Anda di halaman 1dari 27

dr. Rosdiana Sahabuddin, SpOG. M.

Kes
 Dinegara berkembang penyebab fistula
urogenital paling banyak karena proses
persalinan
 Dinegara maju fistula urogenital paling sering
disebabkan karena operasi pelvik dan
ginekologi terutama histerektomi. Angka
kejadian 1:1800 prosedur histerektomi.
 Secara umum wanita akan merasa malu
karena selalu basah dan berbau sehingga
dapat mengganggu kualitas hidup.
 Di negara berkembang insidens fistula
urogenital tidak diketahui secara pasti
karena mereka mengisolasi diri dan tidak
memeriksakan keaddan ke fasilitas
kesehatan.
 Fistulaurogenital adalah terdapatnya
hubungan abnormal antara vesika urinaria
dan vagina (fistula vesikovaginal), ureter dan
vagina (fistula ureterovaginal), uterus dan
kandung kemih (fistula uterovesikal), ureter
dan vagina (fistula ureterovaginal) sehingga
terjadi kebocoran urine secara kontinu.
 Fistula uretrovaginal
 Fistula vesikouretrovaginal
 Fistula vesikovaginal
 Fistula vesikoservikovaginal
 Fistula ureterovaginal
 Persalinan macet
 Histerektomi transabdominal
 Histerektomi transvaginal
 Histerektomi radikal pada malignansi
 Reseksi suprapubik karena tumor pada
kandung kemih
 Abortus provokatus
 Seksio sesarea
 Anomali kongenital
 Radiasi pada daerah pelvis
 Partus
 Keluarnyaurin yang tidak terkontrol ke
dalam vagina paca persalinan atau pasca
operasi obstetri atau ginekologi.
 Anamnesis
 Pemeriksaan Ginekologi (posisi litotomi dan
menggunakan spekulum sims)
 Pemeriksaan penunjang
1. Tes biru metilen
2. Pemeriksaan sistoskopi
3. Tes Endokarmin
4. Pemeriksaan intravenapielografi (IVP)
 Fistula
obstetrik berukuran sangat kecil yang
segera diketahui pascapersalinan atau fistula
ginekologi pasca operasi ginekologik (7hari
pasca operasi)  drainase transuretra
selama 3 minggu  fistula menutup sendiri
antibiotik + tirah baring total
 Bilafistula masih ada  reparasi fistula 3
bulan kemudian  infeksi , edema, nekrosis
jaringan telah hilang dan telah terbentuk
pembuluh darah baru .
 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi
fistula
- Evaluasi preoperasi
- Pemaparan yang adekuat terhadap fistula
- Hemostasis yang baik
- Reseksi jaringan yang tidak tervaskularisasi
dengan baik
- Eksisi jaringan fibrotik
- Tension free closure
- Drainase urin post operasi yang adekuat
 Reparasi fistula pervaginam atau
perabdominam
 Pasca reparasi fistula dipasang poly catheter
triway selama 10-12 hari
 Pada hari ke-10 kateter dapat dilepas 
penderita dianjurkan berkemih sendiri
 Tidak boleh coitus selama minimal 2 bulan
 Persalinan berikutnya secara seksio sesarea
FISTULA
REKTOVAGINALIS
 Prevalensi 0,01% - 0,08% dari keseluruhan
persalinan transvaginal
 Di Afrika insiden 0,12%
 Diperkirakan ada 2 juta wanita di Afrika dan
Asia mengalami fistula rektovaginal tidak
tertangani
 Di Nigeria 50% ibu usia 10-19 tahun
 Etiopia 3 dari 1000 persalinanfistula
(mayoritas ibu usia dibawah 20 tahun)
 Fistula rektovaginal adalah adanya hubungan
antara rektum dan vagina
 Fistula rektovagina jarang mengalami
penyembuhan spontan karena adanya
hubungan antara tekanan positif (rektum)
dan tekanan negatif (vagina)
 Angka kejadian sekitar 5% dari keseluruhan
fistula
Jenis Etiologi
1. Iatrogenik Histerektomi, Eksisi
transanal dari tumor ke
rektum, bedah anorektal
2. Inflamasi Peny. Chron’s, radiasi pelvis,
abses pelvis, abses
perirektal
3. Keganasan Rektal, Serviks, Uterus,
Vagina, Tumor primer/rekuren
1. Trauma obstetri (trauma langsung atau akibat
kerusakan jaringan dasar pelvis)
2. Trauma lainnya (pessarium, pelecehan seksual,
pembedahan/iatrogenik)
3. Penyakit radang usus (inflammatory bowel
disease)
4. Infeksi (infeksi kriptoglandular, TB,
Divertikulosis)
5. Neoplasma (Perluasan tumor secara langsung
atau radiasi pelvis)
1. Fistula rektovaginal letak tinggi : Sepertiga
atas vagina, dekat dengan serviks dengan
sepertiga tengah rektum.
2. Fistula rektovaginal letak tengah :
Sepertiga tengah vagina dengan sepertiga
bawah rektum
3. Fistula rektovaginal letak bawah atau distal
: Antara vagina dengan rektum bagian distal
atau dengan anus
1. Fistula rektovaginal sederhana
Lokasi vagina bagian tengah atau bawah,
diameter < 2,5 cm, penyebab trauma,
infeksi
2. Fistula rektovaginal kompleks
Lokasi vagina bagian atas, diameter > 2,5
cm, penyebab inflammatory bowel disease,
radiasi, neoplasma, partus macet,
kegagalan terapi
1. Anamnesis
Pengeluaran flatus dan feses melalui
vagina, vaginal discharge berabau busuk,
vaginitis/sistitis, asimptomatik
2. Pemeriksaan fisis
Pem. perineum, lubang anal, rektal dan
vaginal. Dimpling (cekungan) perianal,
dove tail sign(tanda ekor merpati)
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan metilen biru
- Memasukkan udara ke rektum melalui
proktoskopi, mengisi vagina dengan
saline/air hangat gelembung udara
fistula
- Barium enema/ H2O2 dalam angiokateter
- Sigmoidoskopi/kolonoskopi
- CT Scan
1. Terapi Medis
Drainase abses, Antibiotik adekuat,
Modifikasi diet, suplementasi serat.
2. Persiapan Operasi
Perbaikan KU, tidak ada tanda-tanda
radang pada fistula, antibiotik profilaksis,
pemasangan kateter, pemberian heparin
3. Waktu pelaksanaan operasi
3-6 bulan pasca terjadinya fistula
4. Teknik operasi
- Teknik Operasi Transvaginal
- Teknik Operasi Transrektal
- Teknik Operasi Transperineum
- Teknik Operasi Transabdominal
 Diet makanan lunak
 Pelunak feses
 Antibiotik 3-5 hari pasca operasi
 Evaluasi perbaikan fistula
 Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam
 Observasi perilaku usus besar
 Operasi reparasi fistula secara transvaginal,
trans anal, trnsperineum : infeksi 
kegagalan perbaikan fistula, perdarahan,
nyeri pasca operasi, retensi urin
 Operasi fistula secara transabdominal :
infeksi traktus urinarius, iskemik kolon,
abses, striktur.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai