Kelompok E1
Dosen :
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu mempelajari cara pembuatan sediaan steril infus KCL beserta
cara sterilisasinya, dan mengetahui cara perhitungan isotonis.
2. LATAR BELAKANG
Infus intavena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke
dalam vena dalam volume relatif banyak (FI III, 1979). Suatu sediaan steril
berupa larutan atau emulsi bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis
terhadap darah yang disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relatif
banyak yang dikemas dalam wadah kapasitas 100-1000 ml yang digunakan untuk
memperbaiki gangguan elektrolit cairan tubuh yang serius yang menyediakan
nutrisi dasar dan digunakan sebagai pembawa untuk bahan-bahan obat. Kecuali
dinyatakan lain, infus tidak diperboleh kan mengandung bakterisida dan zat dapar,
larutan untuk infus intravena harus jernih dan bebas partikel (FI III, 1979).
2. PRAFORMULASI
Tinjauan Farmakologi
Efek Utama :
- Untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi kalium.
- Sumber ion kalium.
- Untuk pengobatan hipokalemia atau hipokloremik alkalis.
Efek samping :
- Dosis berlebihan dapat menyebabkan hiperkalemia khususnya
pada pasien gangguan ginjal. Gejala yang timbul meliputi
paraesthesia ekstremitas (bagian kaki/tangan), kelelahan otot,
paralisis, cardiac arythmias, heart block, cardiac arrest, dan
kebingungan.
- Dapat menyebabkan nyeri atau radang pembuluh darah.
Kontraindikasi :
- Obat-obat yang dapat menignkatkan kadar kalium dalam darah.
- Alergi terhadap obat.
- Kadar serum kalium dalam darah tinggi.
- Obat yang mengandung kalium.
KCL merupakan garam kalium yang paling banyak digunakan. Hal ini
disebabkan karena hipokloremik alkalis yang seing berhubungan dengan
hipoglikemia dapat diatasi dengan ion klorida dari senyawa ini (Sweetman,
2002). Kalium merupakan kation yang terpenting dalam cairan intraseluler
dan dangat essensial untuk mengatur keseimbangan asam basa serta
isotonisitas sel.
3. FORMULASI
1. Permasalahan dan penyelesaian
Sediaan tidak boleh mengandung pirogen.
Penyelesaian : menggunakan aqua steril bebas pirogen sebagai pelarut,
tidak didiamkan pada udara terbuka lebih dari 4 jam dengan
suhu 220 C, menggunakan norit (carbo-adsorben) untuk
menghilangkan pirogen.
Pemberian carbo-adsorben dapat menyerapbahan yang termasuk zat
organik.
Penyelesaian : menambahkan bahan yang berserap dengan jumlah yang
kira-kira sama, misalnya glukosa 95%.
Sediaan harus dibebaskan dari carbo-adsorben.
Penyelesaian : carbo-adsorben diaktifkan dengan pemanasan 70-800 C
(pemanasan stabilpada ± 100 C), saring dengan kertas
saring rangkap dua. Filtrate dipanaskan dan saring kembali
dengan kertas saring pertama. Filtrate tidak dipanaskan dan
saring kembali dengan selapis kertas saring.
Perhitungan isotonis dengan menggunakan glukosa sebagai pengganti
NaCl.
Penyelesaian : menggunakan metode ekivalensi NaCl.
Pada formula KCl = 0.57 gram, makaNaCl yang digunakan
adalah sebesar
0.57 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐾𝐶𝑙 𝑥𝑔𝑟𝑎𝑚𝑁𝑎𝐶𝑙
= 0.76 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑁𝑎𝐶𝑙
1 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐾𝐶𝑙
= 5.73 gram
Penimbangan glukosa dilebihi
35% karena glukosa dapat diserap oleh norit sehingga
penambahan 35% penimbangan bertujuan untuk
mengantisipasi kehilangan glukosa yang diserap oleh norit.
= 5.73 x 35 % = 5,765 gram
2. Formulasi
R/ KCl 0.38%
Glukosa q.s.
HCl 0.1 N ad pH 5-6
Norit 0.1%
Aqua steril bebas pirogen ad 100 ml
4. Cara Sterilisasi
Sediaan infus KCl 0.38% disterilisasi dengan metode filtrasi atau
menggunakan autoklaf pada suhu 1150 C selama 30 menit.
4. PELAKSANAAN
1. Penyiapan Alat
- Kaca arloji
- Beker glass 250 ml; 100 ml
- Erlenmeyer 250 ml; 100 ml
- Batang pengaduk
- Pinset
- Sendok porselen
- Botol infuse 100 ml
- Pipet tetes
- Corong
- Kertas saring
- Sumbat karet
- Gelas ukur 100 ml; 50 ml
- Tali
2. Cara Kerja
Menyetarakan timbangan
KCl ditimbang sebanyak 0.57 gram, dilarutkan dalam aquadest bebas pirogen
tepat larut
Ditimbang norit sebanyak 0.15 gram, masukkan dalam campuran dan aduk
hingga merata
Dipanaskan kembali hasil saringan pertama, disaring lagi dengan kertas saring
yang sama, filtrat ditampung
Disaring dengan kertas saring yang baru satu lapis, filtrat ditampung
Diambil 102 mL (V' + 2%), dimasukkan dalam botol infus, ditutup dengan
karet dan diikat
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 4th ed. Jakarta: UI press.
Depkes R.I. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Depkes R.I. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Reynolds, 1992. Martindale The Complete Drug Reference, 28th ed. The
Pharmaceutical Press, London.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009.Handbook of Pharmaceutical
Excipients, sixth.ed. Pharrmaceutical Press, London.
Sweetman, S., 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th ed.
Pharmaceutical Press, Loncon.