Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KOSMETOLOGI

“LIPSTIK”

Dosen pengampu :

1. Dra. Dwi Indriati, M.Farm., Apt


2. Mindya Fatmi, M.Farm.Apt
3. Wilda Nurhikmah, M.Farm., Apt.
4. Cyntia Wulandari, M.Farm.
5. Asri Wulandari, M. Fram

Asisten Dosen : Munifa putri

Nama: Pebiyola

Npm : 066119262
Kelas : 5H

LABORATORIUM FARMASIPROGRAM
STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengetahui formulasi sediaan lipstik
Membuat dan mengetahui cara pembuatan sediaan lipstik
1.2 Latar belakang
Lipstik adalah kosmetik yang diterapkan pada bibir untuk menentukan bentuk dan memberi
warna serta perlindungan terhadap lingkungan sekitar (Engasser, 2000). Produk bibir telah
digunakan sejak jaman kuno, meliputi lipstik, lipgloss, lip liners (Riley, 2000). Lipstik digunakan
secara luas oleh kalangan wanita dan lipstik menjadi sangat populer di akhir dekade ini,
popularitasnya dapat diukur dari fakta pasar yang telah dibanjiri produk lipstik dengan ratusan
nuansa (Mithal dan Shaha, 2000). Komponen utama dari formulasi lipstik adalah bahan pewarna
dan basis lipstik (Mitsui, 2007). Bahan pewarna yang umumnya digunakan adalah pewarna sintetis
seperti bromoacid, eosin, pigmen titanium dioksid, bismut oksiklorid serta bahan pewarna lain yang
di izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Hal tersebut penting untuk diperhatikan
karena penggunaan langsung pada bibir akan terjilat atau ikut dengan makanan atau minuman yang
dimakan sehingga dalam formula lipstik bahan-bahan yang digunakan harus dipastikan aman
(Riley, 2000; Draelos, 2011).
Dewasa ini banyak beredar lipstik dengan pewarna yang mengandung logam-logam
berbahaya seperti timbal dan merkuri, bahan timbal dapat terkandung dalam zat pewarna Pb
karbonat dan Pb sulfat, logam berat tersebut tidak mempunyai fungsi di dalam tubuh melainkan
akan menimbulkan keracunan jika dalam tubuh terdapat jumlah logam berat yang cukup besar
(Yatimah, 2014). Seiring perkembangan jaman, masyarakat mulai beralih pada produk bahan alam
mulai dari obat-obatan, praktek penyembuhan hingga kosmetik. Sehingga terjadi peningkatan pada
penggunaan kosmetik bahan alam dan banyaknya permintaan pasar terhadap kosmetik bahan alam
(Kapoor, 2005).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian
luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi dan rongga mulut antara lain untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap
dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Tranggoro dan Latifah, 2007).

Lipstik adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dalam tata rias wajah. Lipstik
adalah produk yang umum yang sering digunakan oleh para wanita, karena bibir dianggap
sebagian besar penting dalam penampilan seseorang (Wasitaatmadja, 1997).

Sekilas rasa buah naga seperti buah kiwi, kombinasi antara manis, asam, dan segar.
Buah naga bias disantap sebagai buah meja, diolah menjadi puding, isi pai, campuran salad
atau es buah. Dibalik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat seperti
menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah, pengikat zat karsinogen penyebab
kanker dan memperlancar 9 proses pencernaan. Belum ada penelitian pasti tentang manfaat
buah ini. Namun, banyak orang percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten,
kalsium, karbohidrat, dan tinggi serat (Winarsih, 2007).

Kandungan Buah Naga Secara keseluruhan, buah ini baik untuk kesehatan dan dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi sehari-hari. Buah naga putih sebagai salah satu
tanaman tropis memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi, diantaranya yaitu
carotenoid, phenolic dan betalain. Ketiga zat aktif tersebut berperan dalam proses regenerasi
sel yang kemudian juga dapat meningkatkan kesuburan pada pria (Nurliyana et al., 2010).
2.2 Data Preformulasi

Ekstrak buah naga (Zat aktif)

Morfologi: Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya
berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah
naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning.
Kandungan: Kadar gula,Air, Karbohidrat, Asam, Protein, Kalsium, Fosfor, Magnesium dan Vitamin
C

Propilen Glikol (FI IV hal. 712, Handbook of Pharmaceutical Excipient ed VI hal 407)

- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak
dapat bercampur dengan minyak lemak.
- Konsentrasi : 15 %
- Kegunaan : humektan.
- OTT : Inkompatibel dengan pengoksidasi seperti potassium
permanganat.
- Stabilitas : Dalam suhu yang sejuk, propilen glikol stabil dalam wadah
Tertutup. Propilen glikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol,
gliserin, atau air.
- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Alba ( Farmakope Indonesia IV hal 186, Excipient 6th edition hal 558)

- Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapis tipis,
bau khas lemah dan bebas bau tengik.
- Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna
dalam kloroform dan eter juga minyak lemak.
- Konsentrasi : 1-20%
- Kegunaan : Stabilisator emulsi.
- OTT : Inkompatibel dengan zat pengoksidasi.
- Stabilitas : Stabil jika disimpan pada wadah tertutup dan terlindung dari cahaya.

Vaselin album (Farmakope Indonesia IV hal. 822, Handbook of Excipients 6th edition hal. 331)

- Pemerian : Putih atau kekuningan, massa berminyak, transparan dalam lapisan tipis
setelah didinginkan pada suhu 0C.
- Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin, atau panas dan
dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam benzene, karbon disulfit, dalam
kloroform, larut dalam heksan dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak
atsiri.
- Konsentrasi : 10-30%
- Kegunaan : emolien dan basis salep.
- OTT : merupakan bahan inert yang tidak dapat bercampur dengan banyak
bahan.

- Stabilitas : jika teroksidasi dapat menimbulkan warna dan bau yang tidak
dikehendaki. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.
- Wadah dan penyimpanan : di tempat tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
dan kering.

BHT (Handbook of Excipients 6th edition hal. 75)

- Pemerian : Putih atau kuning pucat, kristal padat atau serbuk.


- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali
hidroksida dan asam mineral, mudah larut dalam aseton, benzene, etanol,
eter, minyak, dan paraffin liq.
- Konsentrasi : 0,005-0,02%
- Kegunaan : antioksidan
- OTT : fenolik, zat pengoksidasi kuat, seperti peroksida dan permanganate.
- Stabilitas : terpapar cahaya, kelembaban, serta pemanasan menyebabkan
perubahan warna dan mengurangi aktivitas.

Lanolin/Adeps Lanae (Depkes RI, 1995)

- Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.


- Kelarutan :Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air

lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam
etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.
- Kegunaan :Selain digunakan dalam formulasi topical dan
kosmetik, dapat sebagai basis salep, juga sebagai emulsifying agent.
- Penyimpanan :Lanolin dapat mengalami autooksidasi selama
dalam penyimpanan.

Tween 80 ( Farmakope Indonesia IV halaman 687, Handbook of Pharmaceutical excipient edisi VI


halaman 375 )

- Pemerian :Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning mudahingga coklat

muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.

- Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak

berwarna, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut dalam minyak mineral.

- Konsentrasi :1-15%.

- Stabilitas : Stabil pada elektrolit dan asam lemah, dan basa. Berangsur-angsur akan tersaponi
Farmakope Indonesiakasi dengan asam kuat dan basa.

- OTT : Akan berubah warna atau mengendap dengan phenol, dan tannin.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, ditempat sejuk dan kering.

Nipagin / Methylis Parabenum (Excipient Hal 441)

- Rumus Molekul : C8H8O3

- Berat Molekul : 152,15

- Pemerian : hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih, tidak berbau atau berbau
khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit panas.

- Kelarutan : mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut dalam minyak; larut dalam 400
bagian air

- OTT : surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit, magnesium trisilikat, talk,
tragakan, dan sodium alginat

- Kegunaan : antifungi

- Konsentrasi : 0.02–0.3% untuk topical

Oleum Rosae, Monografi Oleum Rosae (DepKes RI, 1995)

- Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada
suhu 25oC kental, dan jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa
hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur Larut dalam kloroform. Sebagai
pemberi aroma pada sediaan krim. Minyak mawar adalah minyak atsiri yang
diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena
Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa lainnya.

- Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jenuh

Carnauba wax
Pemerian : Berwarna coklat muda sampai kuning pucat, dan berbentuk bubuk, berupa serpihan
atau tidak teratur, memiliki bau yang khas ringan, hampir hambar dan tidak berasa,
carnauba wax tidak mudah berubah menjadi tengik.

- Kelarutan : Hampir tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol mendidih 95% serta dapat
dilarutkan dalam kloroform hangat dan toluene, titik lebur 80-88C.

- Aplikasi : Carnauba wax (10-50% w/w) digunakan sebagai bahan tunggal atau kombinasi
dengan HPC, alginat atau gelatin-pektin eudragit dan steril-alkohol dalam formulasi
sediaan padat lepas lambat.

- Khasiat/Kegunaan : Penyalut
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

No. Nama Alat Nama Bahan


1 Alat-alat gelas Bahan

2 Spatula Ekstrak Buah Naga

3 Batang pengaduk Cera alba

4 Lumpang dan alu Vaselin album

5 Hot plate Oleum ricini

6 Cawan penguap Lanolin

7 Sudip Cetil alkohol


8 Kemasan Primer (wadah kemasan lipstick) Carnauba Max

9 Kemasan Sekunder (Kotak Lipstick) BHT

10 Profilen Glikol

11 Tween 80

12 Oleum rosae

13 Nipagin

3.2 Formulasi
Cera Alba 31,2 %
Lanolin 6,58%
Vaselin album 27,92%
Cetil alkohol 4,90 %
Oleum ricini 6, 58%
Carnauba Max 4,1 %
Ekstrak buah naga 12%
BHT 0,1 %
Profilen Glikol 5%
Tween 80 1%
Oleum rosae q.s
Nipagin 0,1%

3.3 Cara Kerja


1. Nipagin dilarutkan kedalam profilen Glikol diaduk ad homogen.

2. Tambahkan dengan ekstrak buah naga secara perlahan ad homogen

3. Ditambahkan oleum ricini aduk ad homogen(fase A)

4. (Di buat fase B) panaskan Cera Alba, tambahkan dengan cetil alkohol, masukkan carnauba
Max, ditambahkan vaselin album aduk ad melebur menjadi satu

5. Masukkan BHT dan tween 80 kedalam fase A aduk ad homogen

6. Fase A ditambahkan dengan Fase B aduk ad homogen.

7. Masukkan ke dalam wadah pencetak dan masukkan kedalam kulkas selama 15 menit
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Evaluasi Gambar

1. Uji Organoleptik

2. Uji PH

3. Uji Leleh

4. Uji Kekerasan
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, praktikan mencoba membuat sediaan lipstik dengan menggunakan
pewarna dari bahan alam yaitu buah naga super merah (Hylocereuscostaricensis) karena
mengandung pigmen antosianin yang berfungsi sebagai pigmen warna. Hasil lipstik yang diharapkan
yaitu akan memberikan warna merah pada bibir yang ditimbulkan oleh senyawa antosianin yang
terkandung pada buah naga.
Komposisi pada sediaan lipstik terdiri dari basis yang meliputi minyak, lilin, dan lemak.
Basis dalam lipstik memegang peranan yang sangat penting. Suatu basis harus dapat
mendistribusikan warna secara uniform, dapat dicetak dengan mudah, tidak mudah patah setelah
dicetak, dan mudah diaplikasikan. Masing-masing dari jenis basis tidak memiliki karakteristik yang
ideal, sehingga sangat dibutuhkan kombinasi dari basis-basis tersebut. Komponen minyak pada
lipstik dipilih untuk dapat melarutkan pewarna.Sedangkan fungsi dari lemak pada sediaan lipstik
adalah untuk memberikan lapisan pada bibir, memperhalus bibir, dan meningkatkan dispersi dari
pigmen yang tidak larut. Lilin berfungsi sebagai pemberi konsistensi dari lipstik.Komponen
selanjutnya yaitu pewarna. Ada beberapa pebagian presentase dalam penggunaan pewarna bahan
pewarna / staining dyes (bromo acid) 0.5-3%, pigmen larut minyak 2%, pigmen tidak larut minyak
8-10%, titanium dioksida 1-4%.
Lipstik merupakan kosmetik yang digunakan untuk memperindah bibir dengan warna yang
menarik, melindungi bibir agar tidak kering, serta dapat menonjolkan sisi yang baik dan
menyamarkan yang buruk pada bentuk bibir. Sediaan lipstik yang baik harus mudah diaplikasikan,
tidak mengiritasi, tidak lengket, maupun kering, dan dapat menjaga ketahanan warna yang
menempel pada bibir.
Hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan sediaan lipstik adalah penambahan warna pada
campuran basis. Penambahan pewarna yang tidak tepat pada campuran lilin dan minyak dapat
menyebabkan pewarna lipstik mengendap pada cetakan. Untuk menghindari hal tersebut, hendaknya
penuangan massa lipstik dilakukan pada saat massanya membentuk konsistensi kental namun tetap
mudah untuk dituangkan pada cetakan yang telah di oleskan dengan gliserin.
Selain penambahan warna yang perlu diperhatikan, titik leleh tiap tiap komponen harus
diperhatikan, karena lipstik adalah sediaan dengan bahan dasar minyak, lemak dan lilin. Pelelehan
bahan yang tidak sesuai dengan titik leleh komponennya mengakibatkan perubahan bentuk kristal
pada saat sediaan dingin, sehingga tidak dapat kembali pada bentuk yang diinginkan.
Dalam praktikum pembuatan sediaan lipstik ini dihasilkan lipstik berwarna merah muda.
Warna merah muda ini berasal dari warna sari buah naga merah, karena bercampur dengan bahan-
bahan lainnya maka warna merah pekat dari warna sari sebelumnya menjadi warna merah muda.
Dari hasil organoleptis ini maka warna dari pigmen antosianin dalam sari buah naga merah dapat
digunakan sebagai pewarna alami. Karena pada pembuatan lipstik tidak menggunakan parfum, maka
lipstik yang dihasilkan menghasilkan bau khas lipstik yaitu bau lilin dari basis yang digunakan.
Lipstik memiliki tekstur semi – solid dengan kekuatan yang baik sehingga tidak mudah patah pada
saat diaplikasikan. Meskipun tidak mudah patah, lipstik tetap bertekstur creamy sehingga mudah
diaplikasikan pada bibir dan tetap nyaman dipakai.
BAB V
KESIMPULAN

1) Pewarnaalamiyangdigunakandarisaribuahnagamerah(Hylocereus costaricensis) menghasilkan


warna merah muda pada sediaan, namun tidak pekat.
2) Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam batangan padat (roll up) yang dibentuk dari
minyak, lilin dan lemak serta ditambahkan pewarna dan parfum.
3) Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik
sehingga dapat meningkatkan estetika wajah.
4) Lipstik sari buah naga merah (Hylocereuscostaricensis) menghasilkan daya oles dan kekerasan
yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey,
P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation.
Tranggono, R. I. S., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit UI


Press. Yusni Bandini dan Nurudin Azis. 1995. Bayam. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Gembong Tjitrosoepomo. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai