Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat
dan ridhoNyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sistem
Penghantaran Obat yang membahas tentang “ Drug Delivery System Intranasal”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Fitrianingsih, S.Farm., M. Farm., Apt.
selaku dosen mata kuliah Sistem Penghantaran Obat serta rekan-rekan yang
memberikan masukan dan saran kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
sangat dinantikan guna penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca
dalam memahami maksud kami. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kami maupun
pembaca. Semoga Tuhan senantiasa membrikan bimbingan dan petunjuk
kepada kita semua.
Kelompok VIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermacam sistem mucosa dalam tubuh manusia (nasal, pulmonal, rectal
dan vaginal) dapat dimanfaatkan untuk titik masuk system
penghantaran obat. Dengan sendirinya system mucosa tersebut ada
perbedaan dan persamaan. Formulasi sediaan ini seharusnya tidak hanya
membahas aspek formulasi dan teknologi saja, tapi juga perlu membahas
aspek: fisiologi, biokimia, metabolisme mucosal obat dan absorpsi obat. Sistem
penghantaran obat nasal ini telah berlangsung sejak lama, dikenal
dalam pengobtan Ayurvedi di India dan oleh orang Indian di Amerika
Selatan, melalui cara penghisapan (snuff) obat untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Pemberian obat secara intranasal merupakan alternative
ideal untuk menggantikan system penghantaran obat sistematik parenteral.
Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi,
perkembangan di dunia farmasi pun tidak ketinggalan. Semakin hari semakin
banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul dan perkembangan pengobatan
pun terus dikembangkan. Selain memodifikasi senyawa obat, upaya yang
banyak dilakukan adalah memodifikasi bentuk sediaan dan sistem
penghantaran obat. Bermacam sistem mucosal dalam tubuh manusia (nasal,
pulmonal, rectal dan vaginal) dapat dimanfaatkan untuk titik masuk sistem
penghantaran obat.
DDS (Drug Delivery System) Nasal adalah metode pengiriman obat yang
aktif dalam dosis rendah dan tidak menunjukan bioavailabilitas oral yang
minimal. Awalnya, terapi inhalasi diterapkan di India pada 4000 tahun yang
lalu, dimana penderita batuk menghirup daun Atropa belladona. Pada awal
abad 19 ditemukan metode nebulisasi cairan, suatu pengembangan baru
metode dalam farmakoterapi. Pemberian obat secara intranasal merupakan
alternative ideal untuk menggantikan sistem penghantaran obat sistemik
parenteral.
Keuntungan pemberian obat secara nasal ini meliputi: pencegahan eliminasi
lintas pertama hepatic, metabolisme dinding saluran cerna atau
destruksi obat di saluran cerna; kecepatan dan jumah absorpsi, serta
profil konsentrasi obat versus waktu relative sebanding dengan
pengobatan secara intravena, keberadaan vaskulator yang besar dan
struktur yang sangat permeabel mukosa nasal ideal untuk absorpsi
sistematik, dan kemudian pemberian serta kenyamanan obat secara intra
nasal untuk pasien.
Pemberian obat menurut rute nasal merupakan sustem
penghantaran obat yang menarik, seperti terbukti dengan introduksi
bentuk sediaan yang dapat diterima misalkan sitonin untuk osteoporosis
dan analog dari luteinizing harmone-releasing harmone untuk
endometrosis. Selain itu telah diteliti pula semacam obat untuk diberikan
secaraintranasal (misal kartikosteroid, antibiotika, kardiovaskular, histamine
dan anti histamine dan lain sebagainya).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pelepasan obat melalui pemberian intranasal?
2. Bagaimana bentuk sediaan dari intranasal?1
3. Bagaimana perjalanan obat melalui pemberian intranasal?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk sediaan dari intranasal
2. Untuk mengetahui mekanisme pelepasan obat melalui pemberian intranasal.
3. Untuk mengetahui perjalanan obat melalui pemberiaan intranasal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian