Anda di halaman 1dari 43

Interpretasi data Laboratorium

LATARBELAKANG
Kebutuhan seorang Apoteker akan pemahaman
mengenai data klinik untuk dapat melakukan tindakan
kefarmasian dengan tepat sesuai dengan tujuan terapi

BUKAN UNTUK MENDIAGNOSA


DATA KLINIK
kumpulan informasi
pasien berupa info
personal dan keluarga, Rekam Medik
data medis, yang di
dokumentasikan

Digunakan sebagai dasar Rahasia


tindakan standar medis
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
Data klinik pasien 4. Suku
5. Agama
6. Alamat
7. Tinggi
8. Berat badan

1. Data alergi
2. Golongan darah
3. Riwayat terapi/pengobatan
Data klinik data medis
4. Data laboratorium
5. Data EKG
6. dll
PENGGUNAAN DATA LABORATORIUM
DALAM PRAKTIK KLINIK
Menilai kesesuaian terapi obat
Monitoring efek terapetik
Monitoring reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD)
Menilai toksisitas obat
Monitoring kepatuhan minum obat
Pengertian Data Klinik Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi
yang berharga untuk membedakan diagnosis,
mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien,
mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat
yang tidak diinginkan (Kemenkes RI, 2011).
Tujuan Data Klinik Laboratorium
 Saat ini paradigma pelayanan kefarmasian telah meluas dari pelayanan
yang berorientasi pada obat (drug oriented) menjadi pelayanan yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien melalui pencapaian luaran klinik
yang optimal.

 Pada penilaian luaran klinik pasien diperlukan berbagai indikator yang


meliputi: respons klinik pasien, pemeriksaan fisik, data laboratorium dan
diagnostik (misalnya: imaging, elektrografi).

 Pernyataan American Pharmacists Association 2008 yang mendukung


peran apoteker dalam keselamatan pasien antara lain perlunya apoteker
mempunyai akses data klinik pasien.
Tujuan Data Klinik Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang berguna bagi dokter
dan apoteker dalam pengambilan keputusan klinik.

Untuk mengambil keputusan klinik pada proses


terapi mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat
hingga pemantauan efektivitas dan keamanan,
apoteker memerlukan hasil pemeriksaan
laboratorium.
Tujuan Data Klinik Laboratorium
Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai
pertimbangan penggunaan obat, penentuan dosis,
hingga pemantauan keamanan obat.

Sebagai contoh, pada pertimbangan penggunaan


dan penentuan dosis aminoglikosida yang bersifat
nefrotoksik diperlukan data kadar aminoglikosida
dalam darah dan serum kreatinin yang
menggambarkan fungsi ginjal.
Tujuan Interpretasi Data Laboratorium
1. Menilai kesesuaian terapi
(contoh: indikasi obat, ketepatan pemilihan obat, kontraindikasi obat, penyesuaian
dosis obat, risiko interaksi obat),
2. Menilai efektivitas terapi
(contoh: efektivitas pemberian kalium diketahui melalui kadar kalium dalam darah, efektivitas
warfarin diketahui melalui pemeriksaan INR, Efektifi tas allopurinol di ketahui dari menurunnya
kadar asam urat,

3. Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki


(contoh: penurunan dosis siprofl oksasin hingga 50% pada kondisi klirens kreatinin
<30mL/menit),
4. Menilai kepatuhan penggunaan obat (contoh: kepatuhan
pasien dalam menggunakan
obat antidiabetik oral diketahui dari nilai HbA1c, kepatuhan penggunaan statin
diketahui dari kadar kolesterol darah), dan
5. Mencegah interpretasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan
8/27/2017
Suatu uji laboratorium akan
bernilai hasilnya jika

• Mempengaruhi diagnosis, prognosis atau terapi


• Memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai proses penyakit
• Memberikan rekomendasi terkait penyesuaian
dosis

8/27/2017
Mutu Hasil
Pemeriksaan
Laboratorium Klinik

8/27/2017
Untuk apa pemeriksaan
laboratorium dilakukan?
 untuk diagnosis

 untuk pemantauan penyakit/prognosis

 untuk pemantauan terapi/monitoring

 untuk kepastian kondisi sehat /screening

8/27/2017
3 Aspek Pengendalian Dalam
Menjamin Mutu Hasil Pemeriksaan

Proses Pra-analitik (57.3%)


Proses Analitik (25.1%)
Proses Pasca-analitik (13.6)

8/27/2017
Relative Contribution of the Preanalytical Phase
to the Total Turn-Around Time of a Diagnostic Test

8/27/2017
Persons Involved in the Preanalytical Phase

8/27/2017
Faktor Preanalitik yang dapat
dikendalikan
• Perubahan Postur Tubuh
• Bed Rest dalam periode yang cukup panjang
• Olah raga
• Variasi Circadian
• Travel
• Diet
• Merokok, Minum Alkohol dan obat-obatan

8/27/2017
8/27/2017
8/27/2017
8/27/2017
8/27/2017
Biological Effects of addictive Drugs
on Plasma Concentrations of selected
Analytes

8/27/2017
8/27/2017
Faktor Preanalitik yang tidak dapat
dikendalikan
• Pengaruh Biologis
 Usia
 Jenis Kelamin
 Ras / bangsa
• Faktor Lingkungan
• Letak Geografis
• Siklus Menstruasi
• Pengaruh Musim
• Kondisi Shock dan Trauma
• Kondisi Sedang Transfusi
8/27/2017
8/27/2017
8/27/2017
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu pada Proses Pemeriksaan
Laboratorium:
 Persiapan Harian
 Persyaratan Spesimen
 Penanganan Spesimen
 Turn Around Time
 SDM Kompeten

8/27/2017
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu pada Proses Pemeriksaan
Laboratorium:
 CPRR (Cost Per Reportable Result)
 Metode Pemeriksaan
 Metode/Sistem QC
 Kemampuan Alat
 Fasilitas
 Keselamatan, Kesehatan Kerja &
Lingkungan 8/27/2017
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu Produk yang harus
dipenuhi:
 Presisi
 Akurasi
 Sensitifitas Analitik
 Spesifitas Analitik
 Interferensi
 Rentang Linearitas
 Stabilitas Reagen
8/27/2017
Akurasi dan Presisi

8/27/2017
Dasar Quality Control
 Melibatkan pemeriksaan bahan kontrol
spesifik (serum, urine, darah) bersamaan
dengan sampel pasien

 Data hasil pemeriksaan bahan kontrol


dianalisis secara statistik dan dipantau untuk
menilai keandalan pemeriksaan

8/27/2017
Dasar Quality Control
Frekuensi analisis bahan kontrol
ditetapkan oleh setiap laboratorium untuk setiap
metode pemeriksaan :
- Alat-alat besar (multichannel) analisis
bahan kontrol dilakukan setiap 20
sampel pasien
- Pada sistem/kondisi analisis yang
stabil bahan kontrol dilakukan 1x
setiap 8 jam 8/27/2017
- Sistem Analisa -
Sistem yang digunakan untuk memproduksi
hasil
pemeriksaan meliputi:

Reagen, Kalibrator, Kontrol, Instrumen,


Alat-alat pendukung, Disposables, Prosedur
Tes.
8/27/2017
- Sistem QC -
Sistem yang digunakan untuk memverifikasi
apakah hasil pemeriksaan dapat
diterima/dilaporkan.

8/27/2017
Control Chart

8/27/2017
DOKUMENTASI QC
TUJUAN DOKUMENTASI

1) Mempertahankan mutu/kinerja
2) Meningkatkan mutu/kinerja
3) Mempertahankan stabilitas dari
suatu proses Pemeriksaan
4) Traceability (dapat ditelusuri)

8/27/2017
Dua Tipe Kesalahan
Yang Ditemukan Selama Proses Pemeriksaan

1. Kesalahan Acak/Random Error


Penyebab :
 Penanganan reagen, Kalibrator dan Control

tidak konsisten.
 Fluktuasi dalam temperatur.

 Fluktuasi dalam volume.

8/27/2017
Dua Tipe Kesalahan
Yang Ditemukan Selama Proses Pemeriksaan

 Perawatan instrumen tidak konsisten.

 Kondisi lingkungan kerja tidak konsisten.

 Fluktuasi Listrik.

 Penanganan material tidak konsisten dari satu

analis ke analis

8/27/2017
Dua Tipe Kesalahan
Yang Ditemukan Selama Proses Pemeriksaan

2. Kesalahan Sistematik/Systematic Error


Penyebab :
 Perubahan lot. No. reagen.

 Perubahan kalibrasi/rekalibrasi.

 Perubahan terhadap instrumen.

8/27/2017
Systematic error berhubungan dengan :
 Perubahan dalam akurasi.
_
 Pergeseran nilai x.
 Perubahan yang konsisten dalam sistem/
proses pemeriksaan.
 Perubahan dalam bias.

8/27/2017
Post Analitik
TUJUAN

Untuk Menjamin agar hasil


pemeriksaan yang diberikan kepada
pelanggan merupakan hasil yang
benar.

8/27/2017
Cara Pengendalian
• Pengontrolan Akhir Hasil
• Kebenaran Identitas Pasien
• Kelengkapan hasil pemeriksaan
• Keabsahan hasil pemeriksaan
• Interpretasi dan Nilai Rujukan Pemeriksaan
• Kejelasan dan Kebersihan Hasil Pemeriksaan

8/27/2017
Acknowledgement :
Prodia Clinical Laboratory

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai