Yunan Harfia
i h
Penderita
Patos Keadaan Phatos
an
Logos Ilmu Logos Ilmu
Sel jaringan
Golongan sel penghubung
Sel jaringan
otot
Sel jaringan
saraf
Sel Mempunyai ikatan kuat antar sel yang tidak dapat
efitel dilalui cairan
Terdapat diseluruh luar permukaan tubuh dan sebagian besar
permukaan bagian dalam tubuh berupa lembaran sel yang
berhubungan membentuk membran epitel
Sebagian sel efitel bersekresi ke arah permukaan secara
langsung (mukosa),sebagian melalui sistem
duktus(eksokrin),atau langsung kedarah (endokrim)
Sel
Pada umumnya terdapat memproduksi sejumlah zat substansi
jaringan matris ekstraseluler
penghubu Bersifat protein unsur utama berbagai tipe kolagen dan
ng struktur protein yang lain bersifat
fibronektin,laminin,vibronektin. Sel jaringan penghubung juga
bertugas menopang membrana basalis,bersama produksi sel
golongan lain
Sel jaringan otot : spesialisas gerak kontraktil,walau penampilan sel jaringan ini
sangat berbeda. Dikenal 4 kategori yaitu :
otot sklelet (kerangka tubuh) bercorak atau lurik sehingga sering otot serat lintang.
otot jantung
otot polos (berasal dari fibroblas)
mio epitel (berasal dari endokrem)
Sel jaringan saraf : juga dibagi empat golongan berdasarkan iritabilitas dan
kapasitas menghantar impuls elektrik,sel jaringan tersebar diseluruh tubuh menyusun
jaringan konduksi impuls periper-pusat dan sebaliknya. Dalam susunan sraf pusat,serl
saraf pusat (neuron )mempunyai spesifikasi dan aktifitas metabolisme
kompleks,sehingga sangat peka atas jejas.
Hipoksia
Bahan kimia (termasuk obat-obatan)
Agen fisik
Agen mikrobiologi
Sebab-sebab Jejas, Mekanisme imun
Kematian dan Adaptasi
sel : Gangguan genetik
Ketidakseimbangan nutrisi
Penuaan
Karbohidrat
Lemak
Komponen sel
Protein
Asam nukleat
FUNGSI SEL
2. 3. KEMATIAN
1.
KOMUNIKASI SEL
Metabolisme
SEL TERPROGRA
M
Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya :
1.Atropi
Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang
sempurna dengan ukuran normal. Reaksi adaptasi bila jumlah sel yg
terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang atau
mengalami atropi.
Sifat Sifat
Atropi :
Hiperplasia patologi
Contoh : stimulasi
faktor pertumbuhan
atau hormonal yang
berlebih.
5. Metaplasia
yaitu perubahan reversibel pada perubahan tersebut satu
jenis sel dewasa digantikan dengan jenis sel dewasa lain.
Misalnya, sel epitel bronchus perokok.
6. Displasia
Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa
mereda dapat mengalami ganguan polarisasi pertumbuhan
sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
Jika jejas atau iritan dpt diatasi adaptasi dan displasia
dapat normal kembali.
7. Degenerasi
Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai
perubahan morfologik, akibat jejas ini fatal pada sel.
Dalam sel jaringan terjadi :
Akumulasi cairan atau zat dalam sel atau Storage (penimbunan) sel dan
perubahan morfologik terutama dalam sitoplasma menyebabkan organel sel
mengembung/bengkak. Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan
filament mitokondria. Jika hal ini berlanjut maka kemunduran akan terjadi
pembengkakan vesikel , akan tampak vakuola intra sel ini disebut degenarasi
vakuoler atau hidrofik Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.
2. Kelainan fungsi
( misal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya) kelainan dan kerusakan biokimia
pada sel mengakibatkan Cidera fungsi. Tetapi tidak semua, jika sel banyak cidera namun
memiliki cadangan yg cukup, sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yg berarti.
3. Perubahan morfologis
Sel yg menyertai kelainan biokimia dan kelainan fungsi. Tetapi saat ini masih ditemukan
sel secara fungsional terganggu namun secara morfologis tidak memberikan petunjuk
adanya kerusakan.
b) Apoptosis
Apoptosis adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam
perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme
multiseluler. Setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan
Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai
akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan
suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),
dimana kematian sel tersebut terjadi secara
tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan
sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Perubahan Sel Nekrosis :
1. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya. Inti sel
yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap.
Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam
sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
2. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang
nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan bentuknya
dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut
nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.