Anda di halaman 1dari 46

GIZI REMAJA DAN DEWASA

disusun oleh :

Christina Natalia

( 01 119 )

I Made Yogi Iswara

( 03 031 )

Lidya Santalia

( 03 089 )

Budiman Simangunsong

( 03 092 )

Mery Budiarto

( 03 094 )

Deviana

( 03 098 )

Retno Cahyuni

( 03 110 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2005
0

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

II. GIZI SEIMBANG

III. GIZI TIDAK SEIMBANG..

IV. GIZI REMAJA.

A. NUTRISI UNTUK REMAJA..

B. ANGKA KECUKUPAN GIZI REMAJA

C. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI

D. PENGEMBANGAN PERILAKU MAKAN SEHAT SEMASA


REMAJA..

10

E. KEBUTUHAN PROTEIN...

12

F. DEFISIENSI NUTRISI PADA REMAJA

13

G. OBESITAS PADA REMAJA.

20

V. GIZI REMAJA PUTRI

24

A. PENDAHULUAN

24

B. STATUS GIZI REMAJA PUTRI

24

C. GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA PUTRI...

27

D. HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENSTRUASI.

30

VI. GIZI DEWASA

32

A. IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN

32

B. CARA MENENTUKAN IMT DENGAN GRAFIK ..

35

C. KURUS

35

D. NORMAL

36

E. KELEBIHAN BERAT BADAN.. ..

37

VII. DAFTAR PUSTAKA..

39

VIII. LAMPIRAN.

40

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan
fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah
gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

Masa remaja (adolesen) adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Pada masa ini terjadi perubahan dramatis dalam kehidupan semua manusia. Masa ini
dimulai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder dan diakhiri dengan matangnya
pertumbuhan somatik. . Saat remaja pertumbuhan cepat, karena itu remaja memerlukan
jumlah makanan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
Kapasitas remaja untuk mampu mencerna sejumlah makanan akan makin
meningkat. Riset menunjukkan bahwa kebutuhan energi untuk remaja perempuan akan
meningkat, rata-rata 25% untuk umur 10 15 tahun dan kemudian akan berkurang
sedikit sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan energi untuk remaja laki-laki akan
meningkat rata-rata 90% dari umur 10 19 tahun.
Hal ini karena pada periode ini juga terjadi perubahan biologik, fisik, emosional
dan kognitif. Anak pada kelompok ini sangat rentan terhadap kelebihan dan kekurangan
nutrisi karena beberapa faktor. Pertama, karena bertambahnya kebutuhan nutrien dan
kalori akibat meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan fisik dalam waktu relatif
singkat. Kedua, karena berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan, yang akan
mempengaruhi asupan dan kebutuhan makanan. Disamping itu terdapat juga kelompok
remaja yang membutuhkan nutrient khusus seperti misalnya remaja yang aktif
berolahraga, remaja pengguna narkoba dan alkohol, remaja yang mengalami bulimia,
obesitas dan remaja yang hamil.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.

GIZI SEIMBANG
Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi dalam
jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat hidup sehat secara
optimal.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah: karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagi
sumber energi atau tenaga ( terutama karbohidrat dan lemak ), sumber zat pembangun
( protein ), terutama untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk mengganti sel-sel
yang rusak, sumber zat pengatur ( vitamin dan mineral )
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Makanan sumber energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi, roti, dan hasil
olahannnya. Makanan sumber zat pembangun misalnya: ikan, telur, daging, tahu, tempe,
dan kacang-kacangan, dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-sayuran dan
buah-buahan.

GIZI TIDAK SEIMBANG


Gizi Lebih
Disebabkan karena konsumsi makanan yang melebihi dari yang dibutuhkan
terutama konsumsi lemak yang tinggi dan makanan dari gula murni. Pada umumnya
banyak terdapat di daerah perkotaan dengan dijumpainya balita yang kegemukan.
3

Gizi Kurang
Disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam
waktu tertentu.
Gizi Buruk
Bila kondisi kurang berlangsung lama, maka akan berakibat semakin berat tingkat
kekurangannya. Pada keadaan ini dapat menjadi kwashiorkor dan marasmus yang
biasanya disertai penyakit lain seperti diare, infeksi, penyakit pencernaan, infeksi saluran
pernapasan bagian atas, anemia, dll.
Anemia Gizi Besi (AGB)
Lebih dikenal dengan penyakit kurang darah, yang disebabkan kekurangan zat besi
dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kehilangan zat gizi besi yang
meningkat disebabkan oleh investasi cacing.
Tanda-tanda AGB adalah:
1. Pucat
2. Lesu
3. Lemah
4. Pusing
5. Berkunang-kunang yang lebih dikenal dengan istilah 5 L (Lesu, Lemah, Letih dan
Lalai).
Kadar Hb normal balita adalah 11 g%.
Kekurangan Vitamin A
Disebabkan konsumsi vitamin A tidak mencukupi kebutuhannya. Kurang vitamin
A pada awalnya disebut penderita buta senja yaitu ketidakmampuan melihat cahaya
remang-remang pada sore hari. Kemudian (bila tidak diobati) pada bola matanya timbul
bercak putih yang disebut bercak bitot dan pada akhirnya menderita kebutaan.
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
4

Disebabkan karena konsumsi yodium tidak mencukupi kebutuhan. Kekurangan


yodium dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretinisme. Kekurangan unsur iodium
dalam makanan sehari-hari dapat menurunkan kecerdasan anak.

GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi
remaja. Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat,
kecanduan alkohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah
beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan
kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan
kekurangan berat badan yang agak berbeda ialah cara menangani masalah itu. Kelebihan
berat, misalnya, penanganan obesitas remaja ditujukan pada pengurangan berat itu
sendiri.
Kekurangan besi dapat menyebabkan anemia dan keletihan, kondisi yang
menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan bekerja. Remaja memerlukan
lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti besi yang
hilang bersama darah haid. Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan
sebelum mereka mencapai usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam
pembentukan tulang pada usia remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi
muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat
ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika ( tanda ) penyakit ini
tampak.
Ketidakseimbangan

antara

asupan

dan

keluaran

energi

mengakibatkan

pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut
5

hingga dewasa, dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor
resilo penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis,
penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan
berbagai gangguan kulit.
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan :
1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat
gizi yang lebih banyak.
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan
energi dan zat gizi.
3. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat,
meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja
yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.
Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa dengan masalah gizi pada usia anak,
yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan. Masalah ini
berpangkal pada :
1.

Kegemaran yang tidak lazim.

2.

Lupa makan.

3.

Hamil.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam

pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran
yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian, atau food fadism, merupakan
sebagian contoh keterpengaruhan ini. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja
sengaja tidak makan, tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan
menyebabkan mereka memilih makan diluar, atau hanya menyantap kudapan. Lebih jauh,
kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media ( terutama iklan di televise ).
Hampir 50% remaja (Daniel,1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan.
Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini kalau sarapan
memegang peranan penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%.
6

Remaja putri malah melewati dua kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan.
Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali
mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu nafsu makan. Mengudap sebetulnya tidak
dilarang, asal mengetahui cara memilihyang kaya zat gizi.
Junk food kini semakin digemari oleh remaja, baik hanya sebagai kudapan maupun
makanan besar. Makanan ini mudah diperoleh, di samping lebih bergengsi karena
terpengaruh iklan.disebut makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan ada yang tidak
sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C,
sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium tinggi. Proporsi lemak sebagai
penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang terkandung dalam makanan itu.
Anoreksia telah dikenal sejak tahun 1874 oleh Gull. Kelainan ini pada umumnya
diderita oleh remaja putri, terbanyak pada usia 14 dan 18 tahun, karena kegilaan
mereka hendak melangsingkan tubuh. Penderita kelainan ini meningkat terus dari tahun
ke tahun. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu makan yang berat dan parah disertai
oleh amonore kronis. Anoreksia terkait dengan penyusutan berat badan serta gangguan
ovarium.

NUTRISI UNTUK REMAJA


Karakteristik pertumbuhan dan implikasi nutrisi untuk remaja :
1.

Periode maturasi yang cepat pada fisik, emosi, sosial dan seksual.

2.

Pertumbuhan mulai pada waktu uang berbeda pada remaja yang berbeda.

3.

Karena usia fisiologik adalah indikator yang lebih valid daripada usia kronologik.

4.

Biasanya pertumbuhan cepat remaja putri pada usia 10 11 tahun, puncaknya


pada usia 12 tahun, dan selesai pada usia 15 tahun.

5.

Remaja putri mengalami deposisi lemak, khususnya di abdomen dan lingkar


panggul.

6.

Pelvis melebar dalam persiapan untuk hamil.

7.

Remaja putri sedikit mengalami pertumbuhan jaringan otot dan tulang dibanding
remaja putra.
7

8.

Biasanya pertumbuhan cepat remaja putra pada usia 12 13 tahun, puncaknya


pada usia 14 tahun, dan selesai usia 19 tahun.

9.

Remaja putra mengalami peningkatan massa otot, jaringan tanpa otot dan tulang.

Kebutuhan akan zat gizi


Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
Recomended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan
perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi remaja
kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status
gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari
pemerikasaan klinis, biokomiawi, antropometris, diet, serta psikososial.
Banyak energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA. Secara
garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energi ketimbang remaja putri. Pada
usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal perhari, dan menurun
menjadi 2.900 pada usia 16 19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12
tahun (2.550 kkal), untuk kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun.
Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis.
Wait dkk menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan
akan energi yang lebih banyak. Perkiraan energi untuk remaja putra berusia 11 18 tahun
yaitu 13 23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10 19
kkal/cm.
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh,
bukan usia kronologis. Untuk remaja putra, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0,29
0,32 g/cm tinggi badan. Semantara remaja putri hanya 0,27 0,29 g/cm.
Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat. Peningkatan akan besi dan kalsium
paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan komponen penting pembentuk
tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg ( praremaja ) sampai
1.200 mg ( remaja ).

Peningkatan akan kebutuhan energi dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan
vitamin diatas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin
harus ditambah sejajar dengan pertambahan energi. Vitamin ini diketahui berperan dalam
proses pelepasan energi dari karbohidrat. Percepat sintesis jaringan mengisyaratkan
pertambahan asupan vitamin B6, B12, dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan
dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk remaja agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak,
asupan vitamin A, C dan E juga perlu ditingkatkan di samping vitamin D karena
perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup
rendah (Dep. Pertanian AS, Guenter dkk, 1986), terutama, mereka yang memantangkan
sayur dan buah serta perokok.
Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja:
Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat
dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia 10-11 tahun
pada cewek, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 16 kg dan tinggi
badan 16 cm. sebaliknya pada cowok, peningkatan berat dan tinggi badan terjadi
pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm.
Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya
payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak,
dan menstruasi untuk cewek. Kalau kita tidak memperhatikan kebutuhan gizi, maka
akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada cewek karena nantinya
akan menyebabkan menstruasi tidak lancer, gangguan kesuburan, rongga panggul
tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil dan
ngidam, serta air susu ibu (ASI) tidak bagus.
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi
makanan dan zat-zat gizi.
1. Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat diterima oleh teman
sebaya dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan kita sangat menjaga
penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut
gemuk kita sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Padahal itu
9

semua merugikan karena sudah pasti selain kita merasa lapar, juga pertumbuhan dan
perkembangan tubuh kita akan terhambat.
2. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral)
seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-toko. Cemilan tersebut
dapat mengurangi selera makan. Alhasil, kita hanya mengkonsumsi cemilan tak
bergizi.

Sebaiknya, kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi,

seperti: roti, kacang rebus, dan buah-buahan.


3. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi gizinya tidak
seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya, efeknya kita jadi gemuk.
4. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.

Dari hasil penelitian,

ditemukan orang yang sarapan pagi, daya ingatnya akan lebih baik, dapat berpikir
jernih dan memiliki tenaga untuk beraktivitas.
Kebutuhan makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat-zat berikut:
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah
aktivitas fisik, seperti olahraga yag diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun di
luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relative sama dan tidak
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan
kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh
dan kecepatan pertumbuhan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG
VI) tahun 1998 menganjurkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) energi untuk remaja
dan dewasa muda perempuan 2000 2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara
2400 2800 kkal setiap hari.
Sumber energi yang sering disebut sumber tenaga bias diperoleh dari sumber
karbohidrat, seperti beras, jagung, ubi kayu, talas, mie, kentang, dan roti, minyak,
margarine, dan santan yang mengandung lemak.
2. Protein
10

Sumber protein disebut juga zat pembangun yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan badan juga, pembentukan jaringan-jaringan baru, dan
pemeliharaan tubuh. Selain itu, protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran,
dan meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan.
Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan telur) dan
nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, dan tempe).
Kita jangan terpaku kalau protein itu harus makan daging atau ayam. Kalau tidak
ada, protein nabati juga tidak kalah kandungan proteinnya untuk proses
perkembangan dan pertumbuhan badan. Makanan sumber protein hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan
yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena mamasuki masa pertumbuhan
cepat lebih dulu.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5
2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr/hari untuk
perempuan dan 55-66 gr/hari untuk laki-laki.
3. Lemak
Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas
persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit, pemberi cita rasa pada
makanan. Lemak bias diperoleh dari minyak goring, mentega, susu, daging, dan ikan.
Makanan berlemak yang berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu
berlemak, keju, dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan
beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2, dan Niacin.

11

Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12,
sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A,
C, dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineral
pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan
sayuran dan buah-buahan. Padahal, makanan tersebut bermanfaat sekali bagi tubuh.
Vitamin yang dibutuhkan antara lain: vitamin B6, asam folat, B12, A, C, D dan E. Bila
perlu kita juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan makan tablet-tablet
vitamin yang dijual.
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E
untuk pembentukan dan penggantian sel.

Mineral
Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas
dan remaja.
Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot-otot. Kebutuhan kalsium
pada masa remaja relative tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari
20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg/hari untuk
perempuan dan 500-700 mg/hari untuk laki-laki.

Makanan sumber kalsium bisa

diperoleh dari susu (dan hasil olahannya), makanan yang difermentasi (tempe, oncom,
tauco, dan sebagainya), ikan-ikanan (ikan teri dan sebagainya).
Seng
Zn (seng) untuk pertumbuhan dan kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa
diperoleh dari ikan, kerang-kerangan, dan sayur-sayuran.
12

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki.

AKG seng adalah 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda

perempuan dan laki-laki.


Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat.
Kebutuhan zat besi pada remaja laki-laki akan meningkat pada saat proses kematangan
seksual, ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah
dewasa, kebutuhan besi menurun. Sementara pada cewek terjadi pada saat menstruasi
karena pada saat menstruasi zat besi akan keluar bersama darah menstruasi. Kekurangan
zat besi dalam makanan sehari-hari secara terus-menerus dapat menimbulkan penyakit
anemia (kurang darah). Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka
dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemi gizi besi. Sebaliknya
defisiensi besi mungkin merupakan limiting factor untuk pertumbuhan pada masa
remaja,mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
Hal lain yang perlu diingat, adalah biovailability dari makanan umumnya sangat rendah,
yaitu <10%.

Sumber besi dari hewani mempunyai biovailability yang lebih tinggi

dibandingkan sumber nabati.


Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada remaja
dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak
defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati adalah
vitamin C serta sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang
dapat menghambat penyerapan besi antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc, dan lainlain.
AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari, sedangkan
untuk laki-laki 13-23 mg/hari. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati,
daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan,
sayuran.
Serat berfungsi untuk memudahkan proses buang air besar, membuang racun-racun
dalam tubuh, dan mencegah kegemukan. Serat bisa diperoleh dari sayur-sayuran, buahbuahan, dan agar-agar.

13

ANGKA KECUKUPAN GIZI REMAJA


Kebutuhan gizi pada masa tumbuh kembang remaja yaitu energi (aktifitas aktif).
Protein (membentuk sel-sel baru ), lemak (sumber energi & membentuk sel-sel
saraf/transport vitamin, vitamin dan mineral & air (metabolisme tubuh), serat (membantu
proses pencernaan, Fe & zinc / Zn (berperan untuk pembentukan jaringan tubuh),
kalsium, phosphor & Vitamin D (pembentukan tulang / gigi), Vitamin B1, niacin &
riboflavin (metabolisme karbohidrat), Vitamin B6, asam folat & vitamin B12
(membentuk anti sel / DNA / RNA, vitamin A & C & vitamin E (fungsi penglihatan) &
meningkatkan daya tahan tubuh & anti oksidan. Pada usia remaja ( 10 18 tahun ),
terjadi proses pertumbuhan jasmani yang pesat yang disebut adolescence growth spurt
serta perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, di samping kegiatan fisik yang
tinggi. Sehingga membutuhkan zat zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Besar kecilnya
angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas kegiatan jasmani
tersebut.
Pada anak laki laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena biasanya pada
umur inilah perhatian untuk olahraga sedang tinggi tingginya, seperti ; atletik, mendaki
gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya.
Bila konsumsi berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi
defisiensi relatif terutama defisiensi vitamin vitamin. Defisiensi sumber energi akan
menyebabkan remaja kelompok usia ini langsing atau bahkan sampai kurus.
Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan menstruasi disertai
pembuangan sejumlah Fe. Remaja putri kelompok usia ini sering sangat sadar akan
bentuk badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan
banyak yang berdiet tanpa nasehat atau pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi,
sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah kaidah ilmu gizi. Banyak pantang
atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak
kompeten dalam soal gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan
yang sebenarnya merupakan gejala gejala kelainan gizi.
14

Penyuluhan dan bimbingan gizi yang benar dan jelas sangat diperlukan oleh
golongan umur remaja ini. Terutama penyuluhan yang dikaitkan dengan bentuk tubuh
atau kecantikan akan sangat menarik perhatian para remaja putrid, sedangkan para remaja
putra akan lebih tertarik bila penyuluhan gizi ini dikaitkan dengan prestasi berbagai jenis
olahraga.
TABEL ANGKA KECUKUPAN ENERGI UNTUK REMAJA :
( Faktor aktivitas x AMB )
Umur ( tahun )
Laki Laki
10 12
1,75
13 15
1,66
16 - 18
1,60
Sumber : FAO / WHO / UNU, 1985.

Perempuan
1,69
1,56
1,52

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI


Dalam menentukan besaran kebutuhan akan kalori, penentuan usia ginekologik
lebih penting ketimbang usia kronologis. Sebab, pertumbuhan linier belum optimal
sebelum mencapai usia ginekologik 4 5 tahun.
Usia ginekologik adalah jumlah tahun yang dihabiskan setelah seorang wanita
mengalami menstruasi pertama (menarche). Penambahan berat badan dari usia
ginekologik selama 1 5 tahun berturut-turut adalah 4,8 kg (tahun I), 2,8 kg (tahun II),
1,0 kg (tahun III), dan 0,8 kg (tahun IV V). Dengan demikian, jika seoarng wanita baru
sekali datang haid, dan kemudian hamil, maka selama kehamilannya dia bukan saja harus
menambah berat badan sebanyak 10 12 kg, tetapi juga harus ditambah dengan
penambahan berat badan pada usia ginekologis pertama; yaitu 3,8 kg (angka 3,8
diperoleh dari perkalian 9,5/12 x 4,8 kg; 9,5 adalah masa hamil jika dihitung dengan
kalender bulanan, dan angka 12 adalah jumlah bulan dalam setahun).
Bergantung pada berat dan tinggi badan sebelum hamil, anjuran pertambahan
berat badan total selama hamil ialah :
15

1.

12,5 18 kg jika BMI <19,8

2.

11,5 16 kg jika BMI = 19,8 26,0

3.

7 11,5 kg manakala BMI >26 29.

PENGEMBANGAN PERILAKU MAKAN SEHAT SEMASA REMAJA


Anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan yang baik pada remaja :
1. Mendorong para remaja untuk menikmati makanan, mencoba makanan baru,
mengonsumsi beberapa makanan di pagi hari, makan bersama keluarga,
menyeleksi makanan jajanan yang bergizi, dan sesekali (jika keuangan
memungkinkan) mengundang teman untuk makan malam bersama).
2. Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam sehari membuat waktu
makan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbagi pengalaman di antara
anggota keluarga.
3. Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan (bersama) tidak
berbenturan dengan kegiatan (yang menurut mereka sangat penting) mereka.
4. Menyiapkan data dasar tentang pangan dan gizi sehingga remaja dapat
memutuskan jenis makanan yang akan dikonsumsi berdasarkan informasi
tersebut.
5. Memberikan contoh yang khas tentang cara mempraktikkan pengetahuan tersebut.
6. Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang baik seperti perbaikan
vitalitas dan peningkatan ketahan fisik.
7. Membenarkan

pilihan

pada

makanan

cemilan

bergizi,

dan

secara

berkesinambungan menjelaskan kekeliruan mereka yang (masih) memilih


makanan tidak bergizi.
8. Menyimpan hanya kudapan bergizi di lemari es.
9. Melatih tanggung jawab remaja dalam hal perencanaan makanan, pembelanjaan,
pemasakan dan penanaman.
Masalah ekonomi, ketergantungan pada alkohol, tembakau, dan ketagihan obat turut
memperburuk pola makan yang telah buruk itu. Rokok dapat mengurangi nafsu makan,
16

menyempitkan pembuluh darah jantung, saluran cerna, sehingga mengganggu proses


penyerapan. Obat jenis tertentu berkemampuan mengganggu tumbuh kembangnya janin.
Kopi dan kafein tidak menimbulkan pengaruh teratogenik pada manusia. Namun,
kadarnya yang melebihi 300 mg/hari dapat menyebabkan rendahnya berat badan lahir.
Karena itu, ibu hamil dianjurkan ( jika kebiasaan minum ini tidak terelakkan ),
mengurangi konsumsi zat itu sampai dibawah 300 mg/hari. Sumber kafein antara lain
kopi tubruk ( 125 mg / 237 cc ), kopi panas ( 90 mg ), teh ( 70 mg ), coklat panas atau
kokoa ( 25 mg ), dan minuman kola ( 50 mg ).
PEDOMAN MAKANAN HARIAN UNTUK ANAK DAN REMAJA
Kelompok makanan

Jumlah sajian (berdasarkan usia)


1 5 thn
6 11 thn* Remaja*
1
Roti, sereal, nasi,* dan 6 11 ( /4 6 11
6 - 11
pasta

porsi
ukuran
dewasa)
Sayuran
3 5+
35
35
Buah
2 4+
24
24
Susu, yogurt, dan keju 2 cangkir
2 cangkir
4 cangkir
Daging, unggas, ikan; 60 90 ml
60 90 ml
120 150 ml
kacang kering, telur,
dan kacang-kacangan++

Dewasa
6 11

35
24
2-3 sajian
150-210 ml

* Ukuran sajian untuk anak usia 6 11 thn dan remaja kira-kira sama dengan ukuran
untuk orang dewasa.
+
Ukuran sajian untuk anak usia 1 5 thn kira-kira 1 ukuran sendok teh pertahun usia
(mis. 3 sdkt untuk anak 3 thn).
++
Kacang tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 4 thn karena bahaya tersedak (Dray, J.
Mealtime family time. Manhattan, KS: Cooperative Extension, 1992).
KEBUTUHAN ASAM AMINO (SUMBER: THE FOOD AND NUTRITION
BOARD THE NATIONAL ACADEMY OF SCIENCES)

Kebutuhan
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin dan Sistin

Bayi
(4 6 bln)
29
88
150
99
72

Anak
(10 12 thn)
28
44
49
24

Dewasa
10
14
12
13
17

Fenilalanin dan Tirosin


Tireonin
Triptofan
Valin

120
74
19
93

24
30
4
28

14
7
3
13

KEBUTUHAN PROTEIN
Kebutuhan protein pada anak remaja lebih dipengaruhi oleh tahapan
perkembangan dibandingkan usia kronologisnya. Menghitung kebutuhan protein dengan
mengkaitkan tinggi badan merupakan cara yang paling menguntungkan. Kebutuhan
protein untuk remaja sekitar 0,3 gr/cm tinggi badan, dengan rentang antara 0,27-0,29
gr/cm tinggi badan untuk remaja putri.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1998) menganjurkan kebutuhan protein
untuk remaja sebesar 30 gr untuk remaja lelaki usia 10-12 tahun, 46 gr untuk usia 13-15
tahun dan 50 gr untuk usia 16-19 tahun.
Data menunjukkan jarang sekali anak remaja mengalami kekurangan potein.

GAMBARAN ANGKA KECUKUPAN GIZI GOLONGAN UMUR 13 19 TAHUN


(MENURUT WIDAYA KARYA)
Golongan
Umur
13 15 tahun
16 19 tahun

Berat
badan
40 kg
53 kg

Tinggi
badan
152 cm
160 cm

Energi
2220 kkal
2360 kkal

Protein
57 gram
62 gram

DEFISIENSI NUTRISI PADA REMAJA


Pada penelitian, menunjukkan bahwa sebagian remaja melaksanakan diet. Hal ini
berhubungan dengan kelebihan berat badan. Mengurangi pasokan makanan berat
mengurangi nutrisi yang penting untuk fungsi tubuh.
18

Adapun defisiensinya berupa :


1. Kekurangan zat kapur.
2. Kekurangan zat besi ( terutama untuk remaja wanita )
3. Kekurangan protein
4. Kekurangan vitamin, terutama vitamin A dan C karena kurang makan buahbuahan dan sayur-mayur segar yang cukup dalam diet .
5. Kekurangan thiamine dan riboflavin.
6. Remaja perempuan mengalami defisiensi nutisi lebih sering dibanding remaja
laki-laki.. Yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain remaja perempuan
makan lebih sedikit dan sehingga sedikit mendapatkan nutrient. Alasan lain
menjaga penampilan. Tambahan kebutuhan gizi diperlukan pada masa kehamilan
atau haid agar tidak terjadi permasalahan defisiensi zat gizi.
Banyak remaja laki-laki dan perempuan mempunyai diet yang tidak cukup. Hal
ini disebabkan :
1. Mereka melewati sarapan oleh karena kekurangan waktu pada pagi-pagi atau
karena kebiasaan.
2. Kegemaran memakan makanan kecil
3. Kebiasaan makan dalam jumlah sedikit
4. Pengetahuan ilmu gizi yang sedikit mempengaruhi pemahaman mengenai zat gizi
yang cukup dalam makanan .
5. Tekanan social / pergaulan menyebabkan kebiasaan makan makanan tidak sehat.
6. Gangguan hubungan keluarga dan penyesuaian pribadi
7. Keadaan ekonomi yang tidak menunjang
Krisis Kalsium Pada Remaja
Kalsium merupakan mineral esensial, terdiri dari 99% kalsium fosfat yang
berperan dalam struktur dan kekuatan tulang serta hanya 1% kalsium ion dalam plasma
dan cairan ekstravaskular yang berperan dalam pengaturan berbagai fungsi fisiologis
seperti penghantar saraf, kontraksi otot, mitosis, koagulasi darah dan penyokong tulang
skeletal. Karena peranannya yang sangat banyak dan penting, kalsium sering disebut
sebagai super nutrient.
19

Asupan kalsium merupakan fokus penelitian selama 25 tahun terakhir ini, yang
berhubungan erat dengan risiko terjadinya berbagai penyakit, antara lain osteoporosis,
hipertensi, berbagai jenis kanker, sindroma premenstrual, resistensi insulin, obesitas dan
keracunan logam berat.
Osteoporosis dikenal sebagai pediatric disease with geriatric consequences
adalah penyakit anak yang manifest di masa tua, dengan karakteristik sindroma skeletal
pada melemahnya kekuatan tulang yang menjadi predisposisi pada meningkatnya risiko
fraktur. Kondisi ini dapat disebabkan oleh latarbelakang genetic / ras, kurangnya
aktivitas fisik sehari-hari serta asupan kalsium mulai dari masa anak-anak dan remaja
yang berkaibat di masa dewasa dan tua. Latar belakang genetik adalah faktor yang sangat
penting. Bukti ilmiah menyatakan bahwa asupan kalsium ini penting ditekankan pada
masa anak dan remaja. Namun demikian, krisis kalsium sedang melanda remaja, baik
di negara maju maupun berkembang.
Asupan kalsium masa anak-anak dan remaja sangat kritikal, dengan
pertimbangan: (1) asupan kalsium yang cukup pada saat remaja akan membantu
pencapaian potensi genetik puncak massa tulang (peak bone mass); (2) separuh atau lebih
tulang skeletal manusia dibentuk pada periode remaja; (3) secara fisiologis absorbsi
kalsium di masa remaja sangat efisien.
Pengaruh asupan kalsium terhadap risiko osteoporosis melalui pencapaian potensi
genetik peak bone mass terjadi saat usia 30 atau sebelumnya. Bahkan peak bone mass ini
telah tercapai pada usia 17 hingga 20-an, sehingga masa anak-anak dan remaja
merupakan masa yang sangat kritikal terhadap peak bone mass ini.
Sebesar 45% atau lebih pertumbuhan tulang terjadi saat pubertas, bahkan pada
usia 17 tahun, 91% dari volume orang dewasa terbentuk. Walaupun masa bayi, anak-anak
dan remaja ditandai dengan pertumbuhan yang relatif sangat cepat dengan tinggi dan
ukuran tubuh meningkat secara progresif hingga masa dewasa terutama pada
20

pertumbuhan tulang skeletal, namun remaja secara fisiologis mampu melakukan absorbsi
dari penyimpanan (retensi) lebih banyak kalsium dibandingkan anak dan dewasa.
Metabolisme Kalsium
Tulang merupakan organ yang selalu mengalami perubahan (turn-over) dan
mengalami pembaruan (remodeling). Proses penyerapan massa tulang (resorpsi),
kemudian dilanjutkan proses mengisi kembali celah yang terjadi pada tulang (formasi).
Peranan kalsium yang vital dalam komunikasi seluler, masa konsentrasi kalsium ion
dalam darah diatur dalam rentang limit yang sangat kecil, untuk memenuhi keseimbangan
kalsium. Keseimbangan kalsium diatur melalui interaksi kompleks antara proses absorpsi
dan ekskresi urin kalsium dna remodeling tulang, oleh beberapa hormon. Hormon
tersebut yaitu hormon paratiroid, kalsitriol dan kalsitonin, yang akan memberi respon
terhadap perubahan konsentrasi dan kalsium ion di dalam plasma dengan suatu negative
feedback proses.
Singkatnya, saat kalsium dalam plasma konsentrasinya sangat rendah, hormon
paratiroid dan/atah kalsitriol membawa konsentrasi kalsium darah pada tingkat yang
dibutuhkan dengan cara memobilisasi kalsium dari tulang, meningkatkan absorpsinya
dari ginjal. Saat konsentrasi kalsium darah sangat tinggi, kalsitonin menjadi agar kalsium
bergerak kembali ke dalam tulang dan rekskresi ke melalui urin.
Proses absorpsi kalsium
Kalsium diabsorpsi melalui 2 proses, yaitu difusi pasif dan transport aktif. Difusi
pasif tergantung dari konsentrasi kalsium dalam saluran intestinal dan penyerapan air.
Sedangkan transport aktif adalah mekanisme pemompaan yang tergantung pada sumber
energi dan molekul karier. Transport aktif kalsium diatur oleh produk metabolik dari
vitamin D (kolekalsiferol). Dalam proses metabolisme, vitamin D ini diubah menjadi
bentuk aktifnya yang dimulai dari hati (2,5 dihidroksikolekalsiferol) dan kemudian ginjal
menjadi suatu bentuk hormon, kalsitriol (1,25-dihidroksi-kolekalsiferol). Kalsitriol
menstimulasi sintesis pengikatan kalsium oleh protein (calcium-binding protein) di dalam
usus halus bagian proksimal, yang membawa kalsium sepanjang dinding usus. Proses ini
21

terjadi pada konsentrasi yang sangat rendah ditempat-tempat tertentu dari usus halus.
Sementara itu, proses difusi pasif, terjadi hampir diseluruh bagian dari usus dan
tergantung dari konsentrasi tinggi kalsium. Absorpsi pasif dalam kolon penting dalam
menyelamatkan kalsium yang dihambat absorpsinya oleh asam fitat yang berhubungan
dengan asupan serat. Namun demikian, proses absorpsi ini minimal dan membuat
kalsium di sel kolon mengumpul di usus besar. Pada manusia yang sehat yang
mengkonsumsi kalsium dalam rentang yang normal, sebanyak setengah dari absorpsi
adalah aktif dan setengahnya pasif.
Keadaan gagal ginjal dapat menyebabkan kekurangan kalsitriol dan rendahnya
kemampuan transport aktif dari kalsium. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan
konsumsi kalsium. Efisiensi dari absorpsi kalsium dapat beradaptasi terhadap asupan
kalsium (lebih besar efisiensinya pada saat tingkat asupan kalsium rendah) dan
disesuaikan dengan kondisi fisiologis tertentu, seperti saat remaja dan kehamilan serta
menurun menurut umur, yang menunjukkan penurunan kemampuan memproduksi
kalsitriol atau mungkin menurunkan aktifitas dari reseptor vitamin D
Sebanyak kurang lebih sepertiga dari kalsium dari makanan diabsorpsi, sisanya
dieksresikan melalui feses. Proporsi makanan yang diabsorpsi tergantung dari bagaimana
kalsium diikat dalam makanan dan kehadiran dari berbagai zat yang ada di makanan,
yang dapat menghambat atau meningkatkan absorpsi. Sebagian dari kalsium hilang dari
jaringan ke dalma usus, contohnya, sekresi dari saliva, pankreas dan saluran empedu dan
dari sel yang dibuang dari permukaan intestinal, yang disebut sebagai endogenous
secretion
Kalsium yang dibutuhkan pada anak dan remaja
Angka kecukupan Gizi (AKG) untuk kalsium pada anak dan remaja berbeda-beda pada
setiap negara. Table 1 menunjukkan AKG Indonesia 2004 dan RNI FAO/WHO 2002
Angka kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dan remaja
Indonesia
Internasional
Umur
Anjuran konsumsi harian
Umur
Anjuran konsumsi harian
1-3 tahun
500 mg
1-3 tahun
500 mg
22

4-6 tahun
7-9 tahun
10-18 tahun
Sumber: Tabel
orang

500 mg
600 mg
800 mg
angka kecukupan gizi bagi

Indonesia,

www.gizi.net)

2004

(diakses

4-6 tahun
600 mg
7-9 tahun
700 mg
10-18 tahun
1300 mg
Sumber: Dietary reference

intakes

for

dari calcium, phosphorus, magnesium, vitamin D,


and fluoride. The National Academy of
Sciences, 1997

Krisis kalsium : siapa yang mendapat kalsium yang cukup?


Umur
% memenuhi anjuran AKG untuk kalsium
Perempuan 2-8 tahun
79%
Perempuan 9 19 tahun
19 %
Laki-laki 2-8 tahun
89%
Laki-laki 9-19%
52%
Sumber: Healt and Nutrition Examination Survey (NHANES), CDC, NCHS, 19981994)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan krisis kalsium ini berhubungan dengan
asupan makanan kaya kalsium yang rendah dan meningkatnya minuman atau makanan
yang dimaniskan. Rata-rata konsumsi sebesar 20% dari total energi dibandingkan
kelompok umur lainnya. Anak-anak usia 6-11 tahun asupan gula pemanis tambahan
sebesar 19% dari total energi. Bahan tambahan gula tersebut antara lain: gula ( putih,
coklat dan gula pasir ) dan pemanis buatan ( fruktosa, madu, molasses, anhydrous
dextrose, crystal dextrose ) serta sirup ( jagung, maple, jagung tinggi fruktosa, malt,
pancake ) yang dimakan secara terpisah atau digunakan sebagai ingredien pada makanan
olahan dan jadi.
Di Indonesia, susu tidak dikonsumsi secara luas oleh sebagian populasi, keadaan
ekonomi yang lemah menjadi faktor utama rendahnya konsumsi susu ini. Di Tren
peningkatan konsumsi susu bisa dibilang berlangsung lambat, selama 30 tahun hanya
meningkat 4,68 kilogram saja, dari tahun 1970 (1,28 kg/kap/tahun) dan tahun 2000
meningkat menjadi 6,50 kilogram. Sebanyak 73,7% rumah tangga memiliki asupan
kalsium kurang dari 50% AKG yang dianjurkan, dengan rata-rata konsumsi sebesar 254

23

mg per hari, demikian pula pada anak dan remajanya. Asupan kalsium pada anak-anak
hanya berkisar 36 86% dari AKG yang dianjurkan. Studi yang dilakukan oleh
SEAMEO-TROPMED (2005), menunjukkan bahwa hanya sekitar 40% anak di daerah
perkotaan Jakarta yang memenuhi 100% dari AKG yang dianjurkan. Rendahnya kualitas
asupan kalsium ini dapat menjadi pemicu rendahnya kualitas fisik anak dan remaja.
Unicef menyatakan bahwa anak-anak Indonesia yang berusia dua tahun ternyata memiliki
berat badan lebih rendah dua kilogram dan tinggi tubuh lebih rendah lima sentimeter, bila
dibandingkan anak-anak negara lain. Hal ini bisa berkaitan dengan faktor genetik, namun
dapat diperbaiki dengan asupan gizi yang memadai, seperti halnya bangsa Jepang yang
dahulu disebut bangsa kate, kini memiliki bentuk fisik yang tumbuh jauh lebih baik.
Defisiensi Besi
Defisiensi besi ditemukan pada semua ras, jenis kelamin dan seluruh
sosioekonomi grup. Remaja membutuhkan tambahan zat besi untuk pembentukan
mioglobin dan hemoglobin. Seiring dengan mulainya pubertas anak lelaki menimbun
lebih banyak massa non lemak dibandingkan perempuan dan pada akhir pubertas anak
lelaki mempunyai massa non lemak tubuh 2 kali perempuan. Asupan harian zat besi harus
cukup untuk mengantisipasi kehilangan melalui feses, urin, kulit, dan menstruasi dan juga
cukup tersedia untuk ekspansi volume sel darah merah dan pertumbuhan jaringan pada
masa remaja. Pada saat menarche remaja putri mengalami tambahan kehilangan darah
pada saat menstruasi. Oleh karena itu, anak remaja mempunyai kadar serum hematokrit
dan hemoglobin yang rendah, sehingga disebut mengalami anemia fisiologis.
Defisiensi Zink
Mineral ini mempengaruhi sintesis protein dan merupakan mineral essensial
untuk pertumbuhan. Pada masa remaja mineral ini penting karena adanya pacu tumbuh
dan maturasi seksual. Selama terjadinya pacu tumbuh pada masa remaja retensi zink baik
pada lelaki maupun perempuan lebih tinggi, hal ini disebabkan karena selama periode ini
terjadi peningkatan jumlah massa tubuh non lemak. Defisiensi zink pada masa remaja
berhubungan dengan retardasi pertumbuhan dan hipogonadism, bila diberikan
suplementasi zink maka akan terjadi akselerasi pertumbuhan dan maturasi seksual.
24

Defisiensi zink ini umumnya terjadi karena diet yang kurang mengandung mineral
zink atau gangguan penyerapan zink akibat mengkonsumsi sereal yang mengandung fitat.
Penelitian lain menunjukkan bahwa remaja lelaki dan perempuan mempunyai kadar zink
plasma terendah pada usia saat mulainya pubertas. Oleh karena itu, untuk kelompok ini
dianjurkan untuk mengkonsumsi diet yang mengandung banyak zink seperti protein
hewani ( ayam dan daging ), produk susu tanpa lemak, sayuran dan gandum.
Defisiensi Vitamin
Kebutuhan vitamin untuk remaja tidak mudah untuk ditentukan dan umumnya
mengacu dari data kebutuhan bayi dan dewasa. Berkaitan dengan meningkatnya
kebutuhan energi pada masa remaja, maka kebutuhan tiamin, riboflavin dan niasin juga
meningkat untuk melepaskan energi dari karbohidrat. Dengan meningkatnya sintesis
jaringan, kebutuhan akan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12 juga meningkat, yang
diperlukan untuk sintesis normal DNA dan RNA. Kebutuhan vitamin D juga meningkat
yang diperlukan untuk pertumbuhan cepat skeletal. Demikian pula dengan vitamin A, C
dan E, yang dibutuhkan untuk bahan pembuatan struktur dan fungsi sel.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai kadar vitamin A di
dalam darah yang rendah, walaupun status nutrisinya masih cukup. Penelitian lain
menunjukkan bahwa vitamin A merupakan nutrisi essensial untuk fertilitas dan
reproduksi dan kekurangan vitamin A berhubungan dengan sterilitas dan amenorhoe.
Menstruasi yang tidak teratur lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan kadar
vitamin A rendah. Remaja jarang dilaporkan mengalami kekurangan vitamin C, tetapi
remaja yang tidak mengkonsumsi buah dan sayuran serta remaja yang merokok
mempunyai risiko kekurangan vitamin ini.

OBESITAS PADA REMAJA


Remaja merupakan masa antara terjadinya pubertas dan masa dewasa, di mana
pertumbuhan berjalan dengan sangat cepat yang mencakup pertumbuhan fisik dan
25

pematangan emosional. Pertumbuhan pada masa remaja dipengaruhi oleh hormon dan
bervariasi secara individual. Fase pertama pertumbuhan adalah pertumbuhan secara liniar
dimana terjadi perpanjangan rangka tubuh sehingga remaja menjadi bertambah tinggi
sampai tertutupnya epifisis tulangnya. Sedangkan fase kedua pertumbuhan merupakan
pertumbuhan lateral dimana terjadi pertambahan berat badan. Kedua fase pertumbuhan
erat dengan masalah gizi pada remaja.
Seperti halnya pada masa anak, maka kecepatan terjadinya obesitas pada remaja
juga meningkat cepat. Keadaan ini biasanya dibarengi dengan terjadinya tekanan darah
tinggi dan gangguan toleransi glukosa. Selain daripada itu, remaja yang obes akan
tertekan secara psikologis akibat ejekan, dikucilkan dari pergaulan, dan juga akibat
keinginan untuk menjadi langsung. Yang lebih penting lagi adalah obesitas pada remaja
merupakan tahap awal untuk terjadinya obesitas pada masa dewasa dengan berbagai
akibat buruknya bagi kesehatan. Dan, remaja yang menjalankan program penurunan berat
badan yang tidak sehat biasanya akan terkait kepada perilaku berbahaya lainnya, seperti
merokok, minum minuman beralkohol, atau menjadi pengguna obat berbahaya lainnya,
mempraktekkan hubungan seksual yang tidak aman, percobaan bunuh diri dan berbagai
kenakalan remaja lainnya.
TABEL BERIKUT ADALAH BERBAGAI FAKTOR YANG
MERUPAKAN RISIKO TERJADINYA OBESITAS PADA REMAJA :
FAKTOR RISIKO
KETERANGAN
Variabel sosial :

DAPAT

Status sosioekonomi

jenis

Berhubungan
kelamin

Obesitas pada orangtua

langsung

laki-laki,

dengan

tetapi

berlawanan

dengan perempuan
Terdapat korelasi kuat antara obesitas
orangtua,

saudara

kandung

dengan

Suku bangsa

remaja
Lebih pada anak kulit putih dan remaja

Besar keluarga

Perempuan campuran Afrika-Amerika


Obesitas lebih sedikit terjadi pada

Kegemaran menonton TV

keluarga besar
Frekuensi menonton

TV

berkorelasi

26

dengan kejadian obeistas


Lingkungan fisik :
Wilayah

Insidens obesitas lebih banyak terdapat di

Iklim

daerah perkotaan
Lebih banyak pada musim dingin
Dari faktor-faktor tersebut diatas, ternyata obesitas pada orangtua mempunyai

korelasi kuat dengan kejadian obesitas pada remaja. Suatu penelitian yang bertujuan
untuk menyelusuri obesitas pada remaja berkaitan dengan komposisi tubuh dari
orangtuanya, menemukan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lebih akan menjadi
remaja dengan obesitas hanya apabila ibu atau ayahnya juga obesitas. Penelitian tersebut
juga membuktikan bahwa bayi yang lahir dengan BB lebih mempunyai kemungkinan 5,7
kali untuk menjadi remaja obesitas bila ibunya

obesitas. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa obesitas pada remaja berhubungan dengan obesitas pada


orangtuanya.
Masalah lain mengenai obesitas pada remaja adalah masalah penentuan obesitas
pada remaja yang sampai saat ini belum dapat ditentukan dengan menggunakan sistim
klasifikasi standar, sehingga sulit untuk melakukan perbandingan antar negara dan antar
studi. Selama ini indeks massa tubuh (IMT = berat badan dalam kg/tinggi badan dalam
meter kuadrat) suatu indikator berat badan terhadap tinggi badan, telah digunakan secara
luas untuk menggunakan IMT untuk menentukan obesitas pada anak/remaja. IMT sangat
erat berkorelasi dengan lemak tubuh dan risiko kesehatan jangka panjang pada anak dan
remaja. Pada individu dewasa, ambang batas IMT 25 dan 30 secara luas digunakan
untuk menentukan masing-masing kelebihan berta badan dan obesitas. Berbeda
keadaannya dengan individu dewasa, maka pada anak dan remaja IMT bervariasi
terhadap umur dan jenis kelamin. Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan untuk
menggunakan persentil 85 IMT untuk menentukan kelebihan berat badan pada remaja
(usia 10-19 tahun). Sedangkan international Obesity task Force (IOTF) mengusulkan
rujuakn IMT internasional yang baru untuk menentukan kelebihan berat badan dan
obesitas pada anak dan remaja (usia 2-18 tahun). Kedua rujukan tersebut memberikan
hasil tidak berbeda untuk menentukan prevalensi kelebihan berat badan, namun berbeda
27

untuk obesitas. Sensitivitas dan spesifisitas dari klasifikasi IMT secara internasional
untuk menentukan kelebihan internasional untuk menentukan kelebihan BB/obesitas
dengan batas 85 persentil, menunjukkan spesifisitas sangat tinggi, sehingga beberapa
kasus remaja yang tidak kelebihan BB terklasifikasi salah menjadi kelebihan BB. Namun,
sensitifitasnya sangat rendah pada remaja wanita, sehingga remaja wanita yang kelebihan
BB dapat luput dari klasifikasi kelebihan BB.
Cara penentuan lain yaitu dengan pengukuran estimasi massa lemak tubuh dengan
menggunakan persamaan tebal lipatan kulit pada berbagai persamaan tebal lipatan kulit
pada berbagai lingkaran tubuh (biseps, triseps, supra-iliaka, sub-skapula, pangkal paha,
paha dan perut) secara umum dapat digunakan karena kurat dan mudah dilakukan, namun
secara individual harus diperhitungkan adanya over ataupun under estimasi sebesar 10%.
Sedangkan estimasi asupan energi sangat dibutuhkan untuk menilai pertumbuhan dan
kejadian penyakit. FFQ dengan periode 1 tahun ternyata akurat untuk mengestimasi mean
asupan energy bagi kelompok namun tidak untuk individu.
Masalah lain mengenai obesitas pada remaja adalah keprihatinan akan
dampaknya. Obesitas saat ini dikenal sebagai penyakit kronis, yang merupakan akar dari
berbagai penyakit kronis. Suatu studi kohort yang mengikuti 508 anak selama 55 tahun
menyimpulkan bahwa kelebihan BB pada remaja meningkatkan angka kematian akibat
penyakit jantung koroner, stroke dan kanker kolo-rektal, serta meningkatkan angka
kesakitan akibat penyakit-penyakit tersebut termasuk juga gout dan arthritis. Akibat
terjadinya epidemik obesitas secara global, maka saat ini banyak penyakit kronis muncul
pada masa anak dibanding dengan masa dewasa.
Secara umum dapat pula dikatakan bahwa obesitas pada anak / remaja berkaitan
dengan masalah mekanik dan metabolik tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya
berbagai penyakit kronis. Komplikasi mekanik yang sering terjadi yaitu masalah
ortopedik dan sindrom apnue obstruktif pada saat tidur. Sedangkan komplikasi metabolik
yang lebih mengkuatirkan mengarah kepada sindroma metabolic X. Sindroma ini
berkaitan dengan terjadinya obesitas viseral dan sentral, hipertensi, dislipidemia, dan
resitensi terhadap insulin yang berkaitan dengan diabetes mellitus tipe 2.
28

Dari uraian mengenai masalah obesitas pada remaja ini maka ternyata banyak
sekali yang harus kita lakukan untuk mengungkap berbagai permasalahan obesitas pada
usia remaja. Obesitas berdampak secara fisik dan psikososial bagi individu yang terkena,
selain juga menyebabkan beban ekonomi yang bermakna bagi masyarakat. Oleh karena
itu, berbagai penelitian, baik dalam bidang biomedik, kedokteran maupun komunitas
secara terintegrasi akan sangat bermanfaat untuk mengungkapkan obeistas pada remaja
bagi pencegahan dan penanggulangannya secara dini dan tepat.

GIZI REMAJA PUTRI


Pendahuluan
Ciri-ciri remaja putri yaitu masa remaja terjadi perubahan postur tubuh dan
peningkatan tinggi badan secara cepat, usia remaja 10-18 tahun (WHO 1995), rata-rata
usia tingkat kematangan / mature stages pada remaja putri (WHO, 1995), diantaranya
pertumbuhan payudara 10,6 tahun, puncak peningkatan TB 11,7 tahun, haid pertama 12,8
tahun. Remaja khususnya remaja putri lebih berisiko untuk menderita kurang gizi,
dimana peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan, sering kali tidak dapat dipenuhi dari konsumsi sehari-hari. Perubahan
gaya hidup kebiasaan makan pada masa remaja akan mempengaruhi asupan zat gizi, yang
menyebabkan remaja menderita kurang gizi serta gangguan pertumbuhan bila konsumsi
makanan kurang dari kebutuhan. Bilamana konsumsi makanan berlebih, akan
menyebabkan kenaikan berat badan dan kegemukan.
Masalah makan telah menjadi permasalahan yang meningkat pada masa remaja.
Dalam suatu penelitian, seorang remaja perempuan yang merasa bentuk badannya kurang
baik di awal masa remajanya akan mulai mengurangi makanan yang masuk dalam
29

tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan masalah makan 2 tahun ke depan
karena terjadi pengurangan nutrisi yang masuk dalam tubuhnya. Seorang anak
perempuan merasa dengan mengurangi makan maka bentuk tubuh akan lebih baik.
Penelitian lain menemukan bahwa remaja perempuan yang memiliki hubungan baik
dengan kedua orang tuanya cenderung mempunyai kebiasaan makan lebih baik dan
lebih sehat dibanding dengan yang tidak memiliki

hubungan baik dengan satu atau

kedua orang tuanya.


Status Gizi Remaja Putri
Perhatian pada gizi remaja agak diabaikan, kecuali yang berhubungan remaja
putri yang sedang hamil. Hal ini karena remaja jarang terkena infeksi dibandingkan
dengan anak balita dan juga jarang menderita penyakit degeneratif dibandingkan pada
usia tua, sehingga program kesehatan dan gizi sering kali tidak dikhususkan pada
kelompok remaja.
Kurang gizi sering berawal dari usia kanak-kanak yang berlanjut sampai remaja
yang akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang. Remaja putri sebagai calon ibu
merupakan kelompok rawan untuk menderita kurang gizi, karena remaja putri cenderung
melakukan diet pengurangan berat badan karena ingin langsing. Sehingga wanita
memasuki kehamilannya dengan kondisi kurang gizi. Keadaan ini lebih diperberat bila
hamil pada usia muda (< 20 tahun), karena ibu muda tersebut membutuhkan zat gizi lebih
banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta janin yang dikandungnya,
sehingga berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR < 2500 gr).
Berbagai penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi kurang gizi
(Indeks Massa Tubuh / IMT = 18,5 kg/m 2) pada remaja putri antara 31% sampai 41,2%.
Anemia pada remaja putri juga merupakan masalah di Indonesia, data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa sekitar 30% remaja putri (10-19
tahun) menderita anemia (Hb < 120 g/dL).
Pola makan atau diet yang salah menjadi penyebab banyak remaja putri menderita
kurang gizi atau kurang energi kronis (KEK). Perilaku makan yang salah pada remaja
30

putri di perkotaan antara lain adalah anoreksia. Karena kekhawatiran yang berlebih
terhadap kegemukan, remaja putri jadi kehilangan nafsu makan, sehingga tubuhnya
menjadi sangat kurus. Kadang-kadang remaja putri makan banyak sekali kemudian
dimuntahkan kembali, yang disebut bulimia. Sedangkan faktor infeksi seperti diare,
ISPA, cacingan, malaria, dan TBC terjadi pada remaja kurang gizi dan atau anemia di
daerah pedesaan, dan harus segera diobati.
Selain kurang gizi, masalah gizi lebih pada remaja yaitu kegemukan dan obesitas,
cenderung meningkat terutama di kota besar. Pada remaja putri yang kegemukan dapat
meningkatkan angka kejadian diabetes melitus atau kencing manis dan jantung koroner.
Bila remaja putri tersebut hamil, akan melahirkan bayi besar dengan resiko menderita
diabetes melitus.
Promosi atau penyuluhan gizi seimbang melalui UKS merupakan kegiatan yang
sangat strategis guna memberikan pengetahuan gizi yang benar, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja. Selain itu, remaja dapat
memberikan contoh perilaku makan yang baik terutama bagi keluarganya.
Dampak anemia pada remaja putri yaitu tubuh pada masa pertumbuhan mudah
terimfeksi,

mengakibatkan

kebugaran/kesegaran

tubuh

berkurang,

semangat

belajar/prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan
berisiko tinggi. Dampak anemia khususnya pada bumil anemia diantaranya perdarahan
waktu melahirkan sebesar 40% (Depkes 2001), angka kematian ibu tinggi sebesar 343
ibu meninggal setiap 100.000 kelahiran (SDKI 1997). Hal ini terutama disebabkan karena
keracunan kehamilan dan infeksi.
Status gizi pada remaja putri di Indonesia yaitu kurang zat gizi makro
(karbohidrat, protein, lemak), kurang zat gizi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi
makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus dan BB turun drastis, pendek,
anemia, sakit terus menerus, sehingga sebagai calon ibu tidak sehat.

31

Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah,
pengaruh dari lingkungan pergaulan (aingin langsinga). Remaja putri yang kurang gizi
tidak dapat mencapai status gizi yang optimal ( kurus, pendek dan pertumbuhan tulang
tidak proporsional ). Kurang zat besi & gizi lain yang pentig untuk tumbuh kembang
(zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja putri tersebut,
diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi
untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna
meningkatkan status gizi dan kesehatannya. Suplementasi Iron /zat besi & Zinc/seng pada
remaja putri cukup diperlukan, karena remaja putri yang anemia / rentan kurang zinc
( sumber zat besi & Zn hampir mirip yaitu sumber hewani seperti daging, produk laut &
sumber nabati seperti kacang-kacangan ), remaja putri ( membutuhkan zat besi & Zn
untuk tumbuh kembang ), pemberian zat besi ( mengobati remaja putri yang anemia,
pemberian zinc ( meningktan pembentukan sel-sel baru, pemberian Iron & zinc
meningkatkan status besi & Zn/meningkatkan tumbuh kembang dan kesehatan ).
Tujuan pemberian suplementasi, meningkatkan status gizi & kesehatan remaja
putri yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar HB & zat besi &
zinc dalam darah melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit, melihat efek
suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tumbuh (IMT).
Hasil pemberian suplementasi akan dimanfaatkan/dikembangkan untuk program
pencegahan & penanggulangan anemia kurang besi pada remaja putri, penurunan angka
kesakitan pada remaja putri, peningkatan status gizi & kesehatan pada remaja putri.
Suplementasi zat besi & Zn pada remaja putri diharapkan menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri. Suplementasi zat besi & Zn
pada remaja putri diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi &
kesehatan calon ibu (menurunkan kematian ibu melahirkan akibat perdarahan &
menurunkan bayi lahir dengan BB rendah).
Gizi Seimbang untuk Remaja Putri

32

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan, pada remaja putri terjadi


perubahan komposisi tubuh, peningkatan berat badan dan tinggi badan. Perubahan ini
sangat dipengaruhi oleh faktor genetik / keturunan dan faktor lingkungan. Faktor genetik
sangat berpengaruh menentukan berat dan tinggi badan, bentuk tubuh dan kecepatan
pertumbuhan pada remaja putri.
A. Kebutuhan Zat Gizi untuk Remaja Putri :
1. Energi
Energi dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari termasuk dalam kondisi
istirahat. Remaja putri usia 10-19 tahun dengan berat badan 35-50 kg
membutuhkan energi 1900-2100 kkal/hari (AKG untuk Indonesia, 2002).
2. Protein
Protein sangat penting bagi remaja putri, dimana pada masa pertumbuhan
untuk pembentukan sel dan jaringan tubuh seperti otot, tulang dan sel
tubuh lain. Disamping itu protein penting untuk membentuk zat kekebalan
tubuh. Kebutuhan protein untuk remaja putri usia 10-19 tahun dengan
berat badan 35-50 kg adalah 54-62 gr/hari (AKG untuk Indonesia, 2002).
3. Lemak
Remaja putri usia 10-18 tahun dengan berat badan 50 kg memerlukan
sekitar 56-66 gr/hari. Dianjurkan menggunakan sumber lemak nabati yang
banyak mengandung asam lemak tak jenuh, dan memperhatikan asupan
lemak hewani serta kolesterol. Pemakaian minyak ikan yang kaya akan
asam lemak essensial omega 3 dan omega 6 sangat baik diberikan untuk
mencegah penyakit jantung.
4. Karbohidrat
Remaja putri usia 10-18 tahun dengan berat badan 50 kg memerlukan
sekitar 250-325 gr/hari. Pati dan gula merupakan sumber persentasi
terbesar dari sumber karbohidrat, namun harus dibatasi pada remaja putri
yang gemuk, apalagi yang menderita DM atau mempunyai riwayat
keturunan diabetes. Dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat
kompleks, atau dari biji-bijian (beras, ketan, jagung) dan umbi-umbian
33

(ubi, singkong) yang banyak mengandung serat untuk memperlancar


pencernaan dan menghindari sembelit pada remaja putri.
5. Vitamin dan Mineral
Merupakan zat gizi mikro, dan sangat dibutuhkan remaja putri dalam masa
pertumbuhannya.
6. Air dan Serat
Air sangat diperlukan untuk membantu proses metabolisme sel,
melancarkan peredaran zat gizi dalam tubuh, mengatur keseimbangan
cairan dan garam mineral tubuh, mengatur suhu agar tetap normal dan
mengeluarkan bahan sisa tubuh. Kebutuhan air 50 mL/kg BB/hari atau
sekitar 2 Liter/hari.
Serat adalah bagian karbohidrat yang tidak dapat dicerna, biasanya pada
sayur, buah dan padi-padian. Kebutuhan serat dalam makanan sebesar 2530 gr/hari yang diperlukan untuk melancarkan pencernaan.
B. Anjuran Diet bagi Remaja Putri :
Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan remaja putri, perlu
dimasyarakatkan Pesan Dasar Gizi Seimbang, agar remaja putri berperilaku
mengkonsumsi makanan yang baik dan benar.

PESAN GIZI SEIMBANG


PESAN
1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah makanan untuk


memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber
karbohidrat
setengah
dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan
minyak
sampai
seperempat
kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium

URAIAN
Dianjurkan mengkonsumsi
makanan
yang
bervariasi untuk mencukupi kebutuhan gizinya,
paling sedikit 4 jenis makanan, yaitu : makanan
pokok, lauk-pauk (nabati & hewani), sayur dan
buah-buahan
Perlu mengkonsumsi cukup energi untuk
menunjang aktivitas sehari-hari
Dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat
kompleks karena mengandung serat dan mineral
sehingga lebih lama diserap tubuh
Dianjurkan mengkonsumsi lemak atau minyak
yang mengandung asam lemak tak jenuh yang
berasal dari bahan nabati
Kebutuhan yodium harus segera dipenuhi untuk
mencegah gangguan pertumbuhan dan menyiapkan
34

6. Makanlah makanan sumber zat


besi

cadangan yodium, bila hamil kelak


Dianjurkan mengkonsumsi makanan kaya zat besi
untuk mempersiapkan cadangan besi bila kelak
hamil, pada masa haid dapat ditambah dengan
tablet penambah darah
Perlunya mengetahui manfaat ASI dan MP-ASI,
baik untuk diri sendiri atau untuk menganjurkan
ibu-ibu disekitar lingkungannya

7. Berikan ASI saja pada bayi


sampai umur 6 bulan dan
tambahkan Makanan Pendamping /
MP-ASI sesudahnya
8. Biasakan makan pagi
Sangat bermanfaat untuk memelihara ketahanan
fisik, daya tahan selama belajar sehingga dapat
berkonsentrasi dan memudahkan menyerap
pelajaran
9. Minumlah air bersih yang aman Dianjurkan minum 2 Liter/hari atau 8 gelas, untuk
dan cukup jumlahnya
mencegah kekurangan cairan tubuh, terutama jika
aktivitas cukup tinggi dan berada pada udara yang
panas
10. Lakukan aktivitas fisik secara Sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran,
teratur
mencegah
kelebihan
berat
badan
serta
meningkatkan fungsi jantung, paru, otot
11. Hindari minum minuman Dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan
beralkohol
kendali diri. Dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan kurang gizi, penyakit gangguan hati
dan kerusakan jaringan saraf
12. Makanlah makanan yang aman Makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia
bagi kesehatan
berbahaya, serta tidak bertentangan dengan
keyakinan
13. Bacalah label pada makanan Dianjurkan membaca label dengan cermat, tidak
yang dikemas
membeli makanan yang dikemas tanpa label dan
yang sudah habis tanggal kadaluarsanya, walaupun
harganya murah
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENSTRUASI
Menarke
Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat
mempengaruhi terjadinya menarke baik dari faktor usia terjadinya menarke, adanya
keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanyahari menarke. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang
nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-

35

keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa
dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen dan
progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron
berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi, selama siklus haid. Agar
menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik,
apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin
maupun air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak
pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Asupan energi
bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal
dibandingkan fase folikuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra
penambahan 87 500 kkal/hari. Estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan
terhadap nafsu makan (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada
saat haid terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan nutrisi. Apabila diabaikan
dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
selama siklus haid.
Menstruasi
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dianggap mempengaruhi
siklus menstruasi serta penampilan reproduksi. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja
oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalam lemak, serat dan nutrien lainnya
(Krummel, 1996).

Diet vegetarian

36

Diet rendah lemak


Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada
diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma
dan urine kesimpulan tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks.
Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama:
1. Panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1,3 hari.
2. Lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari.
3. Fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari.
Bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan
memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase
menstruasi dan fase folikuler.

Sindrom premenstruasi adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan
menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakit kepala, letih, sakit pinggang,
pembesaran dan sakit payudara dan perasaan begah pada perut. Tindakan yang dilakukan
untuk menangani kasus sindrom premenstruasi adalah menganjurkan perubahan diet
selain menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisinya apa.
Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam, daging, lemak hewani,
alkohol, kopi, rokok. Sedangkan yang perlu ditambah konsumsinya adalah jenis ikan,
sayuran sayur hijau, kacang-kacangan, karbihidrat kompleks, unggas, roti dan sereal
(Krummel, 1996).
Kebanyakan klien sindrom premenstruasi mengkonsumsi susu dan produknya
sebanyak 5 kali lipat dan 3 kali lipat untuk gula halus. Dengan mengonsumsi rendah
lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan
konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan
yang tidak nyaman, hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin di dalam otak.

GIZI DEWASA
37

IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN


Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau
cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan
resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko
terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan

seseorang

dapat

mencapai

usia

harapan

hidup

yang

lebih

panjang. Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,
kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO / WHO, yang
membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas
ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,125,0; dan untuk perempuan adalah : 18,723,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat
kegemukan, lebih lanjut FAO / WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang
antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang
batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada
perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas
ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa

38

negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk
Indonesia adalah sebagai berikut:

Kurus

Kategori

IMT

Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 18,4

Normal

18,5 25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0

Jika seseorang termasuk kategori :


1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2. IMT 17,0 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat ringan atau KEK ringan.

Contoh cara menghitung IMT:


Eko dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 38 kg.
38
-------------------- = 17,3
(1,48 X 1,48) m
Status gizi Eko adalah kurus tingkat ringan. Eko dianjurkan menaikkan berat
badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan IMT 18,5 25,0.

39

PERHATIAN !
Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK
ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.
3. IMT 18,5 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4. IMT 25,1 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat ringan.
5. IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat berat
Contoh cara menghitung :
Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT
Opong adalah :
70
-------------------- =
(1,59 X 1,59) m

70
-------- = 27,7
2,53

Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat, dan Opong dianjurkan
menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat badan
normal (dengan IMT 18,5 25,0).
PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik.
Dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai dalam batas normal.
CARA MENENTUKAN IMT DENGAN GRAFIK.
1. Tentukan titik berat badan tinggi badan anda pada masing-masing sumbu grafik.

40

2. Tarik garis lurus dari titik yang menunjukkan berat badan sejajar dengan sumbu
tinggi badan.
3. Tarik garis lurus dari titik tinggi badan tegak lurus sejajar dengan sumbu berat
badan.
Angka pertemuan antara garis berat badan dan tinggi badan tersebut adalah nilai IMT
anda

KURUS
Penyebab
Karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan
sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan.
Kerugian
1. Penampilan cenderung kurang menarik
2. Mudah letih
3. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit
infeksi, depresi, anemia dan diare.
4. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah.
5. Kurang mampu bekerja keras.
Cara Menaikkan Berat Badan
1. Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2. Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti
roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3. Tetap berolahraga secara teratur
4. Cukup istirahat
Perlu diketahui
41

Seseorang yang termasuk dalam kategori kurus dapat disebabkan oleh penyakit
tertentu. Oleh kaena itu dianjurkan ntuk memeriksakan kesehatannya pada tenaga medis.
Tips
Agar dapat memantau IMT dengan baik, timbanglah berat badan anda secara teratur.

NORMAL
Bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
tubuh, sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun
penggunaan lemak sebagai sumber energi.
Keuntungan
1. Penampilan baik.
2. Lincah
3. Resiko penyakit rendah.
Cara Mempertahankan Berat Badan Normal
1. Pertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.
2. Pertahankan kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan
Kebiasaan fisik sehari-hari

KELEBIHAN BERAT BADAN


Penyebab

42

Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi mengandung energi
melebih kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai
cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
Kerugian
Penampilan kurang menarik
1. Gerakan tidak gesit dan lambat
2. Merupakan faktor resiko penyakit:
o

Jantung dan pembuluh darah

Kencing manis (diabetes mellitus)

Tekanan darah tinggi

Gangguan sendi dan tulang

Gangguan ginjal

Gangguan kandungan empedu

Kanker

Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur,


perdarahan yang tidak teratur), factor penyulit pada persalinan.

Cara Menurunkan Berat Badan Yang Dianjurkan


1. Diet
o

Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang.

Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi

Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena


memberikan energi yang tinggi.

Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan


tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi.

Makan banyak sayuran dan buah-buahan karena makan tersebut banyak


mengandung serat.

43

Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan


berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

2. Olah raga dan kegiatan fisik


o

Olahraga secara teratur selama - 1 jam minimal 3 kali seminggu.

Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.

Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari.

Cara Menurunkan Berat Badan Yang Tidak Dianjurkan


o

Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari hari secara drastis


sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin atau gejala lainnya
yang membahayakan kesehatan.

Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg perbulan.

Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan.

Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan


tenaga medis. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya menurunkan berat badan
sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djaeni Sediaoetama. Prof. Dr, M.Sc. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.
Jilid 1. Dian Rakyat. Jakarta. 2000.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta. 2003.
Arisman, MB, Dr. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.
2004.

44

Bagian Ilmu Gizi FKUI. Gizi dan Adolescence. (Majalah) Gizi Medik Indonesia Vol 5
No.XII Agustus 2005. Jakarta. Penerbit : Bagian Ilmu Gizi FKUI.
Bonnie A. Spear. Nutrition in Adolescence. Elsevier(USA), 11th edition, (penerbit)
Sounders. Philadelphia, Pennsylvania. 2004.
F., Philip. The Adolescence Development Relationship and Culture Rice. Allyn and
Bacon. USA. 2002.
Santtrock., John w. Adolescence 8th edition. The Mc Graw Hill Companies. North
America. 2001.
Paath, Francain Erna, dkk. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC. Jakarta. 2005.
www.gizi.net
www.indomedia.com
www.kompas.com
www.sahabatnestle.co.id

LAMPIRAN

45

Anda mungkin juga menyukai