Anda di halaman 1dari 20

Gangguan TIROID PADA

MATERNAL

MK. Patofisiologi Kebidanan


Prodi Kebidanan Magelang
Esti Handayani
Anatomi Kelenjar Tiroid
overview
• Hormon tiroid berperan dalam mempengaruhi kecepatan metabolisme hampir setiap organ dalam
tubuh.
• Sel dalam kelenjar tiroid menghasilkan 2 hormone tiroid yg mempunyai kualitas dan peran yang sama :
1. Tetraiodotironin/ Tiroksin ( T4)  tersusun atas 4 atom iodium
2. Triodotironin ( T3)  Tersusun atas 3 atom iodiom
• Perbedaan Tiroksin dan triodotironin:
a. Tridotironin mempunyai kecepatan dan intensitas kerja 4 kali lebih kuat dari tiroksin
b. Jumlah Triodotironin jauh lebih sedikit dari Tiroksin
c. Keberadaan Triodotironin dalam darah jauh lebih singkat disbanding Tiroksin

• Kelenjar tiroid mensekresi 93 % tiroksin dan 7 % Triodotironin


• Kadar normal hormone tiroid :
a. TSH : 0,3 – 3 u/dl
b. T4 : 0,7 – 2 u/dl
c. T3 : 80 – 220 u/dl
overview
• Terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid (disebut hipertiroid) atau terlalu sedikit
(disebut hipotiroid).
• Hormon tiroid memainkan peran penting selama kehamilan baik dalam perkembangan bayi dan dalam
menjaga kesehatan ibu.
• Kehamilan memiliki efek yang cukup besar pada fungsi tiroid maternal dan Pembesaran tiroid ringan
dinilai sebagai komponen kehamilan yang normal.
• Berbagai konsekuensi buruk, yang dapat memengaruhi ibu dan janin, yang berhubungan dengan
kelainan hormon tiroid dan autoimunitas tiroid maternal.
• Selama trimester pertama kehamilan, kadar serum Tyroid Stimulating Hormone (TSH) maternal secara
signifikan lebih rendah daripada tingkat prakehamilan sebagai akibat dari reaktivitas silang human
chorionic gonadotropin (hCG), yang disekresikan oleh plasenta, ke reseptor TSH pada kelenjar tiroid.
• Titer autoantibodi tiroid menurun sepanjang kehamilan sebagai akibat dari penekanan imun yang
melekat pada kehamilan.
• Sebagai akibat dari perubahan kadar hormon tiroid yang terjadi secara alami selama kehamilan, semua
tes fungsi tiroid pada wanita yang hamil harus ditafsirkan secara berbeda dengan wanita yang tidak
hamil.
• Hormon tiroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) disintesis dalam folikel tiroid.
• Hormon perangsang tiroid (TSH) berfungsi merangsang sintesis dan pelepasan
T3 , T4 serta menyerap iodida yang penting untuk sintesis hormon tiroid.
• Meskipun T4 disintesis dalam jumlah yang lebih besar, T4 diubah menjadi T3 yang
lebih kuat dengan deiodinasi dalam jaringan perifer.
• Selama kehamilan normal, kadar globulin yang mengikat tiroid yang bersirkulasi
meningkat, dan sebagai konsekuensinya, kadar total T3 dan T4 juga meningkat.
• Kadar TSH harus ditafsirkan dengan hati-hati pada trimester pertama karena
human chorionic gonadotrophin memiliki efek stimulasi yang lemah pada reseptor
TSH.
• Selama kehamilan terjadi peningkatan hormone estrogen yg berakibat pada
peningkatan ukuran dan vaskularisasi kelenjar tiroid  kadar tiroid meningkat
selama trimester pertama dan tetap tinggi sampai aterm.
• TotalT4 dan T3 meningkat  Peningkatan laju filtrasi glomerulus pada
kehamilan peningkatan kehilangan yodium tetapi tidak ada pengurangan
serum iodida kecuali jika seorang wanita kekurangan iodida.
• Janin tidak dapat mensintesis T4 dan T3 sampai minggu ke 10 kehamilan, oleh karena itu
janin bergantung pada transfer transplasental dari hormon ibu.
• Terdapat peningkatan sintesis hormon tiroid ibu pada trimester pertama sebagai akibat
dari transplasental dan tingginya kadar globulin pengikat tiroid, dan pada gilirannya
menghasilkan peningkatan kebutuhan ibu untuk iodida.
• Pada daerah dengan defisiensi iodida relatif, hal ini dapat menyebabkan perkembangan
hipotiroksinaemia dan goiter pada ibu
• Fungsi tiroid normal sangat penting untuk perkembangan janin. Selama kehamilan,
kelenjar tiroid meningkat ukurannya sebesar 10% di negara-negara dengan cukup
yodium tetapi sebesar 20% hingga 40% di daerah defisiensi yodium.
• Produksi hormon tiroid, tiroksin (T4), dan triiodothyronine (T3), meningkat hampir 50%
wanita hamil karena proses patologis bagi ibu dan bayi shg menimbulkan disfungsi
tiroid.
• Abortus, persalinan prematur, pre-eklampsia, tiroiditis pascapersalinan pada maternal,
Hipertiroid pada maternal

• Hipertiroid adalah kondisi klinik dan biokimiawi yang menunjukkan meningkatnya


kadar hormonTiroid  Tirotoksikosis
• Hipertiroidisme berlebihan dapat dibagi menjadi beberapa sub-tipe dari etiologi
yang mendasarinya, dan tiga subtipe yang paling umum adalah penyakit Graves,
goiter toksik multinodular, dan adenoma toksik soliter
• Ditemukan 0,1 -0,4% dalam kehamilan dan banyak disebabkan 0leh penyakit Grave
(85%)
• Hipertiroid yang tidak terdeteksi dan diberi penanganan maksimal →
Meningkatkan risiko keguguran, solusio plasenta, persalinan premature
• Hipertiroid pada kehamilan memiliki konsekuensi buruk bagi ibu dan janin.
Hipertiroid yang tidak diobati akan meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia,
gagal jantung, krisis tiroid, hingga kematian ibu.
• Pada ibu dgn komplikasi aritmia jantung, gagal jantung kongestif dapat terjadi
krisis/ Badai tiroid → dalam kasus yang memburuk → morbiditas dan mortalitas
Hipertiroid pada maternal

• Hipertiroid adalah kondisi klinik dan biokimiawi yang menunjukkan


meningkatnya kadar hormonTiroid  Tirotoksikosis
• Hipertiroidisme berlebihan dapat dibagi menjadi beberapa sub-tipe dari
etiologi yang mendasarinya, dan tiga subtipe yang paling umum adalah
penyakit Graves, goiter toksik multinodular, dan adenoma toksik soliter
• Ditemukan 0,1 -0,4% dalam kehamilan dan banyak disebabkan 0leh
penyakit Grave (85%)
• Hipertiroid yang tidak terdeteksi dan diberi penanganan maksimal / tidak
diobati → Meningkatkan risiko keguguran, solusio plasenta, persalinan
premature, preeklampsia, gagal jantung, krisis tiroid, hingga kematian ibu.
• Pada ibu dgn komplikasi aritmia jantung, gagal jantung kongestif dapat
terjadi krisis/ Badai tiroid → dalam kasus yang memburuk → morbiditas dan
mortalitas
TANDA DAN GEJALA
• Methimazole (MMI) dan propylthiouracil (PTU) adalah standar OAT pengobatan
hipertiroidisme pada kehamilan .
• PTU memhambat sintesis T4 dan T3 di kelenjar tiroid dan menghambat konversi T4
menjadi T3 di perifer sedang Metimazol menghambat proses Oksidasi Iodida di kel tiroid
• Efek teratogenik dari MMI dan PTU masih banyak kontroversi. PTU lebih dianjurkan pada
trimester pertama dan dapat dilanjutkan dengan MMI setelah trimester ke dua,
Pemberian PTU perlu dipertimbangkan efek hepatotoksik
• Dosis obat tergantung pada keadaan hipertiroid dan minggu gestasi.
• Pada awal kehamilan sebelum terbentuknya plasenta, diberikan dengan dosis 3 sampai 4
kali 100 mg sehari, sedangkan MMI 3 kali 10 mg sehari.
• Setelah keadaan eutiroid tercapai maka dosis dapat diturunkan ,Target TSH 0,1 -2,5
trimester pertama dan 0,3-3,0 trimester kedua dan tiga
• Kasus Graves disease pengobatan sampai 1-2 tahun, Pada umumnya dengan dosis PTU
100-200 mg/hari dan MMI 10-15 mg/hari selama hamil tidak akan memberikan efek
hipotiroid pada anak
• Konsekuensi pemberian OAT pada janin  menyebabkan hipotoroid, Dosis PTU dibawah
150 mg/hari dan karbimasol 15 mg/hari umumnya tidak menyebabkan masalah pada fetus
Hipotiroid Maternal
• Insiden kasus Antara 2,2% dan 2,5% pada wanita dgn usia kehamilan 15
hingga 18 minggu.
• American Thyroid Association telah mendefinisikan hipotiroidisme terbuka
sebagai serum FT4 normal dengan TSH serum lebih dari 10 mIU/L.
• Prevalensi hipotiroidisme gestasional adalah 2- 5%, tetapi prevalensi
hipotiroidisme subklinis (3-5%) jauh lebih tinggi daripada hipotiroidisme
terbuka (<1%).
• Gejala hipotiroidisme dalam kehamilan termasuk kelelahan ekstrem,
intoleransi dingin, kram otot, sembelit, dan masalah dengan memori atau
konsentrasi
• Hipotiroidisme yang tidak diobati berhubungan dengan peningkatan risiko
preeklampsia, berat lahir rendah, solusio plasenta, abortus, dan kematian
perinatal.
• Tiroiditis autoimun kronis merupakan penyebab utama hipotiroidisme selama
kehamilan di daerah yang cukup yodium.
• Defisiensi yodium dan kelebihan yodium merupakan penyebab potensial
hipotiroidisme ibu.
• Evidence menunjukkan hypothyroidism kongenital (kretinisme) terjadi secara
endemik di daerah kekurangan yodium berat.
• Meskipun penelitian ini tidak menilai fungsi tiroid pada wanita hamil,
hipotiroidisme ibu diasumsikan menjadi penyebab umum kretinisme endemik.
Kekurangan yodium yang parah dapat menyebabkan hipotiroidisme yang jelas
pada ibu dan janin  hipotiroksinemia terisolasi lebih sering terjadi di daerah yang
kekurangan yodium ringan sampai sedang.
• Kelebihan yodium juga dapat menyebabkan hipotiroidisme ibu atau janin dalam
kehamilan, walaupun demikian semua ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen yodium selama kehamilan untuk menyediakan substrat yang cukup
untuk produksi hormon tiroid yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
janin.  peningkatan 50% dalam asupan yodium makanan dianjurkan selama
• Levothyroxine ( LT-4) adalah obat perawatan pilihan (obat sintetis yg berisi
hormon terstandarisasi dan lebih dapat diandalkan krn dianggap aman
belum terbukti memiliki potensi teratogenic).
• Catatan penting bahwa ferrous sulfate dan kalsium karbonat masing-
masing dapat mengurangi penyerapan L-T4 jika dikonsumsi bersamaan.
• Tiroksin digunakan untuk mengobati hipotiroidisme nyata  Tiroksin dapat
mengurangi risiko abortus berulang, pertumbuhan terhambat pada
intrauterin, kelahiran prematur, berat lahir rendah, kematian perinatal, dan
preeklampsia.
Tiroiditis post partum/ Disfungsi tiroid pascapartum (PPTD)

• Adalah kondisi dimana kelenjar tiroid mengalami peradangan dan


pembengkakan setelah melahirkan
• Merupakan kelainan otoimun yang ditandai dengan tirotoksikosis transient diikuti
dengan hipotiroidisme, akibat infiltrasi limfositik didalam kelenjar tiroid.
• Dapat dialami oleh ibu selama berminggu2 atau bahkan berbulan2
• Fungsi tiroit akan Kembali normal dalam 12 sp 18 bulan setelah gejala
• Gangguan faal tiroid pada tiroiditis post partum biasanya terjadi sementara,dan
kebanyakan wanita kembali eutiroid pada akhir tahun pertama setelah
melahirkan.
• Sebagian kecil (1 diantara 4 wanita) yang mengalami tiroiditis postpartum, akan
mengalami hipotiroid permanen  rekomendasi pemeriksaan kadar TSH setiap
tahun pada wanita yang memiliki riwayat tiroiditis post partum
• Gangguan faal tiroid pada keadaan ini bukan disebabkan karena adanya antibodi
• Gejala sulit dikenali krn sering dianggap sebagai stress
biasa atau hanya perubahan mood pasca melahirkan
• Bisa mengarah pada hipotiroid maupun hipertiroid
• Tanda gejala:
1. Gelisah
2. Cepat marah
3. Jantung berdebar dgn cepat
4. Penurunan berat badan
5. Lebih peka thd suhu panas
6. Kelelahan
7. Gemetar
8. Insomnia
• Prevalensi tiroiditis postpartum berbeda-beda tergantung posisi geografis dan ketersediaan
iodium.
• Di Eropa angka kejadiannya diperkirakan bervariasi dari 2 % sampai 8,7 %,namun angka
kejadiannya sangat tinggi (mencapai 25%) pada wanita
yang sebelumnya menderita DM tipe 1.
• Berdasarkan fakta ini , maka pada setiap wanita dengan DM type 1 atau yang diketahui
memiliki anti TPO yang positif, hendaklah dievaluasi terhadap kemungkinan mengalami
gangguan faaltiroid (pemeriksaan kadar TSH) setiap 3 dan 6 bulan post partum.
• Perjalanan penyakit tiroiditis postpartum yang klasik ditandai dengan 3 fase,yaitu
1. Fase pertama  periode hipertiroid yang mulai terjadi 1 - 6 bulan setelah
melahirkan dan berakhir sekitar 1 - 2 bulan;
2. Fase kedua  periode hipotiroidyang terjadi 4 - 6 bulan setelah melahirkan; dan
3. Fase ketiga  periode penyembuhan yaitu sekitar 1 tahun setelah melahirkan.

• Pengobatan diberikan sesuai gambaran klinis masing-masing fase diatas.

Anda mungkin juga menyukai