Kes
Dinegara berkembang penyebab fistula
urogenital paling banyak karena proses
persalinan
Dinegara maju fistula urogenital paling sering
disebabkan karena operasi pelvik dan
ginekologi terutama histerektomi. Angka
kejadian 1:1800 prosedur histerektomi.
Secara umum wanita akan merasa malu
karena selalu basah dan berbau sehingga
dapat mengganggu kualitas hidup.
Di negara berkembang insidens fistula
urogenital tidak diketahui secara pasti
karena mereka mengisolasi diri dan tidak
memeriksakan keaddan ke fasilitas
kesehatan.
Fistulaurogenital adalah terdapatnya
hubungan abnormal antara vesika urinaria
dan vagina (fistula vesikovaginal), ureter dan
vagina (fistula ureterovaginal), uterus dan
kandung kemih (fistula uterovesikal), ureter
dan vagina (fistula ureterovaginal) sehingga
terjadi kebocoran urine secara kontinu.
Fistula uretrovaginal
Fistula vesikouretrovaginal
Fistula vesikovaginal
Fistula vesikoservikovaginal
Fistula ureterovaginal
Persalinan macet
Histerektomi transabdominal
Histerektomi transvaginal
Histerektomi radikal pada malignansi
Reseksi suprapubik karena tumor pada
kandung kemih
Abortus provokatus
Seksio sesarea
Anomali kongenital
Radiasi pada daerah pelvis
Partus
Keluarnyaurin yang tidak terkontrol ke
dalam vagina paca persalinan atau pasca
operasi obstetri atau ginekologi.
Anamnesis
Pemeriksaan Ginekologi (posisi litotomi dan
menggunakan spekulum sims)
Pemeriksaan penunjang
1. Tes biru metilen
2. Pemeriksaan sistoskopi
3. Tes Endokarmin
4. Pemeriksaan intravenapielografi (IVP)
Fistula
obstetrik berukuran sangat kecil yang
segera diketahui pascapersalinan atau fistula
ginekologi pasca operasi ginekologik (7hari
pasca operasi) drainase transuretra
selama 3 minggu fistula menutup sendiri
antibiotik + tirah baring total
Bilafistula masih ada reparasi fistula 3
bulan kemudian infeksi , edema, nekrosis
jaringan telah hilang dan telah terbentuk
pembuluh darah baru .
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi
fistula
- Evaluasi preoperasi
- Pemaparan yang adekuat terhadap fistula
- Hemostasis yang baik
- Reseksi jaringan yang tidak tervaskularisasi
dengan baik
- Eksisi jaringan fibrotik
- Tension free closure
- Drainase urin post operasi yang adekuat
Reparasi fistula pervaginam atau
perabdominam
Pasca reparasi fistula dipasang poly catheter
triway selama 10-12 hari
Pada hari ke-10 kateter dapat dilepas
penderita dianjurkan berkemih sendiri
Tidak boleh coitus selama minimal 2 bulan
Persalinan berikutnya secara seksio sesarea
FISTULA
REKTOVAGINALIS
Prevalensi 0,01% - 0,08% dari keseluruhan
persalinan transvaginal
Di Afrika insiden 0,12%
Diperkirakan ada 2 juta wanita di Afrika dan
Asia mengalami fistula rektovaginal tidak
tertangani
Di Nigeria 50% ibu usia 10-19 tahun
Etiopia 3 dari 1000 persalinanfistula
(mayoritas ibu usia dibawah 20 tahun)
Fistula rektovaginal adalah adanya hubungan
antara rektum dan vagina
Fistula rektovagina jarang mengalami
penyembuhan spontan karena adanya
hubungan antara tekanan positif (rektum)
dan tekanan negatif (vagina)
Angka kejadian sekitar 5% dari keseluruhan
fistula
Jenis Etiologi
1. Iatrogenik Histerektomi, Eksisi
transanal dari tumor ke
rektum, bedah anorektal
2. Inflamasi Peny. Chron’s, radiasi pelvis,
abses pelvis, abses
perirektal
3. Keganasan Rektal, Serviks, Uterus,
Vagina, Tumor primer/rekuren
1. Trauma obstetri (trauma langsung atau akibat
kerusakan jaringan dasar pelvis)
2. Trauma lainnya (pessarium, pelecehan seksual,
pembedahan/iatrogenik)
3. Penyakit radang usus (inflammatory bowel
disease)
4. Infeksi (infeksi kriptoglandular, TB,
Divertikulosis)
5. Neoplasma (Perluasan tumor secara langsung
atau radiasi pelvis)
1. Fistula rektovaginal letak tinggi : Sepertiga
atas vagina, dekat dengan serviks dengan
sepertiga tengah rektum.
2. Fistula rektovaginal letak tengah :
Sepertiga tengah vagina dengan sepertiga
bawah rektum
3. Fistula rektovaginal letak bawah atau distal
: Antara vagina dengan rektum bagian distal
atau dengan anus
1. Fistula rektovaginal sederhana
Lokasi vagina bagian tengah atau bawah,
diameter < 2,5 cm, penyebab trauma,
infeksi
2. Fistula rektovaginal kompleks
Lokasi vagina bagian atas, diameter > 2,5
cm, penyebab inflammatory bowel disease,
radiasi, neoplasma, partus macet,
kegagalan terapi
1. Anamnesis
Pengeluaran flatus dan feses melalui
vagina, vaginal discharge berabau busuk,
vaginitis/sistitis, asimptomatik
2. Pemeriksaan fisis
Pem. perineum, lubang anal, rektal dan
vaginal. Dimpling (cekungan) perianal,
dove tail sign(tanda ekor merpati)
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan metilen biru
- Memasukkan udara ke rektum melalui
proktoskopi, mengisi vagina dengan
saline/air hangat gelembung udara
fistula
- Barium enema/ H2O2 dalam angiokateter
- Sigmoidoskopi/kolonoskopi
- CT Scan
1. Terapi Medis
Drainase abses, Antibiotik adekuat,
Modifikasi diet, suplementasi serat.
2. Persiapan Operasi
Perbaikan KU, tidak ada tanda-tanda
radang pada fistula, antibiotik profilaksis,
pemasangan kateter, pemberian heparin
3. Waktu pelaksanaan operasi
3-6 bulan pasca terjadinya fistula
4. Teknik operasi
- Teknik Operasi Transvaginal
- Teknik Operasi Transrektal
- Teknik Operasi Transperineum
- Teknik Operasi Transabdominal
Diet makanan lunak
Pelunak feses
Antibiotik 3-5 hari pasca operasi
Evaluasi perbaikan fistula
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam
Observasi perilaku usus besar
Operasi reparasi fistula secara transvaginal,
trans anal, trnsperineum : infeksi
kegagalan perbaikan fistula, perdarahan,
nyeri pasca operasi, retensi urin
Operasi fistula secara transabdominal :
infeksi traktus urinarius, iskemik kolon,
abses, striktur.
TERIMAKASIH