Anda di halaman 1dari 10

Tugas pendahuluan 4

l. Keunggulan bentuk sediaan salep mata dari bentuk sediaan mata yang lain?

a) Menurut (Ansel, 2008)


Keuntungan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata adalah
waktu kontak antara obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan mata umumnya
dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air
yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama
sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.
b) Menurut (Remington, 1965)
Keuntungan penggunaan salep mata :
 Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam
air yang ekuivalen.
 Onset dan waktu puncak absorbsi lebih lama.
 Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih
tinggi.
c) Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat (Ansel, 2008 : 563)
Keunggulan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata adalah
waktu kontak antara obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan mata umumnya
dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air
yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama
sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Satu kekurangan bagi
pengguna salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep
meleleh dan menyebar melalui lensa mata.
d) Menurut Veterinary Drug Handbook 9 Ed (Plumb, 2018 : 1719)
1) Waktu kontak yang lebih lama
2) Pemberian obat lebih sedikit dibandingakan dengan tetes
3) Melindungi cornea dari pengeringan
e) Menurut Medicines Management for Nurses at a Gance (Young dan Ben.,2016 :
19).
1. Efek lokal dan sistemik atau efek samping dapat berkurang
2. Rute ini berguna karena memungkinkan untuk menggunakan obat langsung ke
daerah yang terkena tanpa obat harus di sirkulasi melalui seluruh tubuh
melalui aliran darah.
3. Menghindari efek samping atau bahkan toksisitas obat
4. Contoh Obat ibuprofen yang dapat diberikan secara topikal ke bagian yang
iritasi lebih rendah dapat terjadi ketika diberikan secara oral.
2. Jelaskan dengan gambar, anatomi mata dan jalur-jalur penetrasi obat pada
mata?
a. Menurut Diagnosis Fisik Edisi 17, 1995 (Burnside : 117-118)
Anatomi mata terdiri dari struktur-struktur penting mata dan orbita yang dapat
dilihat pada gambar pertama. otot otot dan saraf mata yang berkaitan dilukiskan
dalam gambar kedua. dan struktur retina diperlihatkan dalam gambar keempat
dan unsur anatomi utama dan lapangan penglihatan dalam gambar kelima.

b. Menurut Lecture Notes Oftalmologi, 2005 ( James : 1-2)

 Mata terdiri dari 1 lapisan luar keras yang transparan di anterior atau kornea
dan opak di posterior atau sklera sambungan antara keduanya disebut limbus.
Otot-otot extraocular melekat pada sklera sementara saraf optik
meninggalkan sklera di posterior melalui lempeng kribiformis.
 Lapisan kaya pembuluh darah atau koroid melapisi segmen posterior mata
dan memberi nutrisi pada permukaan retina.
 Korpus siliaris terletak di antara.
 Lensa terletak dibelakang iris dan disokong oleh serabut-serabut halus atau
zonula yang terbentang diantara lensa dan korpus siliaris.
c. Menurut Segala Gangguan Dan Penyakit Mata, 2008 (Jannah : 21)
Indra mata juga memiliki bagian-bagian atau struktur yang membentuk indra
penglihatan. secara umum, mata terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam dan
luar bagian dalam terdiri dari selaput tanduk (kornea), pupil, lensa mata, selaput
mata, selaput keras, selaput koroid, selaput jala atau retina, dan bintik kuning
serta ditambah lagi dengan otot, saraf dan pembuluh darah. Sedangkan organ
mata bagian luar adalah orbita, kelopak mata bulu mata, kelenjar lakrimalis.

3. Mengapa salep mata tidak diikutkan pada terminal sterilization, tetapi


dikerjakan secara aseptis
Sediaan salep mata dibuat dari bahan yang sudah disterilkan yang memenuhi uji
sterilitas dan dengan pembuatan aseptik. Salep mata harus mengandung bahan atau
campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan dan memusnahkan
mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu
penggunaan kecuali dinyatakan lain yaitu formulanya sendiri sudah bersifat
bakteriostatik (FI IV, 1995). Sehingga metode pembuatan salep Mata diharuskan
secara aseptic Penggunaan salep mata, khususnya yang digunakan pada mata yang
luka, harus steril (Lachman, 1994).
Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan
dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji
sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi
persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan
dengan radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical hal.1585).
4. Prosedur yang benar tentang cara penggunaan salep mata yang benar
(Buatlah contoh brosur obat dengan formula standar salep mata asiklofir
yang anda ketahui
a. (menurut Pinformasi obat nasional, BPOM) SALEP MATA
 Cuci tangan terlebih dahulu.
 Ujung tube salep jangan tersentuh apapun.
 Kepala sedikit menengadah.
 Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah
dengan tangan lain sehingga terbentuk cekungan.
 Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan.
 Tutup mata selama dua menit.
 Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu.
 Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain.
b.
Adapun cara penggunaan salep mata adalah sebagai berikut :
 Cucilah tangan anda
 Jangan menyentuh ujung tube salep
 Tengadahkan kepala sedikit miring ke belakang
 Pegang tube salep dengan satu tangan dan tariklah pelupuk mata yang sakit
ke arah bawah dengan tangan yang lain sehingga akan membentuk
“kantung”.
 Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin dengan “kantung” tanpa
menyentuhnya.
 Bubuhkan salep sesuai dengan yang tertulis di etiket
 Pejamkan mata selama 2 menit
 Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue
 Bersihkan ujung tube dengan tissue lain
5. Jika atropin akan diformulasi menjadi suatu sediaan mata, jelaskan tentang :
a. Pemilihan bentuk zat aktif, apakah anda menggunakan bentuk basa bebas atau
bentuk garamnya?
b. Sifat basis apa yang anda inginkan untuk formulasi ini?
c. Urgensi penambhan antioksidan, jenis antioksidan apa yang anda gunakan ?
Jelaskan proses oksidasi dan mekanisme oksidasi seperti apa yang anda
gunakan ? Jelaskan proses oksidasi seperti apa yang anda khawatirkan terjadi
pada sediaan anda!
Jawab :
A. Sediaan ini dibentuk dalam salep atropine sulfat 0,1% ditujukan untuk
menghambat M. constrictor pupillae dan M. ciliaris lensa mata, sehingga
menyebabkan midriasis dan siklopegia (paralisis mekanisme
akomodasi).Midriasis mengakibatkan fotopobia, sedangkan siklopegia
menyebabkan hilangnya daya melihat jarak dekat. Indikasi dari atropine sulfat
yaitu untuk mengobati radang iris, radang uvea, untuk prosedur pemeriksaan
refraksi, dankeracunan organofosfat. Atropin Sulfat memiliki bentuk fisik
berupa hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih dengan kelarutan : sangat
mudah larut dalamair; mudah larut dalam etanol, terlebih dalam etanol
mendidih; mudah larut dalam gliserin
B. Dasar atau basis salep mata
Basis salep mata yang paling umum digunakan yaitu vaselin. Beberapa bahan
dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air
dan bahan dasar larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan disperse
obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi mata.
Penggunaan campuran dari petroletum dan petrolatum (minyak mineral)
dimanfaatkan sebagai basis salep mata (Ansel, 1989). Basis untuk salep mata
biasanya petrolatum putih walaupun dalam beberapa kasus basis larut air juga
digunakan. Jika zat aktif yang digunakan tidak larut didispersikan kedalam basis
yang disterilkan dengan panas kering dan dicampur secara aseptis dengan obat
dan bahan tambahan yang steril.
Menurut Martindale edisi 29, basis salep mata terdiri dari:
Parrafin liquidum ad 10
Adepslanae ad 10
Vaselinflava ad 80
Menurut Farmakope Indonesia, basis salep mata terdiri dari :
Parrafin liquidum ad 0,5
Adepslanae ad 0,5
Vaselinad 10
Dan basis yang kami pilih adalah Parrafin liquidum ad 0,5
Adepslanae ad 0,5
Vaselinad 10.

C.

Tugas pendahuluan 5

1. Jelaskan keunggulan bentuk sediaan tetes mata dari bentuk sediaan


mata yang lain ?
Jawab :
a) AMA Drugs : 1624
Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep dengan
obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari larutan/salep yantg obat-
obatnya larut dalam air.
b) RPS 18 th : 1584
Tidak menganggu penglihatan ketika digunakan
c) USP XXI menggambarkan 48 larutan mata. Dengan definisi, semua bahan-
bahan adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi masalah, hanya
sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini. Salep mata umumnya
menghasilkan bioavailabilitas yang lebih besar daripada larutan berair.
2. Jelaskan pentingnya disolusi obat pada cairan lakrimal,
hubungkan dengan teori yang dikemukakan oleh Kinsey! Proses apa
yang terjadi?
Jawab :
Banyak obat mata adalah basa lemah dimana bentuk garamnya
digunakan pada mata dalam larutan berair. Karena kemampuan netralisasi
dari air mata, pH dari tetes mata dengan cepat dirubah menjadi pH
fisiologis. Tergantung dari sifat disosiasi dari alkaloida, sebagian dari
garam akan dirubah menjadi bentuk basa bebas yang biasanya lebih
larut lemak sehingga ion mudah di transfer dalam sel epitel ke dalam
subtantia propia (stoma). Lapisan stroma ini berlapis-lapis , kurang
mengandung lipid dan kaya akan air. Obat yang berpenetrasi sebagian
akan dirubah menjadi bentuk terprotonisasi tergantung pada PH
lingkungan berair pada stroma. Pada saat melewati lapisan lemak
endothelium, obat masuk kedalam cairan humor dimana obat akan terdifusi
dengan cepat kedalam iris dan badan siliar yaitu tempat dimana obat
mempunyai aksi farmakologis.
3. Berikan pendapat anda yang didukung oleh pustaka tentang
pendaparan sediaan tetes mata! Apakah suatu sediaan tetes mata
harus di dapar? Jenis dapar apa yang umum dipilih? Apakah
dapar dengan kapasitas dapar besar atau kecil? Jelaskan dengan
alasan dan pustaka yang mendukung?
Jawab :
Sistem dapar dipilih harus mempunyai kapasitas memadai untuk menjaga
pH dalam rentang stabilitas selama penyimpanan produk. Oleh karena itu
sistem dapar harus dipilih sedekat mungkin dengan pH fisiologis yaitu
7,4 dan tidak menyebabkan pengendapan obat atau mempercepat
kerusakan obat. Dapar yang ditambahkan mempunyai kapasitas dapar
yang rendah untuk membantu pelepasan obat dari sediaan. Digunakan
pendaparan dalam suatu larutan untuk mata karena salah satu atau semua
alasan sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi ketidak nyamanan si pasien,
2. Untuk menjamin kestabilan obat, dan
3. Untuk mengawasi aktifitas terapeutik bahan obat, sehingga suatu
sediaan tetes mata harus didaparkan (Ansel, H.C., 1985).

4. Carilah prosedur yang benar tentang cara penggunaan tetes mata


yang benar! buatlah contoh brosur obat dengan formula standar tetes
mata pilokarpin yang anda ketahui!
Jawab:
Cara penggunaan obat tetes mata, (UPT Pelayanan Kesehatan ITB, 2017)
 Cucilah tangan anda dengan air dan sabun
 Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak
 Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata
menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantung
 Pegang botol tetes dengan menggunakan tangan yang lainnya sedekat
mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Tekan botol tetes
secara perlahan sampai jumlah tetes cairan yang dibutuhkan masuk ke
dalam kantung kelopak bawah mata. Jangan mengedip
 Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihkan cairan berlebih pada wajah
dengan menggunakan tisu.
 Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes
 Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat.
 Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat
yang mungkin menempel.
Contoh Brosur

5. Jika pilokarpin akan diformulasi menjadi suatu sediaan mata, jelaskan


tentang:
a. Pada pH berapa sebaiknya formula dibuat, pH kestabilan bahan paling
baik atau pH fisiologis cairan lakrimal? Yang mana yang palig efektif?
Jawab:
Zat aktif pilokarpin hanya stabil pada rentang pH yang sempit yakni
pada 5,12. Sehingga saat membuat sediaan dengan zat aktif pilokarpin
harus mendekati rentang pH 5,12.
b. Jenis dapar yang anda pilih!
Jawab :
Tidak memakai pendapar karena dari suatu percobaan dengan
menggunakan pengawet benzalkoinum diketahui bahwa benzalkonium
klorida pada ko nsentrasi 0,01% menstabilkan larutan pilokarpin
hidroklorida yang tidak didapar terhadap hidrolisis, dibandingkan
dengan larutan yang didapar. (Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi,
hal. 565).
c. Apa yang harus diperhatikan pada pengawetan sediaan? Jelaskan bahan
pengawet yang anda pilih dan alas an yang jelas mengenai pemilihannya!
Jawab :
Pengawet dalam OTM harus memenuhi syarat yaitu efektif dan efisien
(harus aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa), tidak berinteraksi
dengan zat aktif dan eksipien lain, tidak iritan terhadap mata dan tidak
toksik. Dipilih benzalkonium klorida karena efektif dalam dosis rendah
(dalam OTM = 0,01 – 0,02 %), sangat aktif terhadap Pseudomonas
aeruginosa, reaksi antimikrobanya cepat dan stabilitas tinggi pada
rentang pH lebar; tetapi masih kompatibel dengan zat aktif dan
eksipien lain. Pada OTM ini dipilih konsentrasi 0,01 %.
d. Apakah formula diatas membutuhkan tambahan pengisotonis?
Buatlah contoh perhitungan tonisitas menggunkan bahan-bahan yang
anda pilih dalam formula tetes mata pilokarpin tersebut!
Jawab:
Tonisitas sediaan = 0,9 % NaCl, sudah termasuk di dalam batas
toleransi normal mata yaitu 0,7 – 1,5 % (TPC, p. 163), maka iritasi mata
dan konsekuensi hipotonis atau lisis sel-sel jaringan mata tidak
terjadi. Tetapi bisa juga ditambahkan NaCl sebagai pengisotonis.
Perhitungan Tonisitas :
 Sediaan yang akan dibuat adalah OTM 10 ml dengan kadar
pilokarpin hidroklorida 2 %.
 ∆Tf 2 % P. hidroklorida = 0,262 ° dan ∆Tf 0,5 % Benzalkonium
klorida = 0,048 ° (FI IV, hal 1254). ∆Tf 0,5 % dinatrium EDTA =
0,07 ° dan ∆Tf 2 % PVP = 0,01 °.
 Kadar P. hidroklorida 2 % b/v = 2 gr / 100 ml maka ∆Tf-nya (∆Tf 1) =
0,262 ° Kadar benzalkonium klorida adalah 0,01 %, maka ∆Tf-nya
(∆Tf 2):
0,5 % benzalkonium klorida ~ 0,048 °
0,01 % benzalkonium klorida ~ (0,01 % / 0,5 %) x 0,048 ° ~ 0,00096°
Dinatrium EDTA yang dibutuhkan adalah 0,02 %, maka ∆Tf-nya (∆Tf
3):
0,5 % dinatrium EDTA ~ 0,07 °
0,02 % dinatrium EDTA ~ 0,0028 °
PVP yang dibutuhkan adalah 2 %, maka ∆Tf-nya (∆Tf 4):
2 % PVP ~ 0,01°
∆Tf total = ∆Tf 1 + ∆Tf 2 + ∆Tf 3 + ∆Tf 4 = 0,262 ° + 0,00096° +
0,0028 ° + 0,01°
= 0,27576 °
∆Tf 0,9 % NaCl = 0,52 °
supaya ∆Tf total = ∆Tf 0,9 % NaCl, maka perlu ditambahkan NaCl
sejumlah:
selisih ∆Tf = 0,52 ° - 0,27576 ° = 0,24424 °
NaCl yang ditambahkan = (0,24424 ° / 0,52 °) x 0,9 %
= 0,42 % (artinya 0,42 g dalam 100 ml)
untuk 10 ml dibutuhkan = (10 / 100) x 0,42 g
= 42 mg

Anda mungkin juga menyukai