STUDI KASUS
APOTEK KELUARGA 7
Oleh :
Dilla Aprilananda, S.Farm (20020
Dinia Fitriani, S.Farm (2002029)
Firda Fitri,S.Farm (20020
Preseptor :
apt. Yohandita Suci Oktariani, S.Farm
Dosen Pembimbing :
apt. Fina Aryani, M.Sc
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah penyakit
kardiovaskuler yang paling banyak di dunia. Satu dari delapan seluruh kematian
maka tekanan darah sistolik cenderung naik, sedangkan diastolik cenderung turun
1. Sakit kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan saraf
3. Gangguan jantung
1. Hipertensi Primer
meliputi kelebihan asupan garam, obesitas, dan gaya hidup. Sekitar 95% dari
obesitas, dan gaya hidup. Beberapa faktor yang berhubungan secara genetik
System (RAAS), sistem saraf simpatik dan kerentanan tekanan darah terhadap
efek dari diet garam. Penyebab umum lainnya dari hipertensi adalah kekakuan
pada aorta yang dipengaruhi oleh pertambahan usia. Hal ini menyebabkan
diastolik normal), yang ditemukan terutama pada geriatri (Weber et al., 2014).
2. Hipertensi Sekunder
hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal kronis, stenosis arteri ginjal, sekresi
kejadian penyakit ini. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk stroke
primer dan stroke berulang. Manajemen yang optimal terhadap tekanan darah
pada pasien dengan riwayat stroke atau TIA sangat penting untuk mencegah
merupakan faktor risiko utama dan konsekuensi dari CKD. Kontrol tekanan
darah merupakan dasar untuk perawatan pasien dengan penyakit CKD pada
semua tahap terlepas dari penyebab yang mendasarinya. Pasien dengan penyakit
CKD awal dengan atau tanpa hipertensi dapat mengalami peningkatan risiko
dengan GFR moderat dan pasien dengan CKD stadium akhir yang menjalani
dialisis (Anonimb, 2016). Obat yang digunakan pada penyakit ini seperti ACEI,
ARB, Calcium Channel Blockers (CCB), diuretik, dan beta bloker (Dipiro et al.,
2009).
3. Diabetes Melitus
(Anonimb, 2016). Obat yang digunakan pada penyakit ini antara lain: insulin,
seperti ACEI, ARB, diuretik, CCB, dan beta bloker (Priyanto, 2009).
4. Infark Miokard
Peningkatan tekanan darah terutama tekanan sistolik merupakan faktor
yang signifikan berkontribusi pada infark miokard (Anonimb, 2016). Obat yang
digunakan untuk mengobati penyakit ini antara lain diuretik, agen inotropik
nesiritid), beta bloker, antagonis aldosteron, dan ACEI (Dipiro et al., 2009).
diseluruh dunia. Hipertensi adalah faktor risiko utama yang menyebabkan CHF.
yang besar (Anonimb, 2016). Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
ini adalah diuretik (diuretik tiazid, diuretik loop), ACEI, beta bloker, ARB,
arteri pusat dan perifer (termasuk aorta dan cabang perifer). Penyakit arteri
perifer umum mempengaruhi kaki saat berolahraga dimana darah yang kaya
oksigen pada kaki sangat kurang dan menyebabkan rasa sakit. Selain sakit pada
kaki, gejala lain yang mungkin adalah luka pada kaki yang tidak kunjung
dan mortalitas. Pasien dengan penyakit arteri perifer memiliki hampir tiga
risiko umum dan penting untuk penyakit arteri perifer (Anonim b, 2016). Obat
yang digunakan untuk penyakit ini adalah aspirin, aspirin+dipiridamol lepas
penyakit CAD. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus
yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti
dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan
berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri
koroner dan serebral serta pembuluh darah ginjal. Peningkatan tekanan darah
ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini
tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. Tujuan utama terapi untuk
kualitas hidup yang lebih baik (Djohan, 2004). Terapi farmakologi yang
fibrat, ACEI, ARB, beta bloker, diuretik, CCB, trimetazidin, dan ivabradin
8. Atrial Fibrilasi
hipertensi mungkin memerlukan tindak lanjut yang lebih dekat karena fibrilasi
atrium memiliki efek signifikan pada kardiovaskular. Atrial fibrilasi biasanya
didorong oleh perubahan elektrik, kontraktil dan struktural atrium, yang dikenal
pada atrial miokardium dan akan meningkat sepanjang atrial fibrilasi. Varian
fibrilasi atrium dengan riwayat stroke, Transient Ischemic Attack (TIA) yang
Pengendalian laju jantung menggunakan obat golongan beta bloker atau CCB
juga digunakan untuk pengendalian laju jantung. Terapi tambahan untuk atrial
Mengurangi risiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi dan pilihan terapi
Hypertension).
c. Mengurangi asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan 2,4 g/hari (6
g/hari NaCl).
2. Terapi Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6
yaitu :
Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat
mengurangi biaya
Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun )
seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor
komorbid
Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme
inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai
guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah algoritme
tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by the
American Society of Hypertension and the International Society of
Hypertension2013;
Penggolongan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut
timbulnya komplikasi.
antihipertensi.
A. Diuretik
terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Beberapa diuretik juga
sedang, bahkan bila menggunakan kombinasi dua atau tiga anti hipertensi,
1) Golongan Thiazid
klortalidon).
resorpsi air dan elektrolit. Mula kerja diuretik ini lebih cepat dan lebih
hemat kalium harus dihindari bila kreatinin serum lebih dari 2,5
mg/dL.
biosintesis prostasiklin.
efektif pada pasien usia muda dan kurang efektif pada pasien usia
3) Adrenolitik Sentral
C. Vasodilator
hirsautisme.
pengaturan tekanan darah dan volume cairan tubuh. Renin adalah enzim
disintesis dalam hati dan beredar dalam darah. Renin akan mengubah
dan silazapril.
1. Losartan.
2. Valsartan.
3. Irbesartan.
4. Telmisartan.
5. Candesartan.
1. Data Subjective
Nama Pasien : Junini
Riwayat Pengobatan :
Candesartan 16 mg (0-0-1)
Atorvastatin 20 mg (0-0-1)
Miniaspi 80 mg (1-0-0)
Clopidogrel 75 mg (0-0-1)
Lasix 40 mg (1-0-0)
Alprazolam 1 mg (1-0-1)
Concor 2,5 mg (1-0-0)
2. Assessment
Berdasarkan obat-obatan yang diterima pasien, dapat dikatakan
bahwa pasien mengalami hipertensi, hiperlipidemia, sedang atau
pernah mengalami stroke dan gangguan pada jantung (aritmia)
Nama Obat Indikasi Mekanisme Kontra Efek samping Ket
Kerja Indikasi
Candesartan Menurun Candesartan Kehamilan Hiperkalemia, Te
kan termasuk ke Hiperkalemia hipotensi pat
tekanan dalam obat (kalium >5,5 oab
darah golongan angio meq/L) at
(hiperten tensin receptor Stenosis
si) Gagal blockers (ARB) arteri renalis
jantung yang bekerja bilatera
dengan cara
menghambat
reseptor
angiotensin
II. Saat
angiotensin II
dihambat,
pembuluh darah
akan lemas dan
melebar
sehingga aliran
darah menjadi
lebih lancar dan
tekanan darah
turun.
Atorvastatin Menurun Menghambat pasien sakit kepala, Te
kan enzim HMG- dengan perubahan uji pat
kolestero CoA reduktase, penyakit hati fungsi hati oba
l sehingga yang aktif (hepatitis t
menghambat dan pada namun jarang
sintesis kehamilan terjadi),
kolesterol dari (karena itu parestesia, dan
jalur de novo diperlukan efek pada
kontrasepsi saluran cerna
yang meliputi nyeri
memadai abdomen,
selama flatulens,
pengobatan konstipasi,
dan selama 1 diare, mual
bulan dan muntah.
setelahnya) Ruam kulit
dan dan reaksi
menyusui hipersensitivit
(PIONAS) as (meliputi
angioedema
dan
anafilaksis)
telah
dilaporkan
namun jarang
terjadi.
insomnia,
angio udema,
anoreksia,
asthenia,
neuropati
perifer
(PIONAS)
Miniaspi Anti Penghambatan anak di Peptic ulcer Te
(Acetylsalic platelet sintesis bawah 16 pat
ylic Acid) prostaglandin tahun dan oba
E2 dan yang t
tromboksan menyusui
A2.Akibat (sindrom
penghambatan Reye). tukak
ini,maka ada peptik yang
tiga aksi utama aktif;
dari aspirin, hemofilia
yaitu:(1)anti dan
inflamasi,karen gangguan
a penurunan perdarahan
sintesis lain
prostaglandin
proinflamasi,
(2)analgesik,
karena
penurunan
prostaglandin
E2 akan
menyebabkan
penurunan
sensitisasi
akhiran saraf
nosiseptif
terhadap
mediator
proinflamasi,da
n (3)
antipiretik,
karena
penurunan
prostaglandin
E2 yang
bertanggung
jawab terhadap
peningkatan set
point
pengaturan
suhu di
hipotalamus
(Roy,2007).
Clopidogrel Anti Selektif - Dispepsia, Te
platelet menghambat Hipersensitif nyeri perut, pat
( mengur ikatan terhadap diare; oba
angi Adenosine Di- Clopidogrel. perdarahan t
kejadian Phosphate - Perdarahan
ateroskle (ADP) pada patologis
rosis reseptor ADP aktif seperti
seperti di platelet. tukak
infark Sehingga lambung atau
miokard, menghambat perdarahan
stroke aktivasi intrakranial
dan kompleks
kematian glikoprotein
vaskular) GPIIb/IIIa yang
pada dimediasi ADP,
pasien sehingga
dengan menimbulkan
ateroskle penghambatan
rosis terhadap
yang agregasi
ditandai platelet dan
dengan pembentukan
stroke trombus.
yang
belum
lama,
terjadi
infark
miokard
atau
penyakit
arteri
lain)
3. Plan
Peran Apoteker :
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA