Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOLOGI LANSIA

“GANGGUAN SENDI”

Disusun Oleh : Kelompok 6


Nama Anggota :
1. Oktarisa (PO.71.39.1.18.025)
2. Picky Pernanda (PO.71.39.1.18.026)
3. Preti Marsyanda Putri (PO.71.39.1.18.027)
4. Refi Hardianti (PO.71.39.1.18.029)
Kelas : Reguler II A
Dosen Pembimbing :
1. Dr.Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes
2. Ferawati Suzalin, S.Farm. M,Sc, Apt
3. Nur Aira Juwita, S.Farm, M.Si, Apt
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D3 FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta
dorongan dari semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah mengenai “Gangguan Sendi” ini disusun dengan sistematis untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Farmakologi Lansia.
Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput
dari kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaanya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk rekan-rekan yang membaca.
 
Palembang, Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
KASUS................................................................................................................3
2.1 Pengertian....................................................................................................4
2.2 Macam-Macam Gangguan Pada Sendi.......................................................4
2.3 Obat-Obat Nyeri pada gangguan Sendi.......................................................12
BAB III PENUTUP............................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kelainan pada sistem gerak dapat terjadi pada tulang, sendi, ataupun otot.
Banyak sekali penyebabnya, antara lain karena infeksi mikroorganisme,
kerusakan fisik akibat kecelakaaan, kekurangan garam mineral dan vitamin,
gangguan fisiologis, beban aktivitas yang berlebihan, kesalahan sikap tubuh dan
lain-lain. Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,
proteksi alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh, metabolism kalsium dan
mineral, dan organ hemopoetik. Tulang juga merupakan jaringan ikat yang
dinamis yang selalu diperbarui melalui proses remodeling yang terdiri dari proses
resorpsi dan formasi. Dengan proses resorpsi bagian tulang yang tua dan rusak
akan dibersihkan dan diganti oleh tulang yang baru melalui proses formasi.
Sendi merupakan bagian tubuh yang kurang mendapatkan perhatian lebih
lanjut, misalnya saja, saat seseorang merasa sendi nya sakit, orang tersebut akan
mencari obat untuk meredakan nyeri tersebut, atau malahan pergi ke tukang pijat
di samping rumahnya dan bukannya lebih berkonsentrasi untuk mencari
penyebab dari nyeri sendi tersebut. Hal ini menyebabkan kerusakan yang di
disebabkan oleh sendi tersebut menjadi semakin parah.
Nyeri pada sendi tidak serta merta di sebabkan oleh rheumatoid artitis atau
osteoporosis saja, karena nyeri pada sendiri atau yang sering di sebut radang
sendi (artritis) memiliki beberapa jenis sesuai dengan etiologi dan gejala
klinisnya. Untuk itulah, dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa
penyakit yang berhubungan dengan radang sendi atau arthritis.

1
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah tentang makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud gangguan pada sendi ?
2. Jelaskan macam-macam gangguan pada sendi, bagaimana ciri-cirinya dan
cara mengatasinya ?
3. Apa saja obat-obat pada gangguan sendi ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apa dimaksud gangguan pada sendi
2. Untuk mengetahui macam-macam gangguan pada sendi, ciri-cirinya dan
bagaimana cara mengatasi gangguan pada sendi
3. Untuk mengetahui apa saja obat-obat pada gangguan sendi

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengerti dan
memahami tentang gangguan pada sendi, macam-macam, cara mengatasi, ciri-
cirinya serta obat-obat gangguan sendi sehingga mampu menjelaskannya secara
tepat kepada pendengar, selain itu agar pembaca mendapatkan pengetahuan yang
benar dan menambah ilmu pengetahuan agar dapat di aplikasikan kepada
masyarakat luas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

KASUS

Seorang wanita membawa mamanya yang berumur 60 tahun kerumah sakit.


Wanita tersebut menjelaskan kepada dokter bahwa ibunya sering mengeluh
merasakan nyeri dan kaku ketika bangun dipagi hari atau setelah tidak
melakukan pergerakan beberapa waktu seperti pada bagian lutut, pinggul, dan
tulang punggung, dan pada bawah lutut sampai betis sudah bengkak dan hangat
ketika di pegang.

Dokter mendiagnosis bahwa ibu saya mengalami Osteoarthritis. Setelah


melakukan beberapa pemeriksaan seperti  Rontgen dan MRI, tes darah dan
analisis cairan sendi, ternyata benar ibu saya menderita osteoarthritis. Dokter
meresepkan obat Meloxicam dan Suplemen Chondroitin.

Penyelesaian :

Dokter meresepkan obat Meloxicam sebagai obat pereda nyeri dan


Chondroitin sebagai suplemen dan vitamin.

Meloxicam merupakan golongan NSAID. NSAID merupkan Nonsteroidal


AntiInflammatory Drug. Terapi farmakologi pada penderita osteoartritis bersifat
simptomatis. Meloxicam diberikan karena memiliki efek samping paling minimal
terhadap saluran cerna, menurut literatur meloxicam mampu menghambat COX-
2 sepuluh kali lipat daripada COX-1 pada percobaan ex vivo (Waranugraha dkk,
2010). Pemilihan kombinasi dengan suplemen seperti kondroitin yang secara
alami ada dalam tulang rawan sendi tubuh berfungsi membantu tulang tetap sehat
dan Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 13-20 17 Anggriani, dkk sebagai

3
pelumas sendi. Karena terapi medis osteoartritis hanya memiliki efisiensi sedang
dan merupakan terapi jangka pendek untuk pain control diperlukan obat dengan
senyawa yang memiliki efek dengan jangka panjang dan dapat mengatasi
kerusakan sendi.

2.1 Pengertian
Gangguan pada sendi adalah kelainan yang terjadi pada sendi yang diakibatkan
oleh beberapa faktor, misalnya infeksi mikroorganisme, kerusakan fisik akibat
kecelakaaan, kekurangan garam mineral dan vitamin, gangguan fisiologis, beban
aktivitas yang berlebihan, kesalahan sikap tubuh dan lain-lain. Hal ini menyebabkan
timbulnya penyakit dan dapat berakibat lebih parah jika tidak segera ditangani. Sendi
merupakan bagian tubuh yang kurang mendapatkan perhatian lebih lanjut, misalnya
saja, saat seseorang merasa sendi nya sakit, orang tersebut akan mencari obat untuk
meredakan nyeri tersebut, atau malahan pergi ke tukang pijat di samping rumahnya
dan bukannya lebih berkonsentrasi untuk mencari penyebab dari nyeri sendi tersebut.
Hal ini menyebabkan kerusakan yang di disebabkan oleh sendi tersebut menjadi
semakin parah.

2.2 Macam-Macam Gangguan Pada Sendi


Macam-macam gangguan pada sendi diataranya :
1. Terkilir atau keseleo (sprain) adalah gangguan sendi akibat gerakan yang tidak
biasa, dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba. Terkilir dapat menyebabkan
memar, bengkak dan rasa sakit.

4
Ciri – ciri dari terkilir adalah :
 Nyeri di pergelangan kaki.
 Bengkak di bagian yang keseleo atau terkilir.
 Muncul memar.
 Tidak dapat bertumpu pada pergelangan kaki yang keseleo.
 Sulit berjalan.
 Pergerakan menjadi terbatas.
 Perubahan warna kulit.
 Kaki terasa kaku

Cara mengatasi kaki yang terkilir :


1. Lindungi, Lindungi area tubuh yang keseleo untuk mencegah cedera lanjutan
dengan menggunakan penyangga. Atau, dalam kasus pergelangan kaki yang
keseleo atau terkilir, pakai sepatu yang bisa meninggikan dan mendukung kaki
Anda.
2. Istirahatkan, Segera hentikan aktivitas yang menyebabkan cedera tersebut.
Istirahatkan anggota tubuh yang bermasalah. Jangan tempatkan beban berat pada
area yang terkilir selama 48 jam.
3. Kompres es, Aplikasikan kompres dingin (Anda bisa mendapatkannya di
apotek) atau bongkahan es batu yang dibalut plastik atau kain bersih tepat di atas
area yang membengkak dalam 48-72 jam setelah cedera selama 20-30 menit
setiap 2-3 jam sekali. Hal ini akan membantu membatasi perkembangan bengkak
setelah cedera.
4. Perban khusus keseleo, Perban daerah yang terkilir untuk membatasi
pembengkakan dan terlalu banyak pergerakan yang dapat menyebabkan
kerusakan lanjutan. Daerah yang bermasalah harus terbalut dengan pas dan
nyaman, tidak terlalu ketat sampai membatasi aliran darah. Lepaskan perban
sebelum tidur.

5
5. Angkat, Jika kaki atau tangan Anda yang keseleo, sangga kaki yang
bermasalah tersebut untuk meninggikan posisinya di atas jantung selama 48 jam
pertama.
6. Minum obat pereda nyeri, Obat pereda nyeri Non-steroidal anti-inflammatory
(NSAID), seperti asam mefenamat, ibuprofen, parasetamol, atau panadol untuk
meredakan nyeri dan peradangan

2. Dislokasi adalah pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.

Ciri-ciri diskolasi :
 Bahu terasa nyeri dan sangat menyakitkan.

 Bengkak dan memar pada bahu di bagian lengan atas.

 Lengan sulit digerakan.

 Otot bahu terasa tegang.

 Kondisi bahu terasa tidak normal seperti biasanya.

 Merasa lemah pada lengan, leher, dan jari-jari.

Cara mengatasi Diskolasi :


 Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi. Jangan terlalu banyak
menggerakkan sendi yang cedera dan hindari gerakan yang memicu rasa
sakit
 Mengonsumsi obat pereda nyeri jika diperlukan. ...

6
 Mengompres sendi dengan air hangat dan es. ...
 Melatih sendi yang cedera.

3. Osteoarthritis (OA)
Merupakan penyakit sendi degeneratif yang progresif dimana tulang rawan
kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak, disertai perubahan reaktif pada
tepi sendi dan tulang subkhondral yang menimbulkan rasa sakit dan hilangnya
kemampuan gerak.Insidensi dan prevalensi OA berbeda-beda antar negara. Penyakit
ini merupakan jenis arthritis yang paling sering terjadi yang mengenai mereka di usia
lanjut atau usia dewasa.

Ciri-Ciri :

 Sendi terasa nyeri ketika digerakkan

 Sendi terasa bengkak dan hangat ketika Anda mencoba menekannya

 Terdapat kekakuan sendi ketika bangun di pagi hari atau setelah sendi
tidak digerakkan dalam beberapa waktu.

 Terasa patah-patah atau tidak lentur ketika menggunakan sendi.

7
 Adanya taji pada tulang. Merupakan pertumbuhan tulang tambahan di
ujung-ujung persendian, tulang taji ini dapat terasa keras ketika ditekan,
dan dapat membatasi pergerakan dari sendi yang terkena.

Cara mengatasi :

Diagnosis Osteoarthritis

 Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa sendi yang terkena,


memeriksa bengkak, kemerahan, nyeri, dan rentang gerak sendi. Dokter
juga akan merekomendasikan pemeriksaan rontgen dan MRI.

 Pada pemeriksaan rontgen, biasanya akan terlihat kartilago yang menipis/


tidak dapat tampak. Sinar X juga akan menunjukkan jika ada
pertumbuhan tambahan tulang keras seperti taji di sekitar sendi.

 Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan pemeriksaan yang


menggunakan gelombang radio dan gelombang magnet untuk
menghasilkan gambar detail tentang tulang dan jaringan lunak, termasuk
kartilago. MRI bukan pemeriksaan Gold Standart untuk osteoarthritis
namun dapat membantu memberikan informasi yang lebih lengkap untuk
kasus yang kompleks atau sulit.

Pemeriksaan Laboratorium

 Tes darah. Tes darah dapat membantu mencari penyebab lain dari nyeri
sendi, seperti nyeri sendi karena rheumatoid arthritis.

 Analisis cairan sendi. Dokter dapat melakukan ini dengan menggunakan


jarum untuk mengambil cairan sendi dari sendi yang terkena.
Pemeriksaan cairan sendi dapat menentukan apakah ada inflamasi di sana
dan apakah nyeri sendinya disebabkan karena gout atau karena infeksi.

8
4. Arthritis gout (pirai)
Artritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh
dunia. Artritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi
kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam
cairan ekstraselular. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout akut,
akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat dan yang
jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati). Gangguan metabolisme yang
mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar
urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 rag/dl.
Ciri-Ciri :
Gejala arthritis tergantung dari tipenya, namun gejala yang umum menyertainya
adalah:

 Nyeri sendi.

 Kaku pada sendi.

 Bengkak pada sendi.

 Kesulitan dalam menggerakkan otot di sekitar persendian yang terkena.

 Kulit sekitar area yang meradang menjadi merah dan terasa hangat.

 Kekuatan otot menurun.

Cara mengatasi :
Pengobatan arthritis tergantung dari tipenya. Hal ini karena setiap tipe
arthritis memiliki mekanisme penyebab yang berbeda.

Meski demikian ada beberapa obat yang umum diberikan pada penderita
arthritis, contohnya adalah:

9
 Pereda rasa sakit seperti tramadol.
 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs).

 Kortikosteroid seperti prednison.

 Disease-modifying antirheumatic drugs  (DMARDs) seperti


methotrexate.

 Mengoleskan salep atau krim yang mengandung mentol,salisilat atau


capsaicin.

Beberapa tipe arthritis dengan tingkat keparahan penyakit yang tinggi juga
memerlukan fisioterapi dan operasi

5. Septik artritis

Infeksi bakteri piogenik (penghasil nanah) akut pada sendi yang jika tidak segera
ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan pada sendi. Gejala klinis yang tampak
pada bayi berbeda dengan pada anak-anak dan dewasa, yaitu : Bayi.
Karena sendi sakit, maka tubuh secara otomatis berusaha untuk melindunginya
dengan mengontraksikan otot-otot disekitar sendi. Kekakuan sendi jelas terlihat,
adanya demam, subluksasi lebih sering terjadi daripada dislokasi. Bakteri yang paling
sering menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Stafilokokus aureus. Faktor risiko
yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit ini adalah HIV, AIDS, dan penggunaan
terapi adenokortikosteroid jangka panjang secara intravena.

Ciri-Ciri :
Dapat ditemukan kekakuan pada sendi yang terkena, nyeri pada pergerakan sendi,
dapat terjadi demam, namun gejala ini bukan patokan utama, dapat terjadi dislokasi
patologik pada sendi pada minggu kedua. Sedangkan pada anak-anak dan orang

10
dewasa dapat memberitahu lokasi terjadinya sakit dan nyeri yang timbul saat
pergerakkan.
Cara mengatasi :
Dalam mengobati septic arthritis, dokter akan mengombinasikan obat-
obatan antibiotik dengan pengeringan cairan sendi.

6. Rheumathoid Arthritis (RA)


Artritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi
sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi
klinik klasik AR adalah poliartritis simetrik yang terutama mengenai sendi-sendi
kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan synovial sendi, AR juga bisa mengenai
organ-organ di luar persendian seperti kulit, jantung, paru-paru, dan mata.
Mortalitasnya meningkat akibat adanya komplikasi kardiovaskular, infeksi, penyakit
ginjal, keganasan, dan adanya komorbiditas. Menegakkan diagnosis dan memulai
terapi sedini mungkin, dapat menurunkan progersifitas penyakit. Metode terapi yang
dianut saat ini adalah pendekatan pyramid terbalik (reverse pyramid), yaitu
pemberian DMARD sedini mungkin untuk menghambat perburukan penyakit. Bila
tidak mendapat terapi yang adekuat, akan terjadi destruksi sendi, deformitas dan
disabilitas. Morbiditas dan mortilitas AR berdampak terhadap kehidupan social dan
ekonomi. Kemajuan yang cukup pesat dalam pengembangan DMARD biologic,
memberi harapan baru dalam penatalaksanaan penderita AR. Artritis reumatoid dapat
menjadi suatu proses yang komples. Diagnosis tidak hanya bersandar pada satu
karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari sekelompok tanda da
gejala. Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya
empat dari tujun kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan tedahulu harus
sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

Ciri-ciri :
 Kekakuan pagi hati (lamanya paling tidak 2 jam)
 Artritis pada tiga atau lebih sendi

11
 Artritis sendi-sendi jari tangan
 Artritis yang simetris
 Nodul reumatoid
 Faktor reumatoid serum
 Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)

Cara mengatasi :
 Konsumsi Obat Pereda Sakit. Misalnya parasetamol, kodein, dan obat
antiinflamasi non-steroid (OAINS).
 Konsumsi Obat Steroid.
 Terapi Biologis.
 Konsumsi Obat Anti-Rematik Modifikasi-Penyakit (DMARDs)
 Terapi Fisik.
 Operasi.

2.3 Obat-Obat Nyeri pada gangguan Sendi


1. Analsik
Pabrik : Sanbe farma
Golongan obat : Keras
Komposisi : Metampiron 500 mg, diazepam 2 mg
Indikasi : nyeri pinggang, kolik empedu, nyeri kepala, nyeri sendi dan otot
Kontra indikasi : Hipersensitif
Efek samping : agranulositosis
Dosis : setelah makan, dewasa : 1 kaplet bila nyeri belum hilang lanjutkan 1 kaplet
tiap 6-8 jam

2. Analspec
Pabrik : Metiska farma

12
Golongan obat : Keras
Komposisi : Asam mefenamat 500 mg/ kaplet
Indikasi : nyeri akut dan kronik, ringan atau sedang, nyeri otot dan terkilir, nyeri
sendi, demam, sakit gigi
Kontra indikasi : tukak lambung dan usus, hati-hati dengan wanita hamil dan
penderita usia lanjut dengan gangguan fungsi ginjal

3. Andalpha
Pabrik : Actavis
Golongan obat : Keras
Komposisi : Tramadol HCl 50 mg
Indikasi : pengobatan dan pencegahan nyeri sedang dan berat
Kontra indikasi : Hipersensitif, intoksi akut dengan alkohol, obat hipnotik, opiat
Efek samping : gangguan GI, ggn psikis dan ssp, ketergantungan fisik, reaksi
alergi, urtikaria, gangguan berkemih
Perhatian : hati-hati terhadap ketergantungan dan penyalahgunaan obat, depresi
pernafasan, hamil dan menyusui
Dosis : dws dan anak-anak >12 th : nyeri akut : awal 100 mg dilanjutkan dengan
50-100 mg tiap 4 jam. Nyeri kronik : awal 50 mg, maksimal sehari 400 mg

4. Aracolf
Pabrik : Armoxindo farma
Golongan obat : Keras
Komposisi : diklofenak K 50 mg
Indikasi : pengobatan jangka pendek keseleo dan inflamasi pasca operasi dan nyeri
seperti pada ortopedi
Kontra indikasi : gastric, ulcer, asma, urtikaria, rinitis akut
Efek samping : peny.epigastric, nausea, vomiting, diare, keram perut
Perhatian : ggn sal cerna, fungsi renal, masa awal kehamilan

13
Dosis : dws : seharo 100-150 mg, dosis harus diberikan dalam 2-3 dosis terbagi
5. Arcoxia
Pabrik : Merck sharp and dohme
Golongan obat : Keras
Komposisi : etorikoksib 60 mg, 120 mg
Indikasi : menghilangkan gejala pada pengobatan osteoartritis, menggilangkan
nyeri kronik muskuloskeletal
Perhatian : meningkatkan penyakit renal, pasien dehidrasi
ESO : fatigue, pusing, edema, dispepsia, rasa panas dalam perut
Dosis : sehari 1x60 mg

6. Arimet
Pabrik : promed rahardjo
Golongan obat : Keras
Komposisi : meloksikam 15 mg
Indikasi : terapi simptomatik jangka pendek eksaserbasi akut osteoarthritis dan
terapi jangka panjang rheumatoid artritis
Perhatian : riwayat penyakit saluran cerna / ggn ginjal

7. Arthrifen
Pabrik : Armoxindo farma
Golongan obat : terbatas
Komposisi : ibu profen 100 mg/ 5 ml, 200 mg
Indikasi : menghilangkan nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi : hipersensitiv, penderita tukak peptik, polip hidung
Dosis : dws 3-4X 200-400 mg, maksimal 2400/ hari

8. Artimatic
Pabrik : holi farma

14
Golongan obat : Keras
Komposisi : piroxicam 10 dan 20 mg
Indikasi : anti rematik, muskuloskeletal, gout akut
Perhatian : wanita hamil dan menyusui, hipertensi
ESO : gastro insestinal, anoreksia, nyeri perut, diare, mual, tukak lambung
Dosis : RA sehari 10-30 mg, muskuloselektal sehari 40 mg selama 2 hari, gout
akut 40 mg selama 4-6 hari

9. Butamidon
Komposisi : fenilbutazon 100 mg, profinazon 150 mg, vit B1 25 mg
Indikasi : peny.tulang sendi, osteoartritis, sakit punggung, sinovitis
KI : tukak lambung, leukopenia, hemoragia
Dosis : dws 4-6 tab sehari, selanjutnya 1-3 tab sehari

10. Celebrex
Komposisi : selekoksib 100 mg,200 mg
Indikasi : osteoartritis dan rematik pada orang dewasa
KI : alergi sulfonamida, aspirin / NSAID lain
ESO : nyeri abdomen, dispepsia, diare, dll
Dosis : osteoartritis sehari 1 x 200 mg, rematik artritis sehari 2 x 200 mg-200 mg

11. Meloxicam
Komposisi :Tiap tablet mengandung meloxicam 7,5 mg.
Indikasi : Terapi symptomatic jangka pendek pada osteoarthritis exacerbation
akut, Terapai symptomatic jangka panjang arthritis rematoid ( polyarthritis
kronis).
KI : Penderita hipertensif terhadap meloxicam, ulcer lambung yang aktif, masa
kehamilan atau menyusui, ana-anak dan remaja yang umurnya kurang dari 15

15
tahun, tidak boleh diberikan pada penderita yang memiliki riwayat/ gejala asma,
polip hidung, angioedema, atau urticaria.
ESO : Gangguan pencernaan, edema dan rasa sakit, reaksi alergi, pusing, vertigo,
angina pektoris, dll.
Dosis :Osteoarthritis : 7,5 mg 1xsehari, Arthritis rematoid : 15 mg 1xsehari.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gangguan pada sendi adalah kelainan yang terjadi pada sendi yang diakibatkan
oleh beberapa faktor, misalnya infeksi mikroorganisme, kerusakan fisik akibat
kecelakaaan, kekurangan garam mineral dan vitamin, gangguan fisiologis, beban
aktivitas yang berlebihan, kesalahan sikap tubuh dan lain-lain.
Macam – macam penyakit sendi diantaranya keseleo, orteoartritis, rhematoid
artritis, artritis gout, diskolasi dan septic artritis
Obat pada penyakit sendi diantaranya ibu profen, meloxicam, piroxicam,
selekoksib, fenilbutazon, rtorikoksib, Na diklofenak dan asam mefenamat

17
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2013. Obat-obat Penting edisi ketujuh.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo kelompok kompas-Gramedia.
Olson, James. 2004. Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sirait, Midian. 2019. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia volume 52. Jakarta:
Isfi Penerbitan.
Kasim, Fauzi. 2015. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia volume 49. Jakarta:
Isfi Penerbitan.

18

Anda mungkin juga menyukai