Anda di halaman 1dari 16

STEP 1 :

1. Sklera icterus :
- Sklera atau selaput keras atau selaput putih (berasal dari bahasa Yunani skleros artinya
keras) adalah lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tidak tembus cahaya, elastis
dan mengandung kolagen
-Ikterus adalah perubahan warna dari sklera, membran mukosa dan kulit menjadi kuning
diakibatkan akumulasi bilirubin di dalam jaringan atau cairan interstitial
2.Pekak Sisi :
- pasien disuruh menghadap ke salah satu sisi kemudian kita perkusi untuk mendengarkan
adanya asites atau tidak
- pekak sisi, salah satu pemeriksaan batas hepar dan adanya asites atau tidak

STEP 2
1. Mengapa perut terasa sesak semakin membesar disertai mual ?
Jawaban:
Hepatomegali: karna ada infeksi hepatitis b/ atau konsumsi alkohol--> peradangan sel hati
--> nekrosis hati --> pemb. Jaringan parut --> atrofi hari --> sirkulasi darah berkurang -->
gangguan aliran darah porta --> tekanan balik pada sistem porta --> kadar protein plasma
menurun --> garam dan air tertahan di ginjal --> peningkatan sintesis dan aliran limfa hati
--> hepatomegali
Mual: adanya kerusakan hati mengakibatkan metabolisme di hati terganggu --> secara
tidak langsung merangsang ctz ke pusat muntah --> mengkoordinasi pernafasan salivasj
dan pusat vasomotor, memicu otot2 perut --> memicu proses muntah
2. Mengapa didapatkan sklera ikterik dan konjungtiva pucat pada pasien?
Jawaban:
Sklera ikterik : kerusakan di hepar —> pembengkakan hepatosit—>gangguan penyaluran
bilirubin ke canaliculi biliaris—> peningkatan bilirubin di sirkulasi —> hiperbilirubinemia—>
sklera mata —> ikterik
Konjungtiva pucat : kalau sel sel hepar rusak—> sistem sistem di dalam nya juga ikut
terganggu—>salah satunya fungsi vaskularisasi terganggu—> jadi darah yang seharusnya
masuk ke vci->jantung-> seluruh tubuh dapat terganggu. Peredaran darah sistemik tidak
dapat mengalir sepert normalnya—> konjungtiva tampak pucat
3. Mengapa 3 hari yang lalu pasien pernah BAB Hitam?
Jawaban :
di sebabkan karena adanya perdarahan di organ bagian dalamnya, biasa terjadi karena
komplikasi dari sirosis hepatis, yang awalnya karena ada pembentukan jaringan parut pada
hepar,akhirnya darah vena yang harusnya mengalir dari organ organ seperti
esofagus,gaster,dllnya terhalang atau jadi lambat prosesnya,akhirnya terjadi hipertensi
esofagus karna darahnya ngga bisa ngalir dan tekanannya meningkat (>12mg), hipertensi
esofagus kalau lama kelamaan bisa nyebabin pecahnya pembuluh darah yang akhirnya
nanti darahnya itu akan ke lambung dan di cerna,akhirnya menjadi hematemesis/melena
atau bab berwarna hitam.
Tekanan portal yang normal adalah antara 5-10 mmHg. Pada hipertensi portal terjadi
kenaikan tekanan dalam sistem portal yang lebih dari 15 mmHg dan bersifat menetap.
4. Mengapa pasien mudah marah, bicara ngelantur dan sulit tidur?
Jawaban:
Ensepalopati hepatikum : terganggunya fungsi susunan saraf pusat, hilangnya fungsi otak
ketika hati yg rusak tdk mengeluarkan racun dari darah.
Ensefalopati hepatikum bisa dipicu beberapa hal berikut :
1. Hiperamonia (Meningkatnya amonia)
Amonia : hasil metabolisme hati yg seharusnya diubah hati mjdi urea yg kemudian dibuang
lewat ginjal.
Hiperamonia menyebabjan racun bagi sel saraf/neurotoksin yg mencetuskan
neuroinflamasi dan mengganggu fungsi sel saraf yg akan memper parah encepalopati
2. Meningkatnya aktivitaa GABA
Sirosis akan meningkatkan aktifitas neurotransmitter GABA (jenis neurotransmiter inhibitor
yg ajan mengurangi susuan saraf pusat) shg memperparah encepalopati
3.keracunan mangan (Mn)
Sirosis-> Mn tidak di metabolisme di hati -> sistem sirkulasi darah sistemik->terakumulasi di
ganglia basal otak-> fungsi saraf pusat terganggu
- Bisa terjadi ensefalopati hepatik adalah sindrom yang diamati pada pasien dengan sirosis.
Ensefalopati hepatik didefinisikan sebagai spektrum kelainan neuropsikiatri pada pasien
dengan disfungsi hati, setelah pengecualian penyakit otak. Ensefalopati hepar ditandai oleh
perubahan kepribadian, gangguan intelektual, dan tingkat kesadaran yang tertekan.
Prasyarat penting untuk sindrom ini adalah pengalihan darah portal  ke dalam sirkulasi
sistemik melalui pembuluh kolateral portosystemic.
5. Apa alasan dokter mencurigai pasien mengidap penyakit hati kronik?
Jawaban:
- karena, dari pemeriksaan di dapatkan tanda tanda mengarah ke gagal hepar kronis.
kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan vena porta (tanda seperti pucat
pada konjungtiva dapat jadi salah satunya)
-dokter mencurigai mengidap penyakit hati kronis dikarenakan muncul beberapa
manifestasi klinis seperti : konjugtiva pucat, sclera ikterik, pembesaran payudara /
ginekomastia, pekak alih dan sisi positif, riwayat bab hitam.
6. Mengapa terjadi pembesaran payudara?
Jawaban:
Estrogen – diikat protein plasma – albumin (dihasilkan oleh hepar) – rusak –
hipolbuminemia- estrogen tidak ada yang diikat- bebas sehingga kadar meningkat yang
akan menyebabkan payudara membesar
7. Test penunjang apa yang dilakukan seorang dokter untuk menentukan dx?
Jawaban:
Pemeriksaan lab (uji fungsi hati)
SGOT / AST / Aspartat aminotransaminase : biasanya meningkat
SGPT / ALT / Alanin aminotransaminase : meningkat tapi tidak setinggi AST
Alkali fosfatase : meningkat <2-3x batas normal atas
GGT : tinggi pada alkoholik kronik alcohol menginduksi GGT microsomal hepatic &
menyebabkan kebocoran GGT dari hepatosit
Bilirubin : normal (kompensata), tinggi (dekompensata)
Albumin : menurun karena sintesisnya di jaringan hati
Globulin : meningkat karena adanya antigen menginduksi produksi immunoglobulin
Natrium serum : menurun krn ketidakmampuan ekskresi air bebas
- Px radiologis : barium meal (untuk liat varises yg menandakan hipertensi porta), USG, MRI
8. Apa saja komplikasi dan prognosis dari penyakit sesuai dengan scenario?
Jawaban:
a. Asites atau edema 
sirosis hati menjadi parah yang gejala dari komplikasi penyakit ini ke organ ginjal 
menahan air dan garam dalam tubuh. Awalnya kelebihan garam dan air  diakumulasi
dalam jaringan di bawah kulit (karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk.
b. Ketika sirosis memburuk keadaan akibat akumulasi cairan dan garam akan membuat
rongga perut antara dinding dan organ dalam terisi cairan.
c. Peritonitis bacterial spontan 
Infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder
intra abdominal. Biasanya pasien ini tanpa gejala, namun dapat timbul demam dan
nyeri abdomen. 
d. Sindrom hepatorenal 
Gangguan fungsi ginjal akut berupa oliguria,peningkatan ureum, kreatinin, tanpa
adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi
ginjal yang  berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus. 
e. Ensefalopati hepatik 
Kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidur
(insomnia, dan hypersomnia), selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut
sampai koma. 
f. Jaringan parut pada sirosis hati akan menghalangi jalannya darah yang akan kembali
ke  jantung dari usus dan meningkatkan tekanan vena porta (hipertensi porta). Akibat  peni
ngkatan aliran darah dan tekanannya mengakibatkan vena kerongkongan lebih bawah dan
lambung bagian atas mengembang. Semakin tinggi tekanan maka pasien dapat mengalami
pendarahan dari varices kerongkongan. Beberapa gejalanya:hematemesis, melena
8. Apa saja komplikasi dan prognosis dari penyakir sesuai scenario ?

a. Asites atau edema 


b. Peritonitis bacterial spontan 
Infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra abdominal.
Biasanya pasien ini tanpa gejala, namun dapat timbul demam dan nyeri abdomen. 
c. Sindrom hepatorenal 
Gangguan fungsi ginjal akut berupa oliguria,peningkatan ureum, kreatinin, tanpa
adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal
yang  berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus. 
d. Ensefalopati hepatik 
Kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidur (insomnia, dan
hypersomnia), selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut sampai koma. 
e. Jaringan parut pada sirosis hati akan menghalangi jalannya darah yang akan kembali
ke  jantung dari usus dan meningkatkan tekanan vena porta (hipertensi porta). Akibat  peningk
atan aliran darah dan tekanannya mengakibatkan vena kerongkongan lebih bawah dan
lambung bagian atas mengembang. Semakin tinggi tekanan maka pasien dapat mengalami
pendarahan dari varices kerongkongan. Beberapa gejalanya:hematemesis, melena

9. Mengapa ditemukan pekak alih dan pekak sisi pada pemeriksaan fisik abdomen?
Jawaban:
Pekak alih positif berarti terdapat asites. Dilakukan dengan cara perkusi :
-Mulai daerah mid-abdomen ke arah lateral, tentukan batas bunyi timpani dan redup.
-Minta pasien berbaring pada posisi lateral.
-Ascites (+) bila terjadi perubahan bunyi dari timpani ke redup pada lokasi yang sama
Pekak sisi positif menandakan suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi
hepar.
10. Bagaimana fisiologi dari hati normal?
Jawaban:
a. Metabolisme karbohidrat:
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari
hasil perantara metabolisme karbohidrat.

b. Metabolisme lemak:
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang
lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein,
membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.

c. Metabolisme protein:
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan
membentuk senyawa lain dari asam amino.

11. penyebab penyakit hati kronik?


Jawaban:
Etiologi :
-penyakit infeksi (virus hepatitis b,c)
-penyakit keturunan (defisiensi alfa antitripsin)
-toxin (alkohol)
-penyakit metabolik ( non alkoholic fatty liver disease)
-autoimun
12. Bagaimana patofisiologi dari sirosis hepatis
Jawaban :
akibat sering mengonsumsi alcohol, terkena virus atau toxin lain mengakibatkan destruksi
dari sel hepatosit. Jadi ada yang namanya stellate cell/ sel ito yang ada di space of disse
(ruang antara hepatosis dan sinusoi,dimana sinusoid ini tempat nyatunya vena porta sama
arteri hepatica terus nanti ke vena central) yang fungsinya buat nyimpen lemak,vitamin A
sama membentuk dan melepaskan kolagen tipe III,normalnya waktu hepatosit terluka sel
ito ini akan aktif lalu mengeluarkan TGF-β, yang nanti akan memproduksi kolagen yang
sebagai bahan buat bikin extracellular matrix sama jaringan fibrosis,nah waktu jaringan
fibrosisnya dibikin si ito selnya ini bakal mendorong vena sentral sama sinusoid,sehingga
sinusoidnya bakal kaya kegencet gitu,tapikan penyembuhan luka engga selama itu. Untuk
luka yang terus menerus,ito cell nya ini akan aktif terus menerus karna hepatositnya juga
rusak terus karna paparan alcohol yang terus menerus, karna aktif terus dia akan
memproduksi kolagen dan factor factor lainnya yang fungsinya buat fibrosis, nah setelah
itu vena central sama sinusoidnya bakal ke gencet terus,karna lama lama ke genjet terus
juga di dalam sinusoid itu ada tekanan yang normalnya 5-10 mmhg,nah kalo kegencet terus
tekanannya akan naik,kalo misalnya dalam waktu konstan lebih dari 15mmhg , cairan yang
ada di dalam vena porta akan bocor ke peritoneum, yng akan menyebabkan sirosis hepatis
13. tanda dan gejala dari scenario?
Jawaban:
Pada skenario dokter curiga pasien menderita penyakit hati kronik. Di antara tanda dan
gejala penyakit hati kronik adalah
- konjungtiva pucat
- sklera ikterik
- perut membesar
- pekak alih dan pekak sisi
- perubahan perilaku (karena ensefalopati hepatikum)
-Hematemesis dan Melena

Namun munculnya tanda dan gejala ini tetap perlu berbagai pemeriksaan penunjang untuk
membedakan secara pasti apakah penyakit hepar tersebut sudah kronik atau m asih akut
STEP 4 (MINDMAP)

SIROSIS HEPATIS

DISTORSI PERCABANGAN PEMBULUH


PAYAH SELULER DARAHHEPATIS DAN KEGAGALAN V. PORTA

GANGGUAN
METABOLISME GANGGUAN METABOLISME
KARBOHIODRAT LEMAK GANGGUAN
METABOLISME
PROTEIN SINTESA ALBUMIN ↓
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DESIMINASI
HORMON ASAM

HIPOALBUMINEMIA
ESTROGEN ↑ KEGAGALAN
PEMBENTUKAN UREA
ENDOGEN ↓
TEKANAN OSMOTIK
KOLOID TURUN
NH3 PLASMA NAIK
GINEKOMASTIA

ATROFI TESTIS EKSUDAT CAIRAN

LEWAT SAWAR OTAK


ASITES

ENSEFALOPATI
HEPATIS

HEMATEMESIS, P NAIK DI
MELENA ESOFAGUS
Step 5 belajar mandiri

Step 6 :
1. Mengapa perut terasa sesak semakin membesar disertai mual ?
Jawaban:
Hepatomegali
infeksi hepatitis b/ atau konsumsi alcohol  peradangan sel hati  nekrosis hati  pemb.
Jaringan parut atrofi hari  sirkulasi darah berkurang  gangguan aliran darah porta
tekanan balik pada sistem porta  kadar protein plasma menurun  garam dan air
tertahan di ginjal  peningkatan sintesis dan aliran limfa hati  hepatomegali

Mual: adanya kerusakan hati mengakibatkan metabolisme di hati terganggu --> secara
tidak langsung merangsang ctz ke pusat muntah --> mengkoordinasi pernafasan salivasj
dan pusat vasomotor, memicu otot2 perut --> memicu proses muntah

2. Mengapa didapatkan sklera ikterik dan konjungtiva pucat pada pasien?


Jawaban: (Buku ajar Fisiologi Guyton Ed 12. Unit XIII Hal 811)
Sclera ikterik  ikterus : warna kekuningan pda jaringan tubuh termasuk kulit dan jaringan
dalam, Sclera banyak serat elastin.
Hemolitik : fungsi ekskretorik hati tidak terganggu tapi sel darah merah di hemolysis terlalu
cepat. Konsentrasi bilirubin bebas plasma naik, pembentukan urobilinogen cepat keluar
lewat urin
Obstruktif : obstruksi duktus biliaris atau penyakit hati. Kecepatan pembentukan bilirubin
normal, bilirubin yang terbentuk tidak dapat lewat dari darah ke usus. B1 masih masuk sel
hati tetap dikonjugasi, tapi balik lagi ke darah lewat robekan kanalikuli biliaris yang
terbendung dan pengosongan langsung ke saluran limfe meninggalkan hati.

3. Mengapa 3 hari yang lalu pasien pernah BAB Hitam?


Jawaban : (Hilyati Ajrina Amalina, Rina Kriswiastiny. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
karena Sirosis Hepatis . 2015)
(buku Petunjuk Praktikum Patologi Klinik FK UNISSULA Mosul Hematopoietin)
Diagnosis perdarahan saluran perdarahan cerna bagian atas e.c. sirosis hepatis didapatkan
dari gejala dan riwayat penyakit yaitu
(1) adanya ikterus atau penguningan pada penderita sirosis.
(2) Timbulnya asites dan edema pada penderita sirosis hati sebagai akibat dari
hipoalbuminemia dan resistensi garam dan air.10
(3) Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan ke bawah.
(4) Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah vena portal yang memetap di atas
nilai normal. Penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap aliran
darah melalui hati.
Dicurigai terdapat perdarahan di saluran cerna bagian atas yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan porta atau hipertensi porta. Pada salah satu anastomosis seperti pada
1/3 distal esophagus yang berdampak pada pelebaran vena atau dilatasi vena  varises
esophagus yang rapuh  pecah dan tertelan masuk sal cerna  hematin asam di
lambung  fefes berwarna hitam
4. Mengapa pasien mudah marah, bicara ngelantur dan sulit tidur?
Jawaban: (Prayudo Prio A, Ensefalopati Hepatik pada Pasien Sirosis Hepatik. 2017)
(Buku ajar Patologi Robbins ed 9, Bab 15 hal 599)
Ensefalopati Hepatik (EH) adalah sindrom disfungsi neuropsikiatri yang disebabkan oleh
portosystemic venous shunting, dengan atau tanpa penyakit intrinsik hepar,
Akut : Penyebab utamanya adalah peningkatan ammonia darah yang memicu terjadinya
disfungsi neuronal an edema otak luas.
Kronik : penyebab utamanya gangguan produksi neurotransmitter
AMONIA:
Amonia  dimetabolisme menjadi urea dan glutamin (di hati). Otot dan ginjal juga akan
mendetoksifikasi amonia jika terjadi gagal hati (otot rangka  metabolisme amonia
melalui pemecahan amonia menjadi glutamin dengan glutamin sintetase).
Ginjal berperan dalam produksi dan eksresi amonia, terutama dipengaruhi oleh
keseimbangan asam-basa tubuh.
Amonia yang berasal dari ginjal dikeluarkan melalui urin dalam bentuk ion amonium
(NH4+) dan urea ataupun diserap kembali ke dalam tubuh yang dipengaruhi oleh pH tubuh.
Dalam kondisi asidosis, ginjal akan mengeluarkan ion amonium dan urea melalui urin,
sedangkan dalam kondisi alkalosis, penurunan laju filtrasi glomerulus dan penurunan
perfusi perifer ginjal akan menahan ion amonium dalam tubuh sehingga menyebabkan
hiperamonia.
EH (hati yang mendasarinya)
- tipe A berhubungan dengan gagal hati akut dan ditemukan pada hepatitis fulminan,
- tipe B berhubungan dengan jalur pintas portal dan sistemik tanpa adanya kelainan
intrinsic jaringan hati,
- tipe C yang berhubungan dengan sirosis dan hipertensi portal, sekaligus paling sering
ditemukan pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
5. Apa alasan dokter mencurigai pasien mengidap penyakit hati kronik?
karena, dari pemeriksaan di dapatkan tanda tanda mengarah ke gagal hepar kronis.
kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan vena porta (tanda seperti pucat
pada konjungtiva dapat jadi salah satunya)
dokter mencurigai mengidap penyakit hati kronis dikarenakan muncul beberapa
manifestasi klinis seperti : konjugtiva pucat, sclera ikterik, pembesaran payudara /
ginekomastia, pekak alih dan sisi positif, riwayat bab hitam.

6. Mengapa terjadi pembesaran payudara?


Jawaban: (Buku Ajar Patologi Robbins ed 9, Bab 15 Hal. 596)
Salah satu manifestasi gagal hati pada penyakit hati kronik adalah Hiperestrogenemia.
Hiperestrogenemia kegagalan metabolism estrogen di hati sehingga ddapat menyebabkan
lesi spider angioma dan palmar eritema ( dilatasi fokal pembuluh darah). Pada pria jika
terjadi hiperestrogenima akan menyebabkan Hipogonadisme dan ginekomastia
(pembesaran payudara)
7. Test penunjang apa yang dilakukan seorang dokter untuk menentukan dx?
Jawaban: (Riyan Wahyudo. A 78 YEARS OLD WOMAN WITH HEPATIC CIRRHOSIS. 2014)
Pemeriksaan fisik,
- tampak kesakitan dengan nyeri tekan pada regio epigastrium.
- tanda- tanda anemis pada kedua konjungtiva mata dan ikterus pada kedua sklera.
- Pada daerah abdomen, ditemukan perut yang membesar pada seluruh regio abdomen
dengan tanda-tanda ascites seperti pemeriksaan shifting dullness positif. Hati, lien, dan
ginjal sulit untuk dievaluasi karena besarnya ascites dan nyeri yang dirasakan oleh
pasien.
- ekstremitas juga ditemukan adanya edema pada kedua tungkai bawah Sintesis
albumin turun sesuai perburukan sirosis. Hal ini berperan menimbukan oedem dan
ascites karena albumin berperan dalam tekanan onkotik plasma.
Pemeriksaan Lab :
1. Tes Fungsi Hati yang meliputi
- Aminotransferase
- alkali fosfatase
- gamma glutamil transpeptidase
- bilirubin
- albumin
- waktu protombin.

 AST/SGOT dan ALT/SGPT : menunjukan peningkatan.


AST >> ALT, namun bila nilai transaminase normal tetap tidak menyingkirkan
kecurigaan adanya sirosis. Alkali fosfatase mengalami peningkatan kurang dari 2 sampai
3 kali batas normal atas. Konsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolangitis
sklerosis primer dan sirosis bilier primer.
 Gammaglutamil transpeptidase (GGT) juga mengalami peningkatan, dengan
konsentrasi yang tinggi ditemukan pada penyakit hati alkoholik kronik.
 Konsentrasi bilirubin dapat normal pada sirosis hati kompensata, tetapi bisa
meningkat pada sirosis hati yang lanjut.
 Konsentrasi albumin, yang sintesisnya terjadi di jaringan parenkim hati, akan
mengalami penurunan sesuai dengan derajat perburukan sirosis.
 Konsentrasi globulin akan cenderung meningkat yang merupakan akibat sekunder
dari pintasan antigen bakteri dari sistem porta ke jaringan limfoid yang selanjutnya
akan menginduksi produksi imunoglobulin.
 Pemeriksaan waktu protrombin akan memanjang karena penurunan produksi faktor
pembekuan pada hati yang berkorelasi dengan derajat kerusakan jaringan hati.
Konsentrasi natrium serum akan menurun terutama pada sirosis dengan ascites,
dimana hal ini dikaitkan dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.
2. Pemeriksaan hematologi
- anemia, dengan berbagai macam penyebab, dan gambaran apusan darah yang
bervariasi, baik anemia normokrom normositer, hipokrom mikrositer, maupun
hipokrom makrositer. Sirosis hepatis dapat terjadi anemia, trombositopeni,
leukopeni terjadi akibat splenomegali kongestif berkaitan dengan hipertensi porta
sehingga terjadi hipersplenisme
8. Apa saja komplikasi dan prognosis dari penyakit sesuai dengan scenario?
Jawaban: (Riyan Wahyudo. A 78 YEARS OLD WOMAN WITH HEPATIC CIRRHOSIS. 2014)
- Asites atau edema 
Terjadi ketika sirosis hati menjadi parah yang kemudian mengirim gejala dari
komplikasi  penyakit ini ke organ ginjal untuk menahan air dan garam dalam tubuh. Awalnya
kelebihan garam dan air diakumulasi dalam jaringan di bawah kulit karena efek gaya berat
ketika  berdiri atau duduk.
Ketika sirosis memburuk keadaan akibat akumulasi cairan dan garam akan membuat rongga
perut antara dinding dan organ dalam terisi cairan. 
- Peritonitis bacterial spontan 
Infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra abdominal.
Biasanya pasien ini tanpa gejala, namun dapat timbul demam dan nyeri abdomen. 
- Sindrom hepatorenal 
Gangguan fungsi ginjal akut berupa oliguria,peningkatan ureum, kreatinin, tanpa
adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal
yang  berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus. 
- Ensefalopati hepatik 
Kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidur (insomnia, dan
hypersomnia), selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut sampai koma. 
- Jaringan parut pada sirosis hati akan menghalangi jalannya darah yang akan kembali
ke  jantung dari usus dan meningkatkan tekanan vena porta (hipertensi porta). 
Akibat  peningkatan aliran darah dan tekanannya mengakibatkan vena kerongkongan
lebih bawah dan lambung bagian atas mengembang. Semakin tinggi tekanan maka pasien
dapat mengalami pendarahan dari varices kerongkongan. Beberapa
gejalanya:hematemesis, melena

Prognosis :
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya
- Etiologi
- beratnya kerusakan hati
- komplikasi
- penyakit yang menyertai.
Metode prognostik yang paling umum dipakai pada pasien dengan sirosis adalah sistem
klasifikasi Child-Turcotte-Pugh  cara memprediksi angka kematian selama operasi
portocaval shunt  revisi (+) albumin sebagai pengganti variabel lain yang kurang spesifik
dalam menilai status nutrisi. Dimana angka kelangsungan hidup selama setahun untuk
pasien dengan kriteria Child-Pugh A adalah 100%, Child-Pugh B adalah 80%, dan Child-Pugh
C adalah 45%.
9. Mengapa ditemukan pekak alih dan pekak sisi pada pemeriksaan fisik abdomen?
Jawaban: (Barbara Bates. Buku saku Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan. Ed 7)
(Buku ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid II halaman 1987)
Perkusi adanya pergeseran bunyi pekak. Petakan area timpani dan tumpul dengan posisi
pasien terlentang dan miring. (BATES edisi 7)

9. Mengapa ditemukan pekak alih dan pekak sisi pada pemeriksaan fisik abdomen?
Jawaban:
Ada teori hipotesis yang menjelaskan tentang akumulasi cairan:
Vasodilatasi arteri perifer yang menyatakan bahwa hipertensi portal menyebabkan
vasodilatasi dan penurunan volume darah arteri aktif.

Adanya gangguan aliran darah porta-> tekanan balik pada sistem porta hipertensi porta 
gangguan sekresi ADH  Na dan air tertahan  kelebihan volume cairan  asites

Bisa juga karena hipo Albuminemia tek. Osmotik koloid turun eksudat cairan  asites
Pekak alih positif berarti terdapat asites.

Dilakukan dengan cara perkusi :


-Mulai daerah mid-abdomen ke arah lateral, tentukan batas bunyi timpani dan redup.
-Minta pasien berbaring pada posisi lateral.
-Ascites (+) bila terjadi perubahan bunyi dari timpani ke redup pada lokasi yang sama
Pekak sisi positif menandakan suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi hepa
Patofisiologi Asites

10. Bagaimana fisiologi dari hati normal?


Jawaban: (Fisiologi Sherwood)
a. Metabolisme karbohidrat:
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari
hasil perantara metabolisme karbohidrat.

b. Metabolisme lemak:
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang
lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein,
membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein:
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan
membentuk senyawa lain dari asam amino.

Hepar adalah organ yang sangat penting untuk mengatur metabolisme tubuh. Fungsi hepar
bagi sistem pencernaan di antaranya adalah sekresi garam empedu yang membantu
mencerna dan mendigesti lemak.

-Fungsi lain hepar yaitu, memetabolisme nutrisi setelah diabsorbsi oleh traktus digestivus;
detoksifikasi tubuh; mensintesis plasma protein; menyimpan glikogen, lipid, besi, dan
vitamin; mengaktivasi vitamin D; mengeleminasi bakteri dan mendegradasi eritrosit tua;
mensekresi hormon trombopoietin, hepsidin, dan insulin-like growth factor memproduksi
protein inflamasi fase akut; dan mengekskresi kolesterol serta bilirubin
(Sherwood, 2012)

-Hepar mensintesis juga memproses substansi-substansi yang kemudian disalurkan ke


organ tubuh lain. Oleh karena itu, disiplin biokimia tergantung oleh reaksi metabolik yang
terjadi di hepar.

-Hepar berfungsi sebagai organ penyimpanan vitamin, dengan kuantitas terbanyak adalah
vitamin A, D, dan B12. Selain itu, hepar juga menyimpan besi dalam bentuk feritin dan
mensintesis substansi-substansi yang diperlukan dalam proses pembekuan darah. Hepar
memiliki kemampuan detoksifikasi obat dan hormon, termasuk sulfonamid, penisilin,
ampisilin, eritromisin, tiroksin, dan hormon steroid
(Guyton dan Hall)

11. penyebab penyakit hati kronik?


Jawaban: (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II)
(BUku Ajar Patologi Robbins)
12. Bagaimana patofisiologi dari sirosis hepatis
Jawaban : (Riyan Wahyudo. A 78 YEARS OLD WOMAN WITH HEPATIC CIRRHOSIS. 2014)
Beberapa faktor pencetus timbulnya sirosis hepatis yaitu:
- Virus hepatitis (B,C,dan D)
- alkohol, kelainan metabolik berupa hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
- penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
- defisiensi Alphal-antitripsin
- glikonosis type-IV
- galaktosemia, dan tirosinemia,
- malnutrisis
- toksin dan obat,
- sistosomiasis,
- obstruksi bilier (intrahepatik, ekstrahepatik),
- obstruksi aliran vena,
- autoimun
- hepatitis kronik (20%) berkembang menjadi sirosis.
13. tanda dan gejala dari scenario?
Jawaban: (Riyan Wahyudo. A 78 YEARS OLD WOMAN WITH HEPATIC CIRRHOSIS. 2014)
(Buku Ajar Patologi Robbins ed 9, Bab 15 Hal. 596)
Diagnosis klinis Sirosis Hepatis dibuat berdasarkan kriteria Soedjono dan Soebandiri, yaitu bila
ditemukan 5 dari 7 keadaan seperti eritema palmaris, spider nevi, vena kolateral atau varises
esofagus, asites dengan atau tanpa edema, splenomegali, hematemesis dan melena, rasio
albumin dan globulin terbalik. Timbulnya komplikasi- komplikasi seperti asites, ensefalopati,varises
esofagus menandai terjadinya pergantian dari SH fase kompensasi yang asimtomatik menjadi SH
dekompensasi.

Anda mungkin juga menyukai