Kelas :
Reguler II A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes
NILAI PARAF
I. FORMULA
R/ Bacitracinum Neomycini Guttae Opthalmicae 10 ml
FORMULA ACUAN
Resep standar menurut Formularium nasional Edisi II 1978, Halaman 37
Tiap 10 ml mengandung :
Neomycini sulfas 50 mg
Bacitracinum zincum 250 UI
Natrii chloridum 90 mg
Chlorbutanolum 50 mg
Aqua pro injectione ad 10 ml
m. f. optalmise no. I
da. In. 10 ml
TUJUAN
A. Tujuan mahasiswa mampu memformulasikan sediaan steril berupa tetes
mata dengan Bacitracinum zincum dan Neomycini sulfas sebagai zat
berkhasiatnya, mampu mensterilisasikan alat-alat yang digunakan dalam
proses pembuatan serta melakukan teknik pembuatannya dengan benar.
B. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan tetes mata
dengan baik dan benar.
II. TEORI
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak
dalam lingkaran bertulang berfungsi untuk member perlindungan maksimal dan
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Penyakit mata dapat dibagi menjadi 4
yaitu, infeksi mata, iritasi mata, mata memar dan glaucoma. Mata mempunyai
pertahanan terhadap infeksi karena secret mata mengandung enzim lisozim yang
menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeleminasi organism
dari mata. Obat mata dikenal terdiri atas beberapa bentuk sediaan dan mempunyai
mekanisme kerja tertentu. Obat mata dibuat khusus. Salah satu sediaan mata
adalah obat tetes mata. Obat tetes mata ini merupakan obat yang berupa larutan
atau suspensi steril yang digunakan secara lokal pada mata.
Karena mata merupakan organ yang paling peka dari manusia maka
pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas
bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet,
sterilisasi dan kemasan yang tepat. Hal-hal yang berkaitan dengan syarat tersebut
akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
2. Kerugian
Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas ( 7
L) maka larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavity lalu masuk
ke jalur GI menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan. Mis.
-bloker untuk perawatan glaukoma dapat menjadi masalah bagi pasien
gangguan jantung atau asma bronkhial.
Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu
kapiler pada retina dan iris relatif non permeabel sehingga umumnya
sediaan untuk mata adalah efeknya lokal/topikal.
E. Faktor penting
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika menyiapkan larutan mata
adalah tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, seleksi pengawet dan sterilisasi.
Beberapa faktor penting dalam obat tetes mata (Benny Logawa,39-40 ; Modul
praktikum teknologi sediaan likuida & semisolida, tahun 2003 hal 24 – 25) :
Sterilitas sediaan dan adanya bahan pengawet untuk mencegah kontaminasi
mikroorganisme pada waktu wadah dibuka untuk digunakan.
Jika tidak mungkin dibuat isotonis dan isohiris maka larutan dibuat hipertonis
dan pH dicapai melalui teknik enhidri.
Adanya air mata yang dapat mempersingkat waktu kontak antara zat aktif
dengan mata (perlu penambahan bahan pengental).
pH optimum (pH zat aktif) lebih diutamakan untuk menjamin stabilitas
sediaan.
Dapar yang ditambahkan mempunyai kapasitas dapar yang rendah (membantu
pelepasan obat dari sediaan), tetapi masih efektif menunjang stabilitas zat aktif
dalam sediaan. (modul praktikum teknologi sediaan likuida dan semi solida,
2003, p 24-25)
Konsentrasi zat aktif berpengaruh pada penetrasi zat aktif yang mengikuti
mekanisme absorpsi dengan cara difusi pasif. (modul praktikum tek. sediaan
likuida dan semi solida, 2003, p 24-25)
Peningkat viskositas dimaksudkan untuk meningkatkan waktu kontak sediaan
dengan kornea mata (modul praktikum tek. sediaan likuida dan semi solida,
2003, p 24-25)
Pembuatan obat mata dengan sistem dapar mendekati pH fisiologis dapat
dilakukan dengan mencampurkan secara aseptik: larutan obat steril dengan
larutan dapar steril. Walaupun demikian, perlu diperhatikan mengenai
kemungkinan berkurangnya kestabilan obat pada pH yang lebih tinggi,
pencapaian dan pemeliharaan sterilitas selam proses pembuatan. Berbagai obat,
bila didapar pada pH yang dapat digunakan secara terapeutik, tidak akan stabil
dalam larutan untuk jangka waktu yang lama. Sediaan ini dibeku-keringkan
dan direkonstitusikan segera sebelum digunakan (misalnya asetilkolin klorida
untuk larutan obat mata). (FI edisi IV hal 13)
Sebagian besar zat aktif untuk sediaan optalmik adalah basa lemah. Bentuk
garam yang biasa digunakan adalah garam hidroklorida, sulfat, dan nitrat.
Sedangkan untuk zat aktif yang berupa sam lemah, biasanya digunakan garam
natrium (Codex hal 161).
1. Kejernihan
Larutan mata adalah dengan definisi bebas dari partikel asing dan jernih
secara normal diperoleh dengan filtrasi
2. Stabilitas
Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada sifat kimia
bahan obat,pH produk, metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu),
zat tambahan larutan dan tipe pengemasan.
3. Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan yang diberikan oleh garam-garam dalam larutan
berair, larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika
magnefudosifat koligatif larutan adalah sama. larutan mata dipertimbangkan
isotonik ketika tonisitasnya sama dengan 0,9% laritan Na Cl.Sebenarnya
mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu yang
diusulkan. Maka biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range
0,5%-1,8% NaCl.
4. Viskositas
USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk
memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan
aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metilselulosa, polivinil alkohol dan
hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk meningkatkan
viskositas.Para peneliti telah mempelajari efek peningkatan viskositas dalam
waktu kontak dalam mata.umumnya viskositas meningkat 25-50 cps range
yang signifikan meningkat lama kontak dalam mata.
5. Tambahan (additives)
Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan, namun
demikian pemilihan dalam jumlah tertentu. Antioksidan, khususnya Natrium
Bisulfat atau metabisulfat, digunakan dengan konsentrasi sampai 0,3%,
khususnya dalam larutan yang mengandung garam epinefrin. Antioksidan
lain seperti asam askorbat atau asetilsistein juga digunakan. Antioksidan
berefek sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin.
8. pH cairan mata
Ada persetujuan umum tentang konsentrasi ion hydrogen dari cairan
lakrimal adalah mendekati netral.Namun demikian, variasi nilai telah
dilaporkan oleh beberapa peneliti. Kemudian Hasford dan Hicks, Buchr dan
Baeschlin, Feldman, Dekking, Byleveld, van Grosz dan Hild dan Goyan
dilaporkan telah menemukan pH cairan mata berhubungan dengan darah.
Yang lain telah mendapatkan nilai yang berbeda: Gyorffy dari 6,3-8,4,
Lipschultz 8,0, Oguchi dan Nakasima dari 8,4-8,6. Federsen-Bjergaard
menemukan pH cairan lakrimal dari sepuluh orang normal dan menemukan
nilai 8,2. Dia membuat ketentuan dengan cara kolorimetri dan elektrometri,
dan ditemukan hasil yang sama pada kedua metode. Hind dan Goyan dalam
pekerjaan terakhir, menemukan pH air mata adalah 7,4. Berdasarkan hal itu,
pH cairan lakrimal sekurang-kurangnya 7,4 dan mungkin lebih alkali.
(Scoville’s : 224).
Konsentrasi ion hidrogen dari cairan mata berkisar 7,2-7,4. Sekresi
lakrimal mempunyai nilai pH antara 7,2-7,4 dan mempunyai kapasitas
membuffer yang tinggi. Akibatnya, mata dapat mentoleransi larutan yang
mempunyai nilai pH dari 3,5-10, mereka tidak didapar dengan kuat ketika
cairan mata akan dengan cepat memperbaiki nilai pH normal dari mata.
10. Pewadahan
Wadah untuk larutan mata.Larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit
kecil, tidak pernah lebih besar dari 15 ml dan lebih disukai yang lebih kecil.
Botol 7,5 ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan
mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek waktu pengobatan akan dijaga
oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan kontaminasi. Botol lastic
untuk larutan mata juga dapat digunakan.Meskipun beberapa botol lastic
untuk larutan mata telah dimunculkan dalam pasaran, mereka masih
melengkapi dan yang terbaik adalah untuk menulis secara langsung produksi
untuk menghasilkan informasi teknik dalam perkembangan terakhir. Tipe
wadah yang biasa digunakan untuk tetes mata adalah vertikal dilipat ambar
atau gelas botol hijau layak dengan tutup bakelite yang membawa tube tetes
dengan sebuah pentil dan kemampuan untuk ditutup sebagaimana untuk
menahan mikroorganisme.
Botol plastik untuk larutan mata juga dapat digunakan. Meskipun
beberapa botol plastik untuk larutan mata telah dimunculkan dalam pasaran,
mereka masih melengkapi dan yang terbaik adalah untuk menulis secara
langsung produksi untuk menghasilkan informasi teknik dalam
perkembangan terakhir.
H. Penggunaan tetes mata
Pertama, Cuci tangan
Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah
Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika enates
dimasukkan ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam enates
Tempatkan penates di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata
bagian bawah sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan enates pada
mata atau jari.
Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan
jangan berkedip paling kurang 30 detik
jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup rapat.
I. Dosis
Menurut Formularium nasional edisi II hal. 37
3 kali sehari, 2 sampai 4 tetes
b. Farmakodinamik
Manfaat bagi tubuh : digunakan secara oral untuk mempersiapkan
saluran cerna saat akan dilakukan operasi. Secara topikal digunakan
untuk mengobati infeksi kulit yang bersifat minor.
Mekanisme kerja Obat
Bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri dengan
berikatan dengan subunit ribosomal 30s. Obat in dapat menurunkan
absorpsi dari digoxin dan methotrexate. Bekerja secara sinergistik
dengan penisilin. Neomycin oral dapat meningkatkan toksisitas dari
antikoagulan oral, dan juga
meningkatkan efek samping dari obat yang bersifat neurotoksik,
ototoksik, dan nefrotoksik. Efek samping dari neomycin antara lain
mual, muntah, diare, sertai kulit kering di area mulut dan anus.
Efek ke ginjal
Menunjukan hasil positif. Karna toksisitasnya pada ginjal. Bentuk
terasetilasi sulfonamida dapat mengendap pada saluran kemih jika
air kemih jikaair kemih → → bereaksi asam timbul batu ginjal.
Mekanisme kerja ke ginjal Obat neomycin masuk kedalam ginjal
mencapai maksimal di korteks ginjal dan sel tubulus melalui proses
endositosis sequestration, neomycin ini berikatan dengan lisosom
membentuk myeloid body / lisosom sekunder dan fosfolipidosis.
Kemudian membran lisosom pecah dan melepaskan asam hidrolase
dan mengakibatkan kematian sel. Mekanisme lain dapat diketahui
dengan mekanisme lain melalui permukaan sel G protein bergabung
dengan Ca ++ ( polyvalen cation ) – sensing reseptor ( Ca R ) dimana
reseptor ini berada di nefron distalis serta lumen tubulus proksimal
dan dikatakan CaR ini terlibat dalam kerusakan sel. Faktor kerusakan
dikarenakan adanya depletion ion natrium dan kalium, iskemia
ginjal,karena usia lanjut, penggunaan diuretika, penyakit hati dan obat
lain yang nefrotoksis.
Bacitracinum
a. Farmakokinetik
Absorpsi
Jika diberikan secara intramuskular, bacitracin akan diabsorpsi
dengan cepat dan komplit. Selain itu, bacitracin juga dapat
diabsorpsi saat digunakan sebagai cairan irigasi mediastinal dan
peritoneal dengan kadar yang setara dengan pemberian parenteral.
Bacitracin tidak terabsorpsi pada kulit, luka pada kulit, membran
mukosa, saluran pencernaan, pleura, maupun sinovial. Ketika
diberikan secara oral, bacitracin hanya bekerja secara lokal pada
saluran pencernaan tanpa diabsorpsi.
Distribusi
Bacitracin akan terdistribusi secara luas setelah pemberian melalui
intramuskular dan dapat ditemukan pada sebagian besar organ
tubuh, termasuk cairan asites dan cairan pleura. Bacitracin hanya
sedikit ditemukan dalam cairan serebrospinal kecuali jika terjadi
inflamasi pada meningens.
Metabolisme
Bacitracin akan dimetabolisme menjadi asam amino dan peptida
yang berukuran kecil dalam bentuk desamidobacitracin. Bentuk ini
bersifat inaktif dan dikeluarkan melalui urine dan feses.
Ekskresi
Bacitracin yang diberikan melalui intramuskular akan
diekskresikan melalui ginjal secara perlahan. Dalam waktu 24 jam,
sekitar 10-40% serum bacitracin akan diekskresikan dalam urine.
Bacitracin akan diekskresikan melalui feses jika diberikan secara
oral.
b. Farmakodinamik
Bacitracin akan menghambat pembentukan dinding sel dengan cara
menghambat sintesis peptidoglikan. Peptidoglikan merupakan
komponen utama dinding sel pada bakteri gram positif. Komponen ini
dibawa oleh lipid C-55-isoprenyl pyrophosphate (IPP) melewati
membran sel. Kemudian, IPP akan didefosforilasi
oleh pyrophosphatase menjadi C-55-isoprenyl phosphate (IP)
sehingga lipid yang bebas dapat berikatan dengan peptidoglikan
lainnya. Bersamaan dengan ion metal seperti Mn(2+), Co(2+), Ni(2+),
Cu(2+), dan Zn(2+), bacitracin akan membentuk kompleks dengan
IPP sehingga menghambat proses defosforilasi menjadi IP sehingga
komponen peptidoglikan tidak dapat berikatan membentuk dinding
sel. Bacitracin juga dianggap memiliki kemampuan untuk merusak
membran sitoplasma bakteri, walaupun mekanismenya belum dapat
dipastikan.
IV. DATA PENDUKUNG
a. Data Zat Aktif
Nama Zat Bahan Cara pH Cara Ptb Khasiat
Aktif Pemba pemakaian Stabilit Sterilisasi Zat aktif
ntu as
0,05 𝑔
C Neomycini sulfas = 𝑥 100% = 0,5 %
10 𝑚𝑙
0,005 𝑔
C Bacitracinum = 𝑥 100 % = 0,05%
10 𝑚𝑙
0,09 𝑔
C NaCl = 𝑥 100 % = 0,9 %
10 𝑚𝑙
0,05 𝑔
C Chlorbutanolum = 𝑥 100% = 0,5%
10 𝑚𝑙
W Zat :
0,52
W= 𝑥 (∑𝐶 𝑥 𝐸)
0,576
0,52 − 0,619
0,576
= -0,172 (Hipertonis)
Perthitungan Bahan
Perhitungan bahan-bahan
0,05
a. Bacitracinum = x 22 ml
100
= 0,011 gram
0,5
b. Neomycini sulfas = x 22 ml
100
= 0,11 gram
d. Chlorbutanolum = 0,5/100 x 22 ml
= 0,11 gram = 110 mg
NaCl Pengisotonis
Chlorbutanolum Pengawet
1. Kejernihan
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zarah
pada sediaan,larutan jernih jika berwarna maka sesuai dengan warna
zat yang terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat
ampul pada latar yang gelap (dengan menggunakan kertas karbon)
lalu dilihat adakah kotoran yang mengapung pada sediaan.
2. pH
Alat : kertas pH dan pH meter
Prosedur :
Dengan kertas pH
Didapat pH =
Dengan pH meter
a. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama
dengan pH yang akan diukur.
b. Batang electrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan
dikeringkan.
c. Batang electrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan
diukur pH nya.
d. Menekan auto read lalu enter.
e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.
XII. PEMBAHASAN
XIII. PENGEMASAN
Brosur
Netto : 10 ml
Neobi®
Tetes Mata Steril
Bacitracinum dan Neomicini sulfas
Komposisi :
Tiap ml mengandung :
Bacitracinum ........................................................................ 0,5 mg
Neomycini sulfas ............................................................... 5 mg
Efek samping :
Iritasi dan Reaksi alergi seperti pruritus, edema konjungtiva, dan
eritema. Pandangan mata kabur. Hindari melakukan kegiatan yang
mengharuskan Anda melihat dengan jelas, seperti berkendara dan
mengoperasikan mesin. Pertumbuhan bakteri mungkin akan semakin
pesat jika Anda menggunakan obat ini lebih dari yang diinstruksikan
oleh dokter Anda. Segera hentikan penggunaan obat jika masa
penggunaan obat yang disampaikan oleh dokter telah berakhir.
Kontra Indikasi :
Kontraindikasi mutlak pemberian bacitracin adalah adanya riwayat
hipersensitivitas terhadap penggunaan bacitracin
Penyimpanan :
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpat ditempat yang sejuk ( 15-25 °C )
Terlindung dari cahaya
Diproduksi oleh:
PT. PancaFarma
Palembang-Indonesia
Etiket
Kotak Kemasan
DAFTAR PUSTAKA
Neobi®
Tetes Mata Steril
Bacitracinum dan Neomicini sulfas
Komposisi :
Tiap ml mengandung :
Bacitracinum ........................................................................ 0,5 mg
Neomycini sulfas ............................................................... 5 mg
Efek samping :
Iritasi dan Reaksi alergi seperti pruritus, edema konjungtiva, dan
eritema. Pandangan mata kabur. Hindari melakukan kegiatan yang
mengharuskan Anda melihat dengan jelas, seperti berkendara dan
mengoperasikan mesin. Pertumbuhan bakteri mungkin akan semakin
pesat jika Anda menggunakan obat ini lebih dari yang diinstruksikan
oleh dokter Anda. Segera hentikan penggunaan obat jika masa
penggunaan obat yang disampaikan oleh dokter telah berakhir.
Kontra Indikasi :
Kontraindikasi mutlak pemberian bacitracin adalah adanya riwayat
hipersensitivitas terhadap penggunaan bacitracin
Penyimpanan :
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpat ditempat yang sejuk ( 15-25 °C )
Terlindung dari cahaya
Diproduksi oleh:
PT. PancaFarma
Palembang-Indonesia