Tiap 10 mL mengandung
Deksametason 0,1 %
Na P 0,56 %
NaHP 0,284 %
NaCl 0,891 %
Jumlah Produksi : 10 @
Tanggal Produksi :
Benzalkonium
Bk Pengawet 0,001 0,01
klorida
Natrium
Nc Pengisotonis 0,089 0,891
klorida
Aqua pro
Aq Pembawa 9,51 7.75
injection
dapat mengatasi inflamasi mata bagian luar maupun pada segumen arterior. Obat dexametason
dapat diberikan pada kantung konjunctiva yang akan mencapai kadar terapi dalam cairan mata
sedangkan golongan gangguan [ada bagan mata. Postenor lebih baik diberikan sistemik.
Umumnya dipakai larutan dexametason fosfat 0,1 % pagi dan siang ( Gunawan, Sulista Gan.
2012).
Dexametason zat ini menekan adrenal relative kuat mata resiko insupisiensi juga agak
besar. Dexametason sering digunakan sebagai zat diagnostic untuk menentukan hiper fungsi
adrenal (teruspresi dexametason). Secara topical digunakan sebagai tetes mata/telinga (fosfat
0,1%) juga dikombinasi dengan sefra,isin (sofradex) ( Tjay, Tan Hoan. 2007 ).
dalam bentuk bebas alcohol atau dalam salah satu bentuk esterifikasi dalam pengobatan kondisi
sangat cocok untuk mengobati kondisi dimata retensi air akan merugikan dosis (Sweetman, Sean
C. 2009).
a. Indikasi
Penyakit mata, termasuk konjunctiva alergika, karotitis, tidak corneal marginal alergik,
herpes zortus opthalmicus, iritis dan indusiklikis, khoriorentinitis, inflamasi segmen anterior,
irritis posterior difusa daan khoroiditos, neuritis optic dan opthalmik simpatetik (Hardjosaputra,
Purwanto.dkk. 2008).
b. Konsentrasi/Dosis
a. Parenteral
Dewasa : 0,5 – 9 mh/ hari IM atau IV sebagai permulaan, diikuti dengan pengurangan dosis
secara bertahap sampai seminimal mungkin, sesuai dengan kemajuan klinis; dosis harus
disesuaikan secara perseoranan atas dasar penyakit yang sedang diobati beratnya penyakit dan
kemajuan klinis; dosis yang lebih keil mungkin mencukupi bagi penyakit yang lebih ringan,
sedangkan dosis yang lebih besaer daripada 9 mg/har mungkin diperlukan untuk penyakit yang
c. Mekanime Kerja
Kortikosteroid bekerja dengan mepengaruhi kecepatan sintesi protein. Molekul hormon
mmasuki sel melewati membrane plasma secara difusi pasif. Hanya di jaringan target hormon ini
bereaksi dengan reseptor protein yang special dalam sitoplasma sel an membentuk komplek
reseptor steroid. Komplek ni mengalami perubahan konformasi lalu bergerak menuju nucleus
dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein
spesifik induksi sintesis protein yang akan memberikan efek fisiologik steroid (Gunawan,
d. Efek Samping
e. Kontra Indikasi
- Infeksi fungsi sistemik (keuali dibutuhkan untuk mengotrol reaksi obat yang diakibatkan oleh
amphotericin B).
a. Pengawet
farmasetik sebagai anti mikroba yang dalam aplikasinya sama dengan surfaktan. Dalam sediaan
obat mata benzalkonium klorida adalah pengawet atau excipient lain terutama 0,1 % 6/u,
dkk. 2009).
Dalam preparat untuk mata campuran benzalkonium klorida (0,01 %) dan EDTA dari
pseudomonas diengirosa lebih peka terhadap benzalkonium klorida (Ansel, Howard C. 1982).
Benzalkonium klorida adalah pengawet yang paling efektif dan bereaksi dengan cepat
b. Viskositas
Polimer hidrofilik yang paling sering digunakan untuk tujuan metal selulosa, hidroksi
propel metal selulosa. Selulosa hidroksietil dan provinil alcohol, merata digunakan pada
konsentrasi yang menghasilkan viskositas berkisar 5 sampai 1500 CPS (Remington, Joseph P.
2005.
Metil selulosa mungkin ditambahkan dalam berbagai jenis larutan buffer yang
digunakan untuk menghasilkan larutan yang lebih viskos. Larutan metal selulosa dignakan (1)
mengobati kekurangan keluarnya air mata yang lama (2) menjaga obat untuk berbagai kondis
fotelogik dari kornea, dan (3) sebagai peluncur dalam situasi khusus tertentu (Schoville’s. 1969).
Dalam persiapan tetes optalmik 0,5-1% w/v larutan pengganti yang tinggi viskositasnya
yang tinggi dar metal selulosa telah digunakan sebagai pembawa tetes mata (Rowe, Raymond C.
2009).
c. Pengisotonis
NaCl digunakan sebagai zat pengisotonis dan sebagai sumber ion klorida dan natrium
NaCl digunakan sebagai bahan pengisotonis karena mempunyai tekanan osmotic yang
d. Pendapar
Obat-obat yang tergolong dalam kelomop II meliputi obat yang memiliki stabilitas
terbesar pada pH 2-3 tapi pada saat yang berperan aksi teraupetikya mnimun pada reagen pH ini.
Demikian juga dengan atropine sulfat yang lebih stabil pada pH antara 2-6. Karena adanya
peruraian yang sangat cepat sehingga pH menjadi lebih alkali, oleh karena itu untuk
menyediakan pembawa yang dapat memberikan stabilitas terbesar juga dengan aksi
psikologisnya, buffer ini untuk obat-obat diatas memiliki pH 6,5 dan istonasi dengan NaCl 0,9 %
(Schoville’s. 1969).
Dapat digunakan dalam suatu larutan mata karena salah satu dari semua alas an berikut
ini (1) untuk mengurangi ketidaknyamanan si pasien (2) untuk menjamin kestabilan obat dan (3)
untuk mengawasi aktivitas teraupetik bahan obat pembawa fosfat isotonik disesuaikan untuk
tonisitas dan memberikan suatu pH pilihan berkisar antara 5,9 – 8,0 dibuat dengan menggunakan
dua larutan persediaan satu mengandung 8,00 gram mononatrium difusfat ( HP per liter
Dapar fosfat, kapasitas daparnya tingi dalam daerah alkalis, tetes mata didapar atas
dasar berapa alasan misalnya untuk memperbaiki daya tahan , untuk mengoptimalisasikan kerja
e. Pembawa/pelarut
RM/BM : -
berbau
dan elektrolit
Ph : 8,5 – 9,5
Sterilisasi : Autoklaf
2. Benzalkonium Klorida (Excipient, Halaman 59, RPS , Halaman 1626, MD , Halaman 1629)
Nama Resmi : BENZALKODII CHLORIDUM
seperti sabun
anionic
Sinonim : Deksametason
RM/BM : / 395,47
Kestabilan : -
aspirin
Sterilisasi : Autoklaf
RM/BM : HP / 141,96
9,2
Sterilisasi : Autoklaf
PHOSPHATE
sedikit deliquescent.
Ph : 4,5
membuih
berwarna,berasa garam
tertentu
Ph : 2
7. Methyl Selulosa (Dirjen POM, 1995 Halaman 544; Excipient Halaman 430)
chloroform
Ph : 5,0 – 8,0
Incompabilitas : -
Sterilisasi : Autoklaf
METODE KERJA
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah autoklaf, botol, batang pengaduk,
cawan porselin, erlenmeyer, gegep, gelas ukur, kertas timbang, pinset, dan sendok tanduk dan
wadah.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aqua pro injection
III.2 Perhitungan
1. Rumus Catelyn
g/100 mL = F -
= ( 0,31 – . 2) . = 0,89092978
2. Rumus PTB
W=
a. Per Dosis
d. Na P 0,56% x 10 mL = 0,056 g
e. HP 0,284% x 10 mL = 0,0284 g
Autoklaf, 115-
1. Botol FI V
116 30 menit
Benzalkonium
10. Autoklaf EXCIPIENT
klorida
1. Disiapkan alat dan bahan disterilkan sesuai dengan metode sterilisasi masing-masing
2. Botol yang digunakan dicuci lalu dibebas alkalikan dengan cara direndam panas selama 30
3. Ditimbang yang akan digunakan sesuai dengan hasil perhitungan bahan, jika perlu dilakukan
pengenceran
4. Masukkan satu per satu bahan kedalam satu wadah lalu diaduk hingga homogeny
9. Didinginkan