Anda di halaman 1dari 12

Tugas

FARMAKOTERAPI III
“GANGGUAN ANSIETAS DAN BIPOLAR”
SUB-A

OLEH:

ARDIANTO SAPUTRA
F201701061

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
Gangguan Bipolar, yang sering disebut dengan gangguan manik depresi, adalah suatu
gangguan mood yang dikarakterisasikan oleh adanya fluktuasi mood yang ekstrim dari
euforia menjadi depresi berat, dan diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang penting, yang terjadi
hampir 2% - 4% dari populasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena seringnya terjadi
kekambuhan dan banyaknya dampak yang merugikan yang dapat disebabkan olehnya,
dimana gangguan bipolar mengakibatkan dampak yang berat untuk pasien, keluarga, dan
masyarakat. Pasien - pasien dengan Gangguan Bipolar mempunyai prognosis yang lebih
buruk daripada pasien-pasien dengan gangguan depresi.

Sekitar 40% sampai 50% paisen-pasien dengan Gangguan Bipolar dapat mengalami
episode manik kedua dalam 2 tahun setelah episode pertama. Suatu penelitian selama 4 tahun
terhadap pasien-pasien dengan Gangguan Bipolar I menemukan bahwa riwayat pekerjaan
premorbid yang buruk, ketergantungan alkohol, gejala-gejala psikotik, gejala-gejala depresi,
dan jenis kelamin laki - laki adalah faktor - faktor yang berkonstribusi untuk suatu prognosis
yang buruk. Gangguan bipolar atau Manic-Depressive Illness (MDI) merupakan salah satu
gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan bipolar ditandai oleh suatu
periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah menjadi suatu periode yang
meningkat secara cepat dan/atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania.
Gejala-gejala mania meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku
yang cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran
berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Di antara kedua periode tersebut, penderita
gangguan bipolar memasuki periode yang baik dan dapat hidup secara produktif. Gangguan
bipolar merupakan suatu gangguan yang lama dan jangka panjang.

Gangguan bipolar mendasari satu spektrum kutub dari gangguan mood/suasana


perasaan meliputi Bipolar I (BP I), Bipolar II (BP II), Gangguan Bipolar juga dikenal dengan
gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan
yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar karena penyakit
kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah
tinggi yang tidak terkendali) dan depresi. Faktor genetik berkontribusi substansial untuk
kemungkinan mengembangkan bipolar disorder, dan faktor lingkungan juga ikut mendukung.
Bipolar disorder sering dirawat dengan mood stabilisator obat, dan kadang-kadang obat
psikiatris lainnya. Kejiwaan juga memiliki peran, sering bila ada beberapa pemulihan
stabilitas. Serius dalam kasus di mana ada risiko untuk menyakiti diri atau in voluntary
komitmen lain dapat digunakan kasus ini umumnya melibatkan parah Manic episode dengan
perilaku berbahaya atau depressive episode dengan suicidal ideation. Ada masalah dengan
meluas stigma sosial, stereotip dan prasangka terhadap individu dengan diagnosis of bipolar
disorder.

Penatalaksanaan terapi gangguan ansietas


a) Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmkologinya meliputi psikoterapi, konseling jangka pendek,
manajemen stress, terapi kognitif, meditasi, terapi pendukung dan olahraga. Idealnya,
pasien dengan GAD harus memiliki terapi pisikologi, baik tunggal maupun konbinasi
dengan antiansifiet. Terapi perilku kognitif (CBT), meski tidak tersedia secara luas,
namun ini adalah terapi pisikologi yang paling efektif. Pasien harus hindari
mengkonsumsi kafein, stimulan, alkohol yang berlebihan dan pil diet.
b) Terapi Farmakologi
A. ANTIANSIETAS NONBENZODIAZEPIN UNTUK GAD

GOLONGAN ANTIDEPRESAN

Duloxetin Escitalopram Imipramin


NAMA OBAT
Cymbalta Lexapro Tofranil
NAMA BRAND

DOSIS AWAL 30 / 60 mg/hari 10 mg/hari 50 mg/hari

RENTANG DOSIS
60 – 120 10 – 20 75 – 200
a
(mg/hari)

BENTUK
Kapsul Tablet 10,20 mg Tablet10, 25, 50 mg
SEDIAAN

Duloxetine adalah Escilatopram adalah Imipramine adalah


MEKANISME golongan trisiklik yang
golongan Serotonine golongan Selective
KERJA bekerja dengan cara
Norepinephrine Serotonin Reuptake mennghambat ambilan
dari norephinefrin dan
Reuptake Inhibitor Inhibitors (SSRI) yang
5-HT, menghambat
(SNRI) bekerja bekerja dengan cara adrenergik, kolinergik,
dan reseptor
dengan melakukan menghambat
pengambilan 5-HT ke
pengangkutan
dalam neuron histaminergik (Wells.,
serotonin dan et al., 2009).
presinaptik
norepinedrin (Tjay &
(Santarsieri and
Rahardja, 2010)
Schwartz, 2015)
Mual, pusing, mulut Mual, pusing, Aritmia, mulut kering,
kering, mudah lelah, ejakulasi, insomnia, konstipasi bekeringat,
EFEK SAMPING
mengantuk mengantuk mengantuk, retensi urin
dan takikardia
Rifampin akan Escitalopram Penggunaan bersamaan
INTERAKSI
menurunkan efek meningkatkan kadar dengan prokarbazin
OBAT
duloxetin dengan acebutolol dengan dapat meningkatkan
mempengaruhi menurunkan kadar serotonin
metabolisme enzim metabolismenya
hati CYP1A2 (minor)

GOLONGAN ANTIDEPRESAN

NAMA OBAT Sertralin Venlafaxin XR Paroxetin

NAMA BRAND Zoloft Effexor XR Paxil Pexeva

DOSIS AWAL 50 mg/hari 37,5 / 75 mg/hari 20 mg/hari

RENTANG DOSIS a 50 – 200 75 – 225b 20 – 50

Tablet 25, 50, 100 Tablet 25, 37,5 , 50, Kapsul, Tablet,
BENTUK SEDIAAN mg 75, 100 mg Suspensi, Tablet XR
Paroxetin adalah
MEKANISME Sertraline adalah Venlafaxine XR
KERJA golongan Selective adalah golongan golongan Selective
Serotonin Reuptake Serotonine Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRI) Norepinephrine
yang bekerja dengan Reuptake Inhibitor Inhibitors (SSRI) yang
cara menghambat (SNRI) bekerja bekerja dengan cara
pengambilan 5-HT dengan melakukan
menghambat
ke dalam neuron pengangkutan pengambilan 5-HT ke
presinaptik serotonin dan dalam neuron
(Santarsieri and norepinedrin (Tjay &
Schwartz, 2015) Rahardja, 2010) presinaptik (Santarsieri
and Schwartz, 2015)
Mual, insomnia,
Gangguan GI, mulut Mual, muntah, sembelit, diare,
kering, gugup, insomnia, sembelit, gemetar, ejakulasi,
halusinasi, gemetar, merasa
EFEK SAMPING mengantuk, kejang, cemas,masalah mulut kering
gangguan fungsi seksual, mimpi
seksual, penglihatan buruk,keringat
dan kandung kemih berlebihan, pening

INTERAKSI OBAT Sertalin akan Penggunaan Penggunaan bersamaan


meningkatkan efek bersamaan dengan dengan selegilin dapat
dari Tiodirazin safinamid dapat
menyebabkan sindrom meningkatkan kadar
serotonin serotonin

GOLONGAN AZAPIRON GOLONGAN DIFENILMETANA

NAMA OBAT Buspiron NAMA OBAT Hydroxin

NAMA BRAND BuSpar NAMA BRAND Vistaril

DOSIS AWAL 7,5 mg/ 2 hari DOSIS AWAL 25 / 50 mg 4 x sehari

RENTANG DOSIS a 15 – 60b RENTANG DOSIS a 200 – 400

Tablet 10,25, 50 mg,


Tablet 5, 7,5, 10, 15,
BENTUK SEDIAAN BENTUK SEDIAAN injeksi 25 dan 50 mg/
30 mg
ml

Buspiron bekerja Hydroxyzine


melalui mediasi merupakan antihistamin
MEKANISME MEKANISME
reseptor serotonin dengan aktivitas
KERJA KERJA
(5-HTIA) (Mycek antiemetik ) (Mycek
dkk, 2001) dkk, 2001)

EFEK SAMPING Mual, sakit perut, EFEK SAMPING Mengantuk, tremor,


mengantuk, pusing kejang,
(biasanya bersifat
sementara)

INTERAKSI OBAT Verapamil, INTERAKSI OBAT Penggunaan bersama


itrakonazol, dengan citalopram
fluvoxamin dapat dapat meningkatkan
meningkatkan kadar toksisitas citalopram
buspiron dan
rifampisin dapat
menurunkan 10 kali
lipat kadar buspiron
dalam darah

ATIPIKAL
GOLONGAN ANTIKONVULSAN GOLONGAN
ANTIPISIKOTIK

NAMA OBAT Pregabalin NAMA OBAT Quetiapin XR

NAMA BRAND Lyrica NAMA BRAND Seroquel XR

DOSIS AWAL 50 mg 3 x sehari DOSIS AWAL 50 mg saat hendak tidur

RENTANG DOSIS
a
150 – 600 RENTANG DOSIS a 150 – 300

Kaplsul 25, 50, 75,


BENTUK Tablet XR 50, 200, 300,
100, 150, 200, 225, BENTUK SEDIAAN
SEDIAAN 400 mg
300 mg

MEKANISME Pregabalin berperan MEKANISME Quetiapin atau APG II


KERJA pada subunit α2-δ pre- KERJA sering disebut juga
sebagai Serotonin
sinaps dari voltage-
Dopamin Antagosis
gated calcium channel (SDA) atau antipsikotik
dengan afinitas atipikal (antipsikotika
pengikatan dan
potensi 6 kali lebih
baru). APG II
kuat daripada
mempunyai mekanisme
gabapentin. Kanal ini kerja melalui interaksi
tersebar secara luas anatar serotonin dan
pada sistem saraf dopamin pada ke 4 jalur
dopamin di otak
sentral ataupun perifer
(sadock, 2007)
pre-sinaptik (gajraj,
2007: katzung 2010)

Pusing, edema Mengantuk,sindrom


perifer,trombositopeni metabolik, akatisia,
EFEK SAMPING EFEK SAMPING hipotensi ortostatik
a, berat badan
meningkat

INTERAKSI Penggunaan INTERAKSI OBAT Quetiapin dapat


OBAT bersamaan dengan mengurangi efek dari
metildopa
ACE-I dapat
meningkatkan
toksisitas

Keterangan:

XR, Extended-Release
a
Pasien lansia biasanya diberi setengah dosis yang terdaftar
b
Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan pada pasien lansia

B. ANTIANSIETAS BENZODIAZEPIN

GOLONGAN BENZODIAZEPIN
NAMA OBAT Alprazolam a Klordiazepoxit a Klonazepam a Klorazepate a

NAMA Niravam, Xanax Librium Klonopin


Klonopin Tranxen
BRAND Xanaxb XR wafer b

DOSIS AWAL
0,75 – 4 1 – 10 c 25 – 400 1– 4c - 0,75 – 60
(mg/hari)

RENTANG
DOSIS
2 - 40 3 - 3
GERIATRIK
(mg/hari)

DOSIS 0,25 –
0,5 - 10 - -
SETARA (mg) 0,5

Tablet
Tablet Tablet Tablet dan
BENTUK 0,5, Capsul 5,10, 25,
0,5, 0,25, 0,5, 1, 2 Capsul 5,10,
SEDIAAN 0,25, 1, 100 mg
1, 2,3 mg mg 25 mg
2,3 mg

MEKANISME Berinteraksi dengan reseptor penghambat neurotransmitter yang diaktifkan


KERJA oleh GABA

EFEK Mengantuk, lelah, amnesia, gangguan memori, ketergantungan, depresi


SAMPING pernapasan

Kombinasi dengan
nefazodon,
ritonavir,
INTERAKSI
ketokonazol dapat
OBAT
meningkatkan
kadar alprazolam
dalam darah

GOLONGAN BENZODIAZEPIN
NAMA OBAT Diazepam Lorazepam Oxsazepam
Valium
NAMA BRAND Ativan Serax

DOSIS AWAL
2 – 40 0,5 – 10 30 – 120
(mg/hari)

RENTANG DOSIS
GERIATRIK 20 3 60
(mg/hari)

DOSIS SETARA
5 1 30
(mg)

Tab,sirup, injeksi, Tablet 0,5, 1, 2 mg Kapsul 10, 15, 30 mg


BENTUK SEDIAAN suppositoria dan injeksi 2 dan 4
mg/ml

MEKANISME Berinteraksi dengan reseptor penghambat neurotransmitter yang


KERJA diaktifkan oleh GABA

Mengantuk, lelah, amnesia, gangguan memori, ketergantungan,


EFEK SAMPING
depresi pernapasan

Kombinasi dengan
nefazodon, ritonavir,
ketokonazol dapat
INTERAKSI OBAT
meningkatkan kadar
diazepam dalam
darah

Keterangan:

XR, Extended-Release
a
tersedia secara umum
b
diformulasi hancur di rongga mulut
c
dosis gangguan panik

Setelah benzodiazepin dihentikan secara tiba-tiba, tiga kejadian ini dapat terjadi:
1) Gejala rebound adalah pengembalian segera tetapi sementara dari gejala asli dengan
peningkatan intensitas dibandingkan dengan baseline;

2) Perulangan atau kambuh adalah kembalinya gejala asli dengan intensitas yang sama seperti
sebelum perawatan; atau

3) Withdrawal adalah munculnya gejala baru dan memburuknya gejala yang sudah ada
sebelumnya. Timbulnya gejala Withdrawal adalah dalam 24 hingga 48 jam setelah
penghentian eliminasi pendek paruh benzodiazepin dan 3 sampai 8 hari setelah
penghentian obat paruh panjang eliminasi.

Sehingga untuk strategi penghentian benzodiazepin termasuk:

1) Pengurangan dosis 25% per minggu sampai 50% dari dosis tercapai, kemudian dikurangi
dengan seperdelapan setiap 4 hingga 7 hari. Jika durasi terapi melebihi 8 minggu, taper
lebih dari 2 hingga 3 minggu dianjurkan, tetapi jika durasi pengobatan adalah 6 bulan,
taper lebih dari 4 hingga 8 minggu harus dimulai. Durasi perawatan yang lebih lama
mungkin membutuhkan taper 2-4 bulan.
2) Penggunaan tambahan carbamazepine atau pregabalin dapat membantu mengurangi
penarikan gejala selama taper benzodiazepin.

Dalam penanganan kasus gangguan bipolar, beberapa kelompok pasien yang perlu
mendapat perhatian khusus diantaranya :

- Wanita usia subur, hamil dan menyusui


- Pasien dengan usia lanjut
- Pasien dengan komorbid gangguan psikiatrik dan atau gangguan somatic yang sering
- Pasien yang resisten terhadap terapi, termasuk pasien dengan siklus yang cepat
( bentuk special dari penyakit dengan perubahan polaritas dari paling sedikit empat
episode dalam 12 bulan .
Dapus :

Santarsieri and Schwartz. 2014. Antidepressant efficacy and side-effect burden: a quick guide
for clinicians. Drugs Context. 4:212290.

Katzung BG. Basic & clinical pharmacology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.

Tjay, T. H. & Rahardja, K., 2010. Obat Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L. & Dipiro, C. V., 2009. Pharmacotherapy
Handbook Seventh Edition.New York: The McGraw-Hill Companies.

Mycek, Mary J., Richard A. Harvey, and Pamela C. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya Medika.

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry : Behavioral
sciences/clinical psychiatry.10 th edition. Philadelphia : Lippincott Williams and WOLTERS
Kluwer business.2007.Bab 13.Schizophrenia.;p.467-97.

Gajraj NM. Pregabalin : Its pharmacology and use in pain management. Anesth Analg.
2007;105:1805-15

Anda mungkin juga menyukai