Anda di halaman 1dari 30

BAROTRAUMA

Pembimbing : dr. Surjit Singh, Sp.F, DFM


Definisi

Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang terjadi


akibat kegagalan untuk menyamakan tekanan udara antara
ruang berudara pada tubuh (seperti telinga tengah) dan
tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan
dengan pesawat terbang atau pada saat menyelam
Anatomi Telinga
Anatomi Sinus Paranasalis
Epidemiologi
 Kasus barotrauma di Amerika Serikat dapat
ditemukan pada 2,28 kasus per 10.000 penyelaman

 Barotrauma telinga tengah merupakan cedera


terbanyak yang dialami saat menyelam, terjadi
sekitar 30% pada saat menyelam pertama kali dan
10 % pada penyelam yang telah sering melakukan
penyelaman.
Etiologi dan Patomekanisme
Barotrauma dapat terjadi bilamana
ruang-ruang berisi gas dalam tubuh
menjadi ruang tertutup dan menjadi
buntunya jaras-jaras ventilasi yang
normal.

Saat Menyelam Penerbangan


Hukum Boyle:
“suatu penurunan atau peningkatan pada
tekanan lingkungan akan memperbesar atau
menekan suatu volume gas dalam ruang
tertutup”

Hukum Henry:
“Daya larut udara pada cairan secara langsung
sebanding dengan tekanan pada udara dan
cairan”
Barotrauma
Telinga Luar

Barotrauma
Barotrauma
Telinga
Telinga
Tengah
Barotrauma
Barotrauma
Sinus
Telinga Dalam
Klasifikasi Paranasalis
Barotrauma
Barotrauma
Pulmonal

Barotrauma
Odontalgia
Anamnesis

Diagnosis Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
 Adanya riwayat terjadi perubahan tekanan
(menyelam atau penerbangan)
 Riwayat infeksi telinga tengah maupun luar
 Riwayat rhinitis dan polip nasi
 Gejala sesuai dengan letak barotrauma yang terjadi
(telinga luar, tengah, dalam atau pada sinus)
Barotrauma
Telinga Luar
◦ Adanya riwayat obstruksi meatus akustikus
eksterna ( penutup telinga)
◦ Nyeri pada telinga
◦ Perdarahan pada meatus akustikus eksterna
◦ Dapat terjadi perdarahan kecil pada Membran
Timpani
Barotrauma
Telinga Luar
Barotrauma
Telinga Tengah
◦ Merupakan barotrauma telinga paling banyak
◦ Adanya riwayat obstruksi tuba (infeksi saluran
pernafasan atas)
◦ Nyeri telinga
◦ Penurunan hingga kehilangan Pendengaran
◦ Perdarahan ataupun perforasi pada membran
timpani
◦ Perdarahan pada telinga tengah
Barotrauma
Telinga Tengah
Barotrauma
Telinga Dalam
Berkaitan dengan ketidakmampuan
menyeimbangkan tekanan pada telinga tengah
yang kemudian diteruskan ke telinga dalam
Terdapat dua mekanisme : mekanisme implosif
dan explosif
Gejala bervariasi seperti kehilangan pendengaran,
tinitus dan vertigo
Tuli mendadak dapat terjadi bila terdapat emboli
pada arteri labirin yang menyebabkan iskemik
pada koklea.
Barotrauma
Telinga Dalam
IMPULSIVE EXPULSIVE
Barotrauma
Sinus Paranasalis
Riwayat obstruksi pada sinus (infeksi saluran
pernafasan atas, rhinitis alergi, infeksi sinus)
Nyeri pada sinus yang terkena
Perdarahan pada hidung yang berasal dari sinus
yang terkena
Sakit kepala
Inspeksi

Palpasi
Pemeriksaan
Fisis
Otoskopi

Tes
Garputala
Skala Teed (Otoskopi)
 Teed 0 tidak ada kerusakan, telinga normal
 Teed 1kongesti sekitar umbo
 Teed 2 kongesti seluruh MT,
 Teed 3 perdarahan pada telinga tengah
 Teed 4 perdarahan luas disertai gelembung darah
dibelakang MT, MT mungkin ruptur
 Teed 5 seluruh telinga tengah diisi oleh darah
yang berwarna gelap
Lab Darah

PTA
Pemeriksaan
Penunjang
Timpanometri

OAE
Penatalaksanaan
 Terapi umum
◦ Stabilisasi (ABC)
◦ Oksigen
◦ IVFD
◦ Terapi oksigen hiperbarik (HBO)

 Terapi Sinus Barotrauma :


◦ simptomatik dan pengobatan kausa
Terapi berdasarkan Skala Teed
 Teed 0-2  dekongestan nasal dan oral selama 3
hari
 Teed 3-4  dekongestan, steroid
 Teed 5  miringotomi
Riwayat

Penyimpanan Tubuh
Aspek Medikolegal
pada Barotrauma
Pemeriksaan radiologi

Autopsi
1.Riwayat
Dengan mengetahui riwayat saat penyelaman dapat
membantu untuk menyimpulkan penyebab kematian pada
kasus barotrauma. Informasi dapat diperoleh dari berbagai
macam sumber diantaranya:
• Polisi dan Saksi
• Riwayat menyelam korban
• Peralatan pemeriksaan
2.Penyimpanan Tubuh
Jenazah sering dibawa ke kamar mayat dengan masih
menggunakan peralatan menyelam, pakaian basah, sirip,
masker,sabuk berat. Karena efek dari isolasi setelan yang
basah adalah temuan umum untuk jenazah untuk
menunjukkan awal posting perubahan dekomposisi
mortem, walaupun pendinginan. Patologi harus tepat dalam
meninjau, mempertimbangkan, dan mendokumentasikan
(termasuk fotografi) penampilan luar dari tubuh pada saat
penerimaan pertama di tempat yang memiliki fasilitas.
3. Pemeriksaan Radiologi
Peran pemeriksaan CT scan tubuh adalah kontroversial
karena tingginya kejadian pasca-mortem artefak gas,
sebagian besar post-mortem "setelah penyerangan dengan
gas beracun".
Pencitraan harus dilakukan dalam waktu 8 jam dari
kematian. Pencitraan yang dilakukan setelah 8 jam sedikit
atau tidak ada nilainya. CT Scan merupakan pemeriksaan
yang sensitif untuk mendeteksi jumlah gas yang kecil pada
tubuh.
4.Autopsi
Autopsi (sebaiknya oleh ahli patologi dengan pengalaman
menyelam kematian)
1. CT scan tubuh harus dilakukan dalam waktu 8 jam
kematian
2. Temuan otopsi termasuk deskripsi situs dan perkiraan
volume gas
3. Histologi organ yang relevan khususnya paru-paru, jantung
dan otak
4. Toksikologi termasuk karbon, alkohol monoksida dan
obat
Kesimpulan
Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan
oleh tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi
udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh
kegagalan tuba eustachius untuk menyamakan tekanan dari
bagian telinga tengah dengan adekuat dan terjadi paling
sering selama turun dari ketinggian atau naik dari bawah air
saat menyelam
Barotrauma dapat terjadi pada telinga, barotrauma telinga
luar, barotrauma telinga tengah, barotrauma telinga dalam,
barotrauma sinus paranasalis, barotrauma pulmonal, dan
barotrauma odontalgia. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
yaitu analisis gas darah, darah lengkap, dan kadar serum
creatin phosphokinase. Untuk pemeriksaan autopsi dapat
dilakukan pada post morte dengan pemeriksaan yang teliti
dan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai