TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang
Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu,
saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan
merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor dan kreditor
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat
13
untuk membayar kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang
rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar, Brigham (1999).
Teori agensi merupakan basis teori yang selama ini dingunakan sebagai
dasar dalam praktik bisnis perusahaan. Dalam teori tersebut pemegang saham di
Teori agensi adalah sebuah kontrak yang dilakukan antara pihak principal dengan
Prinsipal adalah pihak pihak yang memberikan perintah kepada agen untuk
bertindak atas nama principal, sedangkan agen adalah pihak yang diberi
yang terkait dengan apa yang telah di amanatkan prinsipal kepada agen tersebut.
14
2009a).
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan
tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah
sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan
meningkat.
menyangkut penentuan nilai perusahaan. Hal ini sangat penting terutama dalam
15
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan
(dikutip Diyah dan Erman, 2009). Value is represented by the market price of
kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Salah satu tugas mendasar dari
16
diindikasikan dengan price to book value (PBV). Price to book value yang tinggi
Nilai pasar berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga
yang dicatat pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh permintaan dan penawaran
Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price Book Value tersebut,
harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah nilai bukunya. Pada
PBV yang tinggi akan membuat investor yakin atas prospek perusahaan dimasa
mendatang. Oleh karena itu keberadaan rasio PBV sangat penting bagi para
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning
ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba ; b) pendekatan arus kas antara lain
17
dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah
satunya Tobins Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena dalam Tobins Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan
aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor
saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kresitur karena sumber
pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga
memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin
besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset
diantaranya adalah :
PER adalah nilai harga perlembar saham, indikator ini secara praktis telah
diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian akhir dan menjadi
bentuk standar pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di indonesia. PER
disebut juga sebagai pendekatan earning multiplier, menunjukkan rasio harga
18
berikut :
masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula
perusahaan.
19
2.1.4. Likuiditas
untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta
lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban
lancar. Ukuran likuiditas suatau perusahaan dikatakan sehat bila memiliki rasio
Pada pengertian likuiditas menurut para ahli juga termuat fungsi likuditas itu
terdapat istilah likuiditas bank yang dimaknai sebagai kemampuan bank untuk
20
ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk
diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
Dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas Neraca, Laporan rugi-
Rasio likuiditas antara lain terdiri dari (brigham dan housten, 2010:134):
a. Rasio Lancar : Aset lancar meliputi kas, efek yang dapat di perdagangkan,
piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha,
wesel tagih jangka pendek, utang lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang
harus di bayar. Rasio lancar adalah membandingkan antara total aktiva
lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current
assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus
operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current liabilities merupakan
kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal
dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuji kewajiban tersebut
berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.
b. Quick Ratio : Persediaan pada umumnya merupakan asset lancar perusahaan
yang paling tidak likuid sehingga persediaan asset, dimana kemngkinan
besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi. Quick ratio adalah
membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan
kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan
manajemen persediaan dalam mengadakan persediaan yang dibutuhkan
untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu
perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100%
dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
saham suatu perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi,
21
berperan sebagai agen pengawas ditekan oleh investasi mereka yang cukup besar
keterandalan informasi,
aktivitas perusahaan.
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan baya modal alternative, dan
22
ketidak relevanan dividen, (2) teori bird-in-the-hand, (3) teori preferensi pajak.
resiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya
ditentukan oleh tingkat resio arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan
pembagian dividennya.
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa
dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai 39,6 persen (2) Pajak atas
nilai waktu, satu dolar pajak yang harus dibayarkan di masa mendatang
23
dibayarkan hari ini (3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang
sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
saham pada hari kematian sebagian dasar biaya mereka, dengan demikian
perusahaan.
melewati pertimbangan yang matang agar tidak timbul masalah bagi perusahaan
dikemudian hari.
Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan. Karena itu bila
24
cukup banyak dan hal ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang likuiditas lebih baik.
Semakin banyak hutang yang harus dibayar, maka semakin besar dana
yang harus disediakan. Disamping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti
tersebut bisa dengan cara mencari hutang baru ataupun dengan sumber
4. Rencana Perluasan
Semakin pesat perluasan yang dilakukan, maka semakin besar dana yang
menambah modal sendiri, ataupun dari sumber dana internal dengan cara
Ratio (DPR).
5. Kesempatan Investasi
investasi tersebut.
6. Stabilitas Pendapatan
25
Oleh karena itu perusahaan cenderung mencari sumber dana dari modal
mengurangi kendali pemilik lama atas perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang
26
Likuiditas (X1)
Nilai
Perusahaan
(Y)
Kepemilikan
Institusional (X2)
Gambar 2.1
Current ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas yang merupakan
kas dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik
27
operasi dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja perusahaan akan
meningkat. Harga saham diduga akan meningkat pula akan terpengaruh secara
free cash flow dalam perusahaan, maka diduga biaya agency akan meningkat.
besar pula. Hal tersebut menjadikan perilaku opportunistic manajer dapat dicegah.
(Arif, dalam Machmud dan Djakman, 2008). Mekanisme pengawasan yang tinggi
itu, melalui usaha-usaha yang positif, investor institusional akan berusaha untuk
28
Perusahaan
Likuiditas yang dinilai dari arus kas bebas perusahaan memiliki pengaruh
yang benar-benar bebas, yang dapat dibagikan kepada pemilik saham sebagai
dividen. Hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen, arus kas
bersih, leverage dan earnings per share yang diharapkan setiap tahun oleh
perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi
harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan
akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai
bagian dari laba ditahan. Brigham (2006) juga menyatakan bahwa manajer
payout ratio yang stabil. Persamaan lainnya yang digunakan dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini seperti penelitian Murtini (2008) yang
29
perusahaan.
2.3 Hipotesis
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2008: 30).
dijelaskan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
kebijakan dividen sebagai variabel moderasi pada perusahaan food and beverage
30
nilai perusahaan.
perusahaan.
Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai
31
positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, Ni Luh Putu
Lihan Rini Puspo Wijaya, dan Bandi Anas Wibawa yang menyatakan
32
33
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
34