Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Vitamin merupakan zat organik yang umumnya tidak dapat di bentuk dalam tubuh. Vitamin berperan sebagai katalisator organik, mengatur proses

metabolisme dan fungsi normal tubuh. Di tubuh vitamin mempunyai peran utama sebagai zat pengatur dan pembangun bersama zat gizi lain melalui pembentukan enzim, antibodi, dan hormon. Masing-masing vitamin mempinyai beran khusus yang tidak dapat digantikan oleh vitamin atau zat gizi lain. Oleh karena itu, meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit dalam satuan miligram atau mikrogaram, jumlah kecil itu sangat penting. Sampai saat ini terdapat kurang lebih 13 macam vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh agarhidup sehat. Secara umum berdasar sifat kelarutannya vitamin dikelompokkan menjadi dua (Achadi, 2007). Pertama, vitamin larut lemak atau minyak, yaitu vitamin A (retinol), vitamin D (kalsifelor), vitamin E (tokofereol), dan vitamin K (antidikumrol atau menadion). Kedua, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin C, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin B12 (sianokobalamin), niasin,asam folat, asam pantotenat, dan vitamin H (biotin) (Achadi, 2007). Defenisi vitamin ini mula-mulah dianggap mudah, dan diformulasikan sebagai suatu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesis oleh tubuh. Didalam defenisi ini tersirat: diperlikan tubuh dalam jumlah kecil dan berasal dari luar tubuh, karena tidak dapat disintesis didalam tubuh sendiri. Ikatan organik yang tidak bersifat vitamin, tetapi dapat diubah menjadi vitamin setelah dikonsumsi, disebut provitamin atau prekursor vitamin . Tidak semua vitamin mempunyai prekursot sehingga tetap tidak dapat disintesis dalam tubuh (Rumdasih,dkk, 2004).

I.2 TUJUAN PERCOBAAN 1.2.1 TUJUAN UMUM 1. Mempelajari sifat-sifat vitamin. 2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif. 1.2.2 TUJUAN KHUSUS

1. Penentuan Adanya Vitamin A Untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif. 2. Penentuan Adanya Vitamin D Untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Untuk mrmbuktikan adanya vitamin C secara kualitatif.

I.3 PRINSIP PERCOBAAN 1. Penentuan Vitamin A Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan yang dapat dilakukan denga 2 metode yaitu dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara kolorimetri. 2. Penentuan Adanya Vitamin D Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan minyak ikan dengan

larutan H2SO4 lalu dipanaskan beberapa menit, setelah itu didinginkan dan diuji dengan pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan thiamin dengan Pbasetat dan NaOH kemudian panaskan, jika timbul endapan warna coklat-hitam menandakan vitamin B1 positif. Atau dapat juga dilakukan dengan cara mencampurkan tiamin dengan larutan Bismuth nitrat dan tambahkan larutan KI. Timbulnya warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin B6 dengan cara mencampurkan larutan pirodoksin dengan CuSO4 lalu ditambahkan NaOH. Bla terbentuk warna biru ungu berarti vitamin B6 positif. Atau dengan cara mencampurkan larutan pirooksin dengan FeCl3. Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif. 5. Penentuan AdanyaVitamin C Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan asam askorbat dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan. Bila endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3 kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.

1.4. MANFAAT PERCOBAAN Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu: 1. Untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.

2. Untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif. 3. Untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif. 4. Untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif. 5. Untuk mrmbuktikan adanya vitamin C secara kualitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya, vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh dalam jumlah yang mencukupi, sehingga harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualiaan adalah vitamin D yang dapat dibuat di dalam kulit, asalkan kulit cukup mendapatkan sinar matahari. Vitamin lain yang disintesis didalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua jenis vitamin disintesis didalam usus oleh bakteri (Sirajuddin, 2011). Vitamin terdapat dalam bahan makanan hanya dalam jumlah relatif kecil untuk vitamin berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin (recursol). Setelah diserap olah tubuh, provitamin dapat diubah menjadi vamin yang aktif (Sirajuddin, 2011). Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin-vitamin kelompik B. Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang dihasilkan oleh sel dan disebut apoenzim. Peranan hampir seluruh vitamin dari kelompok B telah di ketahui fungsinya didalam koe- enzim. Tidak demikian halnya dengan vitamin yang larut lemak, meskipun gejala-gejala sebagai akibat defisiensi vitamin ini telah diketahui, tetapi peranannya yang jelas didalam reaksi kimiawi dalam proses metabolisme belum diketahui. Kecuali vitamin D, vitamin ini telah diketahui bahwa didalam tubuh vitamin ini diubah menjadi hormon yang berpengaruh atas traspor zat kapur (Ca) (Rumdasih,dkk, 2004). Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu. Bila terlalu banyak dikonsumsi akan menimbulkan gejala-gajala merugikan, keadaan demikian disebut hipervitaminosis. Begitu juga sebaliknya bila tidak memenuhi kebutuhan akan timbul ghejala yang merugukan, bila hanya kadar vitamin dalam darah saja yang turun tetapi belum menunjukan gejala klinis disebut hipovitaminosis, sedangkan jika sedah ada gejala klinis disebut avitaminosis.

Hipervitaminosis terutama terjadi dengan vitamin-vitamin yang larut lemak (Rumdasih,dkk, 2004). Beberapa dari zat makanan penting yang diperlukan tubuh, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan air telah diketahui khasiat dan manfaatnya. Namun demikian dalam pengertian makanan yang bergisi makanan itu pun harus cukup pula mengandung vitamin dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan mengalami avitaminosis dengan gejala macam-macam penyakit. Sebaliknya apa bila tubuh memperoleh kelebuhan akan vitamin yang di perlukannya, maka tubuh akan mengalami hipertaminosis yang mengakibatkan kurang baik terhadap tubuh. Avitaminosis maupun hipervitaminosis sama-sama daapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan tubuh, jadi sebaiknya vitamin yang diperlukan tubuh diusahakan agar tidak kekeurangan dan tidak berlebihan (Poetra, Kartasa dan Marsetyo, 2003). Kadar vitamin dalam makanan atau bahan makanan tergantung pada jenis makanan atau makanan tersebut yang besarnya berfariasi. Selain jenis bahan, kadar vitamin juga tergantung pada kerusakan selama pemanenan bahan pangan atau pemotongan hewan maupun cara menyimpanan dan proses pengolahan yang di dunakan (Achadi, 2007). Vitamin A juga berfungsi antara lain (Achadi, 2007): 1. Penglihatan. 2. Pertumbuhan dan perkembangan. 3. Diferensiasi sel. 4. Reproduksi. 5. Kekebalan. Sumber vitamin A dapat berasal dari bahan pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu, dan mentega. Karoten dapat ditemui pada bahan pangan nabati seperti sayuran daun berwarna hijau, buah berwarna kuning, misalnya pepaya, tomat, labu, ubi jalar kuning, nanas, dan mangga (Achadi, 2007). Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senj, perubahan pada kulit, perubahan pada mata, gangguan pertumbuhan, infeksi dan keratinisasi sel rasa pada lidah. Kelebihan vitamin A dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi

suplemen 16000 RE jangka lama atau 40.000 sampai 55.000 RE per hari. Beberapa tanda keracunan vitamin A antara lain Sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit kering, anoreksia, dan sakitpada tulang (Achadi, 2007). Sumbar vitanin D diperoleh tubuh melalui matahari dan makanan. Kekurangan vitamin D kemungkinan dapat terjadi didaerah yang tidak selalu mendapat sinar matahari. Sumber vitamin D dapat memper oleh melalui makanan, terutama makanan hewani seperti kuning telur,krim, mentega, minyak ikan dan hati. Fortifikasi vitamin D banyak digunakan digunakan pada susus, makanan bayi, dan mentega dan bentuk vitamin D2 (Achadi, 2007). Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan reketsia pada anak dan osteomalacia pada orang dewasa. Selain itu, kekurang vitamin D juga dapat menyebebkan asteoporosis. Pada riketsia terjadi perlembekan tulang,

pertumbuhan gigi terlambat,bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak.Sementara itu,osteomalacia terjadi pada orang dewasa(wanita) karena konsumsi kalsium rendah, kurang sinar matahari dan banyak melahirkan,orang yang sakit pencernaan,hati, kantung empedu dan ginjal.ke;lebihan konsumsi vitamin D dapat menyebapkan keracunan.Seseoran dapat mengalami keracunan bila konsumsi 1.000 SI atau 25 ug/ hari dalam jangka lama.Adapun tanda-tanda keracunan vitamin D antara lain lemah,sakit kepala,kurang nafsu makan,gangguan pengeluaran urin,gangguan mental, dan muntah-muntah (Achadi, 2007). Satuan yang digunakan untuk vitamin D adalah 1 mg d- alfa tokoferol=1,49 SI=1 mg TE (Tokoferol ekivalen).Karena terdapat beberapa bentuk vitamin E, maka aktifitasnya berbeda dan perlu dilakukan penyesuaian.Tokoferol x1,0; Beta tokoferol x 0,5; gama tokoferol x 1,0; Alfa tokotrienol x 0,3 (Achadi, 2007). Berbagai fungsi vitamin E telah diketahui,antara lain a) sebagai anti oksidan; b) peran biologik memutuskan rantai proses peroksidasi lipida dengan menyambung 1 atom H dari gugus OH ke radikal bebas sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabil dan tidak mudah rusak ; c) sitesis DNA (Diribo Nucleic Acid); d) merangsang reaksi kekebalan; c) mencegah penyakit jantung koroner;f) mencegah ganguan menstruasi (Achadi, 2007).

Vitamin E diabsorpsi usus halus bagian atas sebesar 20-80% dan dibantu oleh asam lemah rantai sedang.Transportasi vitamin E dari mokosa usus halus ke dalam sistem linfe dilakukan oleh kilomokron untuk di bawa ke hati.Minyak tumbuhan,kacang-kacangan dapat di gunakan sebagai sumber vitamin E yang berasal dari bahan nabati,sementara itu, pangan hewan yang berupa daging, ikan dan unggas juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin E. Vitamin itu,E mudah rusak oleh pemanasan dan oksidasi.Gangguan kekurangan vitamin E dapat terjadi pada orang yang mengalami gangguan absorpsi lemak seperti cystic fibrisos dan gangguan pada transpor lipida.Selain itu, kekurangan vitamin E dapat menyebapkan hemolisis eritrosit dan sindrome neurologik yang berakibat tidak normalnya fungsi sumsum tulang blakang dan retina.Kelebihan vitamin E dapat menyebapkan keracunan, misalnya mengonsumsi lebih dari 600 mg/ hari (Achadi, 2007). Sebesar 15-80% vitamin K diapsorpsi di usus halus dengan bantuan empedu dan cairan pangkreas.Kemudian,diikatkan dengan kilomikron dan di angkut melalui sistem linfe ke hati.Simpanan di hati 10 persen dalam bentuk filokinon dan sebesar 90 persen sebagai menakino (Achadi, 2007). Beberapa fungsi vitamin K antara lain membantu proses pembekuan darah dan sebagai kofaktor enzim karboksilase. Bahan makanan sebagai sumber vitamin K dapat berasal dari bahan nabati maupu hewani seperti hati,sayuran warna hijau,kacangn buncis,polong,brokoli dan kol.Susu,daging,telur, dan serealia lebih rendah kandunganya daripada sayuran sertah buah.Flora bakteri dalam usus bagian jejenum dari ileum dapat mensintesis vitamin K (Achadi, 2007). Kekurangan vitamin K menyebapkan darah tidak menggumpal sehingga bila luka dapat menyebapkan perdarahan. Kekurangan vitamin tersebut dapat terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan absorpsi lemak dan mengansumsi antibiotika. Konsumsi aspirin berlebihan dapat mencegah pembekuan darah. Kelebihan vitamin K dapat terjadi bila di berikan dalam bentuk sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin tersebut antara lain terjadi hemolisis darah merah, sakit kuning dan kerusakan pada otak (Achadi, 2007).

Kelebihan konsumsi vitamin E dapat mengganggu fungsi vitamin D dan K, menurunkan kerja kelenjar tiroid. Dalam jangka panjang, konsumsi megadosis suplemen vitamin E dan A sintetis diduga kuat akan menurunkn imunitas tubuh dan memicu pertumbuhan sel-sel tumor.Vitamin K sampai saat ini belum ada bukti-bukti yang konklusif tentang dampak negatif kelebihan fitamin K (Yuniastuti, 2008). Setiap vitamin larut lemak A , D, E, dan K mempunyai peranan faali tertetu didalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak diapsorpsi bersama lipidalain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pangkreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sestem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan diberbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin. Dalam makanan alami (nabati maupun hewani) vitamin A berbentuk ster, tetapi dalam saluran pencernaan terjadi hidrolisis ester vitamin A sehingga membentuk retinol bebas dimana dapat diabsorpsi oleh dinding usus dengan proses penyerapan aktif melalui epithel dinding saluran usus halus masuk kedalam darah (Yuniastuti, 2008). Provitamin A diserap sambil diubah menjadi retinol (vitamin A) didalam sel epitel usus.Untuk menghidrolisis ester vitamin A diperlukan enzim hidrolase dan untuk pengubahan karoten menjadi vitamin A diperlikan enzim 5,5- dioksi hidrolase. Enzim initerdapat terutama didalam sel epitel mukosa usus dan sel hati. Untuk penyerapan koletin diperlukan adanya empedu. Setelah diapsorpsi vitamin A dijadikan ester kembali dan ditraspor oleh kilomokron melalui duktus toracicus, masuk ke dalam sel-sel parenkim hati. Sebagian vitamin A disimpan di sel hati, dan sebagian lagi dihidrolisa menjadi retinol dan dikonjugasikan dengan pRBP (plasma Retinol Binding Protein) dan dikeluarkan lagi dari sel hati kedalam aliran darah (Yuniastuti, 2008).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 ALAT DAN BAHAN 1. Penentuan Adanya Vitamin A Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah tabung reaksi, pipet ukur dan pipet tetes, spatula. Adapun bahan yang digunakan ialah minyak ikan, kloroform, kristal SbCl3, asam setat anhidrid, asam trikloroasetat (TCA). 2. Penentuan Adanya Vitamin D Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah tabung reaksi, pipet ukur, dan pipet tetes, alat pemanas. Adapun bahan yang digunakan ialah minyak ikan, kloroform, asam asetat anhidrid, larutan H2O2 5% , asam Trikloroasetat. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah alat pemanas, tabung reaksi, pipet ukur dan pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan ialah lzarutan bismuth nitrat, bi (NO3)3, larutan NaOH 6 N, larutan KI 5%, larutan Pb-asetat 10%. 4 . Penentuan Adanya Vitamin B6 Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah tabung reaksi, dan pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan ialah larutan pridoksin- HCl 1%, larutan NaOH 3%, larutan CuSO4 2%, Larutan besi (III) klorida, dan FeCl3 1%. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah kertas pH atau lakmus, alat pemanas. tabung reaksi, pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan ialah larutan asam asetat 1%, pereaksi benedict, larutan NaHCO 5%, larutan FeCl3 1%, kertas PH atau lakmus.

III.4 Prosedur Kerja 1. Penentuan Adanya Vitamin A Prosedur A : 1. Didalam tabung reaksi , masukan 5 tetes minyak ikan. 2. Ditambahkan 10 tetes kloroform, kemudian campurlah dengan baik. 3. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrid. 4. Selanjutnya, dibubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl3 ke dalamnya. 5. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Prosedur B : 1. Didalam tabung reaksi , masukan 5 tetes minyak ikan. 2. Ditambahkan 10 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform. 3. Dicampurkan dengan baik. 4. Diamati warna yang terjadi, timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif. 2. Penentuan adanya vitamin D 1. Didalam tabug reaksi masukan 10tetes minyak ikan. 2. Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%. 3. Dikocok campuran selama kira-kira 1menit. 4. Kemudian, dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih. 5. Didinginkan tabung dibawah air kran. 6. Selanjutnya, dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentan adanya vitamin A.P 7. Diamati perubahan warna yang terjadi, adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif. 3. Penentuan adanya vitamin B1 Prosedur A : 1. Dimasukan 1 ml larutan thiamine 1% kedalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N.

3. Dicampurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi. 4. Selanjutnya, dipanaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif. Prosedur B : 1. Didalam tabung reaksi masukan 10 tetes larutan thiamen 1%. 2. Ditambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat,dicampurkan dengan baik. 3. Kemudian, ditambahkan pula satu tetes larutan KI 5%. 4. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif. 4. Penentuan adanya B6 Prosedur A : 1. Dimaskan 5 tetes larutan pirodoksin 1 % kedalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3 N. 3. Diamati perubahan warna yang terjadi.bila terbentuk warna biru-ungu berarti vitamin B6 positif. Prosedur B : 1. Dimasukan 10 tetes larutan pirodoksin 1% kedalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 3-5 tetes larutan FeCl3. 3. Diamati perubahan warna yang terjadi.timbulnya warna jingga sampai merah tua berarti vitanmin B6 positif. 5. Penentuan adanya vitamin C Prosedur A : 1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan asam askorbat 1%. 2. Ditambahkan 15 tetes preaksi benedict. 3. Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. 4. Diperhatikan adanya endapan yang terbentuk Warna hijau

kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

Prosedur B : 1. Dimasukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi. 2. Kemudian, dinetralkan larutan (pH = 8 ) mengunakan NaHCO3 5%. 3. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3. 4. Diamati warna yang terjadi. Adanya warnah merah,unggu berarti vitamin C positif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamata IV.1.1 TABEL 1. Penentuan Adanya Vitamin A Bahan Minyak ikan Kloroform Asam asetat anhidrid SbCl3 kristal TCA dalam kloroform Campurlah dengan baik Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk 2. Penentuan Adanya Vitamin D Bahan Minyak ikan Larutan H2O2 5% Tabung 1 10 tetes 10 tetes Merah Coklat (+) Prosedur A 5 tetes 10 tetes 2 tetes Sepucuk sendok -

Panaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price Hasil : Warna Jingga-Kuning(+/-) 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Bahan Larutan Thiamin 1% Larutan Pb-asetat 10% Larutan NaOH 6N Larutan Bi(NO3)3 Larutan KI Prosedur A 10 mL 10 mL 1 mL Prosedur B 10 tetes 10 tetes 2 tetes Kuning (+)

Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A

Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk

Coklat- hitam (+)

Merah-jingga (+)

4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Bahan Larutan asam askorbat Peraksi Benedict4 Ph larutan Larutan FeCl3 Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Prosedur A 5 tetes 2 tetes 10 tetes Terjadi perubahan warna biru- ungu (+) 5. Penentuan Adanya Vitamin C Bahan Larutan pirodoksin Larutan CuSO4 Larutan NaOH 3N Larutan FeCl3 1% Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Prosedur A 5 tetes 15 tetes Endapan merah bata (+) Prosedur B 5 tetes 8 2-3 tetes Kuning coklat (+) Prosedur B 5 tetes 2-3 tetes Terjadi perubahan warna merah-jingga (+)

IV.2 PEMBAHASAN 1. Penentuan Adanya Vitamin A Pada percobaan ini, yang dipraktekkan hanya prosedur A. Digunakan pencampuran antara minyak ikan dengan kloroform, ditambah asetat anhidrid dan Kristal SbCl3 menghasilkan terbentuknya warna biru berubah menjadi warna merah kecokelatan yang menandakan bahwa vitamin A itu positif. Dan ini sesuai dengan teori sebenarnya. Penentuan adanya vitamin A dalam percobaan ini ialah dilakukan dengan menggunakan pereaksi carr-prise. Dalam percobaan ini, pada prosedur A yang menggunakan pereaksi carr-prise diperoleh hasil larutan yang berubah dari warna biru

menjadi warna cokelat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan dasar penentuan kuantitatif. Reagen carrprise adalah larutan SbCl3 dengan kloroform. Vitamin A yang direaksikan dengan pereaksi carr-prise akan menunjukkan warna biru dan berubah menjadi merah cokelat. Hasil percobaan menunjukkan minyak ikan berubah dari warna biru menjadi merah cokelat yang berarti minyak ikan positif mengandung vitamin A.

2. Penentuan Adanya Vitamin D Pada percobaan ini, 10 tetes minyak ikan ditambahkan dengan larutan H2O2 5%, dikocok kemudian dipanaskan, didinginkan kemudian diuji dengan pereaksi carr-prise. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna kuning (+). Hal ini menandakan bahwa positif terhadap vitamin D, karena penggunaan reagen carr-prise pada vitamin D memberikan warna kuning jingga. H2O2 berfungsi sebagai pembanding antara vitamin A dan D. Pemanasan dengan H2O2 tidak merusak vitamin D tetapi akan merusak vitamin A. pada umumnya, vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila

lingkungannya alkalis. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Pada percobaan ini, prosedur A. 10 tetes larutan thiamin dicampur dengan larutan pb-asetst dan larutan NaOH sebelum dipanaskan berwarna kuning setelah dipanaskan berwarna coklat-hitam dan terdapat endapan, ini berarti vitamin B1 positif. Sedangkan pada prosedur B menghasilkan endapan berwarna hitam kecoklatan , yang menunjukkan hasil negative atau tidak adanya vitamin B1.

4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Pada percobaan A, pada larutan pirodoksi ditambahkan dengan CuSO4 dan NaOH menghasilkan warna biru-ungu yang menunjukkan positif

adany vitamin B6.

Dan

pada prosedur B meunjukkan hasil yang

berwarna jingga yang menunjukkan positif adany vitamin. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Pada percobaan A, larutan menghasilkan endapan berwarna hijau kekuningan dan menunjukan adanya vitamin C positif . Sedangkan pada prosedur B sesuai dengan hasil percobaan menghasil larutan berwarna kuning coklat merah bata yang menandakan vitamin C positif .

BAB V PENUTUP V.I. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari percobaan ini : 1. Terdapat vitamin A positif ditandai dengan terbentuknya warna birumerah cokelat. 2. Vitamin D positif ditandai dengan terbentuknya warna jingga-kuning setelah diuji dengan menggunakan metode carr-prise. 3. Terdapat vitamin B1 positif ditandai dengan terbentuknya warna cokelat hitam. 4. Terdapat vitamin B6 ditandai dengan terbentuknya warna biru menjadi ungu setelah diuji dengan larutan pirodoksin, larutan CuSO4 dan larutan NaOH. Pada prosedur B juga terdapat vitamin B6 positif dari warna jingga sampai merah tua setelah diuji dengan larutan pirodoksin dan larutan FeCl3. 5. Terdapat vitamin C positif ditandai dengan terbentukmya endapan merah bata dengan menggunakan pereaksi benedict. Namun pada prosedur B tidak terdapat vitamin C ditandai dengan tidak terbentuknya endapan merah bata.

VI . 2. SARAN

1. Laboratorium Kebersihan harus selalu dijaga agar suasana praktikum terasa nyaman. 2. Praktikum Sebaiknya alat dan bahan lebih lengkap lagi agar praktikum dapat berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Anshory, Irfan. 2000. Kimia kelas III. Jakarta : Erlangga Rumdasih,Yusum ,dkk. 2004.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Buku kedokteran EGC. Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Pratikum Biokimia. Makassar: Universitas Hasanuddin. Yuniastuti,Ari. 2008. Gizi dan kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai