Anda di halaman 1dari 5

VITAMIN Vitamin dan mineral sangat penting untuk tubuh.

Penelitian menunjukkan vitamin dan mineral dapat membantu mencegah kanker dan penyakit jantung, juga gangguan kesehatan lainnya. Namun tidak semua vitamin bermanfaat untuk tubuh, bahkan untuk orang-orang tertentu justru bisa berbahaya. Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang diperkaya vitamin sebenarnya sudah cukup memenuhi kebutuhan harian akan vitamin dan multivitamin. Tapi suplemen terkadang bisa menawarkan cara yang lebih mudah. Apa saja vitamin dan mineral yang dibutuhkan? Beta-karoten Ditemukan pada wortel, ubi jalar, dan paprika hijau. Antioksidan ini diubah dalam tubuh menjadi vitamin A dan penting untuk mata yang sehat, sistem kekebalan tubuh, dan kulit yang baik. Tidak ada bukti penelitian yang merekomendasikannya untuk mengobati kanker. Bahkan, sebuah penelitian tahun 2004 menemukan bahwa suplemen vitamin A sebenarnya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok. Hindari suplemen jika memiliki kebiasaan merokok. Asupan beta-karoten dari buah-buahan dan sayuran akan jauh lebih baik. Kalsium Tubuh membutuhkan kalsium, dan kebanyakan diperoleh dari produk susu seperti susu, yoghurt, dan keju. Kalsium penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Untuk yang tidak suka susu, suplemen bisa berguna. Tapi, suplemen kalsium sebaiknya dihindari jika rentan terhadap batu ginjal atau bagi wanita berusia 70 tahun ke atas. Sebuah penelitian tahun 2010 menemukan bahwa suplemen kalsium berisiko memicu serangan jantung pada wanita menopause. Jika memutuskan untuk meminum suplemen, jangan mengkonsumsi lebih dari 500 mg dalam satu waktu. Barengi dengan vitamin D untuk meningkatkan penyerapan kalsium. Asam folat Asam folat berfungsi mencegah kerusakan saraf dan ditemukan dalam sereal sarapan yang diperkaya asam folat, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, jus jeruk, roti dan pasta. Mengonsumsi 400 mikrogram sehari atau 600 mikrogram mikrogram ketika sedang hamil atau menyusui bisa berbahaya. Asam folat sebaiknya diperoleh dari makanan, suplemen, atau keduanya. Belum ada bukti yang mendukung bahwa asam folat dapat memerangi kanker, penyakit jantung, atau penyakit mental.

Zat Besi Mineral ini penting untuk menjaga fungsi sel-sel darah merah dan mencegah anemia. Zat besi sebaiknya diperoleh dari sumber makanan, seperti daging tanpa lemak, makanan laut, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Suplemen mungkin diperlukan jika menderita anemia, atau dokter bisa meresepkannya sebelum operasi. Perempuan, terutama yang sedang hamil atau menstruasi juga memerlukan. Multivitamin Tidak ada bukti yang kuat mendukung bahwa multivitamin dapat membantu mencegah kanker payudara. Manfaatnya diyakini hanya bisa untuk mengurangi risiko kanker pada penderita gizi buruk. Sebuah penelitian besar tahun 2009 gagal menemukan efek positif multivitamin untuk mengatasi kanker pada wanita postmenopause. Tapi, multivitamin bukan ide yang buruk jika sedang bepergian. Kalium Kalium dapat menurunkan tekanan darah, mengobati irama jantung yang tidak teratur, dan melawan efek terlalu banyak sodium (garam). Zat ini banyak ditemukan dalam pisang, kismis, sayuran hijau, jeruk dan susu. Perlu diingat bahwa terlalu banyak kalium bisa berbahaya bagi orang tua dan penderita penyakit ginjal. Selenium Tubuh membutuhkan hanya sejumlah kecil antioksidan ini. Selenium ditemukan dalam daging, makanan laut, telur, dan roti. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 200 mikrogram selenium sehari mengurangi risiko kanker prostat, paru-paru, dan kanker kolorektal. Namun sebaiknya jangan mengandalkan selenium untuk menurunkan risiko kanker. Asupannya sebaiknya diperoleh dari makanan saja. Vitamin C Zat ini banyak dipuji sebagai obat untuk semua penyakit dan ditemukan dalam buah jeruk, berry, brokoli, dan paprika hijau. Vitamin C juga dipercaya mencegah pilek. Suatu penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C secara teratur bisa mengurangi pilek selama sehari. Cobalah untuk memperoleh cukup vitamin C melalui makanan. Tapi juga tidak apa-apa jika meminum suplemen, terutama jika sering terpapar asap rokok. Vitamin D Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan diperlukan untuk kesehatan tulang. Sebagian besar vitamin D didapatkan lewat paparan sinar matahari, bukan makanan.

Terlalu sedikit vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis dan rakhitis pada anak-anak. Beberapa bukti menunjukkan bahwa vitamin ini dapat mengurangi risiko diabetes tipe 1 dan 2 dan multiple sclerosis, namun masih diperdebatkan. Hanya sedikit sinar matahari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, dan beberapa makanan juga sudah diperkaya, maka kekurangan vitamin D bukanlah hal yang biasa. Suplemen vitamin D bisa bermanfaat, terutama jika tidak mendapat cukup paparan sinar matahari, berusia di atas 50 tahun, atau berkulit gelap. Vitamin E Awalnya, antioksidan ini dipercaya bisa melindungi jantung. Tapi sebuah percobaan besar yang diterbitkan pada tahun 2005 menemukan bahwa 600 unit internasional (IU) vitamin E setiap hari tidak mencegah kanker, juga tidak menurunkan risiko serangan jantung atau stroke pada perempuan setengah baya atau lansia. Baru-baru ini, sebuah penelitian tahun 2008 tidak menemukan manfaat dari 400 IU vitamin E setiap hari pada pria paruh baya dan yang lebih tua.

Vitamin dan mineral dikenal sebagai mikronutrients, merupakan salah satu komponen yang penting dari nutrisi. Berikut beberapa diantaranya: asam folat (vitamin B9), iodium, zat besi, vitamin A, zinc, dan vitamin B lain termasuk tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (B3), cobalamin (vitamin B12), dan pyridoxine (vitamin B6 ). Tanpa komponen tersebut, akan banyak anak-anak yang mengalami cacat lahir, kebutaan, dan mengalami ketidakmampuan untuk belajar dengan baik. Setiap tahun lebih dari satu juta anak di bawah lima tahun meninggal karena kekurangan vitamin A dan zinc. Kekurangan vitamin dan mineral memengaruhi sekitar dua miliar penduduk dunia. Kekurangan Asam Folat Asam folat (vitamin B9) memainkan peran kunci dalam pembelahan sel dan pertumbuhan jaringan. Defisiensi asam folat meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan tabung saraf (neural tube) yang cacat dan kecacatan lain. Spina bifida dan anencephaly, merupakan dua jenis kecacatan pada tabung saraf yang paling sering terjadi. Kelainan ini terjadi ketika tabung saraf tidak menutup dengan sempurna, sehingga otak atau spinal cord bayi akan terpapar cairan ketuban. Kecacatan pada tabung saraf diperkirakan memengaruhi 300.000 atau lebih bayi baru lahir setiap tahunnya. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif pada orang dewasa. Hal ini cenderung lebih sering terjadi pada masyarakat yang lebih banyak mengonsumsi sereal (rendah folat) dan sedikit sayuran hijau dan buah-buahan (tinggi folat).

Kekurangan Iodium Delapan belas juta anak per tahun lahir dengan gangguan mental karena defisiensi iodium. Hampir dua milyar orang tidak tercukupi kebutuhan iodium dari makanan yang mereka konsumsi, sepertiganya merupakan anak usia sekolah. Orang dengan defisiensi iodium kronis menunjukkan penurunan kecerdasan (IQ) mereka hingga 12,5-13,5 points. Iodium merupakan mineral penting bagi perkembangan dan pertumbuhan tubuh. Tubuh memerlukan iodium untuk menghasilkan hormon yang mengatur kelenjar tiroid. Tanda yang paling umum dikenal akibat kekurangan iodium adalah gondok, atau pembengkakan kelenjar tiroid di leher. Kekurangan iodium terutama mempengaruhi perkembangan otak. Hal ini juga dapat menyebabkan kretinisme, kondisi paling parah dari keterbelakangan mental dan cacat fisik. Kekurangan Zat Besi Zat besi dalam darah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu zat besi sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Tubuh menyimpan zat besi di beberapa tempat. Perempuan memerlukan zat besi lebih banyak daripada laki-laki. Selama kehamilan, untuk pertumbuhan, bayi juga membutuhkan zat besi yang diambil dari darah ibu. Pada tahap yang lebih parah, kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia. Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin darah yang rendah. Diperkirakan 40 persen penduduk dunia (yaitu lebih dari 2 milyar orang) mengalami anemia. Kekurangan zat besi juga dapat merusak perkembangan otak serta meningkatkan kematian ibu dan anak. Lebih dari 130.000 wanita dan anak-anak meninggal setiap tahun karena kekurangan zat besi (anemia). Kekurangan Vitamin A Sistem kekebalan tubuh membutuhkan vitamin A dalam jumlah kecil untuk membantu melawan infeksi. Vitamin A juga penting bagi pertumbuhan dan reproduksi. Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kerusakan penglihatan. Kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan pada anak. Diperkirakan 250.000-500.000 anak-anak yang kekurangan vitamin A menjadi buta setiap tahunnya. Setiap tahunnya seetengah dari anak-anak tersebut meninggal. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan rabun senja dan meningkatkan resiko kematian anak, terutama karena diare dan campak, serta meningkatkan angka kematian ibu. Defisiensi Zinc (Seng) Tubuh manusia bergantung pada zinc untuk melakukan banyak fungsi termasuk penyembuhan luka, pertumbuhan dan perbaikan jaringan, pembekuan darah, metabolisme protein, karbohidrat, lemak dan alkohol, perkembangan janin, serta produksi sperma. Gejala kekurangan yang cukup parah diantaranya adalah gangguan pertumbuhan, diare, gangguan mental, dan terjadinya infeksi yang berulang. Sekitar 20 persen dari populasi dunia memiliki resiko defisiensi zinc. Daerah-daerah yang paling terpengaruh meliputi Asia Selatan (khususnya, Bangladesh dan India), Afrika, dan Pasifik barat. Percobaan pemberian suplemen zinc dilakukan selama beberapa dekade terakhir pada anak-anak dari negara-negara berkembang, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih baik dan penurunan insiden diare, pneumonia, dan berbagai penyakit menular. Defisiensi Vitamin B12

Kekurangan Vitamin B12 (cobalamin) menyebabkan kerusakan saraf, anemia megaloblastik, dan gangguan fungsi kekebalan tubuh sehingga pada akhirnya akan mengalami gangguan kesehatan lainnya. Jika terjadi pada bayi dan anak-anak maka akan sangat menghambat perkembangan mereka. Defisiensi Vitamin B lain ( Tiamin (B1), Riboflavin (B2), Niasin (B3), Piridoksin (B6)) Kekurangan vitamin B banyak terjadi di beberapa negara berkembang, terutama dimana konsumsi daging, buah-buahan, dan sayuran sangat rendah serta lebih banyak mengonsumsi sereal yang telah digiling. Ibu hamil dan menyusui, bayi serta anak-anak adalah kelompok yang paling beresiko mengalami kekurangan vitamin B. Kekurangan tiamin yang berat dapat menyebabkan gagal jantung fatal atau neuropathy perifer. Gejala awal kekurangan riboflavin diantaranya kelemahan, kelelahan, sakit pada mulut, mata terasa terbakar dan gatal. Kekurangan lebih lanjut dapat menyebabkan disfungsi pada otak. Kekurangan niasin dapat menyebabkan pellagra, yang menyebabkan ruam kulit. Gejala lain termasuk muntah, diare, depresi, kelelahan, dan hilangnya ingatan. Gejala kekurangan vitamin B6 berat termasuk gangguan saraf (kejang epilepsi), perubahan kulit dan mungkin anaemia.[tipskesehatanplus.com]

Anda mungkin juga menyukai