Anda di halaman 1dari 12

Analisis Peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana dalam Meningkatkan Jumlah

Akseptor “MJKP”
Analysis of The Role Family Planning Field Officers in Increasing The Number of
Acceptors “MJKP”
Jusriani 1*, Muhammad Rifai 2, Asrijun Juhanto 3

1,2,3
STIKES Tamalatea, Makassar, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Received : 20 April 2022
Revised : 26 April 2022 Data Puskesmas Lasusua Kecamatan Lasusua Kabupaten
Accepted : 18 Mei 2022 Kolaka Utara Tahun 2020 jumlah pasangan usia subur yang
DOI: https://doi.org/10.57151/jsika.v1i1.16 menggunakan kontrasepsi sebanyak 3321 orang dan yang
menggunakan “MKJP” sebanyak 762 orang. Penelitian ini
KEYWORDS bertujuan untuk mengetahui sejauh mana analisis peran
petugas lapangan keluarga berencana dalam meningkatkan
Akseptor KB, Nonakseptor KB , Pelayanan jumlah akseptor “MKJP” melalui pendekatan formal,
KB, Pendekatan Formal, PLKB pelayanan KB,akseptor KB dan non akseptor KB. Penelitian
kualitatif ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Lasusua
Family planning acceptors, non-acceptors, Kabupaten Kolaka Utara menerapkan dengan jumlah informan
family planning services, formal approaches, sebanyak 9 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
PLKB wawancara mendalam mengenai peran petugas lapangan
keluarga berencana dalam meningkatkan jumlah akseptor
CORRESPONDING AUTHOR “MKJP”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
formal yang dilakukan oleh PLKB, yaitu memberikan jadwal
Nama : Jusriani konseling dan juga turut berpartisipasi dalam mensukseskan
Address: Lasusua Kolaka, Sulawesi Tenggara program MKJP. Pelayanan KB yang dilakukan oleh PLKB
E-mail : jusriani_anny@yahoo.com sudah sangat baik dan target PLKB dalam meningkatkan
penggunaan MKJP mendapat tanggapan yang positif dari
masyarakat khususnya yang menggunakan kontrasepsi jangka
panjang. PLKB sudah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
kompetensi yang dimiliki dan PLKB juga sering turun langsung
ke rumah warga baik yang menggunakan kontrasepsi maupun
yang tidak menggunakan kontrasepsi dan secara umum alasan
enggan menggunakan kontrasepsi dikarenakan faktor budaya
dan agama sehingga perlu dilakukan kerja sama dengan
pihak terkait untuk lebih aktif mempromosikan program
penggunaan kontrasepsi jangka panjang.

Data from the Lasusua Health Center, Lasusua District, North


Kolaka Regency in 2020 the number of couples of
childbearing age who use contraception is 3321 people and
those who use "MKJP" are 762 people. This study aims to
determine the extent of the analysis of the role of family
planning field officers in increasing the number of "MKJP"
acceptors through a formal approach, family planning
services, family planning acceptors and non-acceptors of
family planning. This qualitative research was carried out in the
Work Area of the Lasusua Health Center, North Kolaka
Regency, applying the number of informants as many as 9
people. Data was collected by means of in-depth interviews
regarding the role of family planning field officers in increasing
the number of “MKJP” acceptors.The results showed that the
formal approach taken by PLKB was as usual, namely
providing a counseling schedule and also participating in the
success of the MKJP program. Family planning services
provided by PLKB have been very good and what is the target
of PLKB in increasing the use of MKJP has received a positive
response from the community, especially those who use long-
term contraception. PLKB has carried out its duties and
functions according to its competence and PLKB also often goes
directly to the homes of residents who use contraception or

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 33


those who do not use contraception and in general the reasons
for refusing to use contraception are due to cultural and
religious factors. For this reason, it is necessary to collaborate
with related parties to be more active in promoting long-term
contraceptive use programs. It is expected that midwives who
work in the KB poly section will further improve their
performance and attention in providing counseling, especially
regarding communication with family planning field officers
(PLKB).

PENDAHULUAN pendidikan semua peserta KB meningkat dari


Visi keluarga yang berkualitas adalah tahun 2019 ke tahun 2020. Sekitar 5%.
tujuan pemerintah untuk berhasil Data yang diperoleh dari BKKBN
mengembangkan keluarga sejahtera untuk m Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
embangun penduduk yang berkualitas dengan jumlah pengguna kontrasepsi sebanyak
keluarga yang serasi, harmonis, seimbang, 21.010 orang dan yang menggunakan “MKJP”
mandiri dan sejahtera diperlukan kemampuan. sebanyak 3.842 orang. Sedangkan Tahun 2020
Potensi lingkungan keluarga kecil merupakan jumlah pengguna kontrasepsi sebanyak 20.438
bagian mutlak dari peningkatan potensi sumber orang dan yang menggunakan “MKJP”
daya manusia negara sehingga penggunaan sebanyak 4.134 orang (BKKBN, 2020)..
metode kontrasepsi merupakan sarana dan Komunikasi langsung salah satunya melalui
sarana untuk membatasi atau mengurangi pertemuan dan kontak tatap muka,
kesuburan (Agustina, 2015) . Tantangan komunikasi tidak langsung dapat dilakukan
terbesar yang dihadapi sektor kependudukan di melalui perantara pihak ketiga. setelah itu. Ini
Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, harus selalu ada dalam kehidupan publik.
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, Selain itu, kodrat manusia itu sendiri adalah
struktur usia yang masih muda, dan sejenis eksistensi sosial, yaitu eksistensi yang
kualitas penduduk yang masih perlu tidak dapat hidup sendiri tetapi harus
ditingkatkan (Afniyanty, 2016). berinteraksi dengan orang lain. Bentuk khusus
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari interaksi ini adalah komunikasi (Atik
melaporkan bahwa jumlah pasangan usia subur Fauziah, 2015).
yang menggunakan kontrasepsi pada tahun Selain memberikan informasi, layanan
2018 sekitar 46,7 juta (15,2%), sedangkan konseling kesehatan juga memberikan
jumlah pasangan usia subur yang menggunakan pengalaman dan kepercayaan diri yang
kontrasepsi pada tahun 2019 sekitar 51,2 kondusif untuk peningkatan kesehatan. Melalui
juta (17,9%), jumlah pasangan usia subur peningkatan kesadaran, melalui informasi
yang menggunakan kontrasepsi pada tahun tentang berbagai jenis metode kontrasepsi dan
2020 akan mencapai sekitar 54,7 juta (19,6%) manfaatnya masing-masing, memotivasi ibu
(BKKBN, 2020). untuk menggunakan kontrasepsi. Motivasi
Menurut Survei Demografi Kesehatan adalah motivasi untuk bertindak atau
Indonesia (SDKI) 2020, angka prevalensi berperilaku, motivasi dapat bersifat internal
kontrasepsi atau angka prevalensi pencegahan atau eksternal yang dapat menurunkan angka
(RJP) menunjukkan bahwa angka partisipasi kelahiran dan pertumbuhan penduduk (Asep
KB pasangan usia subur (SPU) mencapai Rahman, 2017).
61,9%. Lebih tepatnya, proporsi tertinggi Salah satu persyaratan terpenting dalam
peserta KB adalah suntikan (27,9%), diikuti pelayanan medis adalah kualitas pelayanan.
oleh pil (14,2%), alat kontrasepsi (7,2%), Jika pelayanan memuaskan pasien maka
implan (4,3%) dan sterilisasi wanita (3,4%). kualitas pelayanannya baik (Bagus, 2020).
kondom (0,9%) kemandulan laki-laki (0,3%), Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
ASI buruk (amenore) (0,1%), dan sisanya mencakup berbagai aspek, salah satunya
adalah peserta yang menerapkan metode KB adalah komunikasi yang berkesinambungan
tradisional, pantang teratur (1,6%) atau antara penyedia layanan kesehatan (termasuk
hubungan seksual terus menerus (1,5%). Dan bidan) dan pasien. Artinya pelayanan medis
metode lainnya (0,5%). 87,86%). Pada Tahun tidak hanya berkaitan dengan pengobatan,
2020 tercatat 220.921 pasangan usia subur tetapi juga komunikasi, karena komunikasi
(PUS), dan 287.345 (92,03%) yang sangat penting dan bermanfaat bagi pasien
menggunakan alat kontrasepsi, artinya jumlah (Destyna, 2016). Orang yang menggunakan
alat kontrasepsi sederhana dan mandiri

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 34


memiliki alasan yang berbeda-beda dalam analisis dua dimensi menunjukkan adanya
memilih alat kontrasepsi hal ini menjadi faktor pengaruh: peran petugas KB sebagai
yang memotivasi orang untuk memilih alat penjangkauan, fasilitator dan motivator.
kontrasepsi karena tidak perlu mengeluarkan Hasil analisis dua dimensi menunjukkan
biaya untuk alat kontrasepsi (Djauharoh, 2015). belum ada penelitian mengenai peran petugas
Pendidikan kesehatan merupakan aspek KB sebagai mediator dan katalisator. Data yang
penting dalam pelayanan keluarga berencana diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas
dan kesehatan reproduksi, karena tidak hanya Lasusua Kecamatan Lasusua Kabupaten
dapat membantu penerima memilih dan Kolaka Utara tahun 2019 jumlah pasangan
memilah metode kontrasepsi sesuai untuk usia subur menggunakan kontrasepsi sebanyak
mereka, tetapi juga membantu penerima 2935 orang dan yang menggunakan
menggunakan alat kontrasepsi untuk jangka “MKJP” sebanyak 742 orang. Sedangkan
waktu yang lebih lama, membuat penerima tahun 2020 jumlah pasangan usia subur yang
lebih bahagia. Dan pada akhirnya dapat menggunakan kontrasepsi sebanyak 3321
meningkatkan tingkat keberhasilan KB. orang dan yang menggunakan “MKJP”
Pelayanan kesehatan tidak hanya memberikan sebanyak 762 orang. Sehingga peneliti tertarik
informasi, tetapi juga pengalaman dan harga untuk meneliti peran petugas lapangan
diri, dengan memberikan informasi tentang Keluarga Berencana untuk meningkatkan
berbagai jenis alat kontrasepsi dan manfaatnya jumlah akseptor MJKP.
membantu meningkatkan kesehatan sehingga
memotivasi ibu untuk menggunakan alat
kontrasepsi MKJP. Saat melakukan suatu METODE
tindakan atau perilaku, motivasi bisa datang Penelitian ini dilaksanakan dengan
dari sumber internal atau eksternal (Dwi, 2018). menerapkan penelitian kualitatif dengan
Permasalahan yang sering muncul dalam pendekatan Fenomenologi yang bermaksud
praktek adalah masih banyak tuan rumah untuk mengeksplorasi fenomena mengenai
yang belum memahami cara penggunaan peran petugas lapangan keluarga berencana
alat kontrasepsi MKJP. Oleh karena itu kendala dalam meningkatkan jumlah akseptor “MKJP”
yang dihadapi oleh petugas lapangan harus dengan melalui observasi, wawancara
menginformasikan kepada penerima yang ingin mendalam serta dokumentasi secara terus
menggunakan alat kontrasepsi, dan mereka menerus selama penelitian berlangsung.
akan mengalami efek samping akibat Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja
penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Puskesmas Lasusua Kecamatan Lasusua
Asep Rahman (2017) melakukan Kabupaten Kolaka Utara. Penelitian ini
penelitian dengan judul “Dampak komunikasi dilaksanakan selama satu bulan, yaitu bulan
petugas KB di tempat terhadap partisipasi Mei 2021−Juni 2021. merupakan proses
parenting pasangan dalam penggunaan akhir dalam penelitian kualitatif. Dalam
kontrasepsi MKJP” di Desa Sigugur Kecamatan rangka menjawab permasalahan penelitian,
Qigugur Kabupaten Pangandaran. Tingkat maka teknik atau metode analisis data yang
partisipasi pasangan usia subur yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif
menggunakan alat kontrasepsi adalah 62,75%, dengan menggunakan fenomenogi. Teknik ini
dengan rata- rata 188,25. Hasil wawancara dipilih karena akan berawal dari hasil
menunjukkan bahwa berbagai upaya telah temuan yang ada di lapangan dan kemudian
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi diinterpretasikan dan bentuk Content Analysys
pasangan usia subur dalam penggunaan alat setiap informan dari hasil wawancara
kontrasepsi. Saat ini melalui observasi yang diperoleh di lapangan (Herman, 2017).
dapat diketahui bahwa partisipasi pasangan usia
subur belum mencapai tujuan yang diharapkan. HASIL & PEMBAHASAN
Dampak komunikasi langsung dengan ahli KB Peneliti melakukan pengumpulan data
terhadap penggunaan alat kontrasepsi MKJP emik untuk melakukan In Depth Interview.
oleh pasangan usia subur. Informan yang telah memenuhi kriteria
Senada dengan itu, Elsa Berlianti peneliti di dalam penelitian ini peneliti
(2017) melakukan penelitian tentang partisipasi terlebih dahulu melakukan pendekatan
MKJP di wilayah Purwokerto melalui analisis edukatif serta membina.rasa saling percaya,
univariat, analisis bivariat chi-square, dan sehingga pada saat wawancara mendalam
analisis regresi logistic multivariat berjudul maka informan tidak sungkan lagi menjawab
“Peranan Petugas KB Lapangan”. Hasil pertanyaan. Berdasarkan informasi diperoleh

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 35


sebanyak 9 orang yang terdiri atas 3 orang dan 3 nonakseptor) dan informan kunci
informan utama (akseptor), 5 orang informan sebanyak 1 orang (Bidan Puskesmas).
pendukung (Kades 1 orang, Kapus 1 orang

Tabel 1. Karakteristik Informan


Umur
Jenis Hasil penelitian yang diperoleh melalui
Inisial (Tahun Informan penggalian informasi dari 9 informan
Kelamin
)
mengenai peran petugas lapangan keluarga
“I” 37 Perempuan Akseptor IUD
berencana dalam meningkatkan jumlah
Akseptor
“J” 35 Perempuan akseptor “MKJP”, ternyata ditemukan
Implant
Akseptor beberapa kesamaan dari jawaban dari pihak
“H” 43 Perempuan
MOW informan pada intinya jawaban informan
Non Akseptor mempunyai maksud yang sama. Seperti yang
“N” 40 Perempuan
1
Non Akseptor
diungkapkan informan di bawah ini:
“S” 38 Perempuan
2
Non Akseptor
“S” 41 Perempuan
3 “Pendekatan formal yang dilakukan oleh
“H” 47 Perempuan Bidan PLKB selama ini kami diberi jadwal untuk
“R” 58 Laki-Laki Kepala Desa datang melakukan konseling dan rajin
Kepala melaksanakan kegiatan dan mengumpulkan
“S” 53 Laki-Laki
Puskesmas
para akseptor yang ingin menggunakan MKJP
Sumber: Data Primer, 2021
dan saya sudah menggunakan IUD kurang
Pendekatan Formal lebih 2,5 tahun dan alhamdulilah tidak
Bagian ini, peneliti menguraikan hasil merasakan apa-apa selama menggunakan
wawancara yang dilakukan kepada 9 informan IUD” (Wawancara 26 Mei 2021).
mengenai bagaimana pendekatan formal Berdasarkan hasil wawancara di atas
dalam meningkatkan penggunaan akseptor informan mengatakan bahwa pendekatan
“MKJP”. Berikut petikan wawancara kepada formal yang dilakukan oleh PLKB sudah
informan pengguna akseptor IUD yang seperti biasanya yaitu memberikan jadwal
berinisial “I” (38 Tahun) berikut ini: konseling dan juga turut berpartisipasi dalam
mensukseskan program MKJP

Hal sama dengan yang dikatakan Menurut non akseptor yang berinisial
informan pengguna akseptor implant yang “N” (40 tahun) mengatakan bahwa:
berinisial “J” (35 tahun) mengatakan bahwa: “Pendekatan formal PLKB menurut saya
“Yang dilakukan oleh PLKB selama ini sangat baik yah karena rajin datang
banyak memberikan informasi kepada kami mengunjungi rumah warga baik yang
khususnya saya yang menggunakan implant menggunakan MKJP maupun non akseptor
tentang cara penggunaan dan efek yang seperti saya walaupun sempat ingin
dirasakan ketika menggunakan kontrasepsi menggunakan KB namun tidak mendapatkan
implant (Wawancara 29 Mei 2021). izin dari suami” (Wawancara 21 Mei 2021).
Sementara informan pengguna
akseptor MOW yang berinisial “H” (43 Hal ini dibenarkan oleh non akseptor yang
tahun) mengatakan bahwa: berinisial “S” (38 tahun) mengatakan bahwa:
“Kalo bicara dari pendekatan formal yang “PLKB di desa kami sangat baik karena sering
saya tahu PLKB sangat aktif dalam di datangi langsung oleh PLKB dan juga yang
mensukseskan program keluarga berencana kami pahami mereka bukan hanya
yang dicanangkan oleh pemerintah khususnya mengunjungi akseptor KB namun dia datangi
mengenai penggunaan kontrasepsi MKJP dan juga yang tidak menggunakan KB seperti saya
PLKB juga rajin datang mengunjungi kami dan juga sering memberikan masukan kepada
baik yang menggunakan akseptor maupun saya bahwa MKJP sangat baik untuk
non akseptor”(Wawancara 29 Mei 2021). digunakan dengan jangka waktu yang paling
Berdasarkan hasil wawancara di atas lama namun saya tidak diberikan izin untuk
informan mengatakan bahwa PLKB turut serta menggunakan KB”(Wawancara 04 Juni 2021).
hadir baik ketika jadwal pelaksanaan konseling Begitupun dengan yang dikatakan oleh
maupun ketika mengunjungi rumah akseptor. non akseptor yang berinisial “S” (41 tahun)
mengatakan bahwa:

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 36


“Menurut saya PLKB sudah sangat baik penggunaan MKJP tepat sasaran dan juga
karena dia menjelaskan semua efek samping membuahkan hasil yang positif”(Wawancara
penggunaan kontrasepsi MKJP dan saya juga 20 Mei 2021).
sering diajak untuk menggunakan kontrasepsi Berdasarkan hasil wawancara di atas
namun saya menolak karena bagi saya banyak menunjukkan bahwa peran PLKB di wilayah
anak banyak rejeki” (Wawancara 04 Juni 2021) kerja puskesmasnya sudah berjalan dengan
Berdasarkan hasil wawancara di atas, baik karena tenaga kesehatan saling bekerja
informan mengatakan bahwa secara umum sama dalam meningkatkan jumlah penggunaan
pendekatan formal yang dilakukan oleh PLKB MKJP.
sudah berjalan dengan baik dan juga aktif Pelayanan KB
mengunjungi rumah warga untuk Bagian ini, peneliti menguraikan hasil
mensosialisasikan program KB yang wawancara yang dilakukan kepada 9 informan
dicanangkan oleh pemerintah yaitu MKJP. mengenai bagaimana pelayanan KB dalam
Menurut informan pendukung yaitu meningkatkan penggunaan akseptor “MKJP”.
bidan berinisial “H” (47 tahun) mengatakan Berikut petikan wawancara kepada informan
bahwa: pengguna akseptor IUD yang berinisial “I” (38
“Menurut saya sebagai tenaga bidan tugas dan Tahun) berikut ini:
wewenang PLKB sudah dijalankan baik dengan “Menurut saya pelayanan KB di desa kami
pendekatan formal maupun non formal karena cukup baik terlebih petugas PLKB nya rajin
tugas dari PLKB adalah bagaimana datang mengunjungi kami untuk menanyakan
menjalankan program pemerintah dalam efek yang dirasakan selama menggunakan
menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu kontrasepsi”(Wawancara 26 Mei 2021).
dengan menggunakan MKJP”.(Wawancara 20 Berdasarkan hasil wawancara di atas
Mei 2021) informan mengatakan bahwa pelayanan yang
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dilakukan oleh PLKB sudah seperti biasanya
informan selaku bidan sudah menjalankan tugas yaitu melayani akseptor dengan baik dan juga
dan fungsinya sesuai kompetensi yang dimiliki rajin mengunjungi akseptornya yang
dan PLKB juga sering turun langsung ke menggunakan kontrasepsi (Herman, 2016).
rumah warga baik yang menggunakan akseptor Hal sama dengan yang dikatakan
maupun yang tidak menggunakan kontrasepsi. informan pengguna akseptor implant yang
Sementara informan pendukung berinisial “J” (35 tahun) mengatakan bahwa:
kepala desa yang berinisial “R” (58 tahun) “Dari sisi pelayanan KB saya rasa cukup
mengatakan bahwa: baik yah karena PLKB nya aktif juga
“Sebagai kepala desa menurut saya peran mengunjungi kami dan menanyakan keluhan
PLKB lagi gencar-gencarnya untuk yang dirasakan selama menggunakan
meningkatkan capaian target penggunaan kontrasepsi”(Wawancara 29 Mei 2021).
MKJP dan ada juga sebagian masyarakat kami Sementara informan pengguna
masih enggan menggunakan KB karena akseptor MOW yang berinisial “H” (43
persepsi di masyarakat bahwa bertentangan tahun) mengatakan bahwa:
dengan agama dan juga budaya, masyarakat “Pelayanan KB disini baik sekali karena PLKB
masih beranggapan bahwa banyak anak nya rajin kerumah dan juga memberikan
banyak rejeki” (Wawancara 23 Mei 2021). informasi kepada kami bahwa semua efek
Berdasarkan hasil wawancara di atas, samping yang dirasakan oleh akseptor selama
informan selaku kepala desa mengatakan menggunakan merupakan hal yang bersifat
pendekatan formal yang dilakukan oleh PLKB fisiologis”(Wawancara 29 Mei 2021).
sudah sangat baik dan juga apa yang menjadi Berdasarkan hasil wawancara di atas
target PLKB dalam meningkatkan informan mengatakan bahwa PLKB turut serta
penggunaan MKJP mendapat tanggapan yang hadir baik ketika jadwal pelaksanaan konseling
positif walaupun masih ada beberapa informan maupun ketika mengunjungi rumah akseptor
yang masih enggan menggunakan kontrasepsi. khususnya ibu yang menggunakan kontrasepsi
Senada dengan yang diutarakan oleh jangka panjang.
informan yaitu Kepala Puskesmas “S” (53 Menurut non akseptor yang berinisial
tahun) mengatakan bahwa: “N” (40 tahun) mengatakan bahwa:
“Di wilayah puskesmas kami program “Kalo saya liat disini pelayanan KB nya cukup
yang dijalankan oleh PLKB sudah sangat baik baik dan juga aktif memberikan edukasi kepada
karena mereka bersinergi dengan bidan kami yang belum menggunakan KB agar
maupun kader desa sehingga cakupan sesegera mungkin menggunakan kontrasepsi

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 38


untuk menjarangkan kehamilannya” target PLKB dalam meningkatkan penggunaan
(Wawancara 21 Mei 2021). MKJP mendapat tanggapan yang positif dari
Hal ini dibenarkan oleh non akseptor masyarakat khususnya yang menggunakan
yang berinisial “S” (38 tahun) mengatakan kontrasepsi jangka panjang.
bahwa: Senada dengan yang diutarakan oleh
“Yang saya tahu pelayanan KB baik dan juga informan yaitu Kepala Puskesmas “S” (53
petugasnya ramah-ramah, mereka sering juga tahun) mengatakan bahwa:
mengunjungi rumah kami khususnya yang “Puskesmas kami merupakan salah satu
belum menggunakan kontrasepsi, akan tetapi puskesmas yang paling banyak sasaran KB nya
sampai saat ini saya belum berpikir untuk baik yang menggunakan kontrasepsi jangka
menggunakan kontrasepsi”(Wawancara 04 Juni panjang maupun kontrasepsi lain”
2021). (Wawancara 20 Mei 2021).
Begitupun dengan yang dikatakan oleh Berdasarkan hasil wawancara di atas
nonakseptor yang berinisial “S” (41 tahun) menunjukkan bahwa peran PLKB di wilayah
mengatakan bahwa: kerja puskesmasnya sudah berjalan dengan baik
“Kalo saya dengar dari tetangga yang karena tenaga kesehatan saling bekerja sama
kebetulan bersebelahan rumah, katanya dalam meningkatkan jumlah penggunaan
pelayanan KB nya memuaskan karena ada juga MKJP.
biasa ibu tidak sempat ke Puskesmas namun
PLKB nya aktif untuk terus mengunjungi Akseptor KB
rumah-rumah warga untuk melakukan Bagian ini, peneliti menguraikan hasil
sosialisasi”(Wawancara 04 Juni 2021). wawancara yang dilakukan kepada 9 informan
Berdasarkan hasil wawancara di atas, mengenai bagaimana akseptor KB dalam
informan mengatakan bahwa secara umum meningkatkan penggunaan akseptor “MKJP”.
pelayanan KB dilakukan oleh PLKB sudah Berikut petikan wawancara kepada
berjalan dengan baik dan juga aktif informan pengguna akseptor IUD yang
mengunjungi rumah warga untuk berinisial “I” (38 Tahun) berikut ini:
mensosialisasikan program KB yang “Kalo saya selama menjadi akseptor KB
dicanangkan oleh pemerintah yaitu MKJP. pelayanan PLKB baik sekali karena petugas
Menurut informan pendukung yaitu biasanya memberitahukan kami efek samping
bidan berinisial “H” (47 tahun) mengatakan yang dirasakan dan itu sangat membantu kami
bahwa: sebagau akseptor KB, terkadang juga saya
“Pelayanan KB khususnya di puskesmas menanyakan keluhan selama menggunakan
lasusua sangat baik karena kami termasuk IUD dan PLKB mampu memberikan
kabupaten yang paling banyak warganya kami edukasi bagaimana meminimalisir efek
menggunakan kontrasepsi”(Wawancara 20 Mei samping yang digunakan” (Wawancara 26 Mei
2021). 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Berdasarkan hasil wawancara di atas
informan selaku bidan sudah menjalankan tugas informan mengatakan bahwa selama menjadi
dan fungsinya sesuai kompetensi yang dimiliki akseptor KB, PLKB memberikan edukasi
dan PLKB juga sering turun langsung ke bagaimana efek samping yang dirasakan ketika
rumah warga baik yang menggunakan akseptor menggunakan kontrasepsi
maupun yang tidak menggunakan kontrasepsi. Hal sama dengan yang dikatakan
Sementara informan pendukung informan pengguna akseptor implant yang
kepala desa yang berinisial “R” (58 tahun) berinisial “J” (35 tahun) mengatakan bahwa:
mengatakan bahwa: “Selama saya menjadi akseptor KB, saya
“Menurut saya pelayanan KB khususnya di mendapat banyak masukan dari PLKB
desa kami sangat baik dan tingkat bagaimana efek samping yang dirasakan
partisipasinya juga tinggi. Hal ini dikarenakan selama menggunakan kontrasepsi”
pihak terkait bahu membahu menekan laju (Wawancara 29 Mei 2021).
pertumbuhan yaitu dengan cara menyarankan Sementara informan pengguna
ibu untuk menggunakan kontrasepsi jangka akseptor MOW yang berinisial “H” (43
panjang”(Wawancara 23 Mei 2021). tahun) mengatakan bahwa:
Berdasarkan hasil wawancara di atas, “Kalo menurut saya, selama jadi akseptor
informan selaku kepala desa mengatakan PLKB banyak informasi yang saya dapatkan
pelayanan KB yang dilakukan oleh PLKB dan juga tentunya PLKB juga sering sekali
sudah sangat baik dan juga apa yang menjadi datang dirumah untuk mengunjungi saya dan
JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 39
menanyakan kondisi saya selama saya akseptor maupun yang tidak menggunakan
menggunakan MOW”. (Wawancara 29 Mei kontrasepsi.
2021). Sementara informan pendukung kepala
Berdasarkan hasil wawancara diatas desa yang berinisial “R” (58 tahun)
informan mengatakan bahwa PLKB turut mengatakan bahwa:
serta hadir baik ketika jadwal pelaksanaan “Tentu sangat menguntungkan bagi akseptor
konseling maupun ketika mengunjungi rumah yah dengan hadirnya PLKB di tengah-tengah
akseptor khususnya ibu yang menggunakan masyarakat khususnya di desa kami akan
kontrasepsi jangka panjang. membantu akseptor kami dalam mendapatkan
Menurut nonakseptor yang berinisial informasi seputar penggunaan kontrasepsi”
“N” (40 tahun) mengatakan bahwa: (Wawancara 23 Mei 2021).
“Yang sering saya liat dan kebetulan tetangga Berdasarkan hasil wawancara di atas,
saya akseptor KB, mereka mengatakan bahwa informan selaku kepala desa mengatakan
PLKB sangat berperan penting selama pelayanan KB yang dilakukan oleh PLKB
menggunakan kontrasepsi, walaupun saya sudah sangat baik dan juga apa yang menjadi
belum menggunakan kontrasepsi sampai saat target PLKB dalam meningkatkan penggunaan
ini”(Wawancara 21 Mei 2021). MKJP mendapat tanggapan yang positif dari
Hal ini dibenarkan oleh nonakseptor masyarakat khususnya yang menggunakan
yang berinisial “S” (38 tahun) mengatakan kontrasepsi jangka panjang.
bahwa: Senada dengan yang diutarakan oleh
“Kalo menurut informasi dari kerabat, peran informan yaitu Kepala Puskesmas “S” (53
PLKB khususnya bagi akseptor yang tahun) mengatakan bahwa:
menggunakan kontrasepsi sangat baik dan cara “Di Puskesmas kami termasuk yang paling
menyampaikannya ke masyarakat baik banyak menggunakan kontrasepsi baik
akseptor maupun non akseptor dapat diterima kontrasepsi lain maupun kontrasepsi jangka
dan dimengerti maksud dan tujuannya panjang dan itu salah satu peran PLKB dalam
menggunakan kontrasepsi”(Wawancara 04 Juni meningkatkan penggunaan KB” (Wawancara
2021). 20 Mei 2021).
Begitupun dengan yang dikatakan oleh Berdasarkan hasil wawancara diatas
nonakseptor yang berinisial “S” (41 tahun) menunjukkan bahwa peran PLKB di wilayah
mengatakan bahwa: kerja puskesmasnya sudah berjalan dengan
“Menurut saya peran PLKB khususnya bagi baik karena tenaga kesehatan saling bekerja
akseptor yang menggunakan kontrasepsi tentu sama dalam meningkatkan jumlah penggunaan
sangat senang dengan hadirnya di tengah- MKJP.
tengah masyarakat khususnya di desa kami.” Salah satu persyaratan terpenting dalam
(Wawancara 04 Juni 2021). pelayanan medis adalah kualitas pelayanan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Jika pelayanan memuaskan pasien maka
informan mengatakan bahwa secara umum kualitas pelayanannya baik (Bagus, 2020).
PLKB sudah berjalan dengan baik dan juga Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
aktif mengunjungi rumah warga untuk mencakup berbagai aspek, salah satunya
mensosialisasikan program KB yang adalah komunikasi yang berkesinambungan
dicanangkan oleh pemerintah yaitu MKJP. antara penyedia layanan kesehatan (termasuk
Menurut informan pendukung yaitu bidan) dan pasien. Artinya pelayanan medis
bidan berinisial “H” (47 tahun) mengatakan tidak hanya berkaitan dengan pengobatan,
bahwa: tetapi juga komunikasi, karena komunikasi
“Peran PLKB tentu sangat dibutuhkan oleh sangat penting dan bermanfaat bagi pasien
akseptor karena mereka mendapatkan (Destyna, 2016). Orang yang menggunakan
informasi dan edukasi tentang penggunaan alat kontrasepsi sederhana dan mandiri
kontrasepsi dan efek samping yang dirasakan memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
oleh oleh akseptor ” (Wawancara 20 Mei memilih alat kontrasepsi hal ini menjadi faktor
2021). yang memotivasi orang untuk memilih alat
Berdasarkan hasil wawancara di atas, kontrasepsi karena tidak perlu mengeluarkan
informan selaku bidan sudah menjalankan biaya untuk alat kontrasepsi (Djauharoh, 2015).
tugas dan fungsinya sesuai kompetensi yang Pendidikan kesehatan merupakan aspek
dimiliki dan PLKB juga sering turun langsung penting dalam pelayanan keluarga berencana
ke rumah warga baik yang menggunakan dan kesehatan reproduksi, karena tidak hanya
dapat membantu penerima memilih dan

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 40


memilah metode kontrasepsi sesuai untuk Berdasarkan hasil wawancara di atas
mereka, tetapi juga membantu penerima informan mengatakan bahwa sebaiknya
menggunakan alat kontrasepsi untuk jangka nonakseptor menggunakan kontrasepsi untuk
waktu yang lebih lama, membuat penerima menekan laju pertumbuhan penduduk.
lebih bahagia. Dan pada akhirnya dapat Menurut non akseptor yang berinisial
meningkatkan tingkat keberhasilan KB. “N” (40 tahun) mengatakan bahwa:
Pelayanan kesehatan tidak hanya memberikan “PLKB sering datang ke rumah saya untuk
informasi, tetapi juga pengalaman dan harga memberikan informasi seputar penggunaan
diri, dengan memberikan informasi tentang kontrasepsi namun saya tetap menolak tidak
berbagai jenis alat kontrasepsi dan manfaatnya menggunakan karena saya dilarang sama
membantu meningkatkan kesehatan sehingga suami untuk ber KB ” (Wawancara 21 Mei
memotivasi ibu untuk menggunakan alat 2021).
kontrasepsi MKJP. Saat melakukan suatu Hal ini dibenarkan oleh nonakseptor
tindakan atau perilaku, motivasi bisa datang yang berinisial “S” (38 tahun) mengatakan
dari sumber internal atau eksternal (Dwi, 2018). bahwa:
“Saya dilarang sama suami menggunakan
Nonakseptor KB KB karena katanya bertentangan dengan
Bagian ini, peneliti menguraikan hasil ajaran agama islam, walaupun terkadang
wawancara yang dilakukan kepada 9 informan PLKB datang berkunjung namun saya
mengenai bagaimana non akseptor KB dalam menyampaikan bahwa bagi saya banyak anak
meningkatkan penggunaan akseptor “MKJP”. banyak rejeki”(Wawancara 04 Juni 2021).
Berikut petikan wawancara kepada Begitupun dengan yang dikatakan oleh
informan pengguna akseptor IUD yang nonakseptor yang berinisial “S” (41 tahun)
berinisial “I” (38 Tahun) berikut ini: mengatakan bahwa :
“Pendapat saya mengenai ibu yang belum “Bagi saya ber KB itu sebenarnya bagus juga,
menggunakan kontrasepsi, agar sebaiknya akan tetapi saya tidak diizinkan oleh suami,
menggunakan karena selain menekan laju katanya bagus kalo banyak anak dan juga
pertumbuhan penduduk, penggunaan suami bilang ber KB it dilarang oleh islam,
kontrasepsi juga aman bagi kesehatan biasa juga datang PLKB ke rumah untuk
reproduksi khususnya kepada kami sebagai menyarangkan menggunakan kontrasepsi
ibu”(Wawancara 26 Mei 2021). namun saya tetap menolak”.(Wawancara 04
Berdasarkan hasil wawancara di atas Juni 2021).
informan mengatakan bahwa sebaiknya bagi Berdasarkan hasil wawancara di atas,
ibu yang belum ber KB agar sesegera informan mengatakan bahwa secara umum
mungkin menggunakan kontrasepsi informan, non akseptor enggan menggunakan
khususnya MKJP. kontrasepsi karena faktor agama dan budaya.
Hal sama dengan yang dikatakan Menurut informan kunci yaitu bidan
informan pengguna akseptor implant yang berinisial “H” (47 tahun) mengatakan
berinisial “J” (35 tahun) mengatakan bahwa: bahwa:
“Kalo saya kan menggunakan KB karena “Menurut saya diperlukan peranan lebih besar
ingin menjarangkan kehamilan saya dan lagi khususnya PLKB agar yang belum 40
tentunya sudah mendapat restu dari suami, menggunakan kontrasepsi untuk sebaiknya
namun katanya ada juga yang dilarang oleh menggunakan dan diberikan pemahaman
suami menggunakan KB dengan berbagai bahwa penggunaan kontrasepsi aman
alasan dan itu yang harus kita hargai” digunakan”(Wawancara 20 Mei 2021).
(Wawancara 29 Mei 2021) Berdasarkan hasil wawancara di atas,
Sementara informan pengguna informan selaku bidan agar lebih masif lagi
akseptor MOW yang berinisial “H” (43 dalam mengkampanyekan program keluarga
tahun) mengatakan bahwa: berencana sehingga dapat menekan laju
“Kalo menurut saya, bagi yang belum pertumbuhan penduduk.
menggunakan MKJP, sebaiknya menggunakan Sementara informan pendukung
khsusunya bagi orang tua yang sudah memiliki kepala desa yang berinisial “R” (58 tahun)
lebih dari 3 anak dan tentu saja dibutuhkan mengatakan bahwa:
peran PLKB untuk mendapatkan informasi “Pada dasarnya PLKB sudah melaksanakn
seputar efek yang dirasakan ketika tugas dan fungsinya masing-masing namun ada
menggunakan kontrasepsi” (Wawancara 29 juga masyarakat yang tidak mau menggunakan
Mei 2021). kontrasepsi dengan berbagai alasan, ada yang

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 41


mengatakan bahwa ber KB bertentangan
dengan agama dan budaya”(Wawancara 23 Pendekatan Formal
Mei 2021). Pendekatan formal dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil wawancara di atas, merupakan langkah awal yang harus dilakukan
informan selaku kepala desa mengatakan oleh petugas lapangan keluarga berencana
pelayanan KB yang dilakukan oleh PLKB dalam suatu daerah baru atau dalam
sudah sangat baik dan juga apa yang menjadi mengembangkan kegiatan baru adalah
target PLKB dalam meningkatkan penggunaan menghadap kepala desa/ lurah untuk
MKJP mendapat tanggapan yang positif dari melaporkan kehadirannya di desa, berbagai
masyarakat khususnya yang menggunakan wawasan (share vision) program KB sebagai
kontrasepsi jangka panjang (Happy, 2017). program pemerintah
Senada dengan yang diutarakan oleh Salah satu persyaratan terpenting dalam
informan yaitu Kepala Puskesmas “S” (53 pelayanan medis adalah kualitas pelayanan.
tahun) mengatakan bahwa: Jika pelayanan memuaskan pasien maka
“Ke depannya perlu lebih masif lagi dan kita kualitas pelayanannya baik (Bagus, 2020).
akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
mensosialisasikan program penggunaan mencakup berbagai aspek, salah satunya
kontrasepsi jangka panjang dan target kita adalah komunikasi yang berkesinambungan
adalah ibu yang sudah memiliki lebih dari 3 antara penyedia layanan kesehatan (termasuk
anak untuk sebaiknya ber KB”(Wawancara 20 bidan) dan pasien. Artinya pelayanan medis
Mei 2021). tidak hanya berkaitan dengan pengobatan,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetapi juga komunikasi, karena komunikasi
melaporkan bahwa jumlah pasangan usia subur sangat penting dan bermanfaat bagi pasien
yang menggunakan kontrasepsi pada tahun (Destyna, 2016). Orang yang menggunakan
2018 sekitar 46,7 juta (15,2%), sedangkan alat kontrasepsi sederhana dan mandiri
jumlah pasangan usia subur yang menggunakan memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
kontrasepsi pada tahun 2019 sekitar 51,2 memilih alat kontrasepsi hal ini menjadi faktor
juta (17,9%), jumlah pasangan usia subur yang memotivasi orang untuk memilih alat
yang menggunakan kontrasepsi pada tahun kontrasepsi karena tidak perlu mengeluarkan
2020 akan mencapai sekitar 54,7 juta (19,6%) biaya untuk alat kontrasepsi (Djauharoh, 2015)
(BKKBN, 2020). Berdasarkan hasil penelitian di atas
Menurut Survei Demografi Kesehatan menunjukkan bahwa pada dasarnya semua
Indonesia (SDKI) 2020, angka prevalensi informan mengatakan bahwa peran PLKB
kontrasepsi atau angka prevalensi pencegahan dalam pendekatan formal sudah berjalan
(RJP) menunjukkan bahwa angka partisipasi dengan baik dimana Komunikasi langsung,
KB pasangan usia subur (SPU) mencapai salah satunya adalah tatap muka dan tatap
61,9%. Lebih tepatnya, proporsi tertinggi muka, sedangkan komunikasi tidak langsung
peserta KB adalah suntikan (27,9%), diikuti dapat melalui pihak ketiga yang kemudian
oleh pil (14,2%), alat kontrasepsi (7,2%), menyampaikan pesan. Ini harus selalu ada
implan (4,3%) dan sterilisasi wanita (3,4%). dalam kehidupan public (Lusia, 2019). Selain
kondom (0,9%) kemandulan laki-laki (0,3%), itu, kodrat manusia itu sendiri adalah sejenis
ASI buruk (amenore) (0,1%), dan sisanya eksistensi sosial, yaitu eksistensi yang tidak
adalah peserta yang menerapkan metode KB dapat hidup sendiri tetapi harus berinteraksi
tradisional, pantang teratur (1,6%) atau dengan orang lain. Bentuk khusus dari interaksi
hubungan seksual terus menerus (1,5%). Dan ini adalah komunikasi..
metode lainnya (0,5%). 87,86%). Pada Tahun Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
2020 tercatat 220.921 pasangan usia subur penelitian Asep Rahman (2017) di Desa
(PUS), dan 287.345 (92,03%) yang Sigugur yang berjudul “Komunikasi tentang
menggunakan alat kontrasepsi, artinya jumlah dampak petugas KB di tempat terhadap
pendidikan semua peserta KB meningkat dari partisipasi pasangan yang menggunakan alat
tahun 2019 ke tahun 2020. Sekitar 5%. kontrasepsi MKJP”. Sieggul. Kabupaten
Pangandaran memerintah. Rata-rata sebesar
Berdasarkan hasil wawancara di atas 188,25 yang masuk dalam kategori cukup
menunjukkan bahwa akan bekerja sama dengan bila muncul sebesar 62,75%. Hasil
pihak terkait lebih aktif lagi wawancara menunjukkan bahwa berbagai
mempromosikan program penggunaan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
kontrasepsi jangka panjang. partisipasi pasangan usia subur

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 42


dalam menggunakan alat kontrasepsi. Menurut Survei Demografi Kesehatan
Diharapkan komunikasi dengan petugas KB Indonesia (SDKI) 2020, angka prevalensi
setempat akan mempengaruhi partisipasi kontrasepsi atau angka prevalensi pencegahan
pasangan usia subur dalam penggunaan alat (RJP) menunjukkan bahwa angka partisipasi
kontrasepsi MKJP Secara teori, KB pasangan usia subur (SPU) mencapai
pendidikan kesehatan merupakan aspek 61,9%. Lebih tepatnya, proporsi tertinggi
penting dalam pelayanan keluarga berencana peserta KB adalah suntikan (27,9%), diikuti
dan kesehatan reproduksi, tidak hanya oleh pil (14,2%), alat kontrasepsi (7,2%),
membantu pemilik memilih dan memutuskan implan (4,3%) dan sterilisasi wanita (3,4%).
metode kontrasepsi yang tepat, tetapi juga kondom (0,9%) kemandulan laki-laki (0,3%),
membantu pemilik menggunakan metode ASI buruk (amenore) (0,1%), dan sisanya
kontrasepsi untuk waktu yang lebih lama. adalah peserta yang menerapkan metode KB
Pemilik lebih bahagia, yang pada gilirannya tradisional, pantang teratur (1,6%) atau
dapat meningkatkan tingkat keberhasilan hubungan seksual terus menerus (1,5%). Dan
keluarga berencana. Selain memberikan metode lainnya (0,5%). 87,86%). Pada Tahun
informasi, penyuluhan kesehatan juga 2020 tercatat 220.921 pasangan usia subur
memberikan keterampilan dan kepercayaan diri (PUS), dan 287.345 (92,03%) yang
untuk membantu meningkatkan kesehatan menggunakan alat kontrasepsi, artinya jumlah
dengan mengedukasi mereka tentang berbagai pendidikan semua peserta KB meningkat dari
jenis alat kontrasepsi dan manfaatnya, sehingga tahun 2019 ke tahun 2020. Sekitar 5%.
memotivasi ibu untuk menggunakan alat Data yang diperoleh dari BKKBN
kontrasepsi MKJP. Karena motivasi adalah Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
dorongan. Motivasi bisa datang dari dalam atau jumlah pengguna kontrasepsi sebanyak
luar untuk melakukan tindakan atau perilaku. 21.010 orang dan yang menggunakan “MKJP”
sebanyak 3.842 orang. Sedangkan Tahun 2020
Pelayanan KB jumlah pengguna kontrasepsi sebanyak 20.438
Pelayanan KB yang dilakukan oleh orang dan yang menggunakan “MKJP”
petugas keluarga berencana menyelenggarakan sebanyak 4.134 orang (BKKBN, 2020)..
pelayanan KB/ KS bekerja sama denganpetugas Komunikasi langsung salah satunya melalui
medis untuk menyukseskan program pertemuan dan kontak tatap muka,
penggunaan kontrasepsi jangka Panjang komunikasi tidak langsung dapat dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian di atas melalui perantara pihak ketiga. setelah itu. Ini
menunjukkan bahwa bahwa secara umum harus selalu ada dalam kehidupan publik.
pelayanan KB dilakukan oleh PLKB sudah Selain itu, kodrat manusia itu sendiri adalah
berjalan dengan baik dan juga aktif sejenis eksistensi sosial, yaitu eksistensi yang
mengunjungi rumah warga untuk tidak dapat hidup sendiri tetapi harus
mensosialisasikan program KB yang berinteraksi dengan orang lain. Bentuk khusus
dicanangkan oleh pemerintah yaitu MKJP. dari interaksi ini adalah komunikasi (Atik
Keberhasilan Indonesia dalam menekan Fauziah, 2015).
pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana masih menjadi standar yang Akseptor KB
dapat dipelajari oleh negara-negara berkembang Akseptor KB dalam penelitian ini adalah
lainnya. anggota masyarakat yang mengikuti gerakan
Penurunan fertilitas dan KB dengan melaksanakan penggunaan
mortalitas, keluarga berencana memainkan alat. Menjelaskan manfaat program KB bagi
peran yang benar-benar kualitatif dalam masyarakat, pentingnya para tokoh berperan
meningkatkan perawatan medis, pendidikan, dalam program yang bersangkutan. Kemudian
dan kesejahteraan. Ini dilakukan dengan Petugas lapangan keluarga berencana memohon
mengatur kehamilan, jarak lahir dan jumlah kesediaannya untuk mengajak panutannya
bayi. Perencanaan wilayah baru atau untuk peduli dan berperan serta dalam program
pengembangan kegiatan baru dikirim ke kepala KB.
desa/Lula, mengumumkan kehadirannya di Berdasarkan hasil penelitian diatas
desa, dan berbagi pandangannya tentang KB menunjukkan bahwa selama menjadi akseptor
sebagai rencana nasional. Minta bantuan dan KB, PLKB memberikan edukasi bagaimana
izin untuk mengumpulkan data dan efek samping yang dirasakan ketika
memetakannya ke tabel IMP untuk area itu. menggunakan kontrasepsi dan secara teknis
pekerjaan Baru (Mita, 2020). program dijelaskan oleh petugas KB/Kesehatan

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 43


menguraikan program yang akan dilaksanakan ganda. Hasil analisis dua dimensi menunjukkan
serta manfaatnya bagi masyarakat.Berdasarkan adanya pengaruh: peran petugas KB sebagai
hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa penjangkauan, fasilitator dan motivator.
akseptor KB IUD menggunakan karena adanya Hasil analisis dua dimensi
dorongan dari PLKB karena salah satu cara menunjukkan tidak ada dampak: peran petugas
untuk menjarangkan kehamilannya adalah KB sebagai promotor dan katalisator. Pengaruh
dengan menggunakan kontrasepsi jangka peran staf KB sebagai suplemen, mediator dan
panjang yaitu KB IUD dan akseptor implant motivator untuk berpartisipasi dalam KB. .
sebelum menggunakan implant, akseptor Putuskan sendiri kapan masa subur itu akan
menggunakan KB pil, namun karena takut tiba. Keefektifan tergantung pada kemauan,
terjadi kebobolan, maka akseptor mengganti pengertian dan kedisiplinan pasangan dan
kontrasepsi yang menurut pemahaman mereka penerima. Oleh karena itu, mereka lebih
kontrasepsi jauh lebih aman dan juga durasi memilih alat KB yang lebih efektif. PLKB/
yang cukup lama sehingga memilih akseptor PKB melakukan identifikasi wilayah yang
implant dan untuk informan yang terkait dengan KB atau pengembangan kegiatan
menggunakan MOW sebelumnya tidak baru (seperti BKB, BKR, BKL, dan BLKI),
menggunakan kontrasepsi akan tetapi sudah termasuk batas wilayah, data kependudukan, dll
memiliki 7 orang anak dan itu akan berdampak setiap RW/RT.
kurang baik jika ingin hamil lagi sehingga
mau tidak mau akseptor harus memilih PENUTUP
kontrasepsi jangka panjang yaitu MOW. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
Pejabat keluarga setempat berencana bahwa pendekatan formal yang dilakukan oleh
untuk mengumpulkan data nomor yang PLKB, yaitu menetapkan dan
relevan dan mendaftarkan keluarga yang ingin menginformasikan jadwal konseling kepada
mengikuti kegiatan pelayanan segera setelah pasangan usia subur serta melakukan edukasi
KIE digital. Langkah ini juga menunjukkan persuasif dan juga turut berpartisipasi dalam
derajat ketaatan atau ketaatan masyarakat mensukseskan program MKJP, terbukti mampu
terhadap seruan Anda. Ternyata peran di KIE meningkatkan jumlah akseptor KB, Pelayanan
tidak ideal. Pada akhirnya, karakter mengurus KB yang dilakukan oleh PLKB sudah
keluarga terlebih dahulu. sangat baik dan juga apa yang menjadi target
PLKB dalam meningkatkan penggunaan MKJP
Nonakseptor mendapat tanggapan yang positif dari
Nonakseptor dalam penelitian ini masyarakat khususnya yang menggunakan
adalah seorang ibu yang tidak menggunakan kontrasepsi jangka Panjang, PLKB sudah
kontrasepsi. Secara umum, mereka merasa menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
metode ini sulit karena membutuhkan waktu kompetensi yang dimiliki dan telah
dan latihan untuk menentukan masa dilaksanakan dengan baik, PLKB juga
kehamilan yang tepat. Selain itu, penentuan senantiasa terjun langsung ke rumah warga
masa kehamilan ini tidak dapat ditentukan masyarakat berkomunikasi interaktif, baik yang
dengan mengamati satu siklus menstruasi saja, menggunakan akseptor maupun yang tidak
melainkan harus diamati minimal 6 bulan. menggunakan kontrasepsi,
Sehingga Anda dapat menghindari kehamilan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
yang tidak diinginkan (Ni Luh, 2019) adalah masih adanya masyarakat enggan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menggunakan kontrasepsi dikarenakan faktor
menunjukkan bahwa pelayanan KB yang budaya dan agama, mereka cenderung
dilakukan oleh PLKB sudah sangat baik dan menilai bahwa penggunaan kontrasepsi tidak
juga apa yang menjadi target PLKB dalam seuai dengan budaya, dengan perinsip banyak
meningkatkan penggunaan MKJP mendapat anak, banyak Rezeki. Di samping itu, alat
tanggapan yang positif dari masyarakat kontrasepsi kurang sejalan dengan agama,
khususnya yang menggunakan kontrasepsi sehingga dibutuhkan kerja sama dengan pihak
jangka Panjang. terkait dan lebih aktif mempromosikan program
Hasil penelitian ini sejalan dengan Elsa penggunaan kontrasepsi jangka panjang.
Berlianti (2017) yang berjudul “Dampak
Dampak Peran Petugas Keluarga Berencana DAFTAR PUSTAKA
Lapangan Terhadap Partisipasi MKJP di Agustina Ida Pratiwi, (2015). Faktor-Faktor
Wilayah Purwokerto Melalui Analisis Yang Berhubungan Dengan
Univariat, 2D”. Chi-square dan regresi logistik Keikutsertaan Pasangan Usia Subur

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 44


(PUS) DenganPenggunaan Alat wilayah kerja puskesmas batang hari
Kontrasepsi di Desa Alamendah Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Dunia
Kecamatan Rancabali Kabupaten Kesmas Volume 7. Nomor 4. Oktober
Bandung. Jurnal Kebidanan Vol. 8 No 1. 2018

Afniyanty, (2016). Kinerja Petugas Lapangan Elsa Berlianti, ( 2018). Pengaruh Peran
Keluarga Berencana di Desa Pakawa Petugas Lapangan Keluarga Berencana
Kecamatan Pasangkayu Kabupaten terhadap partisipasi KB di Kecamatan
Mamuju Utara. Jurnal Katalogis, Volume Purwokerto Selatan. Jurnal Kesmas
4 Nomor 4, April 2016 hlm 178-187 Indonesia, Volume 10 Nomor 2 Juli
2018
Atik Fauziah, (2015). Kontribusi Kinerja
Penyuluh KB Terhadap Akseptabilitas Herman Kurniawan, ( 2017). Perilaku
KB di Kelurahan Cibubur. Jurnal Akseptor Dalam Memilih Metode
Manajemen Kesehatan Indonesia Kontrasepsi Jangka panjang di Poskesdes
Volume 3 Nomor 2 Anuta Singgani Kecamatan Mantikulore
Kota Palu. Jurnal Preventif, Volume 8
Asep Rahman, (2017). Pengaruh Komunikasi Nomor 1, April 2017 : 1- 58
petugas lapangan KB terhadap partisipasi
pasangan usia subur dalam penggunaan Herman Brawijaya, ( 2016). Analisis
alat kontrasepsi “MKJP” di Desa Karakteristik Budaya Organisasi Di
Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Wilayah Kerja Badan Keluarga Berencana
Pangandaran dan Pemberdayaan Perempuan Kota
Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
BKKBN. ( 2020). Profil Badan Masyarakat, November 2016,
Koordinasai Keluarga Berencana 7(3):156-167
Nasional
Happy, MS, (2017). Faktor Yang
Bagus Pratama Suwardono, Berhubungan Dengan Pemilihan Alat
(2020).Gambaran Rendahnya Kontrasepsi Pada Wanita Di Kota Palangka
Keikutsertaan Akseptor KB di Kabupaten Raya. Jurnal Kebidanan Vol 3, No 2, April
Bangkalan. Jurnal Promkes: The 2017 : 71-76
Indonesian Journal of Health Promotion
and Health Education Vol. 8 No. 1 Lusia Weni, (2019). Determinan Pemilihan
(2020) 121-131 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada
Akseptor KB Aktif di Puskesmas
Destyna Yohana Gultom, ( 2016). Pengaruh Pedamaran Contagion : Scientific
Pemberian Konseling KB oleh petugas Periodical of Public Health and
Lapangan keluarga berencana terhadap Ibu Coastal Health 2685-0389
dalam pemilihan metode kontrasepsi
Jangka panjang di Kelurahan Belawan Mita Meilani, (2020). Pemilihan Alat
Bahagia. Jurnal Ilmiah Kebidanan Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) pada
IMELDA Vol. 2, No. 2, September 2016. akseptor Keluarga Berencana. Jurnal
Kebidanan – Vol 9, No 1 (2020), 31-38-
Djauharoh A. Hadie, (2015). Beberapa ISSN 2301-8372
Faktor yang Berhubungan dengan
Penggunaan Metoda Kontrasepsi Jangka Ni Luh Novi Restiyani, ( 2019).
Panjang (Studi pada Akseptor KB di EfektivitasProgram Kampung Keluarga
Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur) Berencana (KB) Dan Dampaknya
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Terhadap Kesejahteraan Keluarga Miskin
Volume 3 Nomor 1 Di Kota Denpasar. ISSN :2337-3067 E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Dwi Astuti Widia Ningrum, (2018). Faktor- Udayana 8.7 (2019):711-740
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang pada pasangan usia Subur di

JSIKA Jurnal Sains & Kesehatan (2022) Vol.1, No.1 Mei 45

Anda mungkin juga menyukai