Anda di halaman 1dari 29

VITAMIN

Disusun Oleh :
 
Erlina Ratih Safitriyanti NIM : P1337424421098
Dyah Sariyana Dewi NIM : P1337424421099
Embriowati Catiyas NIM : P1337424421100
Nani Maulidah NIM : P1337424421102
Dwi Kodariyah NIM : P1337424421103
Fridaymayanti S NIM : P1337424421104
LATAR BELAKANG
 Vitamin adalah sekelompok senyawaorganikamina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal.
 Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K) serta vitamin yang
larut dalam air ( B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki peranan penting.
Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal
tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui
suplemen makanan.
 Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila
kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui :
 Pengertian Vitamin
 Jenis dan Klasifikasi Vitamin
 Fungsi Vitamin
 Mekanisme Penyerapan Vitamin
 Dampak Kelebihan Vitamin
 Dampak Defisiensi Vitamin
PENGERTIAN VITAMIN
 Kata Vitamin berasal dari bahasa latin, yaitu
gabungan dari kata “vital” artinya hidup, dan
“amina” yang mengacu pada suatu gugus organik
yang memiliki atom nitrogen (N). Vitamin merupakan
zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh, senyawa
organik yang mengandung karbon yang berikatan
dengan hidrogen dan dibutuhkan dalam jumlah kecil
dari makanan (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
 Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari
karbon, hidrogen, oksigen, dan terkadang nitrogen
atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil agar metabolisme, pertumbuhan, dan
perkembangan berjalan normal (Winarsih, 2018)
JENIS DAN KALSIFIKASI VITAMIN
Vitamin larut dalam lemak
 Vitamin A,D,E dan K
 Hanya mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen
 Larut dalam lemak dan pelarut lemak
 Kelebihan vitamin disimpan dalam tubuh
 Diekskresi dalam jumlah kecil oleh empedu
 Gejala defisiensi berkembang lambat
 Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari
 Memiliki prekursor atau provitamin
 Diabsrobsi melalui sistem limfe
 Hanya dibutuhkan organisme kompleks (Winarsih,
2018)
JENIS DAN KALSIFIKASI VITAMIN
Vitamin larut dalam air
 Vitamin B Kompleks dan C
 Mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
kadang-kadang sulfur dan karbondioksida
 Larut dalam air
 Vitamin disimpan seperlunya san sisanya akan
dikeluarkan dari tubuh
 Diekskresikan melalui urine
 Gejala selalu tersedia dalam makanan sehari-hari
 Tidak memiliki prekursor
 Diabsorbsi melalui vena porta
 Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan kompleks
(Winarsih, 2018)
FUNGSI VITAMIN
 Vitamin secara bersamaan dengan komponen
senyawa lainnya berfungsi dalam berbagai
aspek untuk memelihara kesehatan. Vitamin
berfungsi dalam metabolisme energi,
pembentukan dan pembekuan darah,
metabolisme protein dan asam amino,
kesehatan tulang, ekskresi gen, dan
antioksidan (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
FUNGSI VITAMIN
Fungsi Vitamin Aktivitas

Antikosidan

Vitamin E Melindungi membran fosfolipid tak jenuh ganda dan senyawa lainnnya dari
kerusakan akibat oksidasi melalui konversi tokoferol menjadi tokoferoksil
radikal kemudian menjadi tokoferil kuinon
Vitamin C Melindungi zat yang terdapat dalam sitosol dari kerusakan akibat oksidasi

Hormon

Vitamin A Mengatur sinyal respons metabolik dari beberapa jaringan

Vitamin D Sangat penting dalam mengatur sinyal dalam homeostatis kalsium

Ko-Faktor

Vitamin K Mengonversi bentuk epoksida dalam proses karboksilasi residu glutamil


peptida
Vitamin C Oksidasi asam dehidroaskorbat dalam reaksi hidroksifilasi

Niasin Interkonversi NAD+/NAD(H) dari NAD+/NADP(H) dalam beberapa reaksi


dehidrogenase
Riboflavin Interkonversi FMN/FMNH/FMNH2 dan FAD/FADH/FADH2 dalam berbagai
oksidasi
Asam pantotenat Oksidadi koenzim Vitamin A dalam sintesis/oksidasi asam lemak
FUNGSI VITAMIN
Fungsi Aktivitas
Vitamin
Koenzim

Vitamin A Konfirmasi perubahan rodopsin

Vitamin K Vitamin K bergantung peptida glutamil karboksilase

Vitamin C Sitokrom p-450 dependen oksidase (obat dan kolesterol metabolisme, hidroksisasi steroid)

Tiamin Ko-faktor asam α-keto dekarboksilase dan transketolase

Niasin NAD(H)/NADP(H) yang digunakan oleh lebih sari 30 dehidrogenase di dalam metabolisme
karbohidrat (glukosa-6-fosfat dehidrogenase), lemak (α-gliserol-fosfat dehidrogenase), protein
(glutamat dehidrogenase); siklus krebs, sintesis redopsin (alkohol dehidrogenase)
Riboflavin FMN; L-asam amino oksidase, laktat dehidrogenase, piridoksin (piridoksamin). 5’-fosfat
oksidase
FAD: D-Asam amino dan glukosa oksidase, suksinat and asetil-KoA dehidrogenase, glutation,
vitamin K, dan sitokrom reduktase
Vitamin B6 Metabolisme asam amino (aminotransferase, deaminase, dekarboksilase, desulfidatase),
porfirin (δ-asam aminolevulinat sintase), glikogen (flikogen fosforilase), dan epinefrin (tirosin
dekarboksilase)
Biotin Karboksilase (piruvat, asetil-KoA,3-metilklotonil-KoA karboksilase) dan transkarboksilasi
(metilmalonil-koA karboksimetiltrnasperase)
Asam pantotenat Sintesis / oksidasi asam lemak

Folat Metabolisme karbon tunggal (koversi serin-glisin,degradasi histidin, sintesis purin, sintesis
gugus metil)
Vitamin B12 Metilmalonil-koA mutase, N2-CH2-FH3; hormon sistein metiltransferase
SELANJUTNYA LEBIH JELAS FUNGSI DARI MASING-
MASING VITAMIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
Vitamin A
 Vitamin A memiliki fungsi sabgat penting bagi tubuh, diantaranya
sebagai daya penglihatan malam dengan membentuk pigmen retina,
menjaga keutuhan jaringan epitel dan mukosa yang sehat, membantu
mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan gigi yang normal, berperan
dalam reproduksi khususnya ibu hamil dan menyusui, serta mencegah
penyakit kanker dan jantung (Winarsih, 2018).
Vitamin D
 Vitamin D berfungsi dalam homeosatis kalsium-fosfor bersama dengan
para-thormon dan calcitonin. Selain itu, vitamin D berperan sebagai
kofaktor bagi enzim-enzim, seperti lipase dan ATP-ase (Winarsih,
2018).
Vitamin E
 Vitamin E berperan dalam memelihara integritas membran sel dalam
fungsi struktural, sintesis DNA< merangksa reaksi kekebalan,
mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan
sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi (Winarsih, 2018).
SELANJUTNYA LEBIH JELAS FUNGSI DARI MASING-
MASING VITAMIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
Vitamin K
 Vitamin K adalah kofaktor enzim karboksilase yang merubah resido
protein berupa asam glutamat menjadi gama-karboksiglutamat.
Enzim karboksilase menggunakan Vitamin K sebagai kofaktor di
dalam membran hati dan sedikit dilain jaringan (Winarsih, 2018).
 Vitamin K berfungsi di dalam proses sintesa prothorombine yang
diperlukan dalam pembekuan darah. Selain itu, fungsi lain vitamin
K ialah sebagai pentranspor elektron di dalam proses redoks di
dalam jaringan (sel), pada defisiensi vitamin K terjadi kekurangan
produksi ATP, karena sintesa ATP berkaitan dengan proses redoks
tersebut. (IG) Vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksile yang
mengubah residu protein berupa glutamate (glu) menjadi gama-
karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini dinamakan protein-
tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang
menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam
membrane hati dan tulang dan sedikit di lainj jaringan. Gra-protein
dengan mudah dapat mengikat ion kalsium (Rahayu, 2020)
SELANJUTNYA LEBIH JELAS FUNGSI DARI MASING-
MASING VITAMIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
Vitamin B Kompleks
 Vitamin B1 (tiamin) berfungsi untuk mengubah zat karbohidrat dalam makanan
menjadi energi.
 Vitamin B2 (Riboflavin) pada umumnya ditemukan sebagi pigmen kuning kehijauan
yang bersifar florensen. Berfungsi menjaga kesehatan mata dan kulit.
 Vitamin B3 (niasin) menjaga kesehatan kulit, meningkatkan nafsu makan,
memperbaiki sistem pencernaan, serta membantu mengubah makanan menjadi
energi.
 Vitamin B5 berfungsi memproses pemecahan lemak, protein dan karbohidrat menjadi
energi. Juga berperan untuk pembentukan sel darah merah dan membuat vitamin D
 Vitamin B6 (piridoksin), merupakan vitamin yang diperlukan dalam proses asam
amino dan lemak.
 Vitamin B7 (biotin), berfungsi membantu proses pemecahan lemak dan protein
menjadi energi yang akan digunakan oleh tubuh.
 Vitamin B9 (folat), secara umum diperlukan ibu hamil. Jika asupan ibu hamil
terhadap vitamin B9 kurang saat proses kehamilan, maka dapat menyebabkan bayi
lahir cacat.
 Vitamin B12 (kobalamin), berfungsi mengubah karbohidrat, protein dan lemak,
menjadi energi, menjaga sel darah merah tetap sehat, melindungi sel saraf,
mencegah penyakit jantung, dan mencegah penyusutan otak yang dapat
menyebabkan daya ingat menurun (Winarsih, 2018).
SELANJUTNYA LEBIH JELAS FUNGSI DARI MASING-
MASING VITAMIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
Vitamin C
 Merupakan kristal putih yang mudah larut dalam
air. Vitamin C memiliki sifat yang labil dalam
larutan alkali, stabil dalam kondisi kering dan
dalam larutan asam. Vitamin C berfungsi untuk
mensintesis kolagen, absorbsi dan metabolisme
besi, absorbsi kalsium, mencegah infeksi, serta
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi.
Vitamin C juga dapat mencegah pembentukan
nitrosamine yang bersifat karsinogenik dan dapat
menurunkan taraf trigliserida serum tinggi yang
berperan dalam terjadinya penyakit jantung
(Winarsih, 2018).
PENYERAPAN VITAMIN
 Simpanan dan distribusi vitamin dalam jaringan tubuh
sangat bergantung pada sifat kimia dan fisik vitamin.
Vitamin larut dalam lemak bertahan lebih lama dalam
tubuh karena penyimpanannya pada jaringan lemak
tubuh, seperti hati dan jaringan adiposa sehingga
dapat disimpan dan digunakan sebagai cadangan
vitamin yang akan digunakan pada saat asupan vitamin
yang akan digunakan pada saat asupan vitamin tidak
cukup. Semua vitamin larut lemak (kecuali Vitamin K)
disimpan di jaringan adiposa dan tidak mudah
dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebaliknya, vitamin
larut air paling cepat dikeluarkan dari dalam tubuh
sehingga cadangan atau simpanan di dalam tubuh
sangat terbatas (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
METABOLISME VITAMIN C
 Vitamin C diserap usus dengan cara difusi sederhana atau
dengan cara transpor aktiv. Efisiensi penyerapan oleh
usus menurun dengan meningkatnya jumlah vitamin C
yang dikonsumsi. Vitamin C diserap usus melalui
mekanisme: (a). Difusi pasif atat (b). Mekanisme transpor
aktif Na-Dependent. Kemudian bersirkulasi di dalam
darah dan mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.
Penyerapan vitamin C tergantung pada dosis konsumsi;
semakin tinggi dosis ternyata penyerapannya semakin
rendah. Vitamin C yang tidak diserap akan masuk kedalam
usus besar menyebabkan perubahan tekanan osmotik
sehingga feses berair dan berakibat timbulnya diare.
Vitamin C diekskresikan melalui urine apabila kadarnya di
dalam plasma darah lebih dari 1,2-1,5 mg/dl (body
pool=1,5 g/dl) (Rahayu, 2020).
METABOLISME VITAMIN A
 Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester
retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Di
dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim
pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi daripada ester
retinil. Sebagian dari karotenoid, terutama beta-karoten di dalam sitoplasma
sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol (Rahayu, 2020).
 Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel-sel
vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem
limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup,
sekitar 80-90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang diabsorbsi. Hati
berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam tubuh. Bila
tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang disentesis di dalam hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada
permukaan membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut
melalui membrann sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding-
Protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan (Rahayu, 2020)
METABOLISME VITAMIN E
 Ester vitamin E yang terdapat di dalam bahan
makanan, dihidrolisa oleh enzim lipase dari
sekresi pankreas dan vitamin E yang
dibebaskan diserap bersama lipoid dan asam
lemak hasil pencernaan. Vitamin E
menggunakan misel yang dibentuk oleh asam
lemak dan garam empedu sebagai carrier
dalam proses penyerapan, bersama dengan
vitamin A, D dan K. Vitamin E disimpan di
dalam hati dan jaringan lemak (Rahayu,
2020).
METABOLISME VITAMIN K

 Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh,


tetapi suplai Vitamin K bagi tubuh berasal
dari bahan makanan dan dari sintesa oleh
mikroflora usus yang menghasilkan
Menaquinone. Pada pengobatan dengan
antibioti terutama bila untuk jangka panjang,
mikroflora usus dapat terbunuh dalam jumlah
besar dengan akibat suplai vitamin K untuk
tubuh menjadi kurang dan dapat terjadi
defisiensi vitamin K (Rahayu, 2020).
DAMPAK KELEBIHAN VITAMIN
Kelebihan Vitamin A
 Tanda dan gejala yang disebabkan kelebihan vitamin A disebut dengan hiperavitaminosis,
yang biasa terjadi akibat suplementasi jangka panjang dengan dosis 5-10 kali dari
kebutuhan gizi yang dianjurkan untuk vitamin A retinoid. Untuk vitamin A karotenoid
tidak ada penetapan batasan maksimum konsumsi karena dampak kelebihan vitamin A
hanya disebabkan oleh kelebihan konsumsi retinoid (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
Kelebihan Vitamin D
 Kelebihan Vitamin D sangat berhubungan dengan meningkatnya sirkulasi 25-)H-D3.
Toksisitas vitamin D dapat terjadi karena kelebihan vitamin D dari suplementasi
(Hardinsyah & Supariasa, 2017).
Kelebihan Vitamin E
 Vitamin E relatif tidak toksis, tetapi kelebihan konsumsi dapat mempengaruhi peranan
vitamin K dalam proses pembekuan darah yang menyebabkan insufisiensi pembekuan dan
risiko perdarahan (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
Kelebihan Vitamin K
 Vitamin K disimpan di hati dan tulang, tetapi merupakan salah satu vitamin larut lemak
yang dapat mudah diekskresikan dari tubuh dibanding vitamin larut lemak lainnya.
Kelebihan vitamin K dalam jumlah tinggi dapat mengakibatkan anemia hemolitik,
peningkatan bilirubin dalam darah, dan kematian bati baru lahir (Hardinsyah &
Supariasa, 2017).
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
 Devisiensi vitamin dapat terjadi akibat ketidakseimbangan
antara jumlah asupan dengan kebutuhan vitamin sehingga
menyebabkan gangguan metabolik. Defisiensi vitamin dapat
diklasifikasikan menjadi defisiensi primer dan sekunder.
Defisiensi primer merupakan suatu kondisi ketika jumlah
vitamin yang masuk dari makanan yang dikonsumsi tidak
mencukupi kebutuhan fisiologis, sedangkan defisiensi sekunder
terjadi akibat ketidakmampuan tubuh menggunakan vitamin
akibat kurangnya penyerapan, atau ketidakmampuan tubuh
menggunakan vitamnin setelah proses penyerapan (Hardinsyah
& Supariasa, 2017).
 Kekurangan vitamin menyebabkan dampak negatif terhadap
kesehatan. Secara umum, kekurang vitamin berpengaruh
terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan fungsi
fisiologis dalam tubuh sehingga mempengaruhi kelangsungan
hidup manusia (Hardinsyah & Supariasa, 2017).
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
A
 Gejala-gejala mata pada defisiensi Vitamin A disebut
xerophthalmia, berturut-turut terdiri atas xerosis
conjunctivae dan xerosis corneae yaitu kekeringan epithel
biji mata dan kornea, karena sekresi glandula lacrimalis
menurun.Tampak selaput bola mata tersebut keriput dan
kusam bila biji mata bergerak. Dari sudut fungsi terjadi
hemeralopia atau nictalopia, yang oleh awam disebut
buta senja atau buta ayam (kotokan), yaitu
ketidaksanggupan melihat pada cahaya remang-remang.
Disebut buta senja karena terjadi bila sore hari (senja)
anak masuk dari luar (cahaya terang) ke serambi rumah
(cahaya remang-remang). Pada hari tidak terjadi buta
ayam tersebut karena anak dari cahaya remang-remang di
dalam rumah ke luar (pekarangan) yang cahayanya lebih
kuat (Rahayu, 2020).
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
D
 Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan
pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-
anak dan osteomalasia pada orang dewasa.
Kekurangan pada orang dewasa juga dapat
menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila
pengerasan tulang pada anak-anak terhambat
sehingga menjadi lembek.Kaki membengkok,
ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut
dan pergelangan), tulang rusuk membengkok,
pembesaran kepala karena penutupan fontanel
terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi
tidak teratur dan mudah rusak (Rahayu, 2020).
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
E
 Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan
hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan
pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah
sindroma neurologic sehingga terjadi fungsi tidak
normal pada sumsum tulang belakang dan retina.
Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan
refleks otot, serta gangguan penglihatan dan
berbicara. Hal lain yang tampaknya dapat diperbaikii
dengan terapi vitamin E, walaupun hasilnya belum
konsisten adalah penyakit tumor pada payudara yang
tidak malignan (fibrocystic breast disease) dan aliran
darah kurang sempurna yang menyebabkan
kesemutan pada kaki (Rahayu, 2020).
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
B
Thiamin (B1)
 Kekurangan thiamin dapat terjadi karena kurangnya konsumsi (biasanya
disertai kekurangan konsumsi energi), gangguan absorbsi, ketidak mampuan
tubuh menggunakan thiamin, ataupun meningkatnya kebutuhan. Gejala klinis
menyangkut sistemsyaraf dan jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan
beri-beri, baik biri-bi basah maupun beri-beri kering. Biri biri basah ditandai
dengan sesak napas dan edema setelah mengalami kelelahan yang
berkepanjangan. Beri-beri kering ditandai dengan kelemahan otot luar biasa
dan deregerati syaraf perifer yang dapat berlanjut dengan kelumpuhan kaki.
Riboflavin (B2)
 Kekurangan Riboflavin biasa terjadi karena bersamaan dengan vitamin larut
air lainnya. Tanda kekurangan akan terlihat setelah beberapa bulan
kekurangan, seperti mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan
ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala ini
berkembang menjadi bibir meradang, stomatitis angular (sudut mulut
pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler
darah disekeliling kornea mata. Disamping itu dapat pula menyebabkan bayi
lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
B
Niasin (asam Nikotinat)
 Gejala kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan
pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan palegra
(kulit yang terkena sinar matahari meradang dengan pola simetris pada
kedua sisi tubuh, pecah-pecah dan menjadi luka) yang mempunyai
karakteristik dermatitis, demensia dan diare.
Biotin
 Kekurangan biotin jarang terjadi. Gejala jika mengalami kekurangan biotin
adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa nek dan muntah-muntah, otot
sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat), dan
kesemutan. Pada bayi berumur di bawah enam bulan terlihat gejala
dermatitis.
Asam Pantotenat
 Karena Asam Pantotenat terdapat luas di dalam bahan makanan,
kekurangan Asam Pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan
adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan, dan rasa panas
pada kakai, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan
susah tidur.
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
B
Piridoksin (B6)
 Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi, biasanya jika terjadi karena kekurangan yang
secara bersamaan dengan vitamin B lainnya. Kekurangan vitamin B6 menimbulkan
gejala yang berkaitan dengan kekurangan gangguan metabolisme protein seperti
lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur. Kekurangan lebih lanjut gangguan
pertumbuhan, gangguan fungsi motorik, dan kejang-kejang, anemia, penurunan
pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan
kulit.
Asam Folat
 Kekurangan folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi
gangguan morfologi inti sel terutama sel-sel yang cepat membelah seperti sel darah
merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina dan serviks rahim.
Kobalamin (B12)
 Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan, akan tetapi
sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau gangguan absorbsi dan
transportasi. Karena vitamin B12 dibutuhkan untuk mengubah folat menjadi bentuk
aktifnya, salah satu gejala kekurangan vitamin B12 adalah anemia karena kekuranga
folat. Selain itu kekurangan vitamin B12 terganggunya sistesis DNA menyebabkan
gangguan perkembangan sel-sel, terutama sel-sel yang cepat membelah. Akibat
kekurangan lainnya adalah gangguan syaraf yang menunjukkan degenerasi otak, syaraf
mata, syaraf tulang belakang dan syaraf perifer.
DAMPAK KEKURANGAN VITAMIN
C
 Jika kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
scorbut dengan tanda awal antara lain adalah
lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, tulang,
otot dan persendian serta kurang napsu makan,
kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna
merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi,
kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata
kering dan rambut rontok. Disamping itu luka
sukar sembuh, anemia, kadang jumlah sel darah
putih menurun, depresi dan timbul gangguan
saraf (Rahayu, 2020).
KESIMPULAN
 Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Walau dibutuhkan
dalam jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan, pencegahan penyakit dan
mencapai kehidupan yang sehat dan optimal. Vitamin sebagai
zat gizi mikro tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus
didapatkan dari makanan
 Klasifikasi vitamin dapat dipilah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok vitamin larut dalam lemak dan vitamin yang larut
dalam air.
 Vitamin secara bersamaan dengan komponen senyawa lainnya
berfungsi dalam berbagai aspek untuk memelihara kesehatan.
Vitamin berfungsi dalam metabolisme energi, pembentukan
dan pembekuan darah, metabolisme protein dan asam amino,
kesehatan tulang, ekskresi gen, dan antioksidan
DAFTAR PUSTAKA
 Hardinsyah & Supariasa. (2017). Ilmu Gizi, Teori dan
Aplikasi. EGC.
 Rahayu, D. (2020). Buku Ajar Dasar-Dasar Gizi. CV
Mine.
 Rawung. (2021). Gambaran Asupan Vitamin Larut Air
Mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Pada Masa
Pembatasan Sosial Covid-19. Jurnal KESMAS, 10(10),
14–22.
 Salvam. (2017). Nutrition. Fakultas Kedokteran
Udayana.
 Winarsih. (2018). Pengantar Ilmu Gizi dalam
Kebidanan. Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai