Pembimbing :
dr. Indra, Sp.A
Pendahuluan
• Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion
organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan
perkembangan berbagai jaringan.
• Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan
metabolik yang ditemukan pada usia dewasa, berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan
Radioyodium Obat-obatan
Defisiensi Tirotropin
Epidemiologi
• Sejak pembentukan program berskala nasional skrining neonatus untuk hipotiroidisme
kongenital, berjuta-juta neonatus telah diskrining. Prevalensi hipotiroidisme kongenital
yang telah ditemukan adalah 1 dalam 4.000 bayi di seluruh dunia, lebih rendah pada Negro
Amerika (1 dalam 20.000) dan lebih tinggi pada keturunan Spanyol (Hispanik) dan Amerika
Asli (1 dalam 2.000). Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi
yang terdeteksi hipotiroidisme.
PATOFISIOLOGI
Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. Kadar hormon tiroid yang beredar diatur oleh sistem umpan balik yang
kompleks yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar hipofisis.
Efek sistemik adalah hasil dari salah satu terjadinya penurunan proses metabolisme atau efek
langsung oleh infiltrasi miksedematous (akumulasi glukosaminoglikan dalam jaringan).
Perubahan hipotiroid pada jantung membuat kontraktilitas menurun, pembesaran jantung, efusi
perikardial, penurunan denyut nadi, dan penurunan curah jantung.
Pemeriksaan Fisik
• Penampilan fisik sekilas seperti Sindrom Down, namun pada Sindrom Down bayi
lebih aktif.
• Pada saat ditemukan pasien pada umumnya tampak pucat.
• Pada anak yang lebih besar mungkin ditemukan wajah bodoh, lidah membesar,
retardasi pertumbuhan dan tanda-tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas
prekoks dapat terjadi, dan mungkin ada pembesaran sella tursika di samping postur
tubuh pendek.
diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dilakukan untuk memastikan diagnosis. Apabila
ditemukan kadar T4 rendah disertai kadar TSH yang meningkat, maka diagnosis dapat
ditegakkan.
• Nilai cut-off adalah 25 μU/ml. Bila TSH <25 μU/ml dianggap normal, kadar TSH >50 μU/ml
dianggap abnormal dan perlu pemeriksaan klinis dan pemeriksaan TSH dan T4 plasma. Bila
kadar TSH tinggi >40 μU/ml dan T4 rendah <6 μg/ml, bayi diberi terpi tiroksin dan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Bayi dengan kadar TSH di antara 25-50 μU/ml, dilakukan pemeriksaan
ulang 2-3 minggu kemudian.
• Pemeriksaan darah perifer lengkap.
• Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid, bayi perlu diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG
diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila dengan hormon tiroid tidak ada respon.
diagnosis
• Pemeriksaan umur tulang.
• Pencitraan tiroid dapat memberikan gambaran tentang lokasi dan ukuran
kelenjar tiroid. Skintigram radionuklid dengan I-123, merupakan pendekatan
standar.
• Elektrokardiogram
• Elektroensefalogram
• Uji terapeutik. Jika diagnosis sukar dibuat dan belum dapat menyingkirkan
kemungkinan hipotiroidisme, dapat diberikan hormon tiroid.
diagnosis
Skrining Hipotiroid Kongenital
• Deteksi dini HK melalui skrining pada bayi baru lahir adalah strategi terbaik saat ini.
• Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dilakukan dengan memeriksa
TSH.
• Pemeriksaan TSH pada bayi aterm dilakukan pada usia 2- 4 hari atau saat akan keluar
dari Rumah Sakit.
• Skrining HK pada bayi baru lahir dinyatakan positif jika kadar TSH ≥ 20 mU/L.
• Bayi dengan hasil skrining positif harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang
serum TSH dan FT4.
• Diagnosis HK ditegakkan bila kadar TSH tinggi dan FT4 rendah.
• Pada bayi yang tidak dilakukan skrining diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis
dan pemeriksaan serum TSH dan FT4.
diagnosis
Skrining dengan menggunakan pemeriksaan TSH merupakan pemeriksaan yang paling
sensitif untuk mendeteksi HK primer. Skrining HK primer efektif pada usia setelah 24 jam,
meskipun waktu yang terbaik untuk pemeriksaan adalah 48 jam sampai dengan 72 jam
setelah lahir.
diagnosis Tabel 1. Skor Apgar pada Hipotiroid Kongenital 6
Gejala Klinis Skor
• Dicurigainya adanya hipotiroid
Hernia umbilicalis 2
kongenital bila skor Apgar > 5; Kromosom Y tidak ada (perempuan) 1
tetapi tidak adanya gejala atau Pucat, dingin, hipotermi 1
• Pada bayi prematur, hal yang perlu diperhatikan pada yang usia kehamilannya
kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi atau T4 rendah dan
TSH tidak meningkat, diberikan pengobatan. Dianjurkan pada bayi tersebut
diberikan pengobatan dengan dosis 8 μg/kgBB/hari
tatalaksana
• levotiroksin atau L-tiroksin (L-T4)
• Pada bayi prematur, hal yang perlu diperhatikan pada yang usia kehamilannya
kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi atau T4 rendah dan
TSH tidak meningkat, diberikan pengobatan. Dianjurkan pada bayi tersebut
diberikan pengobatan dengan dosis 8 μg/kgBB/hari
komplikasi
Komplikasi hipotiroid pada anak adalah sebagai berikut :
• Terjadinya penurunan pertumbuhan anak
• Terjadinya penurunan perkembangan anak (Kelainan intelektual dan fungsi
neurologik yang menetap)
• Koma miksedema
• Miksedema dan penyakit jantung
• Hipotiroidisme dan penyakit neuropsikiatrik
• Reaksi toksik utama kelebihan levotiroksin adalah gejala-gejala hipotiroidisme
terutama gejala-gejala jantung dan osteoporosis. Gejala tirotoksik pada jantung
adalah aritmia, khususnya takikardia atrial proksimal atau fibrilasi. Insomnia,
tremor, gelisah, dan panas berlebih juga dapat mengganggu.
prognosis
Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiroidisme
kongenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah lebih baik. Diagnosis awal dan
pengobatan yang cukup pada umur minggu-minggu pertama memungkinkan
pertumbuhan linier yang normal dan intelegensinya setingkat dengan saudara
sekandungnya yang tidak terkena hipotiroid.
kesimpulan
1. Suara nafas normal berupa vesikuler, bronkial, dan bronkovesikular.
2. Suara nafas tambahan seperti stridor, wheezing, ronki, ronki halus, ronki kasar, pleural
rub, dan squawk.
3. Nafas grok-grok dikaitkan dengan crackles/rhonki baik halus atau kasar.
4. Penyebab crackles dapat akibat terperangkapnya lendir minimal sehingga bunyi terdengar
akibat mekanisme bersihan mukosiliar. Juga dapat akibat bentuk patologis misalnya
infeksi.
5. Baik suara nafas normal maupun tambahan/abnormal dapat dideteksi dengan
pemeriksaan auskultasi paru menggunakan stetoskop, penting bahwa pemeriksa haruslah
terampil dan jeli dalam mendengarkan dan membedakan jenis suara paru yang terdengar.
Terima kasih