SEMISOLID (STERIL)
Disusun oleh:
Kelompok 2 shift B I/II
Wildan Khaidir aa(10060317048)
Salsha Mahreja R Darmawan aa(10060317049)
Retno Asri Hanayuki aa(10060317050)
Silmy Noer Aziza aa(10060217051)
Vine Astuti aa(10060317052)
Nama Asisten aa: Saskara Aprilia Herullnissa, S. Farm
Tanggal Praktikum aa: 16 Desember 2019
Tanggal Laporan aa: 23 Desember 2019
I. Nama sediaan
Nama Generik : Obat Tetes Mata Pilokarpin HCl 2%
Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk kristal atau kristal tidak
berwarna, higroskopik.
Kelarutan : Sangat larut dalam air dan etanol (96%).
Titik Lebur : 1990 dan 204º C
Stabilitas : Stabil pada pemanasan suhu 1200 C selama 20 menit.
Mengalami hidrolisis yang dikatalisis oleh ion hidrogen dan
hidroksida, terjadi epimerasi pada pH basa. Peningkatan
temperature akan meningkatkan kecepatan hidrolisis bila pH
larutan 10,4, pH stabilitas maksimal 5,12. Tidak tahan
terhadap cahaya.
Inkompabilitas : Inkompatibel dengan klorheksidin asetat dan garam
fenilmerkuri, juga dengan alkali, iodin, garam perak, dan
klorida merkuri
pH Larutan : 3,5-5,5.
Sterilisasi : Metode sterilisasi panas kering (oven)
Cara Penggunaan : Diteteskan pada bagian konjungtiva yaitu lapisan tipis dan
bening yang melapisi bagian putih dari bola mata dan
lapisan dalam dari kelopak mata.
Khasiat : Parasimpatomimetikum
Dosis : Dua tetes topikal pada mata sehari 3-4 kali atau menurut
petunjuk dokter.
(Lund, W. 1994:1006; Dirjen POM, 1995:676).
V. Perhitungan Tonisitas
5.1 Perhitungan Isotonis Ekivalen
Tetes Mata Pilokarpin HCl
R/ Pilokarpin Hidroklorida 2% E= 0,23 ΔTf 2% = 0,26⁰
Benzalkonium klorida 0,01% E= 0,18 ΔTf 0,5% = 0,048⁰
PVP 2% E= 0,01 ΔTf 2% = 0,01⁰
Aqua pro injeksi ad 10 mL
𝟎,𝟓𝟐−𝒂
W= 𝒃
𝟎,𝟓𝟐−𝟎,𝟎𝟕𝟐𝟎
W= = 0,7724%
𝟎,𝟓𝟖
𝟎,𝟕𝟕𝟐𝟒
Gram NaCl = 𝒙 𝟏𝟎 𝒎𝑳 = 𝟎, 𝟎𝟕𝟕𝟐𝟒 𝒈𝒓𝒂𝒎/𝟏𝟎𝒎𝑳 = 𝟕𝟕, 𝟐𝟒 𝒎𝒈/𝟏𝟎𝒎𝑳
𝟏𝟎𝟎
Sediaan tetes mata Pilokarpin HCl disterilisasi dengan cara A yaitu sterilisasi
panas lembab menggunakan autoklaf. Pemilihan sterilisasi ini berdasarkan stabilitas
dari sediaan yang keseluruhan bahannya tahan terhadap pemanasan, selain itu sediaan
berupa larutan sehingga cocok untuk sterilisasi panas lembab.
X. Prosedur Pembuatan
Pilokarpin HCl dilarutkan dengan API dalam beacker glass, aduk ad larut
a. Uji kejernihan
- Tujuan : Untuk mengetahui kejernihan dari sediaan injeksi yang dibuat.
- Prinsip : Mengevaluasi kejernihan dari sediaan
- Prosedur : Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh
seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar dibawah penerangan
cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar
belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi
memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat
dengan mata.
- Penafsiran Hasil: Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama
dengan air atau pelarut yang digunakan.
(Dirjen POM, 1995:998)
b. Volume terpindahkan
- Tujuan : Sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah
dosis ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 250 ml, jika
dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera
di etiket.
- Prinsip : Mengukur kesesuaian volume sediaan dengan yang tertulis pada
etiket jika dipindahkan dari wadah asli
- Penafsiran hasil:
Volume rata-rata campuran larutan atau sirup yang diperoleh dari 10
wadah tidak kurang dari 100%, dan
Tidak satupun volume wadah kurang dari 95% dari volume pada
etiket.
Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100% dari yang tertera
pada etiket akan tetapi tidak satu wadah pun volumenya kurang dari
95% atau B adalah tidak lebih dari 1 wadah, volume kurang dari 95%
tetapi tidak kurang dari 90% volume tertera pada etiket dilakukan
uji tambahan terhadap 20 wadah tambahan.
- Persyaratan: Volume rata-rata larutan atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100% dari yang tertera di etiket, dan tidak lebih dari 1 dari
30 wadah volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari yang
tertera dietiket.
c. Penetapan pH
- Tujuan : Mengetahui pH sediaan dengan persyaratan yang telah ditentukan
- Prinsip : Pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah di
kalibrasi
- Prosedur : Digunakan alat potensiometer (pH meter) yang dikalibrasi
- Pengukuran : Dilakukan pada suhu 250 ± 20, kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi. Skala pH ditetapkan dengan persamaan berikut :
𝑝𝐻 = 𝑝𝐻𝑠 + (𝐸 − 𝐸₅) 𝑘
- Penafsiran hasil : Harga pH dilihat dari yang tertera pada potensiometer
(Dirjen POM, 1995:1039-1040)
d. Uji Kebocoran
Bertujuan untuk memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan
volume serta kestabilan.
XII. Pembahasan
Yang dimaksudkan sebagai obat tetes mata (opthalmika) adalah tetes mata
(oculoguttae), salep mata (oculenta), pencuci mata (collyria) dan beberapa bentuk
pemakaian khusus (lamella dan penyemprotan mata) serta inserte sebagai bentuk
depo, yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata
digunakan untuk menghasilkan efek diagnostic dan terapetik lokal, dan yang lain
untuk merealisasikan kerja farmakologis, yang terjadi setelah berlangsungnya
penetrasi bahan obat, dalam jaringan yang umumnya disekitar mata. Mata merupakan
organ yang paling peka dari manusia, sehingga sedian obat mata mensyaratkan
kualitas yang lebih tajam. Tetes mata harus efektiff dan tersatukan secara fisiologis
(bebas nyeri, tidak merangsang) dan steril (Voight, 1995).
Pada praktikum kali ini membuat obat tetes mata menggunakan zat aktif
pilokarpin HCl. Pilokarpin HCl dibuat sediaan tetes mata karena berfungsi sebagai
miotik untuk pengobatan glaukoma yang mekanisme kerjanya dengan menurunkan
tekanan intraocular. Pembuatan sediaan obat tetes mata pilokarpin HCl dibuat dengan
menggunakan pelarut air. Pilokarpin HCl sangat mudah larut dalam air, sehingga
pembuatannya juga lebih stabil dengan pelarut air. Pembawa air yang digunakan
adalah a.p.i (aqua pro injeksi). Sediaan tetes mata merupakan larutan steril, dimana
dalam pembuatannya memerlukan pertimbangan yang tepat terhadap pemilihan
formulasi sediaan, seperti penggunaan bahan aktif, pengawet, isotonitas, dapar,
viskositas dan pengemasan yang cocok.
Pada formula ditambahkan zat tambahan Natrium Klorida (NaCl). Karena jika
tidak ditambahkan NaCl obat tetes mata tidak memenuhi syarat yaitu hipotonis. Jika
larutan obat tetes mata dalam keadaan hipotonis disuntikkan ke tubuh manusia akan
berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Semua alat-alat harus
disterilisasikan agar mendapatkan larutan yang steril, bebas partikel asing dan
mikroorganisme. Agar obat tetes mata dan cuci mata nyaman dan tidak pedih dimata
saat digunakan, maka harus dibuat isotonis dengan penambahan NaCl.
Beberapa bahan tambahan lain yaitu API, Benzalkonium Klorida dan PVP.
Karena komponen terbesar dari sediaan adalah air dan obat tetes yang dibuat dalam
volume 10,5 mL. sehingga pemakainnya berulang, maka pengawet sangat diperlukan.
Benzalkonium klorida adalah pengawet yang paling umum digunakan untuk sediaan
obat mata karena aman, stabilitas pada rentang yang luas dan keefektivitannya
sebagai antimikroba. Sediaan tetes mata juga harus isotonis dengan cairan air mata.
Untuk memperpanjang waktu kontak antara sediaan dengan kornea sehingga jumlah
bahan aktif yang berpenetrasi dalam mata akan semakin tinggi, maka ditambahkan
peningkat viskositas yaitu PVP.
Metode sterilisasi yang digunakan awal secara aseptis dengan metode filtrasi,
karena sediaan yang dibuat merupakan tetes mata yang akan digunakan pada bagian
sensitive pada tubuh, sehingga harus bebas dari bahan asing dari awal pembuatan
agar memperoleh sediaan steril. Metode fitrasi dengan menggunakan penyaringan
yang dapat menahan mikroba. Semua alat dan bahan disterilkan di awal, semua
pekerjaan harus harus dilakukan di LAF untuk mencegah kontaminasi.
Hasil evaluasi yang didapat dengan indikator iniversal adalah pH pada angka
5. Dalam pembuatan obat tetes mata perlu diperhatikan pH-nya supaya tetap dalam
rentang kestabilan bahan, pH air mata normal 7,4 maka sediaan yang kami buat
memenuhi syarat. Volume terpindahkan yang didapatkan hasilnya tepat dengan
volume awal dan wadah yang dipakai tidak mengalami kebocoran. Untuk uji
kejernihan sediaan yang dibuat jernih tidak mengalami kekeruhan. Karena sediaan ini
adalah tetes mata yang harus jernih dan homogeny, tidak ada partikulat yang tidak
larut didalamnya atau tidak terlihatnya partikel kasar.
XIII. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari percobaan yang telah dilakukan bahwa sediaan tetes
mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan
cara meneteskan obat pada selaput lender mata disekitar kelopak mata dari bola mata.
Dan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada sediaan tetes mata pilokarpin HCl telah
memenuhi persyaratan.
Karpine HCl®
KOMPOSISI
Tiap 10 mL mengandung : 0,2 g Pilokarpin HCl
INDIKASI
Glaukoma akut sudut tertutup dan glaukoma akut sudut
terbuka
KONTRA-INDIKASI
Hipersensitif terhadap komponen obat, radang iris akut,
anterior uveitis dan papillary block glaukoma, penderita
pemakai lensa kontak.
DOSIS
Dua tetes topikal pada mata sehari 3-4 kali atau menurut
petunjuk dokter.
EFEK SAMPING
Rasa terbakar, gatal, sakit, penglihatan kabur, siliari
spasmus, kongesti vascular konjungtiva, miopi, sensitisasi
kelopak mata dan konjungtiva, katarak, kerusakan retina,
dan sakit kepala.
Dus kemasan
Daftar Pustaka
Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Voight. (1995). Ilmu Meracik Obat. Press Yogyakarta: Gajah Mada University.