0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme dan tirotoksikosis, penyebabnya seperti penyakit Graves, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya baik secara farmakologis maupun non-farmakologis, terutama pada kehamilan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme dan tirotoksikosis, penyebabnya seperti penyakit Graves, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya baik secara farmakologis maupun non-farmakologis, terutama pada kehamilan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme dan tirotoksikosis, penyebabnya seperti penyakit Graves, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya baik secara farmakologis maupun non-farmakologis, terutama pada kehamilan.
hormon tiroid yg beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme tirotoksikosis yg diakibatkan oleh kel.tiroid yg hiperaktif.
Apapun sebabnya manifestasi kliniknya sama,
karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yg makin penuh. Penyebab Tirotoksikosis - 70% tirotoksikosis karena penyakit graves, sisanya karena gondok multinoduler toksis dan adenoma toksik. - Rokok mrpkn faktor resiko graves pd wanita, tetapi tidak pd pria. DIAGNOSIS - Untuk fx tiroid diperiksa kadar hormon beredar TT4 dan TT3 (T-total). Dlm keadaan tertentu (FT4 & FT3) dan TSH, ekskresi yodium urin, kadar trigobulin, FNAB, antibodi tiroid. - Usia lanjut gejala dan tanda tidak sejelas usia muda. Dgn perbedaan - BB menurun mencolok (usia muda 20% justru naik) - Nafsu makan menurun, mual, muntah dan sakit perut - Fibrilasi atrium , takiaritmia - Jarang dijumpai takikardi (40%) - Bukannya gelisah justru apatis - Eye signs tidak nyata atau tidak ada HIPERTIROID PADA KEHAMILAN • Penyebab tersering: penyakit Grave 5-10 kali lebih sering dialami wanita dengan puncaknya pada usia reproduktif. • Insidensi kehamilan dengan tirotoksikosis 1:2.000 kehamilan • Prevalensi hipertiroid dalam kehamilan 0,1- 0,4% 85% dalam bentuk penyakit Grave. • Konsentrasi deiodinase III meningkat di plasenta dengan adanya kehamilan • Kehamilan disertai dengan menurunnya ketersediaan iodida unuk tiroid ibu kehamilan: Beberapa perubahan pada pengaturan tiroid selama • Hormon hCG dan TSH memiliki reseptor dan subunit alpha yang sama Fisiologi Tiroid dalam Kehamilan • Kehamilan menginduksi peningkatan pada kadar protein transpor tiroksin mayor dan globulin pengikat tiroksin dalam sirkulasi Fisiologi Tiroid dalam Kehamilan Fisiologi Tiroid pada Janin Manifestasi Klinis
Beberapa gejala yang sering ditemukan:
– Takikardia yang melebihi peningkatan yang biasa terjadi pada kehamilan – Kecepatan nadi saat tidur yang meningkat abnormal – Tiromegali – Eksoftalmus – Kegagalan pada wanita untuk menambah berat badan walaupun asupan makanan normal atau meningkat. Penegakan Diagnosis
• Pasien dengan kecurigaan hipertiroid membutuhkan pengukuran
kadar TSH, T4, T3, dan antibodi reseptor tiroid: – Hipertiroid dalam kehamilan serum TSH ↓, tiroksin bebas (FT4) ↑, triiodotiroinin bebas (FT3) ↑ – Hipertiroid subklinis serum TSH ↓, FT4 (N), FT3 (N) – Sindroma T3-toksikosis serum TSH ↓, FT4 (N), FT3 ↑ – TSI (+) penyakit Grave’s Antibodi reseptor TSH goiter pada janin, hipotiroidism kongenital, dan tiroiditis kronik tanpa goiter. Penatalaksanaan
• Penanganan pada pasien hipertiroid dapat
dimulai dari: – Saat prekonsepsi – Antenatal & intrapartum – Postnatal Penanganan pada antenatal dan intrapartum (pada pasien yang sebelumnya mengalami penyakit Grave’s) Farmakologis • Antitiroid (propylthiouracil dan methimazole) – PTU dan metimazol merupakan terapi lini pertama untuk hipertiroid PTU masih merupakan DOC, karena: • PTU lebih sedikit melewati plasenta dibanding metimazole • Metimazole berhubungan dengan sindrom teratogenik ditandai dengan atresi esofagus atau koanal; anomali janin. • Dosis PTU: 100-150 mg sehari 3 kali sampai pasien eutiroid • Jika hipertiroid berkurang dosis antitiroid diturunkan • PTU dan metimazole aman untuk ibu menyusui. • Obat golongan beta bloker – Fungsi: mengurangi gejala akut hipertiroid dengan cara menurunkan gejala simpatis (takikardi, tremor dan keringat berlebih). – Obat golongan beta bloker dinilai aman dan efektif pada usia gestasi lanjut – Dosis propanolol: 10-15 mg per hari • Komplikasi dari penggunaan obat golongan beta bloker meliputi: – Apgar skor rendah – IUGR – Bradikardi postnatal, hipotermia dan hipoglikemia – Distres pernapasan neonatus. Penanganan pada postpartum • Ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya, karena eksresi obat antitiroid di air susu sangat sedikit • Aman untuk melanjutkan terapi dan laktasi, tidak perlu meningkatkan dosis obat Evaluasi pada ibu • Berat badan: berat badan menurun atau peningkatan berat badan hanya sedikit (5-8 kg) • Takikardi persisten/ menetap • Kadar hormon tiroid dan antibodi • Tekanan darah Evaluasi pada janin • NST • USG: – pemeriksaan yang sangat efektif non-invasif untuk mendeteksi adanya disfungsi tiroid pada janin – Dilakukan sebelum usia kehamilan 28 dan 32 minggu • Maturasi tulang dari bagian sentral femur distal • DJJ sesuai dengan perkembangan janin Komplikasi