Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI OTAK (ENSEFALITIS)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Ns. Gad Datak, M.Kep, Sp.MB

Disusun Oleh
Zulfi Anan Winaldi
NIM: PO.62.20.1.16.169

Disusun Oleh

Zulfi Anan Winaldi


NIM: PO.62.20.1.16.169

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
laporan pendahuluan ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih, terutama kepada bapak Ns. Gad Datak, M.Kep, Sp.MB, selaku pembimbing
dalam penulisan laporan pendahuluan sederhana ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
karya ini. Oleh sebab itu saya menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang. Dan harapan saya
semoga laporan pendahuluan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca
khususnya mahasiswa.

Hormat saya,

Zulfi Anan Winaldi

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2

KONSEP DASAR
A. Definisi ...................................................................................................... 3
B. Etiologi ...................................................................................................... 3
C. Patofisiologi............................................................................................... 4
D. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................ 5
E. Manisfestasi Klinis .................................................................................... 5
F. Penatalaksaan ............................................................................................. 6

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian ................................................................................................. 7
B. Diagnosa dan Intervensi ............................................................................ 9
C. Implementasi ........................................................................................... 11
D. Evaluasi ................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

2
KONSEP DASAR

A. Definisi
Ensefalitis atau yang dikenal sebagai radang otak adalah kondisi peradangan pada otak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan merupakan kondisi kesehatan yang
serius, serta dapat menyebabkan gangguan pada bahasa, ingatan, bahkan kematian.
Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme (Ilmu
Kesehatan Anak, 2006).
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau
mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 2002).
Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing,
protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000).

B. Etiologi
1. Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
Macam-macam Encephalitis virus menurut Robin :
a. Infeksi virus yang bersifat epidermik :
1) Golongan enterovirus = Poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO.
2) Golongan virus ARBO = Western equire encephalitis, St. louis
encephalitis, Eastern equire encephalitis, Japanese B. encephalitis, Murray
valley encephalitis.
b. Infeksi virus yang bersifat sporadic : rabies, herpes simplek, herpes
zoster, limfogranuloma, mumps, limphotic, choriomeningitis dan jenis lain yang
dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
c. Encephalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca
vaksinia, pasca mononucleosis, infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi
traktus respiratorius yang tidak spesifik.
2. Reaksi toxin seperti pada thypoid fever, campak, chicken pox.
3. Keracunan: arsenik, CO.

C. Patofisilogi

3
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk
ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
1. Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ
tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah Kemudian menyebar ke
organ dan berkembang biak di organ tersebut.
3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di Permukaan selaput lendir
dan menyebar melalui sistem saraf. Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai
dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremintas dan pucat . Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku,
gamgguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa
Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.

D. Pemeriksaan Diagnostik

4
Tes-tes yang digunakan dalam mengevaluasi individu-individu yang dicurigai
mempunyai encephalitis termasuk darah untuk tanda-tanda dari infeksi dan kemungkinan
kehadiran dari bakteri-bakteri, scanning otak (seperti MRI scan) dan analisa cairan spinal.

Suatu lumbar puncture adalah metode yang paling umum untuk memperoleh suatu
contoh dari cairan dalam spinal canal (cerebrospinal fluid atau CSF) untuk pemeriksaan.
Suatu lembar puncture (LP) adalah pemasukan dari sebuah jarum ke dalam cairan di dalam
spinal canal. Ia diistilahkan suatu “lumbar puncture” karena jarumnya masuk ke dalam
bagian lumbar (bagian yang lebih bawah dari tulang belakang). Jarum melewati diantara
bagian-bagian yang bertulang dari spine sampai ia mencapai cairan cerebral spinal. Suatu
jumlah yang kecil dari cairan kemudian diambil dan dikirim ke laboratorium untuk
pemeriksaan. Evaluasi dari cairan spinal biasanya adalah perlu untuk diagnosis yang pasti
dan untuk membantu membuat keputusan-keputusan perawatan yang optimal (seperti
pilihan antibiotik-antibiotik yang tepat).Pemeriksaan cairan serebrospinal.

Warna dan jernih terdapat pleocytosis berkisar antara 50-200 sel dengan dominasi sel
limfosit. Protein agak meningkat sedangkan glucose dalam batas normal.
1. Pemeriksaan EEG.
Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse “bilateral” dengan aktivitas rendah.
2. Pemeriksaan virus.
Ditemukan virus pada CNS didapatkan kenaikan titer antibody yang spesifik
terhadap virus penyebab.

E. Manisfestasi Klinis
Gejala-gejala dari encephalitis termasuk demam yang tiba-tiba, sakit kepala, muntah,
kepekaan penglihatan pada sinar, leher dan punggung yang kaku, kebingungan, keadaan
mengantuk, kecanggungan, gaya berjalan yang tidak mantap, dan mudah terangsang.
Kehilangan kesadaran, kemampuan reaksi yang buruk, serangan-serangan, kelemahan
otot, demensia berat yang tiba-tiba dan kehilangan memori dapat juga ditemukan pada
pasien-pasien dengan encephalitis.

1. Demam.
2. Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan.
3. Pusing.
4. Muntah.

5
5. Nyeri tenggorokan.
6. Malaise.
7. Nyeri ekstrimitas.
8. Pucat.
9. Halusinasi.
10. Kaku kuduk.
11. Kejang.
12. Gelisah.
13. Iritable.
14. Gangguan kesadaran

F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan penyebab :
Diberikan apabila jenis virus diketahui Herpes encephalitis : Adenosine arabinose 15
mg/Kg BB/hari selama 5 hari.
2. Pengobatan suportif.
Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah : pengobatan nonspesifik yang
bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.
Pengobatan tersebut antara lain :
a. ABC (Airway breathing, circulation) harus dipertahankan sebaik-baiknya.
b. Pemberian makan secara adequate baik secara internal maupun parenteral dengan
memperhatikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin.
c. Obat-obatan yang lain apabila diperlukan agar keadaan umum penderita tidak
bertambah jelek.

KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN

6
A. Pengkajian
1. Aktivitas Istirahat
Gejala : perasaan tidak enak(malaise), keterbatasan aktivitas yang ditimbulkan
oleh kondisinya
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum,
keterbatasan dalam rentang gerak, hipotoni.
Maturasi tulang terlambat
Aktifitas dan perhatian anak berkurang dibanding anak lain
Atrofi otot
Kelainan kulit tubuh à kulit kering, mengendor karena kehilangan lemak di bawah
kulit dan & penurunan massa otot
2. Sirkulasi
Gejala : ada riwayat kardiopatologi, contoh : endokarditis.
Tanda : TD meningkat. Nadi menurun dan tekanan nadi berat(berhubungan
dengan peningkatan TIK dan berpengaruh pada pusat vasomotor, tachicardi,
disritmia.
Kelainan biokimia darah
Jantung Bradikardi
Tekanan darah lebih rendah dibanding anak seumur
System darah Hb rendah
Anemia ringan
3. Eliminasi
Tanda : adanya inkontinensia atau retensi
4. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,. Kesulitan menelan
Tanda : muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering
Pertumbuhan linier berkurang / terhenti
Kenaikan BB berkurang, terhenti dan adakalanya BB menurun
Ukuran LLA menurun
Tebal lipatan kulit normal / menurun
Kelainan kulit / rambut jarang ditemukan
Gangguan pertumbuhan

7
BB < 80 %, terdapat edema, TB berkurang terutama KKP yang lama
5. Hiegyene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri
6. Neurosesnsoris
Gejala : sakit kepala(merupakan gejala pertama dan biasanya berat), parestesia,
kaku pada semua persarafan yanbg kena, kehilangan sensasi(kerisakan pada saraf
krania;)timbul kejang. Gangguan dalam penglihatan seperti diplopia, diplopia,
ketulian, atau mungkin hipersensitif terhadap kebisibngan, adanya halusinasi
penciuman.
Tanda : status mental letargi sampai kebingungan yang berat bahkan koma, delusi
dan halusinasi/psikosis organic. Kehilangan memori, sulit dalam mengambil
keputusan, afasia atau kesulitan dalam berkomunikasi, mata(ukuran/reaksi pupil),
anisokor atau tidak berespon terhadap cahaya(tanda peningkatan TIK),
nistagmus(bola mata bergerak terus-menerus.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut dengan hebat terutama pada frontal, ketegangan
pada leher, nyeri pada gerakan okuler, fotosensitifitas, nyeri pada tenggorokan.
Tanda : prilaku distraksi/gelisah
8. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernafasan, perubahan mental. Saluran nafas frekuensi
nafas menurun
9. Keamanan
Gejala : adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas/infeksi lain meliputi :
mastoiditis, abses gigi, infeksi pelvis, abdomen atau kulit
Tanda : suhu meningkat, diafhoresis, menggigil, kelemahan secara umum, tonus
otot flaxid atau plastic, paralysis, gangguan sensasi
10. Integitas ego
Tanda : Penampilan muka terlihat tua, anak sangat kurus
Rambut kepala kering tipis dan mudah rontok
B. Diagnosa keperawatan dan Intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
Tujuan:

8
a) Pasien kembali pada keadaan status neurologis sebelum sakit
b) Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

Kriteria hasil:

a) Tanda-tanda vital dalam batas normal


b) Rasa sakit kepala berkurang
c) Kesadaran meningkat
d) Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan
intrakranial yang meningkat.

Intervensi Rasional
1. Pasien bed rest total dengan posisi 1. Perubahan pada tekanan intakranial
tidur terlentang tanpa bantal akan dapat meyebabkan resiko
untuk terjadinya herniasi otak
2. Monitor tanda-tanda status 2. Dapat mengurangi kerusakan otak
neurologis dengan GCS. lebih lanjt
3. Monitor tanda-tanda vital seperti 3. Pada keadaan normal autoregulasi
TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati- mempertahankan keadaan tekanan
hati pada hipertensi sistolik darah sistemik berubah secara
fluktuatif.Kegagalan autoregulasi
akan menyebabkan kerusakan
vaskuler cerebral yang dapat
dimanifestasikan dengan
peningkatan sistolik dan diikuti
oleh penurunan tekanan
diastolik.Sedangkan peningkatan
suhu dapat menggambarkan
perjalanan infeksi.
4. Monitor intake dan output 4. Hipertermi dapat menyebabkan
peningkatan IWL dan
meningkatkan resiko dehidrasi
terutama pada pasien yang tidak

9
sadar serta nausea yang
menurunkan intake per oral
5. Bantu pasien untuk membatasi 5. Aktifitas muntah atau batuk dapat
muntah, batuk. Anjurkan pasien meningkatkan tekanan intrakranial
untuk mengeluarkan napas apabila dan intraabdomen. Mengeluarkan
bergerak atau berbalik di tempat napas sewaktu bergerak atau
tidur. merubah posisi dapat melindungi
diri dari efek valsava
Kolaborasi: 6. Meminimalkan fluktuasi pada
6. Berikan cairan perinfus dengan beban vaskuler dan tekanan
perhatian ketat. intrakranial, vetriksi cairan dan
cairan dapat menurunkan edema
cerebral
7. Monitor AGD bila diperlukan 7. Adanya kemungkinan asidosis
pemberian oksigen disertai dengan pelepasan oksigen
pada tingkat sel dapat menyebabkan
terjadinya iskhemik serebral
8. Berikan terapi sesuai advis dokter 8. Terapi yang diberikan dapat
seperti: Steroid, Aminofel, menurunkan permeabilitas kapiler.
Antibiotika. Menurunkan edema serebri
Menurunkan metabolisme sel /
konsumsi dan kejang.

2. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak


Tujuan:
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol
Kriteria evaluasi:
a) Pasien dapat tidur dengan tenang
b) Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.

Intervensi Rasional
1. Independent 1. Menurunkan reaksi terhadap
rangsangan ekternal atau
kesensitifan terhadap cahaya dan

10
Usahakan membuat lingkungan menganjurkan pasien untuk
yang aman dan tenang beristirahat

2. Kompres dingin (es) pada kepala 2. Dapat menyebabkan vasokontriksi


dan kain dingin pada mata pembuluh darah otak
3. Lakukan latihan gerak aktif atau 3. Dapat membantu relaksasi otot-otot
pasif sesuai kondisi dengan lembut yang tegang dan dapat menurunkan
rasa sakit / disconfort
dan hati-hati
4. Kolaborasi: 4. Mungkin diperlukan untuk
5. Berikan obat analgesik menurunkan rasa sakit. Catatan:
Narkotika merupakan
kontraindikasi karena berdampak
pada status neurologis sehingga
sukar untuk dikaji.

C. Implementasi
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien
berdasarkan intervensi-intervensi yang telah dibuat.

D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan.
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial
Tujuan:
a) Pasien kembali pada keadaan status neurologis sebelum sakit
b) Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

2. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak


Tujuan:
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol

DAFTAR PUSTAKA

11
Donna, Medical Surgical Nursing , WB Saunders, 1991

Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing , JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984

Doenges, Marilyn E, Nursing Care Plans , FADavis Company, Philadelphia, 1993

https://hellosehat.com/penyakit/radang-otak-ensefalitis/ (Diakses Pada Tanggal 10 Februari


2018)

12

Anda mungkin juga menyukai