Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

HIPERKOLESTROLEMIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Oleh :

Adila Afra Amri, S.Ked


2006112039

Preseptor :
dr. Lasmita Nurul Huda, M.K.M

Pembimbing:
dr. Lies Sulyani

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
UPTD PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU
LHOKSEUMAWE
JULI 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis hanturkan kepada
Allah SWT yang maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Hiperkolestrolemia”. Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu tugas
dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada bagian/ SMF Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi Penulis untuk menyelesaikan laporan kasus ini, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Lasmita Nurul Huda, MKM selaku preseptor selama mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior pada bagian SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, arahan,
masukan, semangat, dan motivasi bagi penulis sehingga laporan kasus ini dapat
diselesaikan.
2. dr. Lies Sulyani selaku pembimbing pada Puskesmas Syamtalira Bayu yang
telah memberikan bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan motivasi
bagi penulis sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lhokseumawe, Februari 2022

Adila Afra Amri S.Ked

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


BAB 2 LAPORAN KASUS ................................................................................ 28

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 28


3.1 Definisi ........................................................................................................ 28
3.2 Epidemiologi ............................................................................................... 29
3.3 Etiologi ........................................................................................................ 29
3.4 Klasifikasi ................................................................................................... 30
3.5 Gejala Klinis................................................................................................ 32
3.6 Patogenesis .................................................................................................. 34
3.7 Tatalaksana .................................................................................................. 35

BAB 4 PEMBAHASAN ...................................................................................... 28


4.1 Karakteristik Berdasarkan Faktor Risiko ................................................... 28
4.2Karakteristik Berdasarkan Keluhan Pasien .................................................. 29

BAB 5 KESIMPULAN ....................................................................................... 35


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambaran arteri normal dan arterosklerosis ...................................... 28
Gambar 2. Patofisiologi dislipidemia.................................................................... 34

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kadar lipoprotein setelah 9-12 jam puasa .............................................. 29


Tabel 2. Klasifikasi obat penurun lemak berdasarkan indikasi utama dan
mekanisme kerja.................................................................................................... 36
Tabel 3. Mekanisme kerja dan indikasi utama obat-obat penurun lemak ............ 36
Tabel 4. Jenis dan dosis obat penurun lemak ....................................................... 37
BAB 1
PENDAHULUAN
Penduduk lanjut usia secara biologis akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus, dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Survei terkini di 8
negara Asia melaporkan, 50% penduduk Asia gagal menurunkan kadar kolesterol
jahat mereka sesuai target yang disarankan dalam panduan pengobatan. Di
Indonesia, kegagalan ini bahkan mencapai 70%. (1,2)
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi kadar kolesterol total di dalam
darah melebihi batas normal (>200mg/ dL). Menurut American Heart Association
(AHA), hiperkolesterolemia yaitu kadar kolesterol total dan LDL di dalam darah
melebihi kadar normal. Kadar kolesterol tinggi di dalam darah merupakan salah
satu penyebab utama aterosklerosis dan atau penyakit berkaitan dengan
aterosklerosis, seperti penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular iskemia,
dan penyakit pembuluh darah perifer.(3) Faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol pada lansia antara lain jenis kelamin, obesitas, asupan kolesterol
makanan, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga.(4)
Data riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan
21,2% penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun mempunyai kadar kolesterol
abnormal ≥ 200 mg/ dL (berdasarkan NCEP ATP III) dan prevalensi meningkat
seiring bertambahnya usia, dengan perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan
lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan. Masyarakat
Aceh 59,3% dapat mengosumsi 1-6 kali dalam satu minggu makanan
berlemak/berkolesterol/gorengan. (1) Pra lansia dan lansia merupakan kelompok
masyarakat yang rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian, salah satunya adalah penyakit akibat hiperkolesterolemia.

1
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 53 Tahun
Alamat : Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor BPJS : 0001830144508
Nomor RM : 00.86.83
Status : Kawin
Tgl. Kunjungan Poli : 24 Januari 2022
Tgl. Pemeriksaan : 28 Januari 2022
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Pasien :
• Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri kuduk dan nyeri sendi lutut
• Keluhan tambahan : mata kanan terasa perih, gatal dan terasa ada yang
mengganjal di mata kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kuduk dan nyeri sendi
lutut yang dirasakan beberapa hari sebelumnya. Keluhan tersebut muncul pagi hari
saat bangun tidur. Pasien juga mengeluhkan mata kabur, perih, dan gatal, dan
seperti ada yang mengganjal ketika menutup mata sejak dua minggu yang lalu.
3. Riwayat Penyakit terdahulu (RPD) :
Pasien pernah didiagnosis hiperkolestrolemia setahun yang lalu dengan
keluhan kebas-kebas pada anggota gerak. Riwayat DM dan hipertensi (-). Sepuluh
hari sebelumnya pasien datang ke puskesmas dengan keluhan mata kabur dan
dirujuk ke RS Cut Meutia namun belum ada perbaikan.

28
29

4. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK):


Riwayat hipertensi (-), hiperkolesterolemia (-), DM (-), stroke (-), jantung
(-).
5. Riwayat Pemakaian Obat
Pasien hanya mengosumsi obat-obatan dari dokter untuk kolesterol dan
keluhan mata.
6. Profil Keluarga
Pasien F merupakan seorang kepala keluarga dan tinggal Bersama istri dan 2
orang anaknya. Pasien memiliki 4 orang anak. 2 anak pasien sudah menikah dan
tidak tinggal bersama pasien.
Tabel 2.1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan
No Nama Gender Umur Pekerjaan
dalam keluarga

1. Tn. F Kepala Keluarga L 53 th Wiraswasta

2. Ny. F Istri P 28 th Wiraswasta


3. An. Anak P 22 th Wiraswasta
4. An. Anak L 17th Siswa
7. Karakteristik Demografi Keluarga

a. Identitas Kepala keluarga : Tn. F


b. Bentuk Keluarga : Keluarga kecil
8. Ikhtisar keluarga

Tn. F, (Pasien) Ny. F

An. 1 (31 An. 2 (28 th) An. 3 (22 th) An. 4 (17 th)
th)
Gambar 2.1 Skema Ikhtisar Keluarga Pasien
30

9. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Ramai
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : + 8 x 12 m 2 tidak bertingkat pasien tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 4 orang sendiri yang berukuran + 8 x 12
Luas halaman rumah: +4 x 8 m2 m 2 berbentuk rumah sederhana
Atap rumah: seng dengan plafon triplek terdiri atas 3 kamar, 1 ruangan
Lantai rumah dari: semen untuk jualan, terdapat 3 kamar
Dinding rumah dari: semen mandi dengan dua kamar
Jumlah Jendela : 5 madinya di dalam kamar, dan 1
Jumlah Kamar: 3 dapur. Terdapat jendela di
Jumlah Kamar mandi dan jamban: 3 setiap ruangan. Atap rumah
terdiri dari semen cor dan
platfon, dinding dari semen dan
lantai rumah terbuat dari semen
halus.
Penerangan listrik : milik pribadi 6 Ampere
Ketersediaan air bersih: sumur
Tempat pembuangan sampah : sampah diambil
oleh petugas sampah

10. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


- Jenis tempat berobat : Puskesmas
- Asuransi/ Jaminan Kesehatan : BPJS
31

11. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat pasien berjalan kaki Letak puskesmas tepat
pelayanan kesehatan menuju puskesmas didepan rumah pasien,
artinya jarak puskesmas
sangat dekat dari tempat
tinggal pasien ± 15 m,
sehingga cukup dengan
berjalan kaki saja
menuju puskemas
Tarif pelayanan Menurut keluarga tidak Untuk biaya pengobatan
kesehatan ada biaya pelayanan diakui oleh keluarga
kesehatan yang pasien yaitu setiap kali
dibayarkan di puskesmas datang berobat tidak
dipungut biaya dan
pelayanan Puskesmas
dirasakan keluarga
pasien memuaskan.
Kualitas pelayanan Menurut pasien kualitas Pasien dapat datang
kesehatan pelayanan kesehatan kapan saja ketika
memuaskan. merasakan keluhan di
badannya ke Puskesmas.
12. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
Pasien merupakan seorang wiraswasta. Penghasilan pasien cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien. Pasien tinggal bersama istri dan 2
anaknya, istri pasien juga membuka usaha kecil-kecilan di rumah.
13. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dengan jadwal
makan malam dibawah jam 7 malam. Setiap pagi pasien biasanya minum air lemon
hangat. Dan keluarga pasien memiliki kebiasaan makan pakai sayur setiap makan.
32

14. Kebiasaan pasien


Merokok disangkal pasien. Tidak ada kebiasaan yang menjurus ke keluhan
pasien.
2.3 Pemeriksaan Fisik (Vital Sign) - 28 Januari 2022
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Frekuensi nadi : 71 x/menit, reguler
Frekuensi napas : 17 x/menit, reguler
Suhu : 36,7 °C
SPO2 : 99%
Status Gizi : BBS: 85kg BBD: 82kg TB: 168cm LP: 95CM
IMT Sekarang: 29.05 kg/m2 (Overweight)
IMT Dulu : 28.63 kg/m2 (Overweight)
Status General
• Status Generalis
Kepala:
• Bentuk : bulat lonjong, Ukuran: Normocephali, Kelainan yang ada:
(-), rambut berwarna hitam dan beruban serta tidak mudah dicabut
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), edema palpebra (-/-) mata cekung (-/-). Katarak (-/+), sklera
kanan tampak anemis, dan pandangan terasa kabur pada sebelah kanan.
• Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), papil lidah atrofi (-),
baselaque (+), gigi geligi tidak utuh, caries (+), Faring hiperemis (-),
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis
• Hidung : pernapasan cuping hidung (-), deviasi septum nasi (-),
sekret (-), rhinorhea (-)
• Telinga : simetris, sekret (-), otorrhea (-)
• Leher :
pembesaran KGB
Submandibula : tidak teraba membesar
33

Leher : tidak teraba membesar


Supraklavikula : tidak teraba membesar
Ketiak : tidak teraba membesar
• Thorax :
Pulmo
• Inspeksi : bentuk thorak simetris saat statis dan dinamis, pergerakan
dinding dada simetris, deformitas (-), ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : stem fremitus normal
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : Pulmo : ves+/+, rh -/-, wh-/-
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V.
Perkusi :
batas kanan jantung : ICS II linea parasternalis dextra.
batas kiri jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra.
Auskultasi : bj 1 > bj 2, murmur (-), gallop (-).
• Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), Perubahan warna kulit (-), massa (-)
Palpasi : Soepel (-), hepar dan lien tidak teraba, defans muscular(-),
nyeri seluruh abdomen (-)
Perkusi : Tympany (+)
Auskultasi : Peristaltik (+)
• Extremitas :
Ekstremitas atas :
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : -/-
- Sendi : dalam batas normal, hiperemis (-)
- Edema: -/-
- Sianosis : -/-
- Clubbing finger: -/-
34

- Infus terpasang
Ekstremitas bawah:
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : -/-
- Sendi : dalam batas normal, hiperemis (-)
- Edema : -/-
- Gangren : -/-
- Sianosis : -/-
- Clubbing finger: -/.
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan cholesterol puasa : 230 mg/dl
2.5 Diagnosis Kerja
Hiperkolesterolemia
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Upaya Promotif
Upaya promotif yang dapat diberikan kepada pasien yaitu sebagai berikut:
- Memberikan informasi mengenai penyakitnya
- Upaya pencegahan terhadap komplikasi yang dapat timbul
- Pengontrolan diet terhadap pasien
- Kepatuhan pengobatan terhadap pasien
- Pentingnya untuk berolahraga
2.6.2 Upaya Preventif
Upaya preventif yang dapat diberikan terhadap pasien yaitu sebagai berikut:
- Makan makanan sehat dan bergizi seimbang
- Gunakan minyak tak jenuh
- Usahakan untuk melaukan diet penurun berat badan.
- Olah raga teratur 2-3 kali seminggu
2.6.3 Upaya Kuratif
Pada pasien ini diberikan obat berupa:
- Na. Diclofenat 2x1
- Simvastatin 1x 20 mg
35

- Vit B1 2x1
- Metil prednison 2x1
2.6.4 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitative yang dapat dilakukan kepada pasien adalah kontrol
ulang ke faskes dalam hal ini adalah puskesmas syamtalira bayu, melakukan
monitoring terhadap keluhan yang dialami dan melakukan diet rendah kolesterol.
2.6.5 Upaya Psikososial
Upaya psikososial pada pasien adalah memberikan motivasi dan support
terhadap pasien dalam menjalani kehidupannya sebagai hiperkolesterolemia
2.7 Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad fungsionam : bonam
- Quo ad sanationam : bonam
2.8 Anjuran
- Minum obat sesuai dengan anjuran dokter dan petugas kesehatan
- Menjaga pola makan yang baik dan menghindari makanan/minuman yang
dapat meningkatkan kolesterol
- Berolahraga yang rutin
2.9 Faktor Determinan Penyakit
1. Faktor Enviroment (Lingkungan)
Keluhan pasien tidak terlalu berhubungan dengan kondisi pasien tinggal.
Namun kondisi lingkungan sosial seperti pekerjaan pasien yang ditentukan oleh ada
atau tidaknya proyek, membuat saat tidak ada proyek pasien akan sering di rumah
dengan aktifitas fisik yang kurang, dan kemungkinan di tempat kerja pola diet
pasien kurang terjaga.
2. Faktor Host
Faktor host pada pasien ini adalah faktor usia dikarenakan tidak ada keluhan
serupa pada keluarga, pasien berusia 53 tahun yang merupakan usia pre-lansia dan
mulai rentan untuk terkena penyakit degeneratif seperti hierkolesterolemia, faktor
lain seperti aktivitas fisik yang kurang.
36

2.13 Penentuan Masalah Kesehatan


- Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat dikendalikan dengan diet yang
rendah lemak, aktivitas fisik yang baik, pengendalian stres. Masalah yang
dapat timbul ialah diet tidak di pantau, tidak berolahraga atau jarang
melakukan aktifitas fisik, dan stress.
- Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat memicu
penyakit lain seperti stroke dan penyakit jantung, walaupun pada
awalnya tidak menimbulkan gejala tidak berarti. Makanya penting
kontrol kadar kolesterol apalagi di usia rentan.
- Peran tenaga kesehatan sangat penting dalam penyakit ini. Faktor yang
dapat menjadi penyebab masalah adalah kurangnya upaya promotif yang
dilakukan oleh faskes dan kurangnya informasi yang didapat oleh pasien.
2.14 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
KIE yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya berupa:
- KIE kepada pasien tentang penyakit hiperkolesterolemia agar pasien dapat
menyadari perlunya pengobatan dan terapi suportif lain untuk menjaga
kesehatannya
- KIE kepada pasien mengenai pola makan yang sehat yang sebaiknya
dikonsumsi sesuai dengan kondisi kesehatanya saat ini dan kebutuhan kalori
perharinya. Terutama menyarankan pasien untuk mengurangi makanan
yang banyak mengandung lemak terutama lemak jenuh.
- KIE kepada keluarga dan pasien tentang kedaan pasien saat ini sehingga
dapat memahami dan memberikan dukungan secara fisik dan psikis dalam
memperbaiki kualitas hidup pasien
- KIE kepada pasien agar dapat secara rutin untuk kontrol ke puskesmas
sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap perkembangan penyakit pasien
setiap bulannya, membantu dokter dalam menentukan jenis terapi yang
tepat yang dapat diberikan kepada pasien serta untuk mendeteksi secara dini
timbulnya progresivitas maupun komplikasi yang lain.
BAB 3
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3.1 Definisi
Kolesterol merupakan senyawa sterol yaitu gabungan antara senyawa
steroid, alcohol dan lemak yang dapat ditemukan dalam membran sel disemua
jaringan tubuh. Terdapat 2 jenis lipoprotein utama yang mentrasportasikan
kolesterol, yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL).
Kolesterol LDL merupakan jenis kolesterol yang paling berpengaruh terhadap
penumpukan lemak dalam arteri. Akumulasi lemak ini akan menyebabkan
penyempitan dari diameter arteri dan mengurangi aliran darah dalam tubuh
terutama terhadap jantung. Peningkatan kadar kolesterol ini dapat disebabakan oleh
kelainan primer dan kelainan sekunder.(5)
Hiperkolesterolemia merupakan kelainan metabolisme lipid (lemak) yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL
dan/atau penurunan kadar
kolesterol HDL dalam darah.
Hiperkolesterolemia dapat
mengakibatkan penumpukan
lemak dalam darah.
Penumpukan lemak dalam
darah disebut plak kolesterol.
Plak kolesterol dapat membuat
saluran pembuluh darah
menjadi sempit sehingga aliran
darah menjadi kurang lancar.
(6)

Gambar 1. Gambaran arteri normal dan


arterosklerosis

28
29

Kadar kolesterol dikatakan tinggi apabila kadar kolesterol total dalam darah
yaitu lebih dari 200mg/dl. (7)

Tabel 1. Kadar lipoprotein setelah 9-12 jam puasa


3.2 Epidemiologi
Data riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan
21,2% penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun mempunyai kadar kolesterol
abnormal ≥ 200 mg/ dL (berdasarkan NCEP ATP III) dan prevalensi meningkat
seiring bertambahnya usia, dengan perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan
lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan. Masyarakat
Aceh 59,3% dapat mengosumsi 1-6 kali dalam satu minggu makanan
berlemak/berkolesterol/gorengan. (1) Pra lansia dan lansia merupakan kelompok
masyarakat yang rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian, salah satunya adalah penyakit akibat hiperkolesterolemia.
3.3 Etiologi
Kolesterol tinggi dapat didefinisikan sebagai kolesterol LDL lebih besar
dari 190 mg/dL, lebih besar dari 160 mg/dL dengan satu faktor risiko utama, atau
lebih besar dari 130 mg/dL dengan dua faktor risiko kardiovaskular. Faktor risiko
penting termasuk (11):
• Usia; pria 45 tahun ke atas, wanita 55 tahun ke atas
• Riwayat keluarga positif penyakit kardiovaskular aterosklerotik prematur
30

(lebih muda dari 55 tahun pada pria dan lebih muda dari 65 tahun pada
wanita)
• Hipertensi
• Diabetes
• Merokok
• Kadar kolesterol HDL rendah (kurang dari 40 mg/dl pada pria dan kurang
dari 55 mg/dl pada wanita).
Ada penyebab genetik dan didapat dari hiperkolesterolemia. Kelainan
genetik klasik adalah hiperkolesterolemia familial karena mutasi pada gen reseptor
LDL yang mengakibatkan LDL-C lebih besar dari 190 mg/dl pada heterozigot dan
lebih besar dari 450 mg/dl pada homozigot. Defek pada reseptor LDL ini
menyumbang setidaknya 85% dari hiperkolesterolemia familial.
Hiperkolesterolemia familial disebabkan oleh hilangnya fungsi mutasi pada gen
yang mengkode reseptor LDL. Pengurangan aktivitas reseptor LDL di hati
menghasilkan penurunan tingkat pembersihan LDL dari sirkulasi. Tingkat plasma
LDL meningkat ke tingkat sedemikian rupa sehingga tingkat produksi LDL sama
dengan tingkat pembersihan LDL oleh reseptor LDL residu serta mekanisme
reseptor non-LDL. Lebih dari 1600 mutasi telah dilaporkan berhubungan dengan
hiperkolesterolemia familial. Peningkatan kadar LDL-C pada hiperkolesterolemia
familial terutama disebabkan oleh penundaan pembuangan LDL dari darah. Karena
pembuangan IDL juga tertunda, produksi LDL dari IDL juga meningkat. Individu
dengan dua alel reseptor LDL yang bermutasi (homozigot hiperkolesterolemia
familial atau heterozigot majemuk) memiliki kadar LDL-C yang jauh lebih tinggi
daripada mereka yang memiliki satu alel mutan (hiperkolesterolemia familial
heterozigot).(5,12,13)
3.4 Klasifikasi
Kolesterol merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular.
kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan penimbunan lemak atau plak
didalam pembuluh arteri sehingga dapat menghambat aliran darah. Kolesterol tidak
larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim keseluruh tubuh perlu
dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang dapat
31

dianggap sebagai pembawa atau carier kolesterol dalam darah. Selain berasal dari
makanan, kolesterol juga bisa dibentuk dari hati yang berasal dari asam lemak jenuh
hasil pemecahan dari trigliserida. Trigliserida itu sendiri merupakan salah satu jenis
lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya
kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Memang
metabolisme dalam tubuh hanya asam lemak jenuh yang bisa di bentuk menjadi
kolesterol. Kolesterol memiliki beberapa jenis yang perlu untuk diketahui,
diantaranya adalah (6):
1. Chylomicrons
Chylomicrons berasal dari lemak-lemak yang kita makan. Karena lemak
tidak bisa diserap dengan baik dalam bentuk alaminya, maka lemak-lemak
tersebut akan diubah menjadi substansi yang bisa diserap oleh besi. Saat
lemak melewati lambung ke dalam usus halus, enzim dari pankreas dan
cairan dari hati dan kandung kemih menciptakan chylomicrons (yang
sebagian besar tersusun dari trigliserida) dengan menyusun kembali
molekul-molekul lemak ini dan meningkatkan pencernaan. Selanjutnya,
enzim lipase akan memecah chylomicrons menjadi asam lemak yang bisa
digunakan sebagai energi atau disimpan didalam sel-sel lemak.
2. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL atau high density lipoprotein ini dua bentuk utama HDL
yaitu HDL 2 dan HDL 3. Kedua bentuk kolesterol baik ini berfungsi untuk
melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular. Kedua jenis HDL ini
biasanya dihitung sebagai kolesterol HDL. Kolesterol ini tidak berbahaya,
kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan seringnya
disebut kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat
di pembuluh darah arteri kembali ke hati. Dengan kata lain HDL dapat
melarutkan LDL yang menempel di pembuluh darah untuk diproses dan
dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap diarteri dan melindungi
pembuluh darah dari proses ateroklerosis atau terbentuknya plak pada
dinding pembuluh darah. Semakin tinggi kadar HDL, maka pembersihan
akan semakin baik. Proses ini akan menurunkan risiko penyakit jantung dan
32

pembuluh darah. Intinya, semakin tinggi kadar HDL, maka semakin baik.
3. Kolesterol VLDL
Kolesterol VLDL atau very low density lipoprotein ini merupakan sebagian
besar tersusun dari trigliserida. VLDL bisa dibentuk dengan memecah
chylomicrons atau diproduksi oleh hati. Selanjutnya, partikel-partikel kaya
trigliserida ini bisa diangkut keseluruh tubuh digunakan sebagai energi atau
disimpan dipaha, pinggang, dan tempat-tempat penyimpanan lainnya.
Meskipun kadar VLDL tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,
tetapi jenis kolesterol ini tidak menimbulkan kerusakan separah kolesterol
LDL. Jika kadar VLDL atau chylomicron meningkat, maka kadar
trigliserida juga akan meningkat, sementara kadar kolesterol baik HDL akan
menurun.
4. Kolesterol LDL
Kolesterol LDL dikenal sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL sangat
berbahaya, karena lemak yang terkandung dalam kolesterol ini dapat
menempel pada permukaan pembuluh darah dan dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol
paling banyak didalam darah. Kolesterol saat ini merupakan faktor resiko
utama penyakit kardiovaskular, karena menghambat pembuluh arteri. Bagi
yang tidak mempunyai penyakit jantung, ada baiknya mengurangi kadar
kolesterol hingga 110mg/dl. Kadar kolesterol pada tingkat ini bisa
membantu untuk menghindari penyakit jantung. Akan tetapi, Jika menderita
penyakit jantung koroner maka disarankan untuk menurunkan kadar LDL
hingga dibawah 100mg/dl. Pada tingkat ini, plak kolesterol mulai pecah, dan
arteri bebas dari hambatan. intinya, semakin rendah kadar LDL, maka
semakin baik.
3.5 Gejala Klinis
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak atau lipid yang diproduksi
oleh hati. Kolesterol secara alami terdapat dalam dinding sel atau selaput didalam
tubuh, termasuk otak, syaraf, otot, kulit, hati, usus, dan jantung. Dalam kondisi
normal, kolesterol berfungsi sebagai pembangun dan pemelihara sel membran,
33

menyaring molekul yang masuk dan tidak kedalam sel, memproduksi hormon seks,
dan membantu produksi empedu.
Jika seseorang memiliki terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah, maka
kelebihannya dapat disimpan dalam arteri, termasuk arteri koroner jantung,
pembuluh arteri ke otak, dan arteri yang memasok darah ke kaki. Penyumbatan
arteri dikaki menyebabkan kardiovaskular atau nyeri saat berjalan, penyumbatan
arteri cartoid dapat menyebabkan stroke, sementara penyumbatan arteri koroner
menyebabkan angina atau nyeri dada dan serangan jantung.
Untuk menghindari hal semacam itu, maka ada baiknya mengetahui terlebih
dahulu gejala atau tanda-tanda dari hiperkolesterol tersebut. Ada beberapa gejala
atau tanda-tanda seseorang mengalami hiperkolesterol atau koleserol berlebih.
Gejala atau tanda-tanda yang dimaksud tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Tangan dan kaki terasa pegal
Pembuluh darah dikaki dan tangan juga bisa tersumbat akibat penumpukan
kolesterol. Penumpukan ini umumnya terjadi secara terus-menerus dan
membuat tangan serta kaki terasa pegal.
2. Sering kesemutan
Kesemutan berkaitan dengan syaraf yang tidak mendapatkan aliran darah.
Kesemutan dibagian tangan dan kaki adalah implikasi dari ketidaklancaran
aliran darah dibagian tubuh tertentu. Hal ini membuat aliran darah menjadi
kental akibat tingginya kadar kolesterol.
3. Kepala pusing
Pusing dibagian belakang kepala disebabkan oleh penyumbatan pembuluh
darah diarea sekitar kepala. Penyumbatan ini terjadi karena kolesterol mulai
membentuk plak dipembuluh darah. Apabila dibiarkan, maka pembuluh
darah bisa pecah dan mengakibatkan stroke.
34

3.6 Patogenesis
Hiperkolesterolemia merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme dihati, jika kadar
kolesterol berlebihan maka akan dapat mengganggu proses metabolisme sehingga
kolesterol tersebut menumpuk dihati. Kolesterol yang masuk kedalam hati tidak
dapat diangkut seluruhnya
oleh lipoprotein menuju ke
hati dari aliran darah
diseluruh tubuh. Apabila
keadaan ini dibiarkan untuk
waktu yang cukup lama,
maka kolesterol berlebih
tersebut akan menempel di
dinding pembuluh darah dan
menimbulkan plak
kolesterol. Akibatnya,
dinding pembuluh darah
yang semula elastis (mudah
berkerut dan mudah
melebar) akan menjadi tidak
elastis lagi. (13) Gambar 2. Patofisiologi dislipidemia
35

3.7 Tatalaksana
Prinsip terapi pada hiperkolesteromia adalah :
1. Gaya hidup
a. Olah raga dan aktivitas fisik yang bertujuan untuk mencapai berat
badan ideal, mengurangi resiko terjadinya sindrom metabolik, dan
mengontrol faktor risiko penyakit jantung koroner. Aktifitas fisik
dapat menurunkan trigleserida dan meningkatkan HDL. Aktivitas
fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat
30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara
dengan 4-7 kkal/menit, contohya :
• Bersepeda untuk kesenangan atau transportasi dengan jarak 8 KM
dalam 30 menit
• Berenang selama 20 menit
• Menyapu halaman selama 30 menit
• Membersihkan rumah menyeluruh
• Dll.
b. Menghentikan kebiasaan merokok
Meroko berhubungan dengan peningkatan kosentrasi trigleserida,
menghentikan merokok dapat meningkatkan kosentrasi HDL sebesar
5-10%.
c. Mengatur berat badan
Pasien dengan kelebihan berat badan direkomendasikan untuk
mengurangi 10% BB nya. Setiap penurunan 10 kg BB berhubungan
dengan penurunan LDL sebesar 8mg/dl. Setiap penurunan 1 kg BB
berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL
dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3 mg/dl. (4,14)
2. Pengelolaan nutrisi
Tujuan dari pengelolaan nutrisi yaitu menurunkan BB bila mengalami
kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan
asupan kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks
dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
36

3. Medikamentosa
Tabel 2. Klasifikasi obat penurun lemak berdasarkan indikasi utama dan
mekanisme kerja

Tabel 3. Mekanisme kerja dan indikasi utama obat-obat penurun lemak


37

Tabel 4. Jenis dan dosis obat penurun lemak


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Berdasarkan Faktor Risiko


A. Usia
Pada pasien ini didiagnosa mengalami hiperkolesterolemia pada umur 50
tahun. Manusia mengalami penurunan fisiologi setelah umur 40 tahun. kolesterol
pada laki – laki terus meningkat setelah berumur 45 tahun, sedangkan pada
perempuan setelah 55 tahun. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa semakin
bertambahnya usia kemampuan reseptor low density lipoprotein menurun, sehingga
kadar LDL di dalam darah akan meningkat yang berdampak pada penyumbatan
pembuluh darah coroner. Semakin bertambahnya usia manusia, semakin meningkat
juga kadar kolesterolnya.(15)
B. Overweight dan obesitas
Pada pasien ini memiliki IMT tergolong overweigth yaitu 29.05 Kg/M2.
overweight (gemuk) sudah meningkatkan risiko penyakit degeneratif, terlebih
obesitas (kegemukan). Seseorang yang mengalami kegemukan memiliki
pengaturan hormon pertumbuhan yang tidak normal, sel tubuh menjadi kurang
peka terhadap insulin (resistensi insulin), dan peningkatan kadar kolesterol darah.
(16)
C. Kurang keteraturan berolahraga
Pada pasien ini mengaku ada olahraga tapi jarang. Aktifitas yang efektif
dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu berupa olahraga teratur yang dilakukan
minimal tiga kali seminggu masing-masing dengan lama waktu antara kurang lebih
45 menit. Manfaatnya adalah menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan
HDL, menurunkan BB dan TD. (4)
D. Stress
Pada pasien ini, stress di sangkal, namun tidak menutup kemugkinan untuk
terkena stress. Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang yang stress 1,5 x lebih
besar mendapatkan penyakit jantung kroner daripada orang yang tidak stress,
karena dengan adanya stress terjadi peningkatan kolesterol darah dan tekanan darah
dalam tubuh .

28
29

4.2 Karakteristik Berdasarkan Keluhan Pasien


Pada pasien memiliki Keluhan utama yaitu Pasien mengeluh nyeri kuduk
dan nyeri sendi lutut. (6,11)
1. Tangan dan kaki terasa pegal
Pembuluh darah dikaki dan tangan juga bisa tersumbat akibat penumpukan
kolesterol. Penumpukan ini umumnya terjadi secara terus-menerus dan
membuat tangan serta kaki terasa pegal.
2. Sering kesemutan
Kesemutan berkaitan dengan syaraf yang tidak mendapatkan aliran darah.
Kesemutan dibagian tangan dan kaki adalah implikasi dari ketidaklancaran
aliran darah dibagian tubuh tertentu. Hal ini membuat aliran darah menjadi
kental akibat tingginya kadar kolesterol.
3. Kepala pusing
Pusing dibagian belakang kepala disebabkan oleh penyumbatan pembuluh
darah diarea sekitar kepala. Penyumbatan ini terjadi karena kolesterol mulai
membentuk plak dipembuluh darah. Apabila dibiarkan, maka pembuluh
darah bisa pecah dan mengakibatkan stroke.
Fish Bone

Method Sarana

1. Kerjasama antara nakes 1. tidak tersedia alat cek


dan keluarga kolesterol dirumah
2. Penyuluhan
hiperkoleterolemia dari
nakes yang kurang

Hiperkoles
teromia

1. Life style yang kurang 1.. Tidak rutin kontrol ke


terkontrol puskesmas karena tidak ada
2. Aktivitas Fisik Kurang gejala berarti

Lingkungan Orang

28
BAB 5
KESIMPULAN

Hiperkolesterolemia merupakan kelainan metabolisme lipid (lemak) yang

ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL

dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Hiperkolesterolemia dapat

mengakibatkan penumpukan lemak dalam darah. Penumpukan lemak dalam darah

disebut plak kolesterol. Plak kolesterol dapat membuat saluran pembuluh darah

menjadi sempit sehingga aliran darah menjadi kurang lancar. Pada laporan kasus

ini pasien Tn. F 53 tahun dengan keluhan nyeri kuduk dan nyeri sendi lutut yang

dirasakan beberapa hari sebelumnya.

Penegakan diagnosis untuk pasien ini didasarkan pada anamnesis,

pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada pasien ini memiliki risiko terhadap

keluhannya yaitu risiko umur, berat badan, life style, dan stress. Pada pasien ini

dilakukan penatalaksanaan yang komprehensif mulai dari tindakan promotif,

preventif, kuratif, rehabilitative serta dukungan psikososial terutama dari keluarga

terdekat.

35
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehat Republik Indones. 2018;1–100.
2. Harianja SH, Nurhayati, Hamril D. Upaya Pencegahan Hiperkolestrolemia
Melalui Pemeriksaan Laboratorium Dan Penyuluhan Di Posyandu Lansia
Anggrek Kelurahan Talang Jambe Palembang. J Kreat Pengabdi Kpd Masy.
2020;3(2):331–7.
3. Stone NJ, Robinson JG, Lichtenstein AH, Bairey Merz CN, Blum CB, Eckel
RH, et al. 2013 ACC/AHA guideline on the treatment of blood cholesterol
to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: A report of the
american college of cardiology/american heart association task force on
practice guidelines. Circulation. 2014;129(25 SUPPL. 1):1–45.
4. Yuliana E. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total
pada Lansia di Posyandu Lansia. 2016;
5. Mytilinaiou M, Kyrou I, Khan M, Grammatopoulos DK, Randeva HS.
Familial hypercholesterolemia: New horizons for diagnosis and effective
management. Front Pharmacol. 2018;9(JUN).
6. Puspitasari E. Analisis Beberapa Faktor Risiko Hiperkolesterolemia Pada
Calon Jemaah Haji Berdasarkan Siskohatkes Tahap 2 Di Kabupaten
Magetan. 2018.
7. Inada A, Weir GC, Bonner-Weir S. Induced ICER Iγ down-regulates cyclin
a expression and cell proliferation in insulin-producing β cells. Biochem
Biophys Res Commun. 2005;329(3):925–9.
8. Ramadhan MA. Patient Empowerment Dan Self-Management Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2019;10(2):331–5.
9. Adri K, Arsin A, Thaha RM. Faktor Risiko Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2
Dengan Ulkus Diabetik Di Rsud Kabupaten Sidrap. J Kesehat Masy Marit.
2020;3(1):101–8.
10. Kementrian Kesehatan RI (2018) RISKESDAS 2018.
11. Ibrahim MA, Asuka E, Jialal I. Hypercholesterolemia [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing LLC; 2021. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459188/
12. Dainis AM, Ashley EA. Cardiovascular Precision Medicine in the Genomics
Era. JACC Basic to Transl Sci. 2018;3(2):313–26.
13. Sturm AC, Knowles JW, Gidding SS, Ahmad ZS, Ahmed CD, Ballantyne

36
37

CM, et al. Clinical Genetic Testing for Familial Hypercholesterolemia:


JACC Scientific Expert Panel. J Am Coll Cardiol. 2018;72(6):662–80.
14. Ahmed AM, Rhmtallah AA, Eledum HY. Relationship between
hypercholesterolemia, and age, gender and body mass index. Res J Pharm
Biol Chem Sci. 2014;5(2):1137–41.
15. Saputri DA, Novitasari A. Hubungan Usia Dengan Kadar Kolesterol
Masyarakat Di Kota Bandar Lampung. BIOEDUKASI (Jurnal Pendidik
Biol. 2021;12(2):238.
16. Hasyim S, Bakri H. Hubungan Berat Badan Dengan Kadar Kolesterol Darah
Total Pada Lansia Di Puskesmas Sekupang Kota Batam. Zo Keperawatan
[Internet]. 2018;9(1):93–100. Available from:
http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/Keperawatan/article/viewFile/253/
202
Lampiran

40

Anda mungkin juga menyukai