Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS FIKTIF KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH DIABETES MELITUS (DM) DI RSUD PRINGSEWU


TAHUN 2021

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARISKA SOFYANA

NIM : 2020207209181

KELAS : PROFESI NERS RSUD PRINGSEWU

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

2020/2021
BAB 1
LAPORAN KASUS FIKTIF
A. Soal Kasus Fiktif

KASUS 3
DIABETES MELITUS (DM)
Ny. D, usia 49 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan PNS masuk IGD pada tanggal
25April 2021 pukul 20.00 WIB diantar oleh Tn. P, hubungan dengan pasien anak kandung,
didapatkan data : pasien mengeluh lemas dan pusing. Pasien sering merasakan kesemutan dan
baal pada kedua telapak kaki, tidak nafsu makan, mual dan muntah. TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 84 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,8 . GDS : 350 mg/dl. TB/BB
= 165 cm/45 kg. Terapi yang telah diberikan : IVFD NaCl 0,9% 20 TPM, metformin 500 mg
(3x1), glibenclamide 5 mg (1x1), ranitiden 50 mg/12 jam, ondansentron 8 mg/12 jam. Pasien
dipindahkan di ruang rawat inap.

Saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Mei 2020 pukul 08.00 WIB, pasien mengatakan keluhan
utama yang dirasakannya adalah lemas. Rasa lemasnya dirasakan terus-menerus, rasa lemasnya
dirasakan seperti tidak bertenaga, keluhan penyertanya adalah pusing.

Ny. D mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi antalgin, memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus sejak 5 tahun yang lalu, pasien pernah di rawat dan dioperasi di RS karena
penyakit hernia umbilikalis. Pasien mengatakan tidak meminum obat anti diabetikum secara
rutin, tidak tahu diet DM dan kurang melakukan aktifitas atau olah raga setelah sakit
DM tersebut. Pasien mengatakan jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan BPJS (askep) untuk
berobat jalan.

Ny. D mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan,
seperti DM atau penyakit menular. Tn. D mengatakan cemas kalau penyakitnya tidak
sembuh dan menjadi lebih parah. Keluarga sering menanyakan perkembangan kondisi Ny. D
kepada dokter dan perawat. Pasien selama di rawat di RS selalu ditemani oleh anak
kandungnya, hubungan antara orang suami dan anak kandungnya baik dan tidak ada konflik.
Ny. D sebelum sakit selalu menjalankan sholat 5 waktu, namun saat sakit hanya bisa berdoa.
Perawat selalu memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarga, dan perawat selalu menjaga
privacy pasien.

Pasien mengatakan masih merasakan lemas, pusing, tidak bertenaga. Berat badannya terus
menurun, nyeri pada ulu hati. Pasien terpasang IVFD RL 20 TPM. TB/BB : 165 cm/45
kg. Pasien tampak lemah, pasien bedrest di tempat tidur. Pasien hanya berbaring dengan posisi
mika- miki. Perawat dan keluarga membantu aktivitas sehari-hari pasien, perawat melibatkan
keluarga dalam merencanakan program tindakan yang akan dilakukan pada pasien. Pasien
hanya menghabiskan ½ porsi yang disediakan, nafsu makan menurun dan masih mual. Pasien
mengatakan memiliki riwayat alergi terhadap hewan laut (ikan, udang), dan ayam boiler.

Kedaaan umum : tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS E4V5M6, tampak lemah,
TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 20 x/menit, frekuensi nadi 88 x/menit, suhu 37,2 . Pada
pemeriksaan fisik ditemukan : konjungtiva an anemis, pasien tidak mengalami polidipsi,
poliuria, dan poliphagia. Nyeri tekan pada area epigastrik, kadar GDS 320 mg/dl.
Terapi yang diberikan :
 IVFD NaCl 0,9% 20 TPM
 Metformin 500 mg (3x1)
 Glibenclamide 5 mg (1x1)
 Sucralfat sirup (3x1 sendok makan)
 Ranitiden 50 mg/12 jam
 Ondansentron 8 mg/12 jam
B. Data fokus
Data Subjektif
- Ny. D, usia 49 tahun, jenis kelamin perempuan, masuk IGD pada tanggal 25April 2021 pukul
20.00 pasien mengeluh lemas dan pusing
- Pasien sering merasakan kesemutan dan baal pada kedua telapak kaki
- tidak nafsu makan, mual dan muntah
- Saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Mei 2020 pukul 08.00 WIB, pasien mengatakan keluhan
utama yang dirasakannya adalah lemas
- Rasa lemasnya dirasakan terus-menerus
- rasa lemasnya dirasakan seperti tidak bertenaga
- keluhan penyertanya adalah pusing.
- pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi antalgin
- pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 5 tahun yang lalu
- pasien pernah di rawat dan dioperasi di RS karena penyakit hernia umbilikalis.
- Pasien mengatakan tidak meminum obat anti diabetikum secara rutin
- P a s i e n tidak tahu diet DM dan kurang melakukan aktifitas atau olah raga setelah
sakit DM tersebut.
- Pasien mengatakan jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan BPJS (askep) untuk berobat
jalan.
- Pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan, seperti DM atau penyakit menular.
- pasien mengatakan cemas kalau penyakitnya tidak sembuh dan menjadi lebih parah.
- Keluarga sering menanyakan perkembangan kondisi Ny. D kepada dokter dan perawat.
- hubungan antara orang suami dan anak kandungnya baik dan tidak ada konflik.
- Ny. D sebelum sakit selalu menjalankan sholat 5 waktu, namun saat sakit hanya bisa berdoa.
- Pasien mengatakan masih merasakan lemas, pusing, tidak bertenaga
- Berat badannya terus menurun, nyeri pada ulu hati.
- nafsu makan menurun dan masih mual.
- Pasien mengatakan memiliki riwayat alergi terhadap hewan laut (ikan, udang), dan ayam
boiler.

Data Objektif
- Pasien selama di rawat di RS selalu ditemani oleh anak kandungnya
- Perawat selalu memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarga, dan perawat selalu menjaga
privacy pasien
- Pasien terpasang IVFD RL 20 TPM.
- TB/BB : 165 cm/45 kg
- Pasien tampak lemah,
- pasien bedrest di tempat tidur.
- Pasien hanya berbaring dengan posisi mika- miki.
- Perawat dan keluarga membantu aktivitas sehari-hari pasien,
- perawat melibatkan keluarga dalam merencanakan program tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
- Pasien hanya menghabiskan ½ porsi yang disediakan
- Kedaaan umum : tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS E4V5M6,
- tampak lemah,
- TD 130/80 mmHg,
- frekuensi napas 20 x/menit,
- frekuensi nadi 88 x/menit,
- suhu 37,2 .
- Pada pemeriksaan fisik ditemukan : konjungtiva an anemis,
- pasien tidak mengalami polidipsi, poliuria, dan poliphagia.
- Nyeri tekan pada area epigastrik,
- kadar GDS 320 mg/dl.
- Terapi yang diberikan : IVFD NaCl 0,9% 20 TPM
- Metformin 500 mg (3x1)
- Glibenclamide 5 mg (1x1)
- Sucralfat sirup (3x1 sendok makan)
- Ranitiden 50 mg/12 jam
- Ondansentron 8 mg/12 jam
C. Analisis Data
No Data Masalah Penyebab
.
1. DS : Ketidakstabilan gula darah resistensi insulin.
- Ny. D, usia 49 tahun, jenis
kelamin perempuan, masuk
IGD pada tanggal 25April
2021 pukul 20.00 pasien
mengeluh lemas dan pusing
- Pasien sering merasakan
kesemutan dan baal pada
kedua telapak kaki
- tidak nafsu makan, mual dan
muntah
- Saat dilakukan pengkajian
tanggal 08 Mei 2020 pukul
08.00 WIB, pasien
mengatakan keluhan utama
yang dirasakannya adalah
lemas
- Rasa lemasnya dirasakan
terus-menerus
- rasa lemasnya dirasakan
seperti tidak bertenaga
- keluhan penyertanya adalah
pusing.
- pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi
antalgin
- pasien memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus
sejak 5 tahun yang lalu
- P a s i e n tidak tahu diet
DM dan kurang
melakukan aktifitas atau
olah raga setelah sakit
DM tersebut.
- Pasien mengatakan jarang
memanfaatkan fasilitas
kesehatan BPJS (askep)
untuk berobat jalan
DO :
- Pasien terpasang IVFD RL
20 TPM.
- TB/BB : 165 cm/45 kg
- Pasien tampak lemah,
- pasien bedrest di tempat tidur.
- Pasien hanya berbaring
dengan posisi mika- miki.
- Perawat dan keluarga
membantu aktivitas sehari-
hari pasien,
- perawat melibatkan keluarga
dalam merencanakan
program tindakan yang akan
dilakukan pada pasien.
- Pasien hanya menghabiskan
½ porsi yang disediakan
- Kedaaan umum : tingkat
kesadaran composmentis
dengan nilai GCS E4V5M6,
- tampak lemah,
- TD 130/80 mmHg,
- frekuensi napas 20 x/menit,
- frekuensi nadi 88 x/menit,
- suhu 37,2 .
- Pada pemeriksaan fisik
ditemukan : konjungtiva an
anemis,
- pasien tidak mengalami
polidipsi, poliuria, dan
poliphagia.
- Nyeri tekan pada area
epigastrik,
- kadar GDS 320 mg/dl.
- Terapi yang diberikan :
IVFD NaCl 0,9% 20 TPM
- Metformin 500 mg (3x1)
- Glibenclamide 5 mg (1x1)
- Sucralfat sirup (3x1 sendok
makan)
- Ranitiden 50 mg/12 jam
- Ondansentron 8 mg/12 jam
-
2. DS : Nutrisi kurang Dari Kebutuhan Intake tidak adekuat
Tubuh
- Saat dilakukan pengkajian
tanggal 08 Mei 2020 pukul
08.00 WIB, pasien
mengatakan keluhan utama
yang dirasakannya adalah
lemas
- Rasa lemasnya dirasakan
terus-menerus
- rasa lemasnya dirasakan
seperti tidak bertenaga
- keluhan penyertanya adalah
pusing.
- pasien memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus
sejak 5 tahun yang lalu
- pasien pernah di rawat dan
dioperasi di RS karena
penyakit hernia umbilikalis.
.
- Pasien mengatakan masih
merasakan lemas, pusing,
tidak bertenaga
- Berat badannya terus
menurun, nyeri pada ulu
hati.
- nafsu makan menurun dan
masih mual.
- Pasien mengatakan
memiliki riwayat alergi
terhadap hewan laut (ikan,
udang), dan ayam boiler.
DO:
- Pasien terpasang IVFD RL
20 TPM.
- TB/BB : 165 cm/45 kg
- Pasien tampak lemah,
- pasien bedrest di tempat tidur.
- Pasien hanya berbaring
dengan posisi mika- miki.
- Pasien hanya menghabiskan
½ porsi yang disediakan
- Kedaaan umum : tingkat
kesadaran composmentis
dengan nilai GCS E4V5M6,
- tampak lemah,
- TD 130/80 mmHg,
- frekuensi napas 20 x/menit,
- frekuensi nadi 88 x/menit,
- suhu 37,2 .
- Pada pemeriksaan fisik
ditemukan : konjungtiva an
anemis,
- pasien tidak mengalami
polidipsi, poliuria, dan
poliphagia.
- Nyeri tekan pada area
epigastrik,
- kadar GDS 320 mg/dl.
- Terapi yang diberikan :
IVFD NaCl 0,9% 20 TPM
- Metformin 500 mg (3x1)
- Glibenclamide 5 mg (1x1)
- Sucralfat sirup (3x1 sendok
makan)
- Ranitiden 50 mg/12 jam
- Ondansentron 8 mg/12 jam

3. kurang pengetahuan kurangnya


DS:
pemajanan/mengingat,
.
- Pasien mengatakan tidak
kesalahan interpretasi
meminum obat anti informasi
diabetikum secara rutin
- P a s i e n tidak tahu diet
DM dan kurang
melakukan aktifitas atau
olah raga setelah sakit
DM tersebut.
- Pasien mengatakan jarang
memanfaatkan fasilitas
kesehatan BPJS (askep)
untuk berobat jalan.
- Pasien mengatakan di dalam
anggota keluarganya tidak
ada yang memiliki penyakit
keturunan, seperti DM atau
penyakit menular.
- pasien
DO:
- Pasien selama di rawat di RS
selalu ditemani oleh anak
kandungnya
- Perawat selalu memberikan
pelayanan kepada pasien dan
keluarga, dan perawat selalu
menjaga privacy pasien
- Pasien terpasang IVFD RL
20 TPM.
- perawat melibatkan keluarga
dalam merencanakan
program tindakan yang akan
dilakukan pada pasien.
- Kedaaan umum : tingkat
kesadaran composmentis
dengan nilai GCS E4V5M6,
- tampak lemah,
- TD 130/80 mmHg,
- frekuensi napas 20 x/menit,
- frekuensi nadi 88 x/menit,
- suhu 37,2 .
- pasien tidak mengalami
polidipsi, poliuria, dan
poliphagia.
- kadar GDS 320 mg/dl.

D. Diagnosa keperawatan
1. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
2. Ketidakstabilan gula darah b.d resistensi insulin
3. kurang pengetahuan b.d kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi
E. Rencana Keperawatan
No. Dx. Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Kep.
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur TTV 1. Untuk mengetahui keadaan um
keperawatan selama 3x24 jam 2. Untuk mengetahui keadaan kl

diharapkan masalah keperawatan 2. Kaji keadaan umum klien 3. Hiperglikemi dan ganggua
cairan dan elektrolit dapat m
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Auskultasi bising usus catat adanya
lambung
teratasi dengan KH : nyeri abdomen, kembung, mual,
4. Untuk menambah selera maka
- nafsu makan klien bertambah muntah
5. Agar klien tau betapa penting
- BB klien naik 4. Anjurkan makan selagi hangat
makan
- Klien tidak mual lagi 5. Berikan penkes tentang pentingnya
6. Meningkatkan partisipasi de
kebutuhan nutrisi
informasi kepada keluarga
6. Linatkan keluarga klien dalam
7. Untuk membantu dalam pemb
perencanaan makanan sesuai indikasi
untuk klien.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit.
2. Setelah dilakukan tindakan Diet: 1. Penurunan berat badan menu
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor adanya penurunan BB terjadinya gangguan metabolis
diharapkan masalah keperawatan dan glukosa darah. 2. Mengukur makanan dapat m
ketidakstabilan gula darah dapat 2. Menyarankan pasien untuk pasien tentang ukuran porsi no
teratasi dengan KH : mengukur makanan secara berkala untuk menjaga kestabilan kada
 Kestabilan kadar dengan menggunakan prinsip 3J 3. Konsumsi gula berlebih men

glukosa darah 3. Mendorong pasien untuk peningkatan kadar glukosa dar

membaik mengurangi asupan gula. 4. Mengontrol penyebab ketida


4. Menilai perubahan gaya hidup dan glukosa. 5. Menjaga keseimban
 Status nutrisi membaik
pola makan 6. Pasien yang menggunakan b
 Tingkat pengetahuan
5. Monitor status cairan (intake dan insulin harus dimonitor glukos
meningkat output). tiga kali atau lebih setiap hari.
7. Pengecekan setiap 4-6 jam b
Hiperglikemia: untuk menentukan koreksi dos
8. Pemantauan setelah makan d
6. Monitor glukosa darah sebelum mencapai target.
makan, sebelum tidur, sesudah dan 9. Pengenalan dini dan pengob
sebelum pemberian terapi. hiperglikemia dapat mencegah
7. Monitor glukosa darah setiap 4-6 menjadi ketoasidosis atau hipe
jam. hiperosmolar. 10. Keton dapat
8. Pertimbangkan pemantauan terjadinya ketoasidosis.
glukosa darah setelah makan. 11. Pemberian terapi yang tep
9. Pantau tanda dan gejala mendukung penyembuhan pen
hiperglikemia seperti poliuria,
polidipsia, polifagia.
10. Kolaborasi pemeriksaan urine
untuk keton jika kadar glukosa darah
>300 mg/dL.
11. Kolaborasi dengan Dokter dalam
pemberian Terapi.
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan saling 1. menanggapi perlu dici
keperawatan selama 3x24jam percaya dengan pasien bersedia menga
diharapan masalah keperawatan mendengarkan penuh dalam pross belajar
kurang pengetahuan dapat teratasi perhatian dan selalu ada 2. memahami seberapa ja
dengan KH : untuk pasien pemahaman klien dan
- Pasien dapat 2. Diskusikan tentang penyakit penyait yang sedang di
mengungkapkan masalah, dan kaji tingkat pengetahuan 3. dapat menambah peng
- meminta informasi klien dan keluarga tentang pengetahuan klien
danselalu bertanya, penyait dan pengobatannya 4. kesadaran pentingnya k
- mengungkapkan 3. Berikan penjelasan mengenai membantu pasien dalam
pemahaman terhadap penyakit dan pengobatannya makan dan mentaati pr
penyakit 4. Diskusikan tentang rencana
diit dan penggunaan
makanan tinggi serat

Anda mungkin juga menyukai