Anda di halaman 1dari 24

PERAWATAN

TRAKEOSTOMI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
NAMA ANGGOTA :
NURUL ISNI
SARI RIZKA VONNA
ZAKIA REUBIYANA
Anatomi Fisiologi Trakea
Trakea merupakan tabung berongga
yang disokong oleh cincin kartilago.
Panjang trakea pada orang dewasa 10-
12 cm. Trakea berawal dari kartilago
krikoid yang berbentuk cincin meluas
ke anterior pada esofagus, turun ke
dalam thoraks di mana ia membelah
menjadi dua bronkus utama pada
karina.
Trakeostomi

Trakeostomi adalah tindakan membuat


stoma atau lubang agar udara dapat
masuk ke paru-paru dengan memintas
jalan nafas bagian atas (Adams, 1997).
Trakeostomi adalah insisi operasi dimana
memasukkan selang ke dalam trakea
agar klien dapat bernafas dengan lebih
mudah dan mengeluarkan sekretnya.
Trakeostomi merupakan tindakan
operatif yang memiliki tujuan membuat
jalan nafas baru pada trakea dengan
mebuat sayatan atau insisi pada cincin
trakea ke 2,3,4.
Klasifikasi
Menurut lama penggunaannya, trakeosomi dibagi menjadi
1. penggunaan permanen dan
2. penggunaan sementara,
sedangkan menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak yang
tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga.
Jika dibagi menurut waktu dilakukannya tindakan, maka trakeostomi dibagi
kepada
3. trakeostomi darurat dengan persiapan sarana sangat kurang dan
4. trakeostomi elektif (persiapan sarana cukup) yang dapat dilakukan secara
baik (Soetjipto, Mangunkusomu, 2001).
Jenis Pipa Trakeostomi

1. Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan balon yang
dapat diatur sehingga memperkecil risiko
timbulnya aspirasi.

2. Uncuffed Tubes
Digunakan pada tindakan trakeostomi
dengan penderita yang tidak mempunyai
risiko aspirasi.
Lanjutan.
3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul
dalam)
Dua bagian trakeostomi ini dapat
dikembangkan dan dikempiskan sehingga
kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti
untuk mencegah terjadi obstruksi.

4. Silver Negus Tubes


Terdiri dua bagian pipa yang digunakan untuk
trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu
terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat
merawat sendiri
Lanjutan.

5. Fenestrated Tubes
Trakeostomi ini mempunyai bagian yang
terbuka di sebelah posteriornya, sehingga
penderita masih tetap merasa bernafas melewati
hidungnya. Selain itu, bagian terbuka ini
memungkinkan penderita untuk dapat berbicara
( Kennenth, 2004).
Tujuan & Fungsi

Tujuan
Adapun tujuan dari perawatan trakeostomi adalah sebagai berikut :
Mencegah obstruksi jalan nafas atas
Sarana untuk mengangkat sekret
Meningkatkan kerja paru
Indikasi & Kontraindikasi Trakheostomi

Indikasi
Indikasi trakeostomi termasuk:
Mengatasi obstruksi jalan nafas atas seperti laring
Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas bagian atas seperti daerah
rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya stoma maka seluruh seluruh
oksigen yang dihirupkan akan masuk ke dalam paru, tidak ada yang tertinggal di ruang
rugi itu. Hal ini berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya
berkurang
Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat
mengeluarkan sekret secara fisiologik, misalnya pada pasien dalam koma.
Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)
Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas untuk
bronkoskopi
Cedera parah pada wajah dan leher
Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan
resiko tinggi terjadinya aspirasi (Robert, 1997).
Kontraindikasi
Infeksi pada tempat pemasangan, dan
gangguan pembekuan darah yang tidak
terkontrol, misalnya seperti hemofili.

Gambar : Indikasi tindakan


trakeostomi untuk
mengatasi obstruksi jalan
nafas
Pengkajian

Status pernapasan (Vital Sign)


Batuk
Sekresi
Suara napas
Hygiene oral dan Canula
Adanya emphisema cutis
Adanya perdarahan
Kepatenan jalan napas
Ikatan canula
Tanda-tanda infeksi disekitar canula
Hidrasi
Ekspansi dinding dada
Diagnosa

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya


benda asing dalam saluran pernapasan
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan
trakeostomi
Resiko infeksi berhubungan dengan pembuatan saluran nafas baru dari
mekanisme pertahanan respirasi.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan terpasangnya trakheostomy
tube3
Intervensi

1. Persiapan Alat dan Bahan


a. Set steril
Kit perawatan trakeostomi :
Mangkuk
Swab berujung kapas Peralatan pengisap :
Pembersih pipa Mesin pengisap
Sikat pembersih yang Kateter pengisap (ukuran harus
mengiritasi lumen trakea, dewasa 14-16 fr)
Ikatan trakeostomi
Sepasang sarung tangan steril
Kassa minimal 3
Pinset anatomis dan sirugis
Gunting perban
b. Set bersih
Salin normal
Cairan Hidrogen peroksida (H2O2)
Sepasang sarung tangan tidak steril
Handuk/penutup tahan air/perlak
Goggles atau kacamata pelindung / pelindung wajah
Masker wajah
Skort atau apron pelindung (jika perlu)
Salin irigasi (selang isi ulang atau spuit berisi ukuran 3-5 atau 10 ml)
Hemostat (clamp penjepit)
Obturator (harus tersedia pada kasus selang berubah posisi)
Nerbekken/bengkok
2. Persiapan Pasien
Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilaksanakan
Mengatur posisi yang nyaman
Implementasi

Perawatan trakeostomi meliputi


(Novialdi, Surya, 2011): Tujuan Perawatan Trakeostomi:

Pembersihan secret atau biasa Untuk mencegah sumbatan pipa


disebut trakeobronkial toilet trakeostomi (Pluging)

Membersihkan anak kanul Untuk mencegah infeksi

Mengganti balutan Meningkatkan fungsi pernafasan


(ventilasi dan oksigenasi)
Humidifikasi untuk menjaga
kelembapan Bronkial toilet yang efektif
Mencegah pipa tercabut
Humidifikasi

Humidifikasi adalah proses penambahan air ke dalam gas. Suhu adalah


faktor yang paling penting dalam mempengaruhi jumlah uap air yang dapat
dikandung gas. Presentase air dalam gas, terkait dengan kapasitasnya untuk
mengangkut air, merupakan klembaban relative. Udara atau oksigen dengan
kelembaban relative yang tinggimembuat jalan nafas tetap lembab dan
membantu melepaskan sekresi dan dikeluarkan dari paru.
Dengan adanyatrakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya dilakukan
oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu menggantikannya
perlu dilakukan humidifikasi buatan. Cara-cara untuk humidifikasi udara
inspirasi di antaranya ialah :
a. Condensor humidifier. Alat ini dipasang padakanul trakea. Pada waktu
ekspirasi, uap air mengembun pada lempeng-lempeng metal dari
kondensor. Kekurangan alat ini ialah jika terjadi
penimbunandischargepada alat tersebut fungsinya akan berkurang. Alat
ini harus diganti setiap 3 jam.
Lanjutan.
b. Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang
secara teratur dipanaskan
dengan termostat. Alat ini relatif lebih efisien. Bila penderita bernafas
spontan, campuran gas ditiupkan melalui suatuT-pieceatau melalui
kotak plastik yang dilubangi.
c. Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udara
inspirasi. Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumlah tetesan dan
kelembaban relatif udara inspirasi.
d. Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh
lembaran kasa yang telah dibasahi di depan mulutkanul. Kasa
tersebut diikatkan pada leher dan harus diganti sesering mungkin
Evaluasi
Dx: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya benda asing dalam saluran pernapasan
S:
Klien mengatakan batuk berdahak berkurang dan tidak lagi sesak napas
Klien mengatakan tidak nyeri lagi pada daerah tenggorokan
O:
Klien tampak bergairah
Klien tampak tidak kesulitan bernapas
Klien tampak tidak gelisah lagi
Takipnea tidak ada
pernapasan normal
Klien tampak tidak lagi menahan rasa sakit /nyeri pada tenggorokan.
Klien tidak kesulitan bernapas
Tidak ada pucat
A:
Masalah teratasi
Batuk berdahak berkurang, napas normal, nyeri di tenggorokan tidak ada lagi, ronchi dan wheezing tidak
terdengar
P:
Intervensi di hentikan.
Lanjutan.
Dx: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan trakeostomi
S:
Klien mengatakan tidak ada rasa nyeri pada tenggorokan
Klien mengatakan tidak kesulitan berbicara lagi
O:
Tidak ada infeksi pada trakea
Tidak ada edema pada laring
Tidak ada pembesaran jaringan pada daerah laring
A:
Masalah teratasi
Interaksi social klien berkembang
P:
Intervensi di hentikan
Lanjutan
Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan pembuatan saluran nafas baru dari
mekanisme pertahanan respirasi.
S:
Pasien mengatakan tidak lemah lagi
rasa nyaman dalam bernafas
O:
tidak ada infeksi pada trakea
Pasien tampak segar
Tidak ada pembekakan pada laring
A:
Masalah teratasi tidak ada tanda-tanda infeksi
P:
intervensi di hentikan
Lanjutan
Dx: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan terpasangnya trakheostomy tube3
S:
Klien mengatakan kepercayaan dirinya kembali
O:
Klien tampak bergairah
Klien tampak sikap kooperatif meningkat
Klien tampak tidak gelisah lagi
pernapasan normal
Tidakadapucat
A:
Masalah teratasi
Klien tidak ada lagi merasa harga dirinya rendah
P:
Intervensi di hentikan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai