DROUP OUT KB
a. Pendahuluan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyatakan abhwa angka berhentinya atau droup out peserta KB dalam
menggunakan alat kontrasepsi masih cukup tinggi. Secara umum sekitar 27%
pemakai kontrasepsi berhenti memakai alat konrasepsinya setelah satu tahun
pakai.
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya droup out KB.
Yang pertama; pola pembinaan pasca pelayanan, kedua; akseptor
menyatakan tidak berniat lagi memakai kontrasepsi karena alasan fertilitas
dan pasangan menginginkan punya anak lagi dan yang ketiga; adalah masih
cukup banyak pasangan usia subur yang tidak ber-KB karena alasan yang
berhubungan dengan alat kontrasepsi, seperti keluhan efek samping
kontrasepsi dan biaya mahal.
b. Latar belakang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyebutkan bahwa angka putus atau droup out KB masih cukup tinggi.
Tingkat pemakaian alat kontrasepsi atau Contrasepstive Prevalence Rate
(CPR) di Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2012 cenderung menurun.
Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan
sosial. Fakta yang perlu mendaptkan perhatian kita semua adalah
kecendrungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia. Pemakaian metode
kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada
beberapa kurun waktu terakhir, sebaliknya pemakaian metode kontrasepsi pil
dan IUD cenderung menurun dari waktu ke waktu.
Menurut BKKBN pendidikan merupakan salah satu factor yang
sangatmenentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap
pentingnya sesuatu hal. Termasuk pentingnya keikut sertaan dalam KB. Hal
ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggia akan lebih luas
pandangannya dan lebih bisa menerima ide dan tata cara kehidupan yang
baru. Di wilayah kerja Puskesmas Sail sendiri angka droup out walaupun
belum di kalkulasikan secara akurat namun kecnderungan yang terjadi adalah
angka droup out ini masih banyak ditemukan pada PUS dengan alasan
mereka ingin memiliki anak lagi dan masih adanya mitos dan pemahaman
bahwa KB adalah haram. Kampanye yang intensif khusunya interpersonal
nampaknya sangat diperlukan untuk dilaksanakan secara komprehensif
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat kejadian droup out KB diwilayah kerja
Puskesmas Sail dan alasan PUS berhenti menggunakan alat kontrasepsi.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk menggali lebih dalam alasan PUS berhenti menggunakan
alat kontrasepsi dan melakukan konseling agar PUS yang sudah
memiliki cukup anak dapat ber_KB kembali.
2. Memberikan pendidikan dan konseling kepada PUS agar memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai alat
kontrasepsi sehingga bisa mengubah pandangan PUS tentang alat
kontrasepsi dengan berbagai pandangan negative tentang
kontrasepsi yang beredar di masyarakat.
3. Mendapatkan PUS DO-KB yang ingin ber-KB kembali.
e. Sasaran
PUS yang tidak ber- KB dan drop out KB di wilayah kerja Puskesmas Sail
Mengetahui,
Plt. Kepala Puskesmas Sail