FARMAKOTERAPI III
“GANGGUAN ANSIETAS DAN BIPOLAR”
SUB-A
OLEH:
ARDIANTO SAPUTRA
F201701061
Sekitar 40% sampai 50% paisen-pasien dengan Gangguan Bipolar dapat mengalami
episode manik kedua dalam 2 tahun setelah episode pertama. Suatu penelitian selama 4 tahun
terhadap pasien-pasien dengan Gangguan Bipolar I menemukan bahwa riwayat pekerjaan
premorbid yang buruk, ketergantungan alkohol, gejala-gejala psikotik, gejala-gejala depresi,
dan jenis kelamin laki - laki adalah faktor - faktor yang berkonstribusi untuk suatu prognosis
yang buruk. Gangguan bipolar atau Manic-Depressive Illness (MDI) merupakan salah satu
gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan bipolar ditandai oleh suatu
periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah menjadi suatu periode yang
meningkat secara cepat dan/atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania.
Gejala-gejala mania meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku
yang cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran
berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Di antara kedua periode tersebut, penderita
gangguan bipolar memasuki periode yang baik dan dapat hidup secara produktif. Gangguan
bipolar merupakan suatu gangguan yang lama dan jangka panjang.
GOLONGAN ANTIDEPRESAN
RENTANG DOSIS
60 – 120 10 – 20 75 – 200
a
(mg/hari)
BENTUK
Kapsul Tablet 10,20 mg Tablet10, 25, 50 mg
SEDIAAN
GOLONGAN ANTIDEPRESAN
Tablet 25, 50, 100 Tablet 25, 37,5 , 50, Kapsul, Tablet,
BENTUK SEDIAAN mg 75, 100 mg Suspensi, Tablet XR
Paroxetin adalah
MEKANISME Sertraline adalah Venlafaxine XR
KERJA golongan Selective adalah golongan golongan Selective
Serotonin Reuptake Serotonine Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRI) Norepinephrine
yang bekerja dengan Reuptake Inhibitor Inhibitors (SSRI) yang
cara menghambat (SNRI) bekerja bekerja dengan cara
pengambilan 5-HT dengan melakukan
menghambat
ke dalam neuron pengangkutan pengambilan 5-HT ke
presinaptik serotonin dan dalam neuron
(Santarsieri and norepinedrin (Tjay &
Schwartz, 2015) Rahardja, 2010) presinaptik (Santarsieri
and Schwartz, 2015)
Mual, insomnia,
Gangguan GI, mulut Mual, muntah, sembelit, diare,
kering, gugup, insomnia, sembelit, gemetar, ejakulasi,
halusinasi, gemetar, merasa
EFEK SAMPING mengantuk, kejang, cemas,masalah mulut kering
gangguan fungsi seksual, mimpi
seksual, penglihatan buruk,keringat
dan kandung kemih berlebihan, pening
ATIPIKAL
GOLONGAN ANTIKONVULSAN GOLONGAN
ANTIPISIKOTIK
RENTANG DOSIS
a
150 – 600 RENTANG DOSIS a 150 – 300
Keterangan:
XR, Extended-Release
a
Pasien lansia biasanya diberi setengah dosis yang terdaftar
b
Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan pada pasien lansia
B. ANTIANSIETAS BENZODIAZEPIN
GOLONGAN BENZODIAZEPIN
NAMA OBAT Alprazolam a Klordiazepoxit a Klonazepam a Klorazepate a
DOSIS AWAL
0,75 – 4 1 – 10 c 25 – 400 1– 4c - 0,75 – 60
(mg/hari)
RENTANG
DOSIS
2 - 40 3 - 3
GERIATRIK
(mg/hari)
DOSIS 0,25 –
0,5 - 10 - -
SETARA (mg) 0,5
Tablet
Tablet Tablet Tablet dan
BENTUK 0,5, Capsul 5,10, 25,
0,5, 0,25, 0,5, 1, 2 Capsul 5,10,
SEDIAAN 0,25, 1, 100 mg
1, 2,3 mg mg 25 mg
2,3 mg
Kombinasi dengan
nefazodon,
ritonavir,
INTERAKSI
ketokonazol dapat
OBAT
meningkatkan
kadar alprazolam
dalam darah
GOLONGAN BENZODIAZEPIN
NAMA OBAT Diazepam Lorazepam Oxsazepam
Valium
NAMA BRAND Ativan Serax
DOSIS AWAL
2 – 40 0,5 – 10 30 – 120
(mg/hari)
RENTANG DOSIS
GERIATRIK 20 3 60
(mg/hari)
DOSIS SETARA
5 1 30
(mg)
Kombinasi dengan
nefazodon, ritonavir,
ketokonazol dapat
INTERAKSI OBAT
meningkatkan kadar
diazepam dalam
darah
Keterangan:
XR, Extended-Release
a
tersedia secara umum
b
diformulasi hancur di rongga mulut
c
dosis gangguan panik
Setelah benzodiazepin dihentikan secara tiba-tiba, tiga kejadian ini dapat terjadi:
1) Gejala rebound adalah pengembalian segera tetapi sementara dari gejala asli dengan
peningkatan intensitas dibandingkan dengan baseline;
2) Perulangan atau kambuh adalah kembalinya gejala asli dengan intensitas yang sama seperti
sebelum perawatan; atau
3) Withdrawal adalah munculnya gejala baru dan memburuknya gejala yang sudah ada
sebelumnya. Timbulnya gejala Withdrawal adalah dalam 24 hingga 48 jam setelah
penghentian eliminasi pendek paruh benzodiazepin dan 3 sampai 8 hari setelah
penghentian obat paruh panjang eliminasi.
1) Pengurangan dosis 25% per minggu sampai 50% dari dosis tercapai, kemudian dikurangi
dengan seperdelapan setiap 4 hingga 7 hari. Jika durasi terapi melebihi 8 minggu, taper
lebih dari 2 hingga 3 minggu dianjurkan, tetapi jika durasi pengobatan adalah 6 bulan,
taper lebih dari 4 hingga 8 minggu harus dimulai. Durasi perawatan yang lebih lama
mungkin membutuhkan taper 2-4 bulan.
2) Penggunaan tambahan carbamazepine atau pregabalin dapat membantu mengurangi
penarikan gejala selama taper benzodiazepin.
Dalam penanganan kasus gangguan bipolar, beberapa kelompok pasien yang perlu
mendapat perhatian khusus diantaranya :
Santarsieri and Schwartz. 2014. Antidepressant efficacy and side-effect burden: a quick guide
for clinicians. Drugs Context. 4:212290.
Katzung BG. Basic & clinical pharmacology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
Tjay, T. H. & Rahardja, K., 2010. Obat Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L. & Dipiro, C. V., 2009. Pharmacotherapy
Handbook Seventh Edition.New York: The McGraw-Hill Companies.
Mycek, Mary J., Richard A. Harvey, and Pamela C. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya Medika.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry : Behavioral
sciences/clinical psychiatry.10 th edition. Philadelphia : Lippincott Williams and WOLTERS
Kluwer business.2007.Bab 13.Schizophrenia.;p.467-97.
Gajraj NM. Pregabalin : Its pharmacology and use in pain management. Anesth Analg.
2007;105:1805-15