disusun oleh :
Christina Natalia
( 01 119 )
( 03 031 )
Lidya Santalia
( 03 089 )
Budiman Simangunsong
( 03 092 )
Mery Budiarto
( 03 094 )
Deviana
( 03 098 )
Retno Cahyuni
( 03 110 )
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2005
0
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
10
E. KEBUTUHAN PROTEIN...
12
13
20
24
A. PENDAHULUAN
24
24
27
30
32
32
35
C. KURUS
35
D. NORMAL
36
37
39
VIII. LAMPIRAN.
40
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan
fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah
gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Masa remaja (adolesen) adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Pada masa ini terjadi perubahan dramatis dalam kehidupan semua manusia. Masa ini
dimulai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder dan diakhiri dengan matangnya
pertumbuhan somatik. . Saat remaja pertumbuhan cepat, karena itu remaja memerlukan
jumlah makanan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
Kapasitas remaja untuk mampu mencerna sejumlah makanan akan makin
meningkat. Riset menunjukkan bahwa kebutuhan energi untuk remaja perempuan akan
meningkat, rata-rata 25% untuk umur 10 15 tahun dan kemudian akan berkurang
sedikit sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan energi untuk remaja laki-laki akan
meningkat rata-rata 90% dari umur 10 19 tahun.
Hal ini karena pada periode ini juga terjadi perubahan biologik, fisik, emosional
dan kognitif. Anak pada kelompok ini sangat rentan terhadap kelebihan dan kekurangan
nutrisi karena beberapa faktor. Pertama, karena bertambahnya kebutuhan nutrien dan
kalori akibat meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan fisik dalam waktu relatif
singkat. Kedua, karena berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan, yang akan
mempengaruhi asupan dan kebutuhan makanan. Disamping itu terdapat juga kelompok
remaja yang membutuhkan nutrient khusus seperti misalnya remaja yang aktif
berolahraga, remaja pengguna narkoba dan alkohol, remaja yang mengalami bulimia,
obesitas dan remaja yang hamil.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.
GIZI SEIMBANG
Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi dalam
jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat hidup sehat secara
optimal.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah: karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagi
sumber energi atau tenaga ( terutama karbohidrat dan lemak ), sumber zat pembangun
( protein ), terutama untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk mengganti sel-sel
yang rusak, sumber zat pengatur ( vitamin dan mineral )
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Makanan sumber energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi, roti, dan hasil
olahannnya. Makanan sumber zat pembangun misalnya: ikan, telur, daging, tahu, tempe,
dan kacang-kacangan, dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-sayuran dan
buah-buahan.
Gizi Kurang
Disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam
waktu tertentu.
Gizi Buruk
Bila kondisi kurang berlangsung lama, maka akan berakibat semakin berat tingkat
kekurangannya. Pada keadaan ini dapat menjadi kwashiorkor dan marasmus yang
biasanya disertai penyakit lain seperti diare, infeksi, penyakit pencernaan, infeksi saluran
pernapasan bagian atas, anemia, dll.
Anemia Gizi Besi (AGB)
Lebih dikenal dengan penyakit kurang darah, yang disebabkan kekurangan zat besi
dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kehilangan zat gizi besi yang
meningkat disebabkan oleh investasi cacing.
Tanda-tanda AGB adalah:
1. Pucat
2. Lesu
3. Lemah
4. Pusing
5. Berkunang-kunang yang lebih dikenal dengan istilah 5 L (Lesu, Lemah, Letih dan
Lalai).
Kadar Hb normal balita adalah 11 g%.
Kekurangan Vitamin A
Disebabkan konsumsi vitamin A tidak mencukupi kebutuhannya. Kurang vitamin
A pada awalnya disebut penderita buta senja yaitu ketidakmampuan melihat cahaya
remang-remang pada sore hari. Kemudian (bila tidak diobati) pada bola matanya timbul
bercak putih yang disebut bercak bitot dan pada akhirnya menderita kebutaan.
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
4
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi
remaja. Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat,
kecanduan alkohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah
beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan
kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan
kekurangan berat badan yang agak berbeda ialah cara menangani masalah itu. Kelebihan
berat, misalnya, penanganan obesitas remaja ditujukan pada pengurangan berat itu
sendiri.
Kekurangan besi dapat menyebabkan anemia dan keletihan, kondisi yang
menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan bekerja. Remaja memerlukan
lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti besi yang
hilang bersama darah haid. Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan
sebelum mereka mencapai usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam
pembentukan tulang pada usia remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi
muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat
ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika ( tanda ) penyakit ini
tampak.
Ketidakseimbangan
antara
asupan
dan
keluaran
energi
mengakibatkan
pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut
5
hingga dewasa, dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor
resilo penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis,
penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan
berbagai gangguan kulit.
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan :
1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat
gizi yang lebih banyak.
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan
energi dan zat gizi.
3. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat,
meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja
yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.
Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa dengan masalah gizi pada usia anak,
yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan. Masalah ini
berpangkal pada :
1.
2.
Lupa makan.
3.
Hamil.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam
pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran
yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian, atau food fadism, merupakan
sebagian contoh keterpengaruhan ini. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja
sengaja tidak makan, tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan
menyebabkan mereka memilih makan diluar, atau hanya menyantap kudapan. Lebih jauh,
kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media ( terutama iklan di televise ).
Hampir 50% remaja (Daniel,1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan.
Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini kalau sarapan
memegang peranan penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%.
6
Remaja putri malah melewati dua kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan.
Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali
mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu nafsu makan. Mengudap sebetulnya tidak
dilarang, asal mengetahui cara memilihyang kaya zat gizi.
Junk food kini semakin digemari oleh remaja, baik hanya sebagai kudapan maupun
makanan besar. Makanan ini mudah diperoleh, di samping lebih bergengsi karena
terpengaruh iklan.disebut makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan ada yang tidak
sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C,
sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium tinggi. Proporsi lemak sebagai
penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang terkandung dalam makanan itu.
Anoreksia telah dikenal sejak tahun 1874 oleh Gull. Kelainan ini pada umumnya
diderita oleh remaja putri, terbanyak pada usia 14 dan 18 tahun, karena kegilaan
mereka hendak melangsingkan tubuh. Penderita kelainan ini meningkat terus dari tahun
ke tahun. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu makan yang berat dan parah disertai
oleh amonore kronis. Anoreksia terkait dengan penyusutan berat badan serta gangguan
ovarium.
Periode maturasi yang cepat pada fisik, emosi, sosial dan seksual.
2.
Pertumbuhan mulai pada waktu uang berbeda pada remaja yang berbeda.
3.
Karena usia fisiologik adalah indikator yang lebih valid daripada usia kronologik.
4.
5.
6.
7.
Remaja putri sedikit mengalami pertumbuhan jaringan otot dan tulang dibanding
remaja putra.
7
8.
9.
Remaja putra mengalami peningkatan massa otot, jaringan tanpa otot dan tulang.
Peningkatan akan kebutuhan energi dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan
vitamin diatas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin
harus ditambah sejajar dengan pertambahan energi. Vitamin ini diketahui berperan dalam
proses pelepasan energi dari karbohidrat. Percepat sintesis jaringan mengisyaratkan
pertambahan asupan vitamin B6, B12, dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan
dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk remaja agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak,
asupan vitamin A, C dan E juga perlu ditingkatkan di samping vitamin D karena
perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup
rendah (Dep. Pertanian AS, Guenter dkk, 1986), terutama, mereka yang memantangkan
sayur dan buah serta perokok.
Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja:
Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat
dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia 10-11 tahun
pada cewek, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 16 kg dan tinggi
badan 16 cm. sebaliknya pada cowok, peningkatan berat dan tinggi badan terjadi
pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm.
Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya
payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak,
dan menstruasi untuk cewek. Kalau kita tidak memperhatikan kebutuhan gizi, maka
akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada cewek karena nantinya
akan menyebabkan menstruasi tidak lancer, gangguan kesuburan, rongga panggul
tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil dan
ngidam, serta air susu ibu (ASI) tidak bagus.
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi
makanan dan zat-zat gizi.
1. Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat diterima oleh teman
sebaya dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan kita sangat menjaga
penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut
gemuk kita sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Padahal itu
9
semua merugikan karena sudah pasti selain kita merasa lapar, juga pertumbuhan dan
perkembangan tubuh kita akan terhambat.
2. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral)
seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-toko. Cemilan tersebut
dapat mengurangi selera makan. Alhasil, kita hanya mengkonsumsi cemilan tak
bergizi.
Sebaiknya, kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi,
ditemukan orang yang sarapan pagi, daya ingatnya akan lebih baik, dapat berpikir
jernih dan memiliki tenaga untuk beraktivitas.
Kebutuhan makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat-zat berikut:
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah
aktivitas fisik, seperti olahraga yag diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun di
luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relative sama dan tidak
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan
kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh
dan kecepatan pertumbuhan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG
VI) tahun 1998 menganjurkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) energi untuk remaja
dan dewasa muda perempuan 2000 2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara
2400 2800 kkal setiap hari.
Sumber energi yang sering disebut sumber tenaga bias diperoleh dari sumber
karbohidrat, seperti beras, jagung, ubi kayu, talas, mie, kentang, dan roti, minyak,
margarine, dan santan yang mengandung lemak.
2. Protein
10
Sumber protein disebut juga zat pembangun yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan badan juga, pembentukan jaringan-jaringan baru, dan
pemeliharaan tubuh. Selain itu, protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran,
dan meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan.
Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan telur) dan
nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, dan tempe).
Kita jangan terpaku kalau protein itu harus makan daging atau ayam. Kalau tidak
ada, protein nabati juga tidak kalah kandungan proteinnya untuk proses
perkembangan dan pertumbuhan badan. Makanan sumber protein hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan
yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena mamasuki masa pertumbuhan
cepat lebih dulu.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5
2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr/hari untuk
perempuan dan 55-66 gr/hari untuk laki-laki.
3. Lemak
Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas
persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit, pemberi cita rasa pada
makanan. Lemak bias diperoleh dari minyak goring, mentega, susu, daging, dan ikan.
Makanan berlemak yang berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu
berlemak, keju, dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan
beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2, dan Niacin.
11
Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12,
sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A,
C, dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineral
pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan
sayuran dan buah-buahan. Padahal, makanan tersebut bermanfaat sekali bagi tubuh.
Vitamin yang dibutuhkan antara lain: vitamin B6, asam folat, B12, A, C, D dan E. Bila
perlu kita juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan makan tablet-tablet
vitamin yang dijual.
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E
untuk pembentukan dan penggantian sel.
Mineral
Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas
dan remaja.
Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot-otot. Kebutuhan kalsium
pada masa remaja relative tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari
20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg/hari untuk
perempuan dan 500-700 mg/hari untuk laki-laki.
diperoleh dari susu (dan hasil olahannya), makanan yang difermentasi (tempe, oncom,
tauco, dan sebagainya), ikan-ikanan (ikan teri dan sebagainya).
Seng
Zn (seng) untuk pertumbuhan dan kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa
diperoleh dari ikan, kerang-kerangan, dan sayur-sayuran.
12
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki.
13
Penyuluhan dan bimbingan gizi yang benar dan jelas sangat diperlukan oleh
golongan umur remaja ini. Terutama penyuluhan yang dikaitkan dengan bentuk tubuh
atau kecantikan akan sangat menarik perhatian para remaja putrid, sedangkan para remaja
putra akan lebih tertarik bila penyuluhan gizi ini dikaitkan dengan prestasi berbagai jenis
olahraga.
TABEL ANGKA KECUKUPAN ENERGI UNTUK REMAJA :
( Faktor aktivitas x AMB )
Umur ( tahun )
Laki Laki
10 12
1,75
13 15
1,66
16 - 18
1,60
Sumber : FAO / WHO / UNU, 1985.
Perempuan
1,69
1,56
1,52
1.
2.
3.
pilihan
pada
makanan
cemilan
bergizi,
dan
secara
porsi
ukuran
dewasa)
Sayuran
3 5+
35
35
Buah
2 4+
24
24
Susu, yogurt, dan keju 2 cangkir
2 cangkir
4 cangkir
Daging, unggas, ikan; 60 90 ml
60 90 ml
120 150 ml
kacang kering, telur,
dan kacang-kacangan++
Dewasa
6 11
35
24
2-3 sajian
150-210 ml
* Ukuran sajian untuk anak usia 6 11 thn dan remaja kira-kira sama dengan ukuran
untuk orang dewasa.
+
Ukuran sajian untuk anak usia 1 5 thn kira-kira 1 ukuran sendok teh pertahun usia
(mis. 3 sdkt untuk anak 3 thn).
++
Kacang tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 4 thn karena bahaya tersedak (Dray, J.
Mealtime family time. Manhattan, KS: Cooperative Extension, 1992).
KEBUTUHAN ASAM AMINO (SUMBER: THE FOOD AND NUTRITION
BOARD THE NATIONAL ACADEMY OF SCIENCES)
Kebutuhan
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin dan Sistin
Bayi
(4 6 bln)
29
88
150
99
72
Anak
(10 12 thn)
28
44
49
24
Dewasa
10
14
12
13
17
120
74
19
93
24
30
4
28
14
7
3
13
KEBUTUHAN PROTEIN
Kebutuhan protein pada anak remaja lebih dipengaruhi oleh tahapan
perkembangan dibandingkan usia kronologisnya. Menghitung kebutuhan protein dengan
mengkaitkan tinggi badan merupakan cara yang paling menguntungkan. Kebutuhan
protein untuk remaja sekitar 0,3 gr/cm tinggi badan, dengan rentang antara 0,27-0,29
gr/cm tinggi badan untuk remaja putri.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1998) menganjurkan kebutuhan protein
untuk remaja sebesar 30 gr untuk remaja lelaki usia 10-12 tahun, 46 gr untuk usia 13-15
tahun dan 50 gr untuk usia 16-19 tahun.
Data menunjukkan jarang sekali anak remaja mengalami kekurangan potein.
Berat
badan
40 kg
53 kg
Tinggi
badan
152 cm
160 cm
Energi
2220 kkal
2360 kkal
Protein
57 gram
62 gram
Asupan kalsium merupakan fokus penelitian selama 25 tahun terakhir ini, yang
berhubungan erat dengan risiko terjadinya berbagai penyakit, antara lain osteoporosis,
hipertensi, berbagai jenis kanker, sindroma premenstrual, resistensi insulin, obesitas dan
keracunan logam berat.
Osteoporosis dikenal sebagai pediatric disease with geriatric consequences
adalah penyakit anak yang manifest di masa tua, dengan karakteristik sindroma skeletal
pada melemahnya kekuatan tulang yang menjadi predisposisi pada meningkatnya risiko
fraktur. Kondisi ini dapat disebabkan oleh latarbelakang genetic / ras, kurangnya
aktivitas fisik sehari-hari serta asupan kalsium mulai dari masa anak-anak dan remaja
yang berkaibat di masa dewasa dan tua. Latar belakang genetik adalah faktor yang sangat
penting. Bukti ilmiah menyatakan bahwa asupan kalsium ini penting ditekankan pada
masa anak dan remaja. Namun demikian, krisis kalsium sedang melanda remaja, baik
di negara maju maupun berkembang.
Asupan kalsium masa anak-anak dan remaja sangat kritikal, dengan
pertimbangan: (1) asupan kalsium yang cukup pada saat remaja akan membantu
pencapaian potensi genetik puncak massa tulang (peak bone mass); (2) separuh atau lebih
tulang skeletal manusia dibentuk pada periode remaja; (3) secara fisiologis absorbsi
kalsium di masa remaja sangat efisien.
Pengaruh asupan kalsium terhadap risiko osteoporosis melalui pencapaian potensi
genetik peak bone mass terjadi saat usia 30 atau sebelumnya. Bahkan peak bone mass ini
telah tercapai pada usia 17 hingga 20-an, sehingga masa anak-anak dan remaja
merupakan masa yang sangat kritikal terhadap peak bone mass ini.
Sebesar 45% atau lebih pertumbuhan tulang terjadi saat pubertas, bahkan pada
usia 17 tahun, 91% dari volume orang dewasa terbentuk. Walaupun masa bayi, anak-anak
dan remaja ditandai dengan pertumbuhan yang relatif sangat cepat dengan tinggi dan
ukuran tubuh meningkat secara progresif hingga masa dewasa terutama pada
20
pertumbuhan tulang skeletal, namun remaja secara fisiologis mampu melakukan absorbsi
dari penyimpanan (retensi) lebih banyak kalsium dibandingkan anak dan dewasa.
Metabolisme Kalsium
Tulang merupakan organ yang selalu mengalami perubahan (turn-over) dan
mengalami pembaruan (remodeling). Proses penyerapan massa tulang (resorpsi),
kemudian dilanjutkan proses mengisi kembali celah yang terjadi pada tulang (formasi).
Peranan kalsium yang vital dalam komunikasi seluler, masa konsentrasi kalsium ion
dalam darah diatur dalam rentang limit yang sangat kecil, untuk memenuhi keseimbangan
kalsium. Keseimbangan kalsium diatur melalui interaksi kompleks antara proses absorpsi
dan ekskresi urin kalsium dna remodeling tulang, oleh beberapa hormon. Hormon
tersebut yaitu hormon paratiroid, kalsitriol dan kalsitonin, yang akan memberi respon
terhadap perubahan konsentrasi dan kalsium ion di dalam plasma dengan suatu negative
feedback proses.
Singkatnya, saat kalsium dalam plasma konsentrasinya sangat rendah, hormon
paratiroid dan/atah kalsitriol membawa konsentrasi kalsium darah pada tingkat yang
dibutuhkan dengan cara memobilisasi kalsium dari tulang, meningkatkan absorpsinya
dari ginjal. Saat konsentrasi kalsium darah sangat tinggi, kalsitonin menjadi agar kalsium
bergerak kembali ke dalam tulang dan rekskresi ke melalui urin.
Proses absorpsi kalsium
Kalsium diabsorpsi melalui 2 proses, yaitu difusi pasif dan transport aktif. Difusi
pasif tergantung dari konsentrasi kalsium dalam saluran intestinal dan penyerapan air.
Sedangkan transport aktif adalah mekanisme pemompaan yang tergantung pada sumber
energi dan molekul karier. Transport aktif kalsium diatur oleh produk metabolik dari
vitamin D (kolekalsiferol). Dalam proses metabolisme, vitamin D ini diubah menjadi
bentuk aktifnya yang dimulai dari hati (2,5 dihidroksikolekalsiferol) dan kemudian ginjal
menjadi suatu bentuk hormon, kalsitriol (1,25-dihidroksi-kolekalsiferol). Kalsitriol
menstimulasi sintesis pengikatan kalsium oleh protein (calcium-binding protein) di dalam
usus halus bagian proksimal, yang membawa kalsium sepanjang dinding usus. Proses ini
21
terjadi pada konsentrasi yang sangat rendah ditempat-tempat tertentu dari usus halus.
Sementara itu, proses difusi pasif, terjadi hampir diseluruh bagian dari usus dan
tergantung dari konsentrasi tinggi kalsium. Absorpsi pasif dalam kolon penting dalam
menyelamatkan kalsium yang dihambat absorpsinya oleh asam fitat yang berhubungan
dengan asupan serat. Namun demikian, proses absorpsi ini minimal dan membuat
kalsium di sel kolon mengumpul di usus besar. Pada manusia yang sehat yang
mengkonsumsi kalsium dalam rentang yang normal, sebanyak setengah dari absorpsi
adalah aktif dan setengahnya pasif.
Keadaan gagal ginjal dapat menyebabkan kekurangan kalsitriol dan rendahnya
kemampuan transport aktif dari kalsium. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan
konsumsi kalsium. Efisiensi dari absorpsi kalsium dapat beradaptasi terhadap asupan
kalsium (lebih besar efisiensinya pada saat tingkat asupan kalsium rendah) dan
disesuaikan dengan kondisi fisiologis tertentu, seperti saat remaja dan kehamilan serta
menurun menurut umur, yang menunjukkan penurunan kemampuan memproduksi
kalsitriol atau mungkin menurunkan aktifitas dari reseptor vitamin D
Sebanyak kurang lebih sepertiga dari kalsium dari makanan diabsorpsi, sisanya
dieksresikan melalui feses. Proporsi makanan yang diabsorpsi tergantung dari bagaimana
kalsium diikat dalam makanan dan kehadiran dari berbagai zat yang ada di makanan,
yang dapat menghambat atau meningkatkan absorpsi. Sebagian dari kalsium hilang dari
jaringan ke dalma usus, contohnya, sekresi dari saliva, pankreas dan saluran empedu dan
dari sel yang dibuang dari permukaan intestinal, yang disebut sebagai endogenous
secretion
Kalsium yang dibutuhkan pada anak dan remaja
Angka kecukupan Gizi (AKG) untuk kalsium pada anak dan remaja berbeda-beda pada
setiap negara. Table 1 menunjukkan AKG Indonesia 2004 dan RNI FAO/WHO 2002
Angka kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dan remaja
Indonesia
Internasional
Umur
Anjuran konsumsi harian
Umur
Anjuran konsumsi harian
1-3 tahun
500 mg
1-3 tahun
500 mg
22
4-6 tahun
7-9 tahun
10-18 tahun
Sumber: Tabel
orang
500 mg
600 mg
800 mg
angka kecukupan gizi bagi
Indonesia,
www.gizi.net)
2004
(diakses
4-6 tahun
600 mg
7-9 tahun
700 mg
10-18 tahun
1300 mg
Sumber: Dietary reference
intakes
for
23
mg per hari, demikian pula pada anak dan remajanya. Asupan kalsium pada anak-anak
hanya berkisar 36 86% dari AKG yang dianjurkan. Studi yang dilakukan oleh
SEAMEO-TROPMED (2005), menunjukkan bahwa hanya sekitar 40% anak di daerah
perkotaan Jakarta yang memenuhi 100% dari AKG yang dianjurkan. Rendahnya kualitas
asupan kalsium ini dapat menjadi pemicu rendahnya kualitas fisik anak dan remaja.
Unicef menyatakan bahwa anak-anak Indonesia yang berusia dua tahun ternyata memiliki
berat badan lebih rendah dua kilogram dan tinggi tubuh lebih rendah lima sentimeter, bila
dibandingkan anak-anak negara lain. Hal ini bisa berkaitan dengan faktor genetik, namun
dapat diperbaiki dengan asupan gizi yang memadai, seperti halnya bangsa Jepang yang
dahulu disebut bangsa kate, kini memiliki bentuk fisik yang tumbuh jauh lebih baik.
Defisiensi Besi
Defisiensi besi ditemukan pada semua ras, jenis kelamin dan seluruh
sosioekonomi grup. Remaja membutuhkan tambahan zat besi untuk pembentukan
mioglobin dan hemoglobin. Seiring dengan mulainya pubertas anak lelaki menimbun
lebih banyak massa non lemak dibandingkan perempuan dan pada akhir pubertas anak
lelaki mempunyai massa non lemak tubuh 2 kali perempuan. Asupan harian zat besi harus
cukup untuk mengantisipasi kehilangan melalui feses, urin, kulit, dan menstruasi dan juga
cukup tersedia untuk ekspansi volume sel darah merah dan pertumbuhan jaringan pada
masa remaja. Pada saat menarche remaja putri mengalami tambahan kehilangan darah
pada saat menstruasi. Oleh karena itu, anak remaja mempunyai kadar serum hematokrit
dan hemoglobin yang rendah, sehingga disebut mengalami anemia fisiologis.
Defisiensi Zink
Mineral ini mempengaruhi sintesis protein dan merupakan mineral essensial
untuk pertumbuhan. Pada masa remaja mineral ini penting karena adanya pacu tumbuh
dan maturasi seksual. Selama terjadinya pacu tumbuh pada masa remaja retensi zink baik
pada lelaki maupun perempuan lebih tinggi, hal ini disebabkan karena selama periode ini
terjadi peningkatan jumlah massa tubuh non lemak. Defisiensi zink pada masa remaja
berhubungan dengan retardasi pertumbuhan dan hipogonadism, bila diberikan
suplementasi zink maka akan terjadi akselerasi pertumbuhan dan maturasi seksual.
24
Defisiensi zink ini umumnya terjadi karena diet yang kurang mengandung mineral
zink atau gangguan penyerapan zink akibat mengkonsumsi sereal yang mengandung fitat.
Penelitian lain menunjukkan bahwa remaja lelaki dan perempuan mempunyai kadar zink
plasma terendah pada usia saat mulainya pubertas. Oleh karena itu, untuk kelompok ini
dianjurkan untuk mengkonsumsi diet yang mengandung banyak zink seperti protein
hewani ( ayam dan daging ), produk susu tanpa lemak, sayuran dan gandum.
Defisiensi Vitamin
Kebutuhan vitamin untuk remaja tidak mudah untuk ditentukan dan umumnya
mengacu dari data kebutuhan bayi dan dewasa. Berkaitan dengan meningkatnya
kebutuhan energi pada masa remaja, maka kebutuhan tiamin, riboflavin dan niasin juga
meningkat untuk melepaskan energi dari karbohidrat. Dengan meningkatnya sintesis
jaringan, kebutuhan akan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12 juga meningkat, yang
diperlukan untuk sintesis normal DNA dan RNA. Kebutuhan vitamin D juga meningkat
yang diperlukan untuk pertumbuhan cepat skeletal. Demikian pula dengan vitamin A, C
dan E, yang dibutuhkan untuk bahan pembuatan struktur dan fungsi sel.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai kadar vitamin A di
dalam darah yang rendah, walaupun status nutrisinya masih cukup. Penelitian lain
menunjukkan bahwa vitamin A merupakan nutrisi essensial untuk fertilitas dan
reproduksi dan kekurangan vitamin A berhubungan dengan sterilitas dan amenorhoe.
Menstruasi yang tidak teratur lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan kadar
vitamin A rendah. Remaja jarang dilaporkan mengalami kekurangan vitamin C, tetapi
remaja yang tidak mengkonsumsi buah dan sayuran serta remaja yang merokok
mempunyai risiko kekurangan vitamin ini.
pematangan emosional. Pertumbuhan pada masa remaja dipengaruhi oleh hormon dan
bervariasi secara individual. Fase pertama pertumbuhan adalah pertumbuhan secara liniar
dimana terjadi perpanjangan rangka tubuh sehingga remaja menjadi bertambah tinggi
sampai tertutupnya epifisis tulangnya. Sedangkan fase kedua pertumbuhan merupakan
pertumbuhan lateral dimana terjadi pertambahan berat badan. Kedua fase pertumbuhan
erat dengan masalah gizi pada remaja.
Seperti halnya pada masa anak, maka kecepatan terjadinya obesitas pada remaja
juga meningkat cepat. Keadaan ini biasanya dibarengi dengan terjadinya tekanan darah
tinggi dan gangguan toleransi glukosa. Selain daripada itu, remaja yang obes akan
tertekan secara psikologis akibat ejekan, dikucilkan dari pergaulan, dan juga akibat
keinginan untuk menjadi langsung. Yang lebih penting lagi adalah obesitas pada remaja
merupakan tahap awal untuk terjadinya obesitas pada masa dewasa dengan berbagai
akibat buruknya bagi kesehatan. Dan, remaja yang menjalankan program penurunan berat
badan yang tidak sehat biasanya akan terkait kepada perilaku berbahaya lainnya, seperti
merokok, minum minuman beralkohol, atau menjadi pengguna obat berbahaya lainnya,
mempraktekkan hubungan seksual yang tidak aman, percobaan bunuh diri dan berbagai
kenakalan remaja lainnya.
TABEL BERIKUT ADALAH BERBAGAI FAKTOR YANG
MERUPAKAN RISIKO TERJADINYA OBESITAS PADA REMAJA :
FAKTOR RISIKO
KETERANGAN
Variabel sosial :
DAPAT
Status sosioekonomi
jenis
Berhubungan
kelamin
langsung
laki-laki,
dengan
tetapi
berlawanan
dengan perempuan
Terdapat korelasi kuat antara obesitas
orangtua,
saudara
kandung
dengan
Suku bangsa
remaja
Lebih pada anak kulit putih dan remaja
Besar keluarga
Kegemaran menonton TV
keluarga besar
Frekuensi menonton
TV
berkorelasi
26
Iklim
daerah perkotaan
Lebih banyak pada musim dingin
Dari faktor-faktor tersebut diatas, ternyata obesitas pada orangtua mempunyai
korelasi kuat dengan kejadian obesitas pada remaja. Suatu penelitian yang bertujuan
untuk menyelusuri obesitas pada remaja berkaitan dengan komposisi tubuh dari
orangtuanya, menemukan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lebih akan menjadi
remaja dengan obesitas hanya apabila ibu atau ayahnya juga obesitas. Penelitian tersebut
juga membuktikan bahwa bayi yang lahir dengan BB lebih mempunyai kemungkinan 5,7
kali untuk menjadi remaja obesitas bila ibunya
untuk obesitas. Sensitivitas dan spesifisitas dari klasifikasi IMT secara internasional
untuk menentukan kelebihan internasional untuk menentukan kelebihan BB/obesitas
dengan batas 85 persentil, menunjukkan spesifisitas sangat tinggi, sehingga beberapa
kasus remaja yang tidak kelebihan BB terklasifikasi salah menjadi kelebihan BB. Namun,
sensitifitasnya sangat rendah pada remaja wanita, sehingga remaja wanita yang kelebihan
BB dapat luput dari klasifikasi kelebihan BB.
Cara penentuan lain yaitu dengan pengukuran estimasi massa lemak tubuh dengan
menggunakan persamaan tebal lipatan kulit pada berbagai persamaan tebal lipatan kulit
pada berbagai lingkaran tubuh (biseps, triseps, supra-iliaka, sub-skapula, pangkal paha,
paha dan perut) secara umum dapat digunakan karena kurat dan mudah dilakukan, namun
secara individual harus diperhitungkan adanya over ataupun under estimasi sebesar 10%.
Sedangkan estimasi asupan energi sangat dibutuhkan untuk menilai pertumbuhan dan
kejadian penyakit. FFQ dengan periode 1 tahun ternyata akurat untuk mengestimasi mean
asupan energy bagi kelompok namun tidak untuk individu.
Masalah lain mengenai obesitas pada remaja adalah keprihatinan akan
dampaknya. Obesitas saat ini dikenal sebagai penyakit kronis, yang merupakan akar dari
berbagai penyakit kronis. Suatu studi kohort yang mengikuti 508 anak selama 55 tahun
menyimpulkan bahwa kelebihan BB pada remaja meningkatkan angka kematian akibat
penyakit jantung koroner, stroke dan kanker kolo-rektal, serta meningkatkan angka
kesakitan akibat penyakit-penyakit tersebut termasuk juga gout dan arthritis. Akibat
terjadinya epidemik obesitas secara global, maka saat ini banyak penyakit kronis muncul
pada masa anak dibanding dengan masa dewasa.
Secara umum dapat pula dikatakan bahwa obesitas pada anak / remaja berkaitan
dengan masalah mekanik dan metabolik tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya
berbagai penyakit kronis. Komplikasi mekanik yang sering terjadi yaitu masalah
ortopedik dan sindrom apnue obstruktif pada saat tidur. Sedangkan komplikasi metabolik
yang lebih mengkuatirkan mengarah kepada sindroma metabolic X. Sindroma ini
berkaitan dengan terjadinya obesitas viseral dan sentral, hipertensi, dislipidemia, dan
resitensi terhadap insulin yang berkaitan dengan diabetes mellitus tipe 2.
28
Dari uraian mengenai masalah obesitas pada remaja ini maka ternyata banyak
sekali yang harus kita lakukan untuk mengungkap berbagai permasalahan obesitas pada
usia remaja. Obesitas berdampak secara fisik dan psikososial bagi individu yang terkena,
selain juga menyebabkan beban ekonomi yang bermakna bagi masyarakat. Oleh karena
itu, berbagai penelitian, baik dalam bidang biomedik, kedokteran maupun komunitas
secara terintegrasi akan sangat bermanfaat untuk mengungkapkan obeistas pada remaja
bagi pencegahan dan penanggulangannya secara dini dan tepat.
tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan masalah makan 2 tahun ke depan
karena terjadi pengurangan nutrisi yang masuk dalam tubuhnya. Seorang anak
perempuan merasa dengan mengurangi makan maka bentuk tubuh akan lebih baik.
Penelitian lain menemukan bahwa remaja perempuan yang memiliki hubungan baik
dengan kedua orang tuanya cenderung mempunyai kebiasaan makan lebih baik dan
lebih sehat dibanding dengan yang tidak memiliki
putri di perkotaan antara lain adalah anoreksia. Karena kekhawatiran yang berlebih
terhadap kegemukan, remaja putri jadi kehilangan nafsu makan, sehingga tubuhnya
menjadi sangat kurus. Kadang-kadang remaja putri makan banyak sekali kemudian
dimuntahkan kembali, yang disebut bulimia. Sedangkan faktor infeksi seperti diare,
ISPA, cacingan, malaria, dan TBC terjadi pada remaja kurang gizi dan atau anemia di
daerah pedesaan, dan harus segera diobati.
Selain kurang gizi, masalah gizi lebih pada remaja yaitu kegemukan dan obesitas,
cenderung meningkat terutama di kota besar. Pada remaja putri yang kegemukan dapat
meningkatkan angka kejadian diabetes melitus atau kencing manis dan jantung koroner.
Bila remaja putri tersebut hamil, akan melahirkan bayi besar dengan resiko menderita
diabetes melitus.
Promosi atau penyuluhan gizi seimbang melalui UKS merupakan kegiatan yang
sangat strategis guna memberikan pengetahuan gizi yang benar, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja. Selain itu, remaja dapat
memberikan contoh perilaku makan yang baik terutama bagi keluarganya.
Dampak anemia pada remaja putri yaitu tubuh pada masa pertumbuhan mudah
terimfeksi,
mengakibatkan
kebugaran/kesegaran
tubuh
berkurang,
semangat
belajar/prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan
berisiko tinggi. Dampak anemia khususnya pada bumil anemia diantaranya perdarahan
waktu melahirkan sebesar 40% (Depkes 2001), angka kematian ibu tinggi sebesar 343
ibu meninggal setiap 100.000 kelahiran (SDKI 1997). Hal ini terutama disebabkan karena
keracunan kehamilan dan infeksi.
Status gizi pada remaja putri di Indonesia yaitu kurang zat gizi makro
(karbohidrat, protein, lemak), kurang zat gizi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi
makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus dan BB turun drastis, pendek,
anemia, sakit terus menerus, sehingga sebagai calon ibu tidak sehat.
31
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah,
pengaruh dari lingkungan pergaulan (aingin langsinga). Remaja putri yang kurang gizi
tidak dapat mencapai status gizi yang optimal ( kurus, pendek dan pertumbuhan tulang
tidak proporsional ). Kurang zat besi & gizi lain yang pentig untuk tumbuh kembang
(zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja putri tersebut,
diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi
untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna
meningkatkan status gizi dan kesehatannya. Suplementasi Iron /zat besi & Zinc/seng pada
remaja putri cukup diperlukan, karena remaja putri yang anemia / rentan kurang zinc
( sumber zat besi & Zn hampir mirip yaitu sumber hewani seperti daging, produk laut &
sumber nabati seperti kacang-kacangan ), remaja putri ( membutuhkan zat besi & Zn
untuk tumbuh kembang ), pemberian zat besi ( mengobati remaja putri yang anemia,
pemberian zinc ( meningktan pembentukan sel-sel baru, pemberian Iron & zinc
meningkatkan status besi & Zn/meningkatkan tumbuh kembang dan kesehatan ).
Tujuan pemberian suplementasi, meningkatkan status gizi & kesehatan remaja
putri yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar HB & zat besi &
zinc dalam darah melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit, melihat efek
suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tumbuh (IMT).
Hasil pemberian suplementasi akan dimanfaatkan/dikembangkan untuk program
pencegahan & penanggulangan anemia kurang besi pada remaja putri, penurunan angka
kesakitan pada remaja putri, peningkatan status gizi & kesehatan pada remaja putri.
Suplementasi zat besi & Zn pada remaja putri diharapkan menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri. Suplementasi zat besi & Zn
pada remaja putri diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi &
kesehatan calon ibu (menurunkan kematian ibu melahirkan akibat perdarahan &
menurunkan bayi lahir dengan BB rendah).
Gizi Seimbang untuk Remaja Putri
32
URAIAN
Dianjurkan mengkonsumsi
makanan
yang
bervariasi untuk mencukupi kebutuhan gizinya,
paling sedikit 4 jenis makanan, yaitu : makanan
pokok, lauk-pauk (nabati & hewani), sayur dan
buah-buahan
Perlu mengkonsumsi cukup energi untuk
menunjang aktivitas sehari-hari
Dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat
kompleks karena mengandung serat dan mineral
sehingga lebih lama diserap tubuh
Dianjurkan mengkonsumsi lemak atau minyak
yang mengandung asam lemak tak jenuh yang
berasal dari bahan nabati
Kebutuhan yodium harus segera dipenuhi untuk
mencegah gangguan pertumbuhan dan menyiapkan
34
35
keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa
dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen dan
progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron
berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi, selama siklus haid. Agar
menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik,
apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin
maupun air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak
pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Asupan energi
bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal
dibandingkan fase folikuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra
penambahan 87 500 kkal/hari. Estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan
terhadap nafsu makan (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada
saat haid terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan nutrisi. Apabila diabaikan
dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
selama siklus haid.
Menstruasi
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dianggap mempengaruhi
siklus menstruasi serta penampilan reproduksi. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja
oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalam lemak, serat dan nutrien lainnya
(Krummel, 1996).
Diet vegetarian
36
Sindrom premenstruasi adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan
menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakit kepala, letih, sakit pinggang,
pembesaran dan sakit payudara dan perasaan begah pada perut. Tindakan yang dilakukan
untuk menangani kasus sindrom premenstruasi adalah menganjurkan perubahan diet
selain menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisinya apa.
Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam, daging, lemak hewani,
alkohol, kopi, rokok. Sedangkan yang perlu ditambah konsumsinya adalah jenis ikan,
sayuran sayur hijau, kacang-kacangan, karbihidrat kompleks, unggas, roti dan sereal
(Krummel, 1996).
Kebanyakan klien sindrom premenstruasi mengkonsumsi susu dan produknya
sebanyak 5 kali lipat dan 3 kali lipat untuk gula halus. Dengan mengonsumsi rendah
lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan
konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan
yang tidak nyaman, hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin di dalam otak.
GIZI DEWASA
37
seseorang
dapat
mencapai
usia
harapan
hidup
yang
lebih
panjang. Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,
kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO / WHO, yang
membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas
ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,125,0; dan untuk perempuan adalah : 18,723,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat
kegemukan, lebih lanjut FAO / WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang
antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang
batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada
perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas
ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa
38
negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk
Indonesia adalah sebagai berikut:
Kurus
Kategori
IMT
< 17,0
17,0 18,4
Normal
18,5 25,0
Gemuk
25,1 27,0
> 27,0
39
PERHATIAN !
Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK
ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.
3. IMT 18,5 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4. IMT 25,1 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat ringan.
5. IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat berat
Contoh cara menghitung :
Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT
Opong adalah :
70
-------------------- =
(1,59 X 1,59) m
70
-------- = 27,7
2,53
Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat, dan Opong dianjurkan
menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat badan
normal (dengan IMT 18,5 25,0).
PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik.
Dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai dalam batas normal.
CARA MENENTUKAN IMT DENGAN GRAFIK.
1. Tentukan titik berat badan tinggi badan anda pada masing-masing sumbu grafik.
40
2. Tarik garis lurus dari titik yang menunjukkan berat badan sejajar dengan sumbu
tinggi badan.
3. Tarik garis lurus dari titik tinggi badan tegak lurus sejajar dengan sumbu berat
badan.
Angka pertemuan antara garis berat badan dan tinggi badan tersebut adalah nilai IMT
anda
KURUS
Penyebab
Karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan
sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan.
Kerugian
1. Penampilan cenderung kurang menarik
2. Mudah letih
3. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit
infeksi, depresi, anemia dan diare.
4. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah.
5. Kurang mampu bekerja keras.
Cara Menaikkan Berat Badan
1. Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2. Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti
roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3. Tetap berolahraga secara teratur
4. Cukup istirahat
Perlu diketahui
41
Seseorang yang termasuk dalam kategori kurus dapat disebabkan oleh penyakit
tertentu. Oleh kaena itu dianjurkan ntuk memeriksakan kesehatannya pada tenaga medis.
Tips
Agar dapat memantau IMT dengan baik, timbanglah berat badan anda secara teratur.
NORMAL
Bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
tubuh, sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun
penggunaan lemak sebagai sumber energi.
Keuntungan
1. Penampilan baik.
2. Lincah
3. Resiko penyakit rendah.
Cara Mempertahankan Berat Badan Normal
1. Pertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.
2. Pertahankan kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan
Kebiasaan fisik sehari-hari
42
Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi mengandung energi
melebih kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai
cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
Kerugian
Penampilan kurang menarik
1. Gerakan tidak gesit dan lambat
2. Merupakan faktor resiko penyakit:
o
Gangguan ginjal
Kanker
43
Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Djaeni Sediaoetama. Prof. Dr, M.Sc. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.
Jilid 1. Dian Rakyat. Jakarta. 2000.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta. 2003.
Arisman, MB, Dr. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.
2004.
44
Bagian Ilmu Gizi FKUI. Gizi dan Adolescence. (Majalah) Gizi Medik Indonesia Vol 5
No.XII Agustus 2005. Jakarta. Penerbit : Bagian Ilmu Gizi FKUI.
Bonnie A. Spear. Nutrition in Adolescence. Elsevier(USA), 11th edition, (penerbit)
Sounders. Philadelphia, Pennsylvania. 2004.
F., Philip. The Adolescence Development Relationship and Culture Rice. Allyn and
Bacon. USA. 2002.
Santtrock., John w. Adolescence 8th edition. The Mc Graw Hill Companies. North
America. 2001.
Paath, Francain Erna, dkk. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC. Jakarta. 2005.
www.gizi.net
www.indomedia.com
www.kompas.com
www.sahabatnestle.co.id
LAMPIRAN
45