HIPERKOLESTROLEMIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Oleh :
Preseptor :
dr. Lasmita Nurul Huda, M.K.M
Pembimbing:
dr. Lies Sulyani
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis hanturkan kepada
Allah SWT yang maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Hiperkolestrolemia”. Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu tugas
dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada bagian/ SMF Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi Penulis untuk menyelesaikan laporan kasus ini, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Lasmita Nurul Huda, MKM selaku preseptor selama mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior pada bagian SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, arahan,
masukan, semangat, dan motivasi bagi penulis sehingga laporan kasus ini dapat
diselesaikan.
2. dr. Lies Sulyani selaku pembimbing pada Puskesmas Syamtalira Bayu yang
telah memberikan bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan motivasi
bagi penulis sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambaran arteri normal dan arterosklerosis ...................................... 28
Gambar 2. Patofisiologi dislipidemia.................................................................... 34
v
DAFTAR TABEL
1
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 53 Tahun
Alamat : Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor BPJS : 0001830144508
Nomor RM : 00.86.83
Status : Kawin
Tgl. Kunjungan Poli : 24 Januari 2022
Tgl. Pemeriksaan : 28 Januari 2022
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Pasien :
• Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri kuduk dan nyeri sendi lutut
• Keluhan tambahan : mata kanan terasa perih, gatal dan terasa ada yang
mengganjal di mata kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kuduk dan nyeri sendi
lutut yang dirasakan beberapa hari sebelumnya. Keluhan tersebut muncul pagi hari
saat bangun tidur. Pasien juga mengeluhkan mata kabur, perih, dan gatal, dan
seperti ada yang mengganjal ketika menutup mata sejak dua minggu yang lalu.
3. Riwayat Penyakit terdahulu (RPD) :
Pasien pernah didiagnosis hiperkolestrolemia setahun yang lalu dengan
keluhan kebas-kebas pada anggota gerak. Riwayat DM dan hipertensi (-). Sepuluh
hari sebelumnya pasien datang ke puskesmas dengan keluhan mata kabur dan
dirujuk ke RS Cut Meutia namun belum ada perbaikan.
28
29
Kedudukan
No Nama Gender Umur Pekerjaan
dalam keluarga
An. 1 (31 An. 2 (28 th) An. 3 (22 th) An. 4 (17 th)
th)
Gambar 2.1 Skema Ikhtisar Keluarga Pasien
30
- Infus terpasang
Ekstremitas bawah:
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : -/-
- Sendi : dalam batas normal, hiperemis (-)
- Edema : -/-
- Gangren : -/-
- Sianosis : -/-
- Clubbing finger: -/.
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan cholesterol puasa : 230 mg/dl
2.5 Diagnosis Kerja
Hiperkolesterolemia
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Upaya Promotif
Upaya promotif yang dapat diberikan kepada pasien yaitu sebagai berikut:
- Memberikan informasi mengenai penyakitnya
- Upaya pencegahan terhadap komplikasi yang dapat timbul
- Pengontrolan diet terhadap pasien
- Kepatuhan pengobatan terhadap pasien
- Pentingnya untuk berolahraga
2.6.2 Upaya Preventif
Upaya preventif yang dapat diberikan terhadap pasien yaitu sebagai berikut:
- Makan makanan sehat dan bergizi seimbang
- Gunakan minyak tak jenuh
- Usahakan untuk melaukan diet penurun berat badan.
- Olah raga teratur 2-3 kali seminggu
2.6.3 Upaya Kuratif
Pada pasien ini diberikan obat berupa:
- Na. Diclofenat 2x1
- Simvastatin 1x 20 mg
35
- Vit B1 2x1
- Metil prednison 2x1
2.6.4 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitative yang dapat dilakukan kepada pasien adalah kontrol
ulang ke faskes dalam hal ini adalah puskesmas syamtalira bayu, melakukan
monitoring terhadap keluhan yang dialami dan melakukan diet rendah kolesterol.
2.6.5 Upaya Psikososial
Upaya psikososial pada pasien adalah memberikan motivasi dan support
terhadap pasien dalam menjalani kehidupannya sebagai hiperkolesterolemia
2.7 Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad fungsionam : bonam
- Quo ad sanationam : bonam
2.8 Anjuran
- Minum obat sesuai dengan anjuran dokter dan petugas kesehatan
- Menjaga pola makan yang baik dan menghindari makanan/minuman yang
dapat meningkatkan kolesterol
- Berolahraga yang rutin
2.9 Faktor Determinan Penyakit
1. Faktor Enviroment (Lingkungan)
Keluhan pasien tidak terlalu berhubungan dengan kondisi pasien tinggal.
Namun kondisi lingkungan sosial seperti pekerjaan pasien yang ditentukan oleh ada
atau tidaknya proyek, membuat saat tidak ada proyek pasien akan sering di rumah
dengan aktifitas fisik yang kurang, dan kemungkinan di tempat kerja pola diet
pasien kurang terjaga.
2. Faktor Host
Faktor host pada pasien ini adalah faktor usia dikarenakan tidak ada keluhan
serupa pada keluarga, pasien berusia 53 tahun yang merupakan usia pre-lansia dan
mulai rentan untuk terkena penyakit degeneratif seperti hierkolesterolemia, faktor
lain seperti aktivitas fisik yang kurang.
36
28
29
Kadar kolesterol dikatakan tinggi apabila kadar kolesterol total dalam darah
yaitu lebih dari 200mg/dl. (7)
(lebih muda dari 55 tahun pada pria dan lebih muda dari 65 tahun pada
wanita)
• Hipertensi
• Diabetes
• Merokok
• Kadar kolesterol HDL rendah (kurang dari 40 mg/dl pada pria dan kurang
dari 55 mg/dl pada wanita).
Ada penyebab genetik dan didapat dari hiperkolesterolemia. Kelainan
genetik klasik adalah hiperkolesterolemia familial karena mutasi pada gen reseptor
LDL yang mengakibatkan LDL-C lebih besar dari 190 mg/dl pada heterozigot dan
lebih besar dari 450 mg/dl pada homozigot. Defek pada reseptor LDL ini
menyumbang setidaknya 85% dari hiperkolesterolemia familial.
Hiperkolesterolemia familial disebabkan oleh hilangnya fungsi mutasi pada gen
yang mengkode reseptor LDL. Pengurangan aktivitas reseptor LDL di hati
menghasilkan penurunan tingkat pembersihan LDL dari sirkulasi. Tingkat plasma
LDL meningkat ke tingkat sedemikian rupa sehingga tingkat produksi LDL sama
dengan tingkat pembersihan LDL oleh reseptor LDL residu serta mekanisme
reseptor non-LDL. Lebih dari 1600 mutasi telah dilaporkan berhubungan dengan
hiperkolesterolemia familial. Peningkatan kadar LDL-C pada hiperkolesterolemia
familial terutama disebabkan oleh penundaan pembuangan LDL dari darah. Karena
pembuangan IDL juga tertunda, produksi LDL dari IDL juga meningkat. Individu
dengan dua alel reseptor LDL yang bermutasi (homozigot hiperkolesterolemia
familial atau heterozigot majemuk) memiliki kadar LDL-C yang jauh lebih tinggi
daripada mereka yang memiliki satu alel mutan (hiperkolesterolemia familial
heterozigot).(5,12,13)
3.4 Klasifikasi
Kolesterol merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular.
kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan penimbunan lemak atau plak
didalam pembuluh arteri sehingga dapat menghambat aliran darah. Kolesterol tidak
larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim keseluruh tubuh perlu
dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang dapat
31
dianggap sebagai pembawa atau carier kolesterol dalam darah. Selain berasal dari
makanan, kolesterol juga bisa dibentuk dari hati yang berasal dari asam lemak jenuh
hasil pemecahan dari trigliserida. Trigliserida itu sendiri merupakan salah satu jenis
lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya
kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Memang
metabolisme dalam tubuh hanya asam lemak jenuh yang bisa di bentuk menjadi
kolesterol. Kolesterol memiliki beberapa jenis yang perlu untuk diketahui,
diantaranya adalah (6):
1. Chylomicrons
Chylomicrons berasal dari lemak-lemak yang kita makan. Karena lemak
tidak bisa diserap dengan baik dalam bentuk alaminya, maka lemak-lemak
tersebut akan diubah menjadi substansi yang bisa diserap oleh besi. Saat
lemak melewati lambung ke dalam usus halus, enzim dari pankreas dan
cairan dari hati dan kandung kemih menciptakan chylomicrons (yang
sebagian besar tersusun dari trigliserida) dengan menyusun kembali
molekul-molekul lemak ini dan meningkatkan pencernaan. Selanjutnya,
enzim lipase akan memecah chylomicrons menjadi asam lemak yang bisa
digunakan sebagai energi atau disimpan didalam sel-sel lemak.
2. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL atau high density lipoprotein ini dua bentuk utama HDL
yaitu HDL 2 dan HDL 3. Kedua bentuk kolesterol baik ini berfungsi untuk
melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular. Kedua jenis HDL ini
biasanya dihitung sebagai kolesterol HDL. Kolesterol ini tidak berbahaya,
kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan seringnya
disebut kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat
di pembuluh darah arteri kembali ke hati. Dengan kata lain HDL dapat
melarutkan LDL yang menempel di pembuluh darah untuk diproses dan
dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap diarteri dan melindungi
pembuluh darah dari proses ateroklerosis atau terbentuknya plak pada
dinding pembuluh darah. Semakin tinggi kadar HDL, maka pembersihan
akan semakin baik. Proses ini akan menurunkan risiko penyakit jantung dan
32
pembuluh darah. Intinya, semakin tinggi kadar HDL, maka semakin baik.
3. Kolesterol VLDL
Kolesterol VLDL atau very low density lipoprotein ini merupakan sebagian
besar tersusun dari trigliserida. VLDL bisa dibentuk dengan memecah
chylomicrons atau diproduksi oleh hati. Selanjutnya, partikel-partikel kaya
trigliserida ini bisa diangkut keseluruh tubuh digunakan sebagai energi atau
disimpan dipaha, pinggang, dan tempat-tempat penyimpanan lainnya.
Meskipun kadar VLDL tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,
tetapi jenis kolesterol ini tidak menimbulkan kerusakan separah kolesterol
LDL. Jika kadar VLDL atau chylomicron meningkat, maka kadar
trigliserida juga akan meningkat, sementara kadar kolesterol baik HDL akan
menurun.
4. Kolesterol LDL
Kolesterol LDL dikenal sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL sangat
berbahaya, karena lemak yang terkandung dalam kolesterol ini dapat
menempel pada permukaan pembuluh darah dan dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol
paling banyak didalam darah. Kolesterol saat ini merupakan faktor resiko
utama penyakit kardiovaskular, karena menghambat pembuluh arteri. Bagi
yang tidak mempunyai penyakit jantung, ada baiknya mengurangi kadar
kolesterol hingga 110mg/dl. Kadar kolesterol pada tingkat ini bisa
membantu untuk menghindari penyakit jantung. Akan tetapi, Jika menderita
penyakit jantung koroner maka disarankan untuk menurunkan kadar LDL
hingga dibawah 100mg/dl. Pada tingkat ini, plak kolesterol mulai pecah, dan
arteri bebas dari hambatan. intinya, semakin rendah kadar LDL, maka
semakin baik.
3.5 Gejala Klinis
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak atau lipid yang diproduksi
oleh hati. Kolesterol secara alami terdapat dalam dinding sel atau selaput didalam
tubuh, termasuk otak, syaraf, otot, kulit, hati, usus, dan jantung. Dalam kondisi
normal, kolesterol berfungsi sebagai pembangun dan pemelihara sel membran,
33
menyaring molekul yang masuk dan tidak kedalam sel, memproduksi hormon seks,
dan membantu produksi empedu.
Jika seseorang memiliki terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah, maka
kelebihannya dapat disimpan dalam arteri, termasuk arteri koroner jantung,
pembuluh arteri ke otak, dan arteri yang memasok darah ke kaki. Penyumbatan
arteri dikaki menyebabkan kardiovaskular atau nyeri saat berjalan, penyumbatan
arteri cartoid dapat menyebabkan stroke, sementara penyumbatan arteri koroner
menyebabkan angina atau nyeri dada dan serangan jantung.
Untuk menghindari hal semacam itu, maka ada baiknya mengetahui terlebih
dahulu gejala atau tanda-tanda dari hiperkolesterol tersebut. Ada beberapa gejala
atau tanda-tanda seseorang mengalami hiperkolesterol atau koleserol berlebih.
Gejala atau tanda-tanda yang dimaksud tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Tangan dan kaki terasa pegal
Pembuluh darah dikaki dan tangan juga bisa tersumbat akibat penumpukan
kolesterol. Penumpukan ini umumnya terjadi secara terus-menerus dan
membuat tangan serta kaki terasa pegal.
2. Sering kesemutan
Kesemutan berkaitan dengan syaraf yang tidak mendapatkan aliran darah.
Kesemutan dibagian tangan dan kaki adalah implikasi dari ketidaklancaran
aliran darah dibagian tubuh tertentu. Hal ini membuat aliran darah menjadi
kental akibat tingginya kadar kolesterol.
3. Kepala pusing
Pusing dibagian belakang kepala disebabkan oleh penyumbatan pembuluh
darah diarea sekitar kepala. Penyumbatan ini terjadi karena kolesterol mulai
membentuk plak dipembuluh darah. Apabila dibiarkan, maka pembuluh
darah bisa pecah dan mengakibatkan stroke.
34
3.6 Patogenesis
Hiperkolesterolemia merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme dihati, jika kadar
kolesterol berlebihan maka akan dapat mengganggu proses metabolisme sehingga
kolesterol tersebut menumpuk dihati. Kolesterol yang masuk kedalam hati tidak
dapat diangkut seluruhnya
oleh lipoprotein menuju ke
hati dari aliran darah
diseluruh tubuh. Apabila
keadaan ini dibiarkan untuk
waktu yang cukup lama,
maka kolesterol berlebih
tersebut akan menempel di
dinding pembuluh darah dan
menimbulkan plak
kolesterol. Akibatnya,
dinding pembuluh darah
yang semula elastis (mudah
berkerut dan mudah
melebar) akan menjadi tidak
elastis lagi. (13) Gambar 2. Patofisiologi dislipidemia
35
3.7 Tatalaksana
Prinsip terapi pada hiperkolesteromia adalah :
1. Gaya hidup
a. Olah raga dan aktivitas fisik yang bertujuan untuk mencapai berat
badan ideal, mengurangi resiko terjadinya sindrom metabolik, dan
mengontrol faktor risiko penyakit jantung koroner. Aktifitas fisik
dapat menurunkan trigleserida dan meningkatkan HDL. Aktivitas
fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat
30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara
dengan 4-7 kkal/menit, contohya :
• Bersepeda untuk kesenangan atau transportasi dengan jarak 8 KM
dalam 30 menit
• Berenang selama 20 menit
• Menyapu halaman selama 30 menit
• Membersihkan rumah menyeluruh
• Dll.
b. Menghentikan kebiasaan merokok
Meroko berhubungan dengan peningkatan kosentrasi trigleserida,
menghentikan merokok dapat meningkatkan kosentrasi HDL sebesar
5-10%.
c. Mengatur berat badan
Pasien dengan kelebihan berat badan direkomendasikan untuk
mengurangi 10% BB nya. Setiap penurunan 10 kg BB berhubungan
dengan penurunan LDL sebesar 8mg/dl. Setiap penurunan 1 kg BB
berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL
dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3 mg/dl. (4,14)
2. Pengelolaan nutrisi
Tujuan dari pengelolaan nutrisi yaitu menurunkan BB bila mengalami
kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan
asupan kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks
dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
36
3. Medikamentosa
Tabel 2. Klasifikasi obat penurun lemak berdasarkan indikasi utama dan
mekanisme kerja
28
29
Method Sarana
Hiperkoles
teromia
Lingkungan Orang
28
BAB 5
KESIMPULAN
disebut plak kolesterol. Plak kolesterol dapat membuat saluran pembuluh darah
menjadi sempit sehingga aliran darah menjadi kurang lancar. Pada laporan kasus
ini pasien Tn. F 53 tahun dengan keluhan nyeri kuduk dan nyeri sendi lutut yang
pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada pasien ini memiliki risiko terhadap
keluhannya yaitu risiko umur, berat badan, life style, dan stress. Pada pasien ini
terdekat.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehat Republik Indones. 2018;1–100.
2. Harianja SH, Nurhayati, Hamril D. Upaya Pencegahan Hiperkolestrolemia
Melalui Pemeriksaan Laboratorium Dan Penyuluhan Di Posyandu Lansia
Anggrek Kelurahan Talang Jambe Palembang. J Kreat Pengabdi Kpd Masy.
2020;3(2):331–7.
3. Stone NJ, Robinson JG, Lichtenstein AH, Bairey Merz CN, Blum CB, Eckel
RH, et al. 2013 ACC/AHA guideline on the treatment of blood cholesterol
to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: A report of the
american college of cardiology/american heart association task force on
practice guidelines. Circulation. 2014;129(25 SUPPL. 1):1–45.
4. Yuliana E. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total
pada Lansia di Posyandu Lansia. 2016;
5. Mytilinaiou M, Kyrou I, Khan M, Grammatopoulos DK, Randeva HS.
Familial hypercholesterolemia: New horizons for diagnosis and effective
management. Front Pharmacol. 2018;9(JUN).
6. Puspitasari E. Analisis Beberapa Faktor Risiko Hiperkolesterolemia Pada
Calon Jemaah Haji Berdasarkan Siskohatkes Tahap 2 Di Kabupaten
Magetan. 2018.
7. Inada A, Weir GC, Bonner-Weir S. Induced ICER Iγ down-regulates cyclin
a expression and cell proliferation in insulin-producing β cells. Biochem
Biophys Res Commun. 2005;329(3):925–9.
8. Ramadhan MA. Patient Empowerment Dan Self-Management Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2019;10(2):331–5.
9. Adri K, Arsin A, Thaha RM. Faktor Risiko Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2
Dengan Ulkus Diabetik Di Rsud Kabupaten Sidrap. J Kesehat Masy Marit.
2020;3(1):101–8.
10. Kementrian Kesehatan RI (2018) RISKESDAS 2018.
11. Ibrahim MA, Asuka E, Jialal I. Hypercholesterolemia [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing LLC; 2021. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459188/
12. Dainis AM, Ashley EA. Cardiovascular Precision Medicine in the Genomics
Era. JACC Basic to Transl Sci. 2018;3(2):313–26.
13. Sturm AC, Knowles JW, Gidding SS, Ahmad ZS, Ahmed CD, Ballantyne
36
37
40