungkin juga menyukai