A. Definisi
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien dan membina hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien.
B. Tujuan
1. Realisasi dan penerimaan diri serta peningkatan penghormatan diri pasien
Pasien yang memiliki penyakit berat kadangkala mengalami perubahan terkait
gambar dirinya. Ia tidak mampu menerima keadaanya, mengalami penurunan harga diri,
hingga merasa tidak berarti dan mengalami depresi. Dengan komunikasi terapetik,
perawat dapat mengembangkan pribadi pasien dengan mengarahkannya pada
pertumbuhan pasien yang meliputi realisasi diri, penerimaan diri, serta peningkatan
penghormatan diri.
Dengan demikian, diharapkan terjadinya perubahan dalam diri pasien. Pasien yang
pada awalnya tidak bisa menerima dirinya dan penyakit yang dideritanya dengan apa
adanya, menjadi mampu menerima dirinya .
2. Pasien mampu membina hubungan interpersonal dan saling bergantung dengan orang
lain.
Komunikasi terapetik dilakukan agar pasien dapat belajar bagaimana menerima dan
diterima orang lain. Dalam hal ini perawat perlu melakukan komunikasi yang jujur,
terbuka, dan menerima pasien apa adanya. Dengan begitu, perawat dapat membantu
pasien meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya.
Hubungan mendalam yang digunakan perawat dalam berinteraksi dengan pasien
merupakan area untuk mengekpresikan kebutuhan, memecahkan masalah, dan
meningkatkan kemampuan pasien dalam membina hubungan .
4. Pasien memiliki rasa identitas yang jelas dan peningkatan integritas diri
Rasa identitas menyangkut status, peran, serta jenis kelamin seseorang. Pasien yang
mengalami gangguan identitas diri biasanya memiliki integritas diri yang rendah serta
perasaan rendah diri. Dengan komunikasi terapetik, perawat dapat membantu pasien
meningkatkan integritas diri serta identitas diri yang jelas. Untuk melakukannya, perawat
perlu menggali semua aspek kehidupasn pasien, baik di masa sekarang ataupun masa lalu
.
C. Kebijakan
Semua tindakan keperawatan harus mendapat persetujuan pasien atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut.
D. Prosedur
1. Fase prainteraksi
a. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasanya perawat.
b. Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri perawat.
c. Mengupulkan data tentang pasien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi
perawat.
d. Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat
bertemu den bertemu dengan pasien.
2. Fase orientasi
a. Memberikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan jabatan tangan.
b. Memperkenalan diri nalan diri perawat. perawat.
c. Menyepakati kontrak. Kesepakatan berkaitan berkaitan dengan kesediaan pasien
kesediaan pasien untuk berkomunika berkomunikasi.
d. Melengkapi kontrak. Pada pertemuan pertama pertama perawat perawat perlu
melengk melengkapi penjelasan penjelasan tentang tentang identitas identitas serta
tujuan interaksi agar klien percaya kepada perawat.
e. Evaluasi dan validasi. Berisikan pengkajian pengkajian keluhan keluhan utama,
alasan atau kejadian yang membuat pasien meminta bantuan.
3. Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses proses komunikasi komunikasi
terapeutik. terapeutik. Tahap ini perawat perawat bersam bersama pasien mengatas
mengatasi masalah masalah yang dihadapi dihadapi pasien. pasien. Tahap ini berkaitan
berkaitan dengan pelaksanaa pelaksanaan rencana asuhan yang telah rencana asuhan yang
telah ditetapkan. ditetapkan.
4. Fase terminasi
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah interaksi yang telah dilakukan.
dilakukan.
b. Melakukan evaluasi subjektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan pa perasaan
pasien setela sien setelah berinteraksi.
c. Menyepakati tindakan selanjutnya terhadap interaksi yang telah dilakukan.
d. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA