Anda di halaman 1dari 17

Perubahan anatomi dan fisiologi

pada kehamilan
Sistem Reproduksi

• Uterus
Ukuran, Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia
otot polos Rahim, serabut - serabut kolagennya menjadi
higroskopik, endometrium menjadi desidua.

Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan


kapasitas lebIh dari 4000 cc.Berat, berat uterus naik secara
luar biasa dari semula yang berbobot 30 gram menjadi 1000
gram pada akhir kehamilan (40 minggu).
Pada minggu pertama , isthimus rahim mengalami hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga jika diraba terasa lebih lunak. Hal
ini disebut tanda Hegar.

Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seerti berisi ciairan


ketuban, dinding rahim terasa tipis oleh karena itu bagian –
bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding
rahim.
• Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak
dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan
vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada
kelenjar – kelenjar serviks.

serviks bertambah vaskularisasinya dan meenjadi lunak yang


disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Karena
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, maka
endoservikal berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang
disebut sebagai tanda chadwick.
• Indung Telur
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus
luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi meksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah
itu akan berperan sebagai progesterone dalam jumlah yang
relatif minimal.
• Vagina dan perineum
Peningkatan vaskularisasi ddan hyperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot - otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai
tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilngnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel - sel
otot polos.

• Kulit
Pada dinding kulit perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan terkadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum.
Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan
garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
gravidarum sebelumnya.selain itu,terjadi perubahan pula di garis
pertengahan perut (lnea alba) yang akan berubah bertambah
hitam kecoklatan yang disebut lina nigra
• Payudara
Payudara akan bertambah ukurannya di vena - vena di bawah
kuit akan terlihat jelas.puting payudara akan membesar,
kehitaman dan tegak.

Areola akan lebih besar dan kehitaman.. kelenjar


Montgomery akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
Jika payudara semakin membesar, striae seperti yang terlihat
pada perut akan muncul juga di payudara
Sistem kardiovaskular
• Pada minggu kelima cadiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurani resistensi vascular
sistemik.

• Antara minggu ke-10 dan minggu ke-20 terj adi peningkatan


plasma. Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan
menyebabakan terjadinya vasodilatasi dan penurunan
resistensi vascular perifer.
• Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan
menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada
dalam posisi telentang. Penekanan vena ke jantung. Akibatnya,
terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga
menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal
sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang
cukup bera takan mengaibatkan ibu kehilangan kesadaran.
• Penekanan pada aorta ini juga akan menguragi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal.selama trimester terakhhir posisi
telentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan dengan posisi miring kekiri. Oleh karena itulah
mengapa ibu hamil tidak dianjurkan dalam posisi telentang
pada akhir kehamilan.
Sistem Respirasi
• Frekuensi pernapasan hanya meengalami sedikit perubahan
pada kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per
menit dan penambilan oksigen per menit akan bertambah
secara signifikan pada kehamilan lanjut.

• Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37


dan akan kembali hampir seperti semula sebelum hamil dalam
24 minggu setelah persalinan
Traktus digestivus

• perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan


motilitas otot polos pada traktus digestivus dan
penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di
lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa
pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refkluks
asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat
perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus
sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi karena
penurunan motiltas usus besar.
Traktus Urinarius
• Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal
plasma flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan
ditemukan kadar asam amino dan vitamin yang larut dalam air
dalam jumlah yang lebih banyak.
• Glukosuria juga merupakan hal yang umum terjadi, akan
tetapi kewaspadaan terhadap penyakt diabetes mellitus tetap
harus diwaspadai.
• Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal
yang abnormal pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan
creatinine clereance lebih tinggi yaitu 30%.
Sistem Endokrin
• Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hierplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan
normal akan mengecil, sedangkan hormone androstenodion,
testosterone, dioksikortokossteron, aldosterone, dan kortisol
akan meningkat
Disproporsi Sefalopelvik (CPD)
• Disproporsi sefalopelvik (cephalopelvic disproportion, CPD),
atau disproporsi sefapelvik adalah disproporsi antara ukuran
janin dan ukuran pelvis yakni ukuran pelvis tertentu tidak
cukup besar untuk mengakomodasi keluarnya janin tertentu
melalui pelvis sampai terjadi kelahiran per vaginam.

• Pelvis yang adekuat untuk jalan lahir bagi bayi 2,27 kg


mungkin tidak cukup besar sebagai jalan lahir untuk bayi 3,2
kg atau pelvis yang cukup besar untuk bayi 3,2 kg mungkin
tidak cukup besar untuk bayi 3,6 kg.
Indikasi kemungkinan disproporsi sefalopelvik

• Ukuran janin sangat besar


• Tipe dan karakteristik khusus tubuh wanita secara umum :
– Bahu lebih lebar dari pada pinggul, tanpa memerhatikan tinggi
– Postur tubuh pendek,seperti kotak
– Tangan dan kaki pendek serta lebar (ukuran sepatu memberi banyak
informasi)
•Riwayat fraktur pelvis
•Deformitas spinal, contoh skoliosis atau kifosis
•Malpresentasi atau malposisi
• Disproporsi sefalopelvik dapat ditandai oleh pola persalinan
disfungsional, kegagalan kemajuan persalinan, fleksi kepala
yang buruk, atau kemacetan rotasi internal dan penurunan
(yaitu deep transverse arret).

• Disproporsi sefalopelvik dapat, atau tidak dapat disertai


pembentukan kaput atau molase. Persalinan disfungsional
yang disebabkan oleh disproporsi sefalopelvik dapat
mengakibatkan kondisi berikut :
 Kerusakan pada janin yaitu kerusakan otak
 Kematian janin atau neonatus
 Rupture uterus
 Kematian ibu
 Infeksi intrauterus

Anda mungkin juga menyukai