Disusun oleh:
SMF NEUROLOGI
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah kami ini, yaitu NEUROPATI. Atas kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna dan diharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat. Terima
kasih.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada system saraf tepi,
kadang terbatas hanya pada lesi non inflamatorik, berlawanan dengan neuritis; etiologinya
mungkin diketahui/ mungkin juga tidak. Etiologi yang diketahui meliputi komplikasi
penyakit lain (seperti diabetes atau porfiria) atau keadaan toksisitas (seperti keracunan
arsenic, isoniazid, timbel, atau nitrofurantoin).
1
BAB II
PEMBAHASAN
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada system saraf tepi,
kadang terbatas hanya pada lesi non inflamatorik, berlawanan dengan neuritis; etiologinya
mungkin diketahui/ mungkin juga tidak. Etiologi yang diketahui meliputi komplikasi penyakit
lain (seperti diabetes atau porfiria) atau keadaan toksisitas (seperti keracunan arsenic, isoniazid,
timbel, atau nitrofurantoin).
2
- Mielinopati
Merupakan gangguan pada selubung mielin
- Neuronopati
Merupakan gangguan pada badan sel saraf di cornu anterior, medulla
spinalis, atau pada dorsal root ganglion.
3
2.4 Etiologi Neuropati
Diabetes
Terjadi pada 60% pasien dengan diabetes baik tipe 1 atau 2. Salah satu penyebab
tersering dari polineuropati. Risiko neuropati dapat meningkat pada pre
diabetes terutama pada sesorang yang sulit mengontrol kadar gula darah.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun yang sering menyebabkan neuropati perifer adalah systemic
lupus eritematosus (SLE), Rheumatoid Arthritis, dan Guillan Bare Syndrome
Penyakit Metabolik
Hipertiroidism dan Amyloidosis merupakan gangguan metabolic yang dapat
menyebabkan neuropati perifer
Penyakit Herediter
Beberapa penyakit herediter yang menyebabkan neuropati perifer seperti
charcot-Maric Tooth disease (CMT), Dejerine-Sottas syndrome (salah satu jenis
CMT tetapi lebih berat dan progresifnya lebih cepat)
Penyakit Infeksi
Penyakit Lyme (salah satu jenis penyakit menular pada manusia dan hewan
dengan perantara/vektor berupa kutu), HIV/AIDS, Hepatitis B, kusta
4
Tekanan berlebih saat gerakan berulang missal pada carpal tunnel syndrome
Defisiensi vitamin (khususnya vitamin B)
Penyalahgunaan alcohol
Tumor Paraneoplastik
Keracunan
Obat-obatan kemoterapi untuk pengobatan kanker seperti Vincristine, Taxanes
Pendekatan umum dalam penatalaksaaan neuropati perifer dapat dibagi menjadi tiga garis
besar:
Pertama, upaya membalikkan proses patofisiologi jika jenis kerusakannya dapat dijelaskan.
Kedua, metabolism saraf dapat dijelaskan agar dapat mendorong terjadinya regenerasi. Ketiga,
bahkan jika saraf pada neuropati sendiri tidak bisa diperbaiki, terapi simtomatik merupakan
salah satu pilihan yang dapat dilakukan.
Perubahan gaya hidup meliputi hal-hal yang tidak boleh dilakukan , dimana hal-
hal tersebut dapat memicu terjadinya neuropati. Seperti contohnya mengurangi minum
minuman beralkohol, diet untuk mengontrol kadar gula darah, dan mengkonsumsi
makanan bervitamin guna menghindari neuropati akibat defisiensi besi.
2.5.2Mengobati penyebab
2.5.4 Pembedahan
6
(sejenis obat yang dimasukkan ke dalam liquor) pada metode SCS untuk pasien menderita
berbagai jenis nyeri neuropatik yang tidak respon terhadap SCS.
Neuropati perifer dapat dicegah hanya pada bentuk dimana penyakit yang mendasari
bisa dicegah. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk pencegahan diantaranya
adalah vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang menyebabkan neuropati seperti polio
dan difteri. Pengobatan pada cedera fisik sesegera mungkin dapat menolong mencegah
kerusakan saraf yang permanen atau memburuk. Kehati-hatian dalam menggunakan obat-
obatan dan bahan-bahan kimia tertentu, sangat disarankan untuk mencegah terpajan
terhadap bahan-bahan neurotoksik. Pengendalian penyakit-penyakit kronis seperti
diabetes dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya neuropati. Meskipun bukan
merupakan tindakan pencegahan, skrining genetik dapat digunakan pada beberapa kondisi
yang diwariskan namun tidak secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, adanya gen
7
tertentu tidak selalu berarti bahwa orang tersebut akan terkena penyakit tersebut, karena
masih dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain yang terlibat.
8
2.9 Penegakkan Diagnosa Neuropati
Pendekatan klinis awal dalam mendiagnosis neuropati perifer adalah menentukan adanya
tanda dan gejala yang ada hubungannya dengan disfungsi saraf perifer. Pada beberapa kasus,
pasien dengan neuropati kemungkinan terdapat multiple patologis. Penyakit saraf merupakan
diagnosis banding utama.
2.9.1 Anamnesis
Vaskuilitis yang disebabkan oleh mononeuropati hiperakut biasanya terjadi 27-72 jam
a. Pemeriksaan darah
Mendeteksi adanya diabetes, defisiensi vitamin, disfungsi hati atau ginjal, dan
kelainan metabolic lainnya.
b. CT-Scan
9
Mendeteksi kerusakan tulang dan pembuluh darah, tumor otak tertentu dan kista,
hernia disk, ensefalitis, spinal stenosis (penyempitan saluran tulang belakang), dan
gangguan lainnya.
d. Elektromiograf (EMG)
Berfungsi mengukur tingkat kerusakan pada serabut saraf yang lebih besar dan
membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh degenerasi selubung myelin atau
akson.
10
2.10 Anatomi dan Fisiologi dalam Menentukan Letak dan Luas Gangguan dari
Neuropati
Sistem persarafan terdiri dari neuron dan nerologia yang tersusun membentuk system saraf
pusat dan perifer. Sistem saraf pusat itu dibagi menjadi otak dan medulla spinalis sedangkan
system saraf tepi merupakan system saraf diluar system saraf pusat yang membawa pesan dan
system saraf tepi/ perifer adalah perpanjangan medulla spinalis disebut system saraf spinal.
Sistem saraf cranial terbagi menjadi 12 saraf dan system saraf spinal 3 saraf di tiap saraf
tersebut terdapat saraf motorik, sensorik, maupun otonom.
- Saraf motorik adalah saraf yang membawa pesan dari otak ke tubuh dan
bertanggung jawab terhadap kemampuan bergerak dari bagian tubuh seperti
tangan dan kaki
- Saraf sensorik adalah saraf yang membawa informasi dari organ (contoh:
kulit) ke system saraf pusat dan diproses dalam bentuk sensasi, contohnya:
rasa raba, perubahan suhu, dan vibrasi.
- Saraf otonom adalah seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan,
pencernaan, dan fungsi kandung kemih
11
Potensial aksi yang terbentuk di salah satu jenis organ reseptor dihantarkan kea rah sentral
disepanjang serabut aferen, yang merupakan penonjolan perifer neuron somatosik pertama
yang badan sel nya terletak di ganglion radikal dorsalis.
Serabut aferen dari area tubuh tertentu berjalan bersamaan disusunan saraf tepi, saraf
tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk sensasi superficial dan dalam serabut aferen
somatic, tetapi juga serabut aferen otot lurik (serabut eferen somatic) dan serabut yang
mensarafi organ dalam, kelenjar keringat, dan otot polos pembuluh darah (serabut aferen
visceral dan serabut eferen visceral)
Serabut atau akson semua jenis bergabung bersama di dalam rangkaian selubung jaringan
ikat (endononium, perinokornium, dan epinorium) untuk membentuk kabel saraf prenorium
juga mengandung pembuluh darah yang menyuplai saraf (vasa nervosum).
Ada beberapa proses patologi yang mengenai serabut saraf, antara lain:
1. Degenerasi Wallerian
Terjadi degenerasi akson dan selubung mielinke arah distal dari lesi. Degenerasi
bisa juga keproksimal satu atau dua segmen.
2. Demielinisasi segmental
Timbul bila terjadi lesi pada sel Schwann proses dimulai didaerah nodus ranvier
dan meluas tak teratur mengenai segmen-segmen internodus lain.
Akson dapat mengalami degenerasi atau tidak terganggu sama sekali.
12
Kesimpulan
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada system saraf tepi, kadang
terbatas hanya pada lesi non inflamatorik, berlawanan dengan neuritis; etiologinya mungkin
diketahui/ mungkin juga tidak. Penyebab diantaranya diabetes,Gangguan Sirkulasi
(Iskemik),Chronic Kidney Disease atau Liver Failure,Trauma atau kompresi dari saraf
(merupakan penyebab tersering kerusakan saraf), Tekanan berlebih saat gerakan berulang
missal pada carpal tunnel syndrome,Defisiensi vitamin (khususnya vitamin
B),Penyalahgunaan alcohol,Tumor Paraneoplastik,Keracunan,Obat-obatan kemoterapi untuk
pengobatan kanker seperti Vincristine, Taxanes, penatalaksanaan neurophaty diantaranya
merubah pola hidup dan mengobati penyakit penyebanya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Harsono. 2006. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mahadewa, Tjokorda Gde Bagus. 2013. Saraf Perifer. Jakarta: Gramedia Pustaka
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC
Rambe, H dan Hasan Sjahrir. 1979. Neurologi Umum. Staff Bagian syaraf FK USU/RSUP
Medan
Snell, S. Richard (Ed). 2007. Neuroanatomi Klinik Edisi 2. Editor: dr. Sjamir M.S. Jakarta:
EGC
14