Anda di halaman 1dari 5

(IRREGULAR) SLEEP-WAKE CIRCLE

DISTURBANCE
LEVEL KOMPETENSI 2
Sleep-wake cycle disturbance (gangguan jadwal tidur) gangguan dimana
DEFINISI penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,
walaupun jumlah tidurnya tetap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan
irama tidur sirkadian normal.
Dipengaruhi faktor eksternal (dalam 24 jam):
1. Siklus gelap-terang (siklus sirkadian),
2. Rutinitas sehari-hari (akibat pensiun),
3. Periode makan,
4. Perubahan lingkungan sosial,
ETIOLOGI 5. Penggunaan obat-obatan yang meningkat,
6. Penyakit-penyakit degeneratif, dll.

Dipengaruhi Faktor internal :


Irama Biologis (dewasa tidur 1-2 kali/ 24 jam, perempuan di fase siklus menstruasi
pola tidur berubah).
Klasifikasi Circadian Rhythm Sleep-wake Disorders menurut ICSD-3:
1. Delayed sleep–wake phase disorder
2. Advanced sleep–wake phase disorder
3. Irregular sleep–wake rhythm disorder (yang paling sering terjadi dan
KLASIFIKASI berhubungan dengan neurodegeneratif pada usia lanjut)
4. Non-24-h sleep–wake rhythm disorder
5. Shift work disorder
6. Jet lag disorder
7. Circadian sleep–wake disorder not otherwise specified (NOS)

PATOGENESIS

Sleep-wake cycle pada manusia mengikuti ritme sirkadian yang diatur


oleh suprachiasmatic nucleus (SCN) yang terletak di hipotalamus anterior pada
otak. SCN sering disebut sebagai master circadian clock of the body karena
perannya dalam mengatur semua fungsi tubuh yang berhubungan dengan ritme
sirkadian termasuk core body temperature, sekresi hormon, fungsi kardio-
pulmoner, ginjal, gastrointestinal, dan fungsi neurobehavioral.
Melalui fotoreseptor di mata, cahaya sebagai input diterima lalu
dihantarkan menuju Hipotalamus (melewati SCN) sebagai trigger untuk
diproduksinya Melatonin oleh Kelenjar Pineal. Melatonin dapat mengatur sleep-
wake cycle melalui mekanisme termoregulator, dengan menurunkan core body
temperature. Sekresi melatonin mulai meningkat pada malam hari, sekitar 2 jam
sebelum jam tidur normal, kemudian terus meningkat selama malam hari dan
mencapai puncak antara pukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin
akan menurun secara gradual pada pagi hari dan mencapai level yang sangat
rendah pada siang hari.
Irregular sleep-wake rhythm disorder (ISWD) memiliki karakteristik
terganggunya pola sirkadian seseorang dalam siklus bangun-tidurnya. Perubahan
terkait usia yang umum pada ritme sirkadian adalah penurunan amplitudo
fisiologis (misalnya core body temperature) dan ritme sirkadian hormonal.
Perubahan terkait usia dapat terjadi akibat degenerasi atau penurunan aktivitas
neuron neuron SCN, menurunnya daya tanggap/senstivititas sirkadian terhadap
cahaya, dan penurunan paparan sinar terang akibat berkurangnya aktivitas
sosial dan fisik di siang hari.
Perubahan dalam regulasi pusat ritme sirkadian bila dikombinasikan
dengan penurunan tingkat paparan cahaya dan tingkat aktivitas sosial/fisik
mungkin berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi ISWD pada orang lanjut
usia. Peningkatan prevalensi ISWD seringkali terjadi pada orang dewasa dengan
gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer, Parkinson’s ataupun
Huntington.

“The patient can’t sleep when sleep is desired, needed, or expected.


The wake episodes can occur at undesired times as a result of sleep
episodes that occur at inappropiate times, and therefore, the pateint
may complain for insomnia or excessive sleepiness.”
 Periode tidur dan bangun terjadi setidaknya dalam tiga periode singkat yang
berlangsung 1-4 jam selama 24 jam, namun jumlah total tidur yang diperoleh
selama 24 jam umumnya normal untuk usia pasien (total tidur selama 6 ½ jam
untuk > 60 tahun, dan 6 jam untuk > 80 tahun).
 Periode tidur terpanjang biasanya antara pukul 2 dan 6 pagi. Tidur siang hari
seringkali terdiri dari beberapa kali tidur siang, sedangkan tidur di malam hari
durasinya singkat.
 Gejala utamanya yakni insomnia kronis dan kantuk di siang hari yang
MANIFESTASI berlebihan.
KLINIK  Tidak merasa lebih segar (refreshed) setelah tidur.

Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Ritme Sirkadian Bangun-Tidur (diadaptasi


dari ICSD-3) :
Kriteria A-C harus terpenuhi :
A. Gangguan pola tidur yang kronis atau berulang akibat perubahan sistem
waltu sirkadian endogen atau ketidaksesuaian antara ritme sirkadian
endogen dan jadwal bangun-tidur yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
lingkungan fisik individu atau jadwal sosial / pekerjaan.
B. Gangguan irama sirkadian menyebabkan gejala insomnia, mengantuk
berlebihan atau keduanya
C. Gangguan bangun-tidur menyebabkan distress atau gangguan klinis yang
signifikan secara mental, fisik, sosial, pekerjaan, pendidikan atau lainnya.

 Tipe Circadian Rhythm Sleep-Wake Disorders lainnya, terutama Jet Lag type dan
DIAGNOSIS Shift Work type
 Narkolepsi
BANDING
 Insomnia kronis
 Mood disorder (Psikosis)
Menggali riwayat tidur
a. Ciri-ciri tidur
1) Waktu yang diperlukan untuk masuk tidur
ANAMNESIS 2) Waktu : tidur dan bangun
3) Jumlah jam tidur
4) Jumlah dan lamanya bangun malam
5) Kualitas tidur
6) Taraf kewaspadaan pada siang hari (Hipersomnolensia)
7) Pola tidur sekejap (nap)
8) Perubahan baru terjadi pada pola tidur
9) Riwayat, masalah dan pengalaman tidur masa lalu
10) Riwayat mengorok, napas periodik
b. Singkirkan faktor-faktor potensial eksternal
1) Penggunaan obat, alkhohol, kafein
2) Diet
3) Taraf kegiatan, pola latihan
4) Adanya gejala disfungsi sistem organ
5) Bukti adanya stres situasional
c. Evaluasi dampak masalah
1) Lamanya gangguan tidur
2) Derajat hendaya fungsional oleh gejala-gejala

1. Keadaan Umum Baik, tampak kelelahan, tampak berantakan dan


mengantuk
2. Kesadaran Kompos mentis
3. Vital Sign dbn
 TD dbn atau dapat terdeteksi hipertensi
 Nadi dbn
 Respirasi dbn
 Suhu dbn
4. Px Antropometri dbn dapat disertai kenaikan berat badan
 BB dbn
 TB dbn
5. Status Gizi dbn
6. Px Mata Terdapat kantung mata atau lingkar mata
PEMERIKSAAN
menghitam
FISIK 7. Px Mulut dbn
8. Px THT dbn
9. Px Leher dbn
10. Px Thoraks dbn
11. Px Abdomen dbn
12. Px Urogenital dbn
13. Px Ekstremitas dbn
14. Px Neurologis Cenderung dalam batas normal atau dapat disertai
Dementia, atau Delirium
15. Px Psikiatri Kadang disertai gangguan mood atau kecemasan

Lakukan observasi pada pasien selama tidur dan meminta pasien untuk
membuat buku harian tidur dan/atau dengan aktigrafi setidaknya selama
7 hari dan menunjukkan setidaknya tiga interval tidak teratur pada
periode tidur dan bangun dalam 24 jam.
Menilai kualitas tidur dengan :
1) Aktigrafi (ACG)
PEMERIKSAAN 2) Polisomnograf (PSG), dengan merekam aktivitas gelombang otak, kadar
PENUNJANG oksigen dalam darah, detak jantung dan pernapasan, serta pergerakan mata
dan kaki selama pasien tidur.
3) Penelitian monitor yang lain
Non – Farmakologi
a. Fototerapi (bright-light exposure). Bright-light memberikan efek anti-
depresan dan untuk menginduksi ataupun menunda tidur. Paparan
diberikan 2 jam di pagi hari selama 4 minggu, sedangkan pada sore dan
TATALAKSANA malam hari, pasien harus dihindari dari cahaya yang sangat terang.
b. Aktivitas fisik dan sosial terstruktur pada siang hari.
c. CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang teratur satu kali
pertemuan/minggu selama 6-8 minggu.

Farmakologi
a. Melatonin (2-20 mg) diberi sebelum tidur. Melatonin dapat memperpendek
sleep onset latency (periode waktu antara persiapan untuk tidur dan awal
tidur yang sebenarnya) dan meningkatkan durasi tidur.
b. Untuk Insomnia Kronik :Diawali dengan Barbiturat, lalu dengan
Benzodiazepine atau dengan Klorpromazine.

Penulisan Resep
R/ Caps Melatonin 3 mg No VII
S 1dd tab 1 on
R/ Tab Fenobarbital 100 mg No VII
S 1 dd tab 1 on
R/ Tab Diaepam 5 mg No VII
S 1 dd tab 1 on
 Kelelahan
 Delirium
KOMPLIKASI  Dementia
 Mood disorders
 Cardiovascular disorders
Promosi Latihan Higiene Tidur
 Bangun pada waktu yang sama setiap hari
 Batasi waktu di tempat tidur setiap hari pada jumlah yang sama sebelum
terjadinya gangguan tidur
 Hentikan obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (kafein, nikotin,
alkhohol, stimulan)
 Hindari tidur dalam waktu singkat pada siang hari
 Meningkatkan aktivitas fisik dengan program olah raga
PENCEGAHAN  Hindari stimulasi malam hari, gantikan dengan program olah raga
 Berendam dalam air panas menjelang waktu tidur selama 20 menit untuk
meningkatkan temperatur tubuh.
 Makan pada waktu yang teratur setiap hari, hindari makan banyak
sebelum tidur
 Lakukan relaksasi rutin setiap malam, seperti relaksasi otot progresif atau
meditasi
 Pertahankan kondisi tidur yang menyenangkan
 Meminimalisir pencahayaan malam hari terhadap cahaya biru yang
dihasilkan oleh layar komputer dan TV

Anda mungkin juga menyukai