Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621

Vol 5, No. 1, Juni 2021, pp. 11-15 11

Perbedaan konseling KB menggunakan alat bantu pengambilan


keputusan (ABPK) dan strategi konseling berimbang keluarga
berencana (SKB-KB) terhadap cakupan akseptor KB
Musliah1, Meti Widiya Lestari2*, Santi Yuliastuti3
1,2,3 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK


Riwayat Artikel: Stagnansi dari peningkatan pelayanan KB diatas disebabkan belum optimalnya
Tanggal diterima: 4 April 2021 konseling sebagai sarana komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pelayanan
Tanggal direvisi: 26 Juni 2021 keluarga berencana. Ada 2 strategi konseling yaitu konseling dengan ABPK
Tanggal dipublikasi: 5 Juli 2021 (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) dan SKB-KB (Strategi konseling berimbang
Kata kunci: Keluarga Berencana). Dilihat sekilas dari angka cakupan tahun 2018 – 2019
SKB-KB bahwa SKB-KB lebih besar persentasenya dibandingkan konseling ABPK..
ABPK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konseling KB
Cakupan akseptor KB menggunakan alat bantu pengambilan keputusan (ABPK) dan strategi konseling
berimbang keluarga berencana (SKB-KB) terhadap cakupan akseptor KB di
UPTD Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Gambaran cakupan akseptor KB di UPTD Puskesmas
Patimuan Kabupaten Cilacap yang menggunakan konseling ABPK dengan nilai
rata-rata sebesar 47.83, nilai median sebesar 44 dan modus sebesar 44 dan
gambaran cakupan akseptor KB di UPTD Puskesmas Patimuan Kabupaten
10.32536/jrki.v5i1.155 Cilacap yang menggunakan konseling SKB-KB dengan nilai rata-rata sebesar
59.58, nilai median sebesar 62.5 dan modus sebesar 40. dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara ABPK dan SKB-KB terhadap cakupan
akseptor KB di UPTD Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap.

The stagnation of the increase in family planning services above is due to the
lack of optimal counseling as a means of communication information and
education (IEC) family planning services. There are 2 counseling strategies
Keyword : namely counseling with ABPK (Decision Making Tools) and SKB-KB (Balanced
ABPK Family Planning counseling strategy). A glance at the coverage figures for 2018
KB-KB SKB - 2019 shows that the SKB-KB has a greater percentage than ABPK counseling.
Coverage of KB acceptors The purpose of this study is to find out the differences in family planning
counseling using decision making aids (ABPK) and balanced family planning
counseling strategies (SKB-KB) coverage of family planning acceptors in UPTD
Puskesmas Patimuan Cilacap. The research method used is quantitative with a
comparative approach. The results showed that the description of coverage of
family planning acceptors in UPTD Puskesmas Patimuan Cilacap using ABPK
counseling with an average value of 47.83, the median value of 44 and the
mode of 44 and the description of coverage of family planning acceptors at
UPTD Puskesmas Patimuan Cilacap using SKB- counseling KB with an average
value of 59.58, a median value of 62.5 and mode of 40. It can be concluded that
there are differences between ABPK and SKB-KB on the coverage of family
planning acceptors in UPTD Puskesmas Patimuan, Cilacap.
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 12
Vol 5, No. 1, Juni 2021, pp. 11-15

Pendahuluan (KIE) pelayanan keluarga berencana. Terdapat 2


strategi konseling yaitu konseling dengan Alat
Menurut World Population Data Sheet Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) dan Strategi
(2018), Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia konseling berimbang Keluarga Berencana (SKB-KB).
dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu Konseling dengan ABPK merupakan proses
249 juta, diantara negara ASEAN, Indonesia pemberian informasi yang dibutuhkan sehingga
dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara klien atau keluarga (pasangan) memahami dan
dengan penduduk terbanyak, jauh di atas 9 negara dapat menerapkan sesuai situasi dan kondisi
anggota lain, dengan angka fertilitas atau Total dengan menggunakan alat bantu KB. Konseling
Fertility Rate (TFR) 2,6 juta. Indonesia masih ABPK sangat membantu dalam meningkatkan
berada jauh di atas rata-rata TFR negara ASEAN capaian alat kontrasepsi pada akseptor baru. SKB-
yaitu 2,4 juta. Lebih dari 95% ibu pasca persalinan KB merupakan pemberian informasi proses
ingin menunda kehamilan berikutnya paling sedikit pemberian informasi praktis, interaktif, dan ramah
2 tahun atau tidak ingin hamil lagi (BKKBN, 2015). untuk klien dan menanyakan pertanyaan-
Namun banyak diantara ibu tidak menggunakan pertanyaan kunci kepada klien, jawaban klien
kontrasepsi sehingga terjadi unintended pregnancy terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
yang berakhir pada kehamilan berisiko maupun memandu jalannya konseling sehingga akan
unsafe abortion. bersifat spesifik untuk situasi kehidupan dan
Berdasarkan hasil SDKI 2015, terdapat 10% keinginan klien. Penggunaan SKB-KB dalam
kelahiran dalam jangka waktu 24 bulan sejak meningkatkan capaian alat kontrasepsi sangat
kelahiran sebelumnya (BPS, 2018). Secara nasional efektif, karena penggunaan media informasi (Leon,
dari seluruh kehamilan, terdapat 3,53% kehamilan 2008; Dinkes Kab Cilacap, 2018)
yang tidak direncanakan dan 6,71% diantaranya Konseling mempengaruhi keberhasilan
berupaya menggugurkan kandungannya karena cakupan KB. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
tidak menghendaki kehamilan berlanjut. Ahyani, R (2018) yang menunjukkan ada hubungan
Keluarga Berencana pelayanan KB pada antara Strategi Konseling Berimbang dengan
pasca persalinan yang di berikan sampai kurun penggunaan kontrasepsi pasca persalinan.
waktu 42 hari setelah persalinan. Berdasarkan data Cakupan KB di Kabupaten Cilacap yaitu
BKKBN tahun 2018 mencatat bahwa hasil sebesar 48,28% sementara Cakupan KB di
pelayanan peserta KB Baru Pasca Persalinan yaitu Puskesmas Patimuan pada tahun 2 sebelum
sebanyak 94,311 peserta, metode yang paling adanya SKB-KB, masih menggunakan ABPK yaitu
banyak digunakan oleh peserta KB Baru Pasca sebanyak 10157 terealisasi pada penggunaan alat
Persalinan yaitu metode suntik sebanyak 53,613 kontrasepsi pasca persalinan sebesar 46,33%
peserta (56,85%) sedangkan untuk peserta KB baru sementara pada tahun 2019 setelah menggunakan
Pasca Persalinan yang menggunakan Metode SKB-KB 56,28% (Dinkes Kab Cilacap, 2018)
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu sebanyak
Dilihat sekilas dari angka cakupan tahun
22,337 peserta (23,68%). Selain itu peserta KB
2018 – 2019 bahwa SKB-KB lebih besar
baru pasca persalinan yang menggunakan metode
persentasenya dibandingkan konseling ABPK.
KB pria hanya sebanyak 2.276 peserta (2,41%).
Berdasarkan studi pendahuluan kepada 5 orang
Stagnansi dari peningkatan pelayanan KB Akseptor KB lama yaitu dengan konseling KB
diatas disebabkan belum optimalnya konseling dengan SKB-KB lebih menarik dan lebih mampu
sebagai sarana komunikasi informasi dan edukasi mengajak untuk lebih menggunakan alat
kontrasepsi sesuai keinginan sendiri dibandingkan

Korespondensi penulis.
ABPK.
Email: meti.weel@gmail.com
13 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 5, No. 1, Juni 2021, pp. 11-15

Metode penelitian Hasil dan Pembahasan


Jenis penelitian yang digunakan adalah 1. Gambaran cakupan akseptor KB di UPTD
penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap yang
digunakan adalah deskriptif analitis dengan menggunakan konseling ABPK
pendekatan komparatif untuk mengetahui Hasil penelitian yang telah dideskripsikan
perbandingan cakupan akseptor KB antara yang di atas diperoleh bahwa gambaran cakupan
menggunakan ABPK dan SKB-KB di UPTD akseptor KB di UPTD Puskesmas Patimuan
Kabupaten Cilacap yang menggunakan
Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap dengan
konseling ABPK dengan nilai rata-rata sebesar
data retrospektif yaitu data tahun sebelumnya 47,83, nilai median sebesar 44 dan modus
dengan data sekarang. Penelitian dilaksanakan sebesar 44.
pada bulan November-Desember 2019.
Hal ini dikarenakan dengan masih kurang
Populasi dalam penelitian ini adalah data interaktifnya konseling yang diberikan kepada
Akseptor KB di Puskesmas Patimuan Januari 2018 - PUS yaitu ABPK sehingga masih ada ragu
November 2019. Teknik pengambilan sampel dalam memilih dan mengajak menjadi
akseptor KB baru. Kemudian dalam ABPK
menggunakan adalah total sampling yaitu teknik
hanya menggunakan lembar balik saja.
pengambilan sampel dilakukan yaitu seluruh
anggota populasi dijadikan sampel dalam Konseling merupakan proses pertukaran
informasi dan interaksi positif tentang KB,
penelitian ini.
dilakukan antara calon peserta KB dan petugas
Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk emmbantu calon peserta KB mengenali
adalah lembar isian yang digunakan mengisi hasil kebutuhan ber-KBnya serta memilih solusi
perolehan akseptor KB dari penggunaan ABPK terbaik dan membuat keputusan yang sesuai
dengan kondisi yang dihadapi. (BKKBN, 2017).
pada tahun 2018 dan SKB-KB pada tahun 2019.
Saat ini sudah tersedia lembar balik yang
Dalam penelitian ini data yang diambil dikembangkan WHO dan telah diadaptasikan
merupakan data sekunder yakni data yang untuk Indonesia yang digunakan dalam
diperoleh atas laporan puskesmas pada tahun konseling. ABPK membantu petugas
2018 cakupan akseptor KB yang menggunakan melakukan konseling sesuai dengan adanya
ABPK dalam memperoleh akseptor KB dan pada tanda pengingat mengenai keterampilan
konseling yang perlu dilakukan dan informasi
tahun 2019 cakupan akseptor KB yang
apa yang perlu diberikan yang disesuaikan
menggunakan SKB-KB dalam memperoleh dengan kebutuhan klien. ABPK sekaligus
akseptor KB. Sebelumnya melakukan pengambilan mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan
data, peneliti memperoleh surat izin penelitian membantu klien untuk mengambil keputusan
dari pihak Poltekes Kemenkes Tasikmalaya untuk (Saifuddin et al., 2010)
di teruskan ke Pihak Kesbangpol lalu diteruskan Sesuai dengan hasil penelitian Gobel, F
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan (2019) yang menyatakan bahwa sebagian
Pengembangan daerah, lalu ke tempat penelitian besar responden (76,5%) memilih kontrasepsi
yaitu Puskesmas dengan dibantu oleh bidan Desa. sesuai kebutuhan dan 23,5% responden
memilih tidak sesuai kebutuhan. Memilih
Analisis data yang digunakan adalah metode atau alat kontrasepsi bukan
univariat dan bivariat. Data yang diperoleh merupakan hal yang mudah karena efek yang
bersifat kuantitatif maka dalam pengolahannya berdampak terhadap tubuh tidak akan
menggunakan teknik statistik.7 teknik analisis data diketahui selama belum menggunakannya
menggunakan distribusi frekuensi dan analisis serta dengan adanya pemberian konseling
dengan ABPK mampu meningkatkan akseptor
bivariate menggunakan Mann-Whitney U.
KB Baru dalam pemilihan alat kontrasepsi pada
ibu pasca salin di RSTN Kabupaten Boalemo.
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 14
Vol 5, No. 1, Juni 2021, pp. 11-15

Berdasarkan uraian di atas, dapat value sebesar 0,028. Dengan demikian dapat
diasumsikan bahwa teori dengan hasil disimpulkan terdapat perbedaan antara ABPK
penelitian sejalan dan menyatakan bahwa dan SKB-KB terhadap cakupan akseptor KB di
kurangnya interaktif saat melakukan konseling UPTD Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap.
dan juga alat peraga yang sebatas lembar balik
Hal ini dikarenakan dilihat dari nilai
saja.
mean, SKB-KB lebih besar dibandingkan
2. Gambaran cakupan akseptor KB di UPTD dengan ABPK dalam meningkatkan Akseptor
Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap yang KB aktif maupun Akseptor KB Baru. Maka dari
menggunakan SKB-KB itu SKB-KB lebih baik dibandingkan dengan
konseling ABPK. Dengan melihat kondisi di
Hasil penelitian yang telah dideskripsikan
tempat penelitian sebelumnya konseling yang
di atas diperoleh bahwa gambaran cakupan
dilakukan oleh konselor rata-rata pemberian
akseptor KB di UPTD Puskesmas Patimuan
konseling yaitu 10 menit, akan tetapi waktu
Kabupaten Cilacap yang menggunakan
disesuaikan dengan kondisi kebutuhan pasien,
konseling SKB-KB dengan nilai rata-rata
bahkan bisa lebih dari waktu yang telah
sebesar 59,58, nilai median sebesar 62,5 dan
ditentukan.
modus sebesar 40.
Hal ini dikarenakan ada adanya strategi SKB-KB dapat meningkatkan ketepatan
konseling berimbang (SKB) merupakan salah interaksi antara petugas dan klien pada
satu strategi konseling yang digunakan oleh pelayanan KB, SKB-KB mudah di lakukan,
tenaga kesehatan yang tertarik untuk interaktif, berorientasi pada klien dan Ada 3
menerapkan konseling KB dengan alat bantu (visual memory aids) yang di
menyederhanakan alat pengambilan gunakan untuk membantu konseling KB yaitu
keputusan dan respons klien yang sesuai Algoritma (decision-tree) untuk membantu
dengan kebutuhan reproduksi klien keputusan, Kartu konseling yang berisi set
penggunaan media dalam SKB-KB diantaranya metode KB dan brosur yang sesuai untuk
diagram bantu konseling SKB KB, untuk setiap metode (Gobel, F, 2019)
membantu keputusan berisi pertanyaan-
pertanyaan kunci, langkah – langkah, petunjuk Hal ini sesuai dengan hasil Penelitian
dalam menjalankan proses konseling serta Palinggi (2020) yang menyatakan bahwa ada
bagaimana proses menyimpan dan pengaruh SKB-KB terhadap Perilaku
menyingkirkan kartu konseling, kartu konseling Penggunaan Kontrasepsi Moderen di Wilayah
SKB KB yang berisikan informasi dasar dan Kerja Puskesmas Singgani Kota Palu. Hasil
metode KB dan brosur metode KB yang berisi penelitian ini juga didukung oleh Cavallaro et
informasi lengkap untuk setiap metode al (2019) yang menyatakan bahwa pemberian
(Ahyani, R, 2018) konseling secara terstruktur tentang efek
samping kontrasepsi, konseling yang dilakukan
Berdasarkan uraian tersebut di atas saat antenatal atau postnatal, serta konseling
dapat disimpulkan bahwa dengan interaktifnya yang dilakukan Bersama pasangan efektif
dan juga banyaknya media pilihan dalam meningkatkan penggunaan kontrasepsi.
mengajak PUS untuk menjadi akseptor KB
sehingga dapat memberikan dampak yang baik Sejalan dengan hasil Penelitian Hasyati et
dalam mencapai target yang diinginkan. al (2019), menunjukkan bahwa ada pengaruh
strategi konseling seimbang terhadap
3. Perbedaan konseling KB menggunakan alat
penggunaan immediate KBPP.
bantu pengambilan keputusan (ABPK) dan
strategi konseling berimbang keluarga Uraian diatas bahwa konseling SKB-KB
berencana (SKB-KB) terhadap cakupan lebih baik dibandingkan dengan ABPK hal ini
akseptor KB di UPTD Puskesmas Patimuan ditunjukkan dengan nilai rata-rata SKB-KB lebih
Kabupaten Cilacap. tinggi dibandingkan dengan ABPK.
Hasil analisis data menggunakan uji
statistik Mann-Withney U, diperoleh nilai
Mann-Withney U sebesar 34.000 dengan 
15 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 5, No. 1, Juni 2021, pp. 11-15

Simpulan BKKBN (2015). Profil Kependudukan dan


Pembangunan di Indonesia. Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diperoleh bahwa perbedaan BKKBN, (2017). Pelayana keluarga berencana
konseling KB menggunakan alat bantu pasca persalinan dan pasca keguguran
pengambilan keputusan (ABPK) dan strategi BPS (2018). Statistik Kependudukan Indonesia.
konseling berimbang keluarga berencana (SKB-KB) Cavallaro et al (2019). A Systematic review of the
terhadap cakupan akseptor KB di UPTD Puskesmas effectiveness of counselling strategis for
Patimuan Kabupaten Cilacap maka dapat modern contraceptive methods: what
disimpulkan bahwa: works and what doesn't?; BMJ Sexual and
1. Gambaran cakupan akseptor KB di UPTD Reproductive Health
Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap
menggunakan konseling ABPK dengan jumlah Dinkes Kab Cilacap (2018). Profil Kesehatan
seluruh akseptor KB yaitu sebanyak 574 Kabupaten Cilacap. 2018.
akseptor Gobel F, (2019). Pengaruh Pemberian Konseling
2. Gambaran cakupan akseptor KB di UPTD Dengan Alat Bantu Pengambilan Keputusan
Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap Terhadap Pemilihat Alat Kontrasepsi Pada
menggunakan konseling SKB-KB dengan Ibu Pasca Salin Di Rstn Boalemo. Akademika
dengan jumlah seluruh akseptor KB yaitu Jurnal Ilmiah UMGo. Volume 8 Nomor 1
sebanyak 715 akseptor
Hasyati et al (2019) The influence of Balanced
3. Terdapat perbedaan antara ABPK dan SKB-KB
Counseling Strategy on Mother towards
terhadap cakupan akseptor KB di UPTD
Participants of Post Partum Family Planning
Puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap.
At Puskesmas Kassi-Kassi Makassar; EAS
Journal of Nursing and Midwifery
Daftar Pustaka
Leon, (2008).mQuality-of-life effects of common
Ahyani R.(2018) Hubungan strategi konseling dermatological diseases. 2008.
berimbang pada ibu postpartum dengan Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian
penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten.
Vol. 2, No. 1, Juni. Universitas Gadjah Mada. Saifuddin, A.B., B. Affandy, & Enriquito, R. LU
2018. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi Edisi 1, Jakarta: Yayasan Bina
Elderly Persons (2012), Arch Intern Med. 2012. Pustaka Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai