Anda di halaman 1dari 12

SOP PERAWATAN

TRACHEASTOMY
INDAH PUTRI SYAFRIL
21010040
PENDAHULUAN

• Trakeostomi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi pasien


dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernafasan bagian
atas.
• Insisi yang dilakukan pada trakea disebut dengan trakeotomi sedangkan
tindakan yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul
trakea agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan menggunakan jalan
pintas jalan nafas bagian atas disebut dengan trakeostomi
PENGERTIAN

Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior


trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan
memintas jalan nafas bagian atas

1. Mencegah obstruksi jalan nafas


2. Sarana untuk mengangkat sekret TUJUAN
3. Meningkatkan kerja paru
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi
INDIKASI

1. Tumor laring
2. Injuri/trauma berat
3. Obstruksi jalan nafas
4. Memasang alat bantu pernafasan (respirator)
5. Mengeluarkan sekret pada bronkus yang tidak dapat
dikeluarkan secara fiisologis, misalnya pada pasian dalam keadaan
koma
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas
seperti rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.

PERSIAPAN PASIEN

Atur posisi terlentang atau semi fowler.


PERSIAPAN ALAT

1. Tali pengikat trakeostomi


2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202),
spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau
perlu)
PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien


2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman (supine atau semifowler)
3. Membentangkan handuk didada klien
4. Menjaga kebutuhan privacy klien
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
6. Menutup sampiran
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih
.
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk pembersihan
trakeostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian dalam mangkuk
c. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai menetes ke perlak
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrgen peroksida
e. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen peroksida
f. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama, dan normal salin
pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga dibiarkan kering.
g. Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai ( disposible), buka bungkusnya
sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahankan sterilisasi kanule dalam
h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan dengan menggandakan lingkar
leher dan menambah 5 cm dan gntung tali pada panjang tersebut.
9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah mengguanakan skort, kaca mata
pelindung, dan handscoen steril
10.Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen steril yang baru.
Pertahankan agar tangan dominan tetap steril sepanjang prosedur dilakukan.
11.Membersihkan kanule dalam
12.Mengganti kanule dalam sekali pakai ( disposible inner-canule)
a. Buka dan lepaskan kanul dalam dengan menggunakan tangan yang tidak dominan dengan
hati-hati
b. Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan)
c. Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan normal salin steril
pada kanul baru tersebut. biarkan normla salin menetes dari kanul dalam.
d. Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci kembali agar tetap pada
tempatnya
e. Menghubungkan kembali klien dengan sumber oksigen
13.Membersihkan dalam tak disposible
a. Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan dan masukkan kanule tersebut
ke dalam mangkuk berisi hidrogen peroksida
b. Membersihkan kanule dalam dengan menggunakan sikat (tangan dominan memegang sikat
dan tangan yang tidak dominan memegang kanul).
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan normal
saline pada kanula sampai semua bagian kanula terbilas dengan baik. Biarkan normal saline
menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen
14.Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit sekitarnya dengan menggunakan
hidrogen peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan keringkan dengan kasa
15.Mengganti tali pengikat trakeostomi:
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara memasang tali yang baru
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate. Melingkarkan kedua ujung
bebasnya mengelilingi bagian belakang leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan
kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali trakeostomi yang lama.
16. Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah tali pengikat dan faceplate. Periksa
kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat tetapi pipa trakeostomi
tertahan dengan aman pada tempatnya.
17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:
a. memakai hanscoen
b. jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan dengan spuit
c. meminta klien menghirup nafas dalam (biasanya 5cc). Amati kesulitan bernafas
18.Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur dan atur kembali
ketinggian tempat tidur.
19.Rapikan peralatan
20.Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
KOMPLIKASI TINDAKAN TRAKEASTOMI

• Komplikasi yang melibatkan tabung trakeostomi termasuk


obstruksi parsial atau lengkap, tersedak dan muntah selama
penyedotan, emfisema subkutan, dan trakea infeksi dan
nekrosis.
• Komplikasi akut juga meliputi perdarahan, kerusakan
neurovaskular peritracheal struktur, emfisema subkutan,
pneumotoraks, dan pneumomediastinum. Iritasi trakea
disebabkan oleh tabung dapat menyebabkan pembentukan
trakeo fistula di membran trakea dorsal dan / atau pembuluh
darah erosi dan hemoragi
DOKUMENTASI

1. Form lembar catatan perkembangan


terintegrasi
2. Form observasi tanda-tanda vital
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai