PANKREAS
Kelompok 5
MODUL 4 KELAINAN HEPATOBILIER DAN PANKREAS
SKENARIO 4 : Pengalaman KKS
Seorang mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior merawat 2 orang
pasien dengan penyakit yang berbeda. Pasien A, laki-laki, 60 tahun dengan keluhan perut
yang membesar, muntah darah dan BAB berwarna hitam, lengket seperti ter. Hasil
pemeriksaan fisik dijumpai spider naevi, acites, edema pretibial, dan hematemesis, dan
hepatosplenomegali. Setelah dilakukan pemeriksaan rectal toucher didapatkan melena.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan AST 80 u/l, ALT 60 u/l, Bilirubin total 2 mg%, bilirubin
direk 1 mg%, bilirubin indirek 1,8 mg%, albumin 2,5 g/dl. Hasil USG didapatkan hiperechoic
pada hepar, pembesaran lobus kaudatus, dan permukaan hati irregular.
Selanjutnya pasien B, laki-laki, 60 tahun dengan keluhan nyeri perut dan muntah-muntah
sejak satu hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 1. Pasien tidak pernah
merokok dan minum alkohol. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 116 kali/menit, temperatur 39,6 C dan takipneu. Hasil pemeriksaan lainnya
didapatkan ikterik, dan distensi perut. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit
12000 µL, dan serum lipase 180 U/l. Pemeriksaan rontgen abdomen didapatkan penumpukan
feses dan gaster. Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan peripankreatitik fat, batu empedu dan
penyempitan duktus biliaris. Pada hari ketujuh, pasien menjalani pemeriksaan ERCP yang
menunjukkan terdapat batu pada collum vesica fellea dan di dalam duktus biliaris.
JUMP 1 TERMINOLOGI
• Spider naevi : Spider angiomata atau spider nevi, lesi vaskular
terdiri dari arteriola pusat yang dikelilingi oleh pembuluh yang
lebih kecil (seperti laba – laba)
• AST : SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase)
merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati
• ALT : SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase)
merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta
efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.
• Hiperechoic : Hiperekoik pada pemeriksaan USG menunjukan
daerah yang lebih terang dari jaringan sekitarnya
JUMP2-3: RUMUSAN MASALAH DAN
HIPOTESA
DX, DD
TATALAKSANA
• Eritema palmaris
• Spider nevi
• Vena kolateral
• Ascites dengan atau tanpa edema
• Spelomegali, hepatomegali
• Hematemesis dan melena
Pemeriksaan Laboratorium
Gejala klinis abses hati piogenik pada umumnya hampir sama, namun lebih serius
dibandingkan abses hati amebik. Terutama demam yang intermiten (hilang timbul)
atau kontinu (terus menerus) yang disertai menggigil.
• Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan abses
di hati meliputi:
- Abdominal CT scan
- Abdominal ultrasound
- Complete blood count (CBC)
- Liver function tests
- Bilirubin blood test (piogenik)
- Blood culture for bacteria (piogenik)
- Liver abscess aspiration – untuk melihat adanya infeksi
bakteri atau amebik pada abses hati.
- Serology for amebiasis (amebik)
- Stool testing for amebiasis (amebik)
PENGOBATAN
• Pengobatan abses hati piogenik biasanya meliputi aspirasi cairan
abses dengan menggunakan jarum khusus.
• Tindakan operasi diperlukan bila abses terlalu besar atau telah
timbul perforasi. Selain itu, juga akan diberikan antibiotik untuk
sekitar 4 – 6 minggu. Terkadang, antibiotik saja dapat
menyembuhkan infeksi.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, suatu
anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis
yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Hepatitis B akut terjadi jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan. sedangkan
Hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium
atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan.
ETIOLOGI
Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo Nucleic Acid) DNA terkecil berasal dari
genus Orthohepadnavirus famili Hepadnaviridae berdiameter 40-42 nm. Masa inkubasi
berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Bagian luar dari virus ini
adalah protein envelope lipoprotein, sedangkan bagian dalam berupa nukleokapsid atau
core.
Gen C yang mengkode protein inti (HBcAg) dan HBeAg. Gen P yang mengkode enzim
polimerase yang digunakan untuk replikasi virus, dan terakhir gen X yang mengkode
protein X (HBx), yang memodulasi sinyal sel host secara langsung dan tidak langsung
serta mempengaruhi ekspresi gen virus ataupun host
EPIDEMIOLOGI
Infeksi VHB merupakan penyebab utama hepatitis
akut, hepatitis kronis, sirosis, dan kanker hati di dunia.
Center for Disease Control and Prevention (CDC)
memperkirakan bahwa sejumlah 200.000 hingga 300.000
orang (terutama dewasa muda) terinfeksi oleh VHB setiap
tahunnya.
Sepertiga penduduk dunia diperkirakan telah
terinfeksi oleh VHB dan sekitar 400 juta orang merupakan
pengidap kronik Hepatitis B, sedangkan prevalensi di
Indonesia dilaporkan berkisar antara 3-17%.
Persentase Hepatitis B tertinggi pada kelompok umur
45- 49 tahun (11,92%), umur >60 tahun (10.57%) dan
umur 10-14 tahun (10,02%), selanjutnya HBsAg positif
pada kelompok laki-laki dan perempuan hampir sama
(9,7% dan 9,3%). Hal ini menunjukkan bahwa 1 dari 10
penduduk Indonesia telah terinfeksi virus Hepatitis B
(Kemenkes, 2012).
CARA PENULARAN
• Melalui parenteral dan menembus membran mukosa, terutama berhubungan
seksual. Penanda HBsAg telah diidentifikasi pada hampir setiap cairan tubuh dari
orang yang terinfeksi yaitu saliva, air mata, cairan seminal, cairan serebrospinal,
asites, dan air susu ibu.
Jalur penularan infeksi VHB di Indonesia yang terbanyak adalah secara
parenteral yaitu secara vertikal (transmisi) maternal-neonatal atau horisontal (kontak
antar individu yang sangat erat dan lama, seksual, iatrogenik, penggunaan jarum suntik
bersama).
4. Patogenesis
MANIFESTASI KLINIS
- Kolesistitis Kronik
Kolesistitis kronik adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu, yang ditandai
dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat. Kolesistitis kronik
merupakan kelainan kandung empedu yang paling umum ditemukan. Penyebabnya
hampir selalu batu empedu. Penentu penting untuk membuat diagnosa adalah kolik bilier,
dispepsia, dan ditemukannya batu empedu pada pemeriksaan ultrasonografi atau
kolesistografi oral. Keluhan dispepsia dicetuskan oleh makanan “berat” seperti gorengan,
yang mengandung banyak lemak, tetapi dapat juga timbul setelah makan bermacam jenis
kol. Kolik bilier yang khas dapat juga dicetuskan oleh makanan berlemak dan khas kolik
bilier dirasakan di perut kanan atas
PROGNOSA
Prognosis nya adalah tergantung dari besar atau kecilnya ukuran batu
empedu, karena akan menentukan penatalaksanaannya, serta ada atau
tidak dan berat atau ringannya komplikasi. Namun, adanya infeksi dan
halangan disebabkan oleh batu yang berada di dalam saluran biliaris
sehingga dapat mengancam jiwa. Walaupun demikian, dengan diagnosis
dan pengobatan yang cepat serta tepat, hasil yang didapatkan biasanya
baik
KELAINAN PADA PANKREAS
Pankreatitis akut
Etiologi
• Obstruksi mekanik ampula, spt batu empedu, askariasis,
keganasan
• Konsumsi alkohol
• Trauma
• Gangguan metabolik,spt hipertrigliserida, hiperkalsemia
• Toksin
• Obat-obatan, spttetrasiklin, pentamidine, metronidazole
• Infeksi
• Kelainan kongenital
Klasifikasi
• Intestitial edematous pancreatitis terjadi
edema inflamatorik parenkim pankreas yg
menyebabkan pankreas membesar scr difus
• Necrotising pancreatitis terjadinya necrosis
pada perenkim panreas dan/atau jaringan
pankreas
Patogenesis
Pengaturan sekresi enzim pankreas
• Enzim pankreas berguna untuk metabolisma KH, lemak dan protein
• Enzim ini di buat di sel asinar pankreas lalu di simpan dlm vesikel yg
disebut zimogen dlm bentuk proenzim
• Ketika makanan masuk menstimulasi pelepasan proenzim pankreas
di bawah regulasisaraf parasimpatis
• Proenzim dilepaskan ke dlm ductus pankreas lalu di sekresikan ke
dlm usus halus untuk proses percernaaan
• Tripsinogen (proenzim untuk tripsin) akan diaktivasi menjadi tripsin
akan memfasilitasi konversi proenzim lain menjadi bentuk aktif nya
Patogenesis pankreatitis akut
• Apabila terjadi ketidak seimbangan regulasi tersebut, terjadi
aktivasi prematur enzim pankreas yg bersifat destruktif
• Aktivasi prematur proenzim terjadi ketika kompartemen
lisosomal dan granula zimogen bersatu hingga tripsinogen
diaktivasi menjadi trispin yg akan memicu kaskade aktivasi
zimogen lain
• Vesikel sekretori berisi enzim yg telah aktif akan dikeluarkan
melalui membran basolateral ke dlm intertitium dan menarik
sel-sel radang
• Sel radang akan mengeluarkan TNF-α, IL-6, IL-8, dan akan
meningkatkan permeabilitas vaskular pankreas shg terjadi
pendarahan, edem dan nekrosis pankreas
Gejala klinis
• Akut ringan tdk ada organ failure,
komplikasi lokal maupun sistemik
• Akut sedang terdapat transient organ
failure, komplikasi lokal/sistemik tanpa ada
organ failure yg persisten
• Akut berat persistent organ failure (> 48
jam), single organ failure, multipke organ
failure
Diagnosa
Bila memenuhi 2 dari 3 kriteria
1. Nyeri hebat di abdomen (biasanya di daerah
epigastrium), dgn onset akut, kadang
menjalar ke punggung
2. Kenaikan kadar enzim pankreas (amilase atau
lipase) ≥ 3x lipat nilai normal
3. Terdapt gambaran karakteristik pankreatitis
akut pada CT-Scan dengan kontras
Anamnesa
• Gejala utama yg dikeluhakan: nyeri hebat
abdomen
• Mual muntah
• Gelisah, agitasi, lebih nyaman pada posisi
supinasi
Pemeriksaan fisik
• Demam, takikardi, syok, atau koma pada kasus berat
• Abdominal tendernessdistensi abdomen terutama di
epigastrium dan defens muscular
• Dipsneu krn iritasi diafragma oleh eksudat inflamasi
• Eccymotic discloration pada pinggang (Grey Turner’s sign) atau
ada regio periumbilikal (Cullen’s sign) menunjukkan pendarahan
intraabdomen dan biasanya mempnyai prognosis buruk
• Ikterik bila terdapat obstruksi pada duct bilier
• Terdapat massa di epigastrium terdapat pembentuka
pseudokista
• Subcutaneus nodular fat necrosis
Pemeriksaan penunjang
• Darah kengkap
• Kolesterol, trigliserid dan kalisium untuk
mengevaluasi etiologi
• ALT, AST, alkali fosfatase bilirubin total untuk
mencari tanda pankreatitis akibat batu
empedu
• Foto polos abdomen gambaran sentinel
loop atau colon cut off sign
Tatalaksana
• Pantau tanda vital, hidrasi, koreksi
ketidakseibangan eletrolit dan nutrisi serta
lakukan pencegahan komplikasi
• Tatalaksana suportif cairan intravena,
manajemen nyeri, koreksi elektrolit
• 70% berespon pengobatan suportif saja
• 30% berat, dpt mengalami syok, gagal napas dan
infeksi shg perlu perawatan intensif
• Rujuk ke spesialis penyakit dalam
Komplikasi
• Akut acut peripancreatic fluid collection,
pseudokista, acute necrotic collection, walled
off, disfungsi gastric outlet, trombosis vena
porta,necrosis colon
• Sistemik eksaserbasi dr komorbid yg
menyertai sebelumya, spt PJK, peny.paru
kronis, yg di presipitasi oleh pankreatitis akut