Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FARMAKOTERAPI III

FARMAKOTERAPI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI


HEPAR

DI SUSUN OLEH

NAMA KELOMPOK :

1. PRATIWI JULIANTI 1701011430


2. NADIA SAFIRA 1701011161
3. MAULIA FADILLA
4. MUTIA SARI
5. LILIS WISMITA

KELAS : 5F

DOSEN PENGAMPUH:

NURUSSAKINAH, S.SI., M.SI., APT

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah Kami Panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha


Esa,Karena Telah Melimpahkan Rahmat-Nya Berupa Kesempatan Dan
Pengetahuan Sehingga Makalah Ini Bisa Selesai Pada Waktunya.

Terima Kasih Juga Kami Ucapkan Kepada Teman-Teman Yang Telah


Berkontribusi Dengan Memberikan Ide-Idenya Sehingga Makalah Ini Bisa
Disusun Dengan Baik Dan Rapi.

Kami Berharap Semoga Makalah Ini Bisa Menambah Pengetahuan Para


Pembaca. Namun Terlepas Dari Itu, Kami Memahami Bahwa Makalah Ini Masih
Jauh Dari Kata Sempurna, Sehingga Kami Sangat Mengharapkan Kritik Serta
Saran Yang Bersifat Membangun Demi Terciptanya Makalah Selanjutnya Yang
Lebih Baik Lagi.

Medan, 8 Oktober 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hati Dan Fungsi Hati
2.2 Penyebab Penyakit Hati
2.3 Penilaian Terhadap Fungsi Hati
2.4 Perubahan Farmakoterapi Pada Pasien Penyakit Hati
2.5 Penyesuaian Dosis Obat Terhadap Pasien Dengan Gangguan Fungsi Hati
2.6 Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Obat Pada Pasien Penyakit
Hati, Monitoring Dan Evaluasi Pasien (Soap)
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Hati Merupakan Salah Satu Organ Tubuh Yang Besar Dan
Merupakan Pusat Metabolisme Tubuh Manusia. Organ Ini Memiliki Fungsi
Yang Kompleks Di Antaranya Mempunyai Peranan Dalam Memetabolisme
Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin Dan Obat-Obatan (Ganong, 2008).
Pada Proses Metabolisme, Obat Akan Diproses Melalui Hati Sehingga Enzim
Hati Akan Melakukan Perubahan (Biotransformasi) Kemudian Obat Menjadi
Dapat Lebih Larut Dalam Tubuh Dan Dikeluarkan Melalui Urin Atau Empedu
(Depkes Ri, 2003).
Gangguan Fungsi Hati Masih Menjadi Masalah Kesehatan Besar Di
Negara Maju Maupun Di Negara Berkembang. Indonesia Merupakan Negara
Dalam Peringkat Endemik Tinggi Mengenai Penyakit Hati (Depkes Ri, 2007).
Angka Kejadian Kerusakan Hati Sangat Tinggi, Dimulai Dari Kerusakan
Yang Tidak Tetap Namun Dapat Berlangsung Lama (Setiabudy, 1979). Salah
Satu Penyebab Kerusakan Hati Adalah Obat-Obatan (Depkes Ri, 2007). Di
Amerika Serikat Sendiri Ada Sekitar 2000 Kasus Gagal Hati Akut Yang
Terjadi Setiap Tahunnya Dan Lebih Dari 50% Disebabkan Oleh Obat (Lucena
Et Al, 2008). Obat Yang Dikatakan Hepatotoksik Adalah Obat Yang Dapat
Menginduksi Kerusakan Hati Atau Biasanya Disebut Drug Induced Liver
Injury (Sonderup, 2006). Obat Penginduksi Kerusakan Hati Semakin Diakui
Sebagai Penyebab Terjadinya Penyakit Hati Akut Dan Kronis (Isabel Et Al,
2008).
Sekitar 1000 Sampai 3000 Kasus Obat Ditarik Dari Pasaran Dikarenakan
Hepatotoksik (Department Of Health And Human Services Food And Drug
Administration, 2009). Hepatotoksisitas Merupakan Komplikasi Potensi Obat
Yang Paling Sering Dijumpai Dalam Resep, Hal Ini Mungkin Dikarenakan
Peran Hati Dalam Memetabolisme Obat (Aithal & Day, 1999). Obat-Obat
Yang Dapat Menyebabkan Keparahan Pada Pasien Gangguan Fungsi Hati
Seperti Sirosis Hati, Hepatitis Hati Adalah Bentazepam, Methotrexate,
Ebrotinide. Danaxole Merupakan Obat Yang Dapat Menyebabkan Kanker
Hati (Lucena Et Al., 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Definisi Hati Dan Fungsi Hati ?
1.2.2 Apa Penyebab Penyakit Hati ?
1.2.3 Bagaimana Penilaian Terhadap Fungsi Hati ?
1.2.4 Bagaimana Perubahan Farmakoterapi Pada Pasien Penyakit Hati ?
1.2.5 Bagaimana Penyesuaian Dosis Obat Terhadap Pasien Dengan Gangguan
Fungsi Hati ?
1.2.6 Bagaimana Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Obat Pada
Pasien Penyakit Hati, Monitoring Dan Evaluasi Pasien (Soap) ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Hati Dan Fungsi Hati
1.3.2 Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Hati
1.3.3 Untuk Mengetahui Penilaian Terhadap Fungsi Hati
1.3.4 Untuk Mengetahui Perubahan Farmakoterapi Pada Pasien Penyakit Hati
1.3.5 Untuk Mengetahui Penyesuaian Dosis Obat Terhadap Pasien Dengan
Gangguan Fungsi Hati
1.3.6 Untuk Mengetahui Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Obat
Pada Pasien Penyakit Hati, Monitoring Dan Evaluasi Pasien (Soap)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hati Dan Fungsi Hati

2.1.1 Definisi Hati


Hati Adalah Kelenjar Terbesar Di Dalam Tubuh, Terletak Dalam Rongga
Perut Sebelah Kanan, Tepatnya Di Bawah Diafragma Berwarna Kecoklatan.
Berdasarkan Fungsinya, Hati Juga Termasuk Sebagai Alat Ekskresi. Hal Ini
Dikarenakan Hati Membantu Fungsi Ginjal Dengan Cara Memecah Beberapa
Senyawa Yang Bersifat Racun Dan Menghasilkan Amonia, Urea, Dan Asam
Urat Dengan Memanfaatkan Nitrogen Dari Asam Amino. Proses Pemecahan
Senyawa Racun Oleh Hati Disebut Proses Detoksifikasi.
Hati Mendapat Suplai Darah Dari Pembuluh Nadi (Arteri Hepatica) Dan
Pembuluh Gerbang (Vena Porta) Dari Usus. Hati Dibungkus Oleh Selaput
Hati (Capsula Hepatica). Hati Terdapat Pembuluh Darah Dan Empedu Yang
Dipersatukan Selaput Jaringan Ikat (Capsula Glison). Hati Juga Terdapat Sel-
Sel Perombak Sel Darah Merah Yang Telah Tua Disebut Histiosit.
Sebagai Alat Eksresi Hati Menghasilkan Empedu Yang Merupakan Cairan
Jernih Kehijauan, Di Dalamnya Mengandung Zat Warna Empedu (Bilirubin),
Garam Empedu, Kolesterol Dan Juga Bacteri Serta Obat-Obatan. Zatr Warna
Empedu Terbentuk Dari Rombakan Eritrosit Yang Telah Tua Atau Rusak
Akan Ditangkap Histiosit Selanjutnya Dirombak Dan Haeglobinnya Dilepas.

2.1.2 Fungsi Hati


Fungsi Utama Hati Adalah Sebagai Tempat Terjadinya Metabolisme
Protein, Lemak, Dan Karbohidrat. Bergantung Kepada Kebutuhan Tubuh,
Ketiga Metabolisme Dapat Saling Terkait. Hati Juga Berfungsi Sebagai
Tempat Penyimpanan Berbagai Zat Seperti Mineral (Cu, Fe) Serta Vitamin
Yang Larut Dalam Lemak (Vitamin A,D,E, Dan K), Glikogen Dan Berbagai
Racun Yang Tidak Dapat Dikeluarkan Dari Tubuh. Berikut Adalah Beberapa
Fungsi Hati.
1. Menyimpan Kelebihan Gula Dalam Bentuk Glikogen (Gula Otot)

2. Merombak Kelebihan Asam Amino (Deaminasi)

3. Menawarkan Racun

4. Membentuk Protombin Dan Fibrinogen

5. Membentuk Albumin Dan Globulin

6. Mengubah Provitamin A Menjadi Vitamin A

7. Tempat Pembentukan Urea

8. Menghasilkan Empedu

9. Tempat Pembentukan Dan Penghancuran Eritrosit Yang Telah Tua

2.2 Penyebab Penyakit Hati

1. Alkohol Membunuh Sel-Sel Hati

Jika Kamu Sering Mengkonsumsi Minuman Beralkohol,


Sebaiknya Mulai Dihentikan. Hal Ini Dikarenakan Pada Saat Kamu
Meminum Alkohol, Sel-Sel Yang Terdapat Pada Hati Akan Mati.

Alkohol Menjadi Salah Satu Penyebab Penyakit Liver,


Dikarenakan Alkohol Bersifat Toksik Yang Menyerang Sel-Sel Hati.
Sehingga Hati Tidak Mampu Untuk Menyaring Racun-Racun Lain Yang
Masuk Ke Dalam Tubuh.

Kematian Pada Sel-Sel Ini Tentu Saja Akan Menghambat Kinerja


Hati Yang Berfungsi Sebagai Pembuang Racun. Meski Sel-Sel Pada Liver
Ini Mampu Regenerisasi Kembali, Akan Tetapi Kemampuan Dalam Re-
Generasi Pada Seseorang Yang Sering Mengonsumsi Minuman Alkohal
Akan Terhambat Dan Dapat Menyebabkan Kerusakan Yang Lebih
Berbahaya.

2. Obesitas
Obesitas Atau Kelebihan Berat Badan Dapat Menjadi Pemicu
Penyakit Liver Ini. Hal Ini Dikarenakan, Penumpukan Lemak Yang
Berlebih Dalam Hati Dapat Memperlambat Kinerja Hati Itu Sendiri.

Hal Ini Sering Disebut Pula Dengan Non-Alcoholic Fatty Liver


Disease (Nafld) Atau Perlemakan Hati. Karena Kandungan Lemak Yang
Tinggi Pada Tubuh Dapat Meningkatkan Pula Kandungan Lemak Yang
Terdapat Pada Hati.

3. Infeksi Parasit Dan Virus

Penyebab Penyakit Liver Lainnya Yang Sering Ditemui Akan


Tetapi Tidak Ari Ialah Karena Infeksi. Infeksi Yang Terjadi Disebabkan
Oleh Parasit Dan Virus Dapat Mengakibatkan Peradangan Serta
Menurunnya Fungsi Hati.

Penyebaran Virus Dalam Tubuh Yang Menyebabkan Penyakit


Liver Ini Dapat Ataupun Urin, Bersentuhan Dengan Orang Yang
Terinfeksi Serta Melalui Makanan Dan Minuman Yang Dikonsumsi
Bersama Dengan Orang Yang Terinfeksi.

Penyakit Pada Liver Yang Paling Ditemui Akibat Dari Infeksi


Parasit Dan Virus Ialah Hepatitis. Hepatitis Sendiri Merupakan Penyakit
Liver Yang Dapat Disembuhkan.

Meskipun Begitu Terdapat Jenis Hepatitis Kronis Yang Dapat


Menyebabkan Kanker Hati. Jenis-Jenis Hepatitis Sendiri Sangat Beragam.
Namun Penyakit Hepatitis Yang Sering Diakibatkan Oleh Infeksi Parasite
Dan Virus Ialah:

Hepatitis A

Hepatitis B

Hepatitis C
4. Genetika

Penyebab Terkena Penyakit Liver Pun Dapat Diakibatkan Karena


Keturunan Genetika Dari Salah Satu Ataupun Kedua Orangtua Kamu.
Biasanya Kondisi Ini Terjadi Karena Adanya Gen Ataupun Zat-Zat
Berlebih Yang Menumpuk Pada Hati. Dan Penyebab Penyakit Liver Yang
Diakibatkan Oleh Genetik Ialah:

-Hemochromatosis Atau Timbunan Zat Besi Secara Berlebih

-Hiperoksaluria Dan Oxalosis Atau Eksresi Oksalat Yang Berlebih, Hal Ini
Juga Dapat Disebabkan Seringnya Mengonsumsi Makanan Yang Kaya
Akan Oksalat Seperti, The, Kopi Instan, Softdrink, Coklat, Serta Sayuran
Yang Berwarna Hijau Terutama Bayam.

-Penyakit Wilson, Penyakit Ini Merupakan Penyakit Keturunan Langka


Yang Diakibatkan Adanya Timbunan Tembaga Dalam Jumlah Banyak Di
Hati Serta Organ Lainnya.

2.3 Penilaian Fungsi Hati

Penilaian Fungsi Hati Adalah Pemeriksaan Yang Membantu


Menentukan Kesehatan Hati Dengan Mengukur Kadar Protein, Enzim
Hati, Atau Bilirubin Dalam Darah. Pemeriksaan Fungsi Hati Ini,
Umumnya Bertujuan Untuk:

 Mengetahui Adanya Infeksi Hati, Seperti Hepatitis C, B, A.


 Memantau Efek Samping Obat Tertentu Yang Diketahui
Mempengaruhi Hati.
 Memantau Penyakit Dan Seberapa Baik Pengobatan Yang Telah
Dijalani (Jika Anda Memiliki Penyakit Hati).
 Mengukur Keparahan Jaringan Parut (Sirosis) Pada Hati.
 Pemeriksaan Jika Anda Mengalami Gejala Kerusakan Hati.
 Merencanakan Kehamilan Ketika Sedang Dalam Pengobatan Tertentu.
Banyak Tes Atau Pemeriksaan Lain Yang Dapat Dilakukan Pada Hati,
Namun Kebanyakan Tidak Mengukur Keseluruhan Fungsi Hati. Tes Yang
Biasanya Digunakan Untuk Memeriksa Fungsi Hati Adalah Tes Alanine
Transaminase (Alt), Tes Aspartat Aminotransferase (Ast), Albumin, Dan
Bilirubin.

Masing-Masing Pemeriksaan Tersebut Menjadi Petunjuk Untuk


Mengetahui Apakah Ada Masalah Pada Fungsi Hati Atau Tidak.

1. Alanine Aminotransferase (Alt) Dan Aspartarte Aminotransferase (Ast)

Pemeriksaan Alanine Aminotransferase (Alt) Dan Aspartarte


Aminotransferase (Ast) Bertujuan Untuk Mengetahui Inflamasi Yang
Terjadi Dalam Tubuh, Angka Yang Tinggi Biasanya Menjadi Indikasi
Adanya Gangguan Hati. Pada Penderita Hepatitis, Nilai Alt 20-50 Kali
Lebih Tinggi Dibanding Pada Orang Yang Normal. Nilai Ast Yang Tinggi
Menunjukkan Adanya Gangguan Otot Pada Salah Satu Bagian Tubuh.

2. Alkaline Phosphatase (Alp)

Pemeriksaan Alkaline Phosphatase (Alp) Bertujuan Untuk Mengetahui


Apakah Ada Sumbatan Pada Saluran Empedu.

3. Gamma Glutamyl Transferase (Ggt Atau Gamma Gt)

Pemeriksaan Gamma Glutamyl Transferase (Ggt Atau Gamma Gt),


Bertujuan Sebagai Indikator Untuk Para Pengguna Alkohol. Pemeriksaan
Ggt Ini Biasa Dilakukan Bersamaan Dengan Pemeriksaan Alp Untuk
Meyakinkan Bahwa Kenaikan Angka Pada Alp Disebabkan Karena
Adanya Masalah Pada Hati, Bukan Karena Faktor Lain.

4. Bilirubin

Pemeriksaan Bilirubin, Bertujuan Untuk Mengetahui Kadar


Penyakit Kuning Karena Gangguan Pada Hati. Angka Yang Tinggi
Menggambarkan Bahwa Pasien Mengalami Gangguan Tersebut Yang
Biasa Ditandai Dengan Mata Dan Kulit Yang Menjadi Kuning.

5. Albumin

Pemeriksaan Albumin Bertujuan Untuk Mengetahui Penurunan


Kadar Albumin Yang Biasa Terjadi Pada Penyakit Hati Kronik. Tetapi,
Penurunan Albumin Juga Bisa Disebabkan Karena Kekurangan Protein.

6. Massa Prothrombin (Pt) Dan International Normalized Ratio (Inr)

Pemeriksaan Massa Prothrombin (Pt) Dan International


Normalised Ratio (Inr) Bertujuan Sebagai Indikasi Apakah Penyakit Hati
Semakin Buruk Atau Tidak. Peningkatan Angka Menunjukkan Penyakit
Kronik Menjadi Semakin Buruk.

Hasil Tes Fungsi Hati Bukanlah Sebuah Media Diagnostik Untuk


Kondisi Spesifik, Mereka Mengindikasikan Bahwa Terdapat
Kemungkinan Ada Suatu Masalah Pada Hati. Pada Orang Yang Tidak
Memperlihatkan Gejala Atau Tidak Terindentifikasi Adanya Faktor
Risiko, Hasil Tes Fungsi Hati Yang Abnormal Bisa Mengindikasikan
Adanya Perlukaan Hati Sementara Atau Sesuatu Yang Terjadi Di Lokasi
Lain Di Dalam Tubuh Seperti Pada Otot, Pankreas Atau Jantung.

Namun Juga Bisa Menandakan Penyakit Hati Tahap Awal Dan


Memerlukan Tes Lebih Lanjut Dan/Atau Pemantauan Secara Berkala.

Hasil-Hasil Tes Fungsi Hati Biasanya Dievaluasi Secara Bersama-


Sama, Jadi Beberapa Set Tes Dalam Periode Tertentu Dilihat Apakah
Memiliki Pola Tertentu. Setiap Orang Akan Memiliki Sebuah Set Tes
Fungsi Hati Yang Unik Yang Biasanya Berubah-Ubah Seiring Berjalannya
Waktu, Seorang Dokter Mengamati Kombinasi Hasil-Hasil Tes Ini Guna
Mendapatkan Petunjuk Tentang Kondisi Yang Mendasarinya.

Kali, Tes Lebih Lanjut Diperlukan Untuk Menentukan Apa


Sebenarnya Yang Menyebabkan Penyakit Dan Atau Kerusakan Hati
Tersebut.

2.4 Perubahan Farmakoterapi Pada Pasien Penyakit Hati


 Terapi Tanpa Obat

 Diet Seimbang, Jumlah Kalori Yang Dibutuhkan Sesuai Dengan Tinggi


Badan, Berat Badan Dan Aktivitas.
 Diet Rendah Protein, Banyak Makan Sayur Dan Buah Serta Melakukan
Aktivitas Sesuai Kemampuan Untuk Mencegah Sembelit
 Manjalankan Pola Hidup Teratur
 Konsultasi Dengan Petugas Kesehatan
 Terapi Obat
 Aminoglikosida:

Untuk Abses Hati Yang Disebabkan Karena Bakteri. Diberikan Tiga Kali
Dalam Sehari Secara Teratur Selama Tujuh Hari Berturut-Turut Atau Atas
Anjuran Dokter

 Antiamuba: Dehydroemetine, Diiodohydroxyquinoline, Diloxanide


Furoate, Emetine, Etofamide, Metronidazole, Secnidazole, Teclozan,
Tibroquinol, Tinidazole Adalah Preparat Yang Digunakan Untuk
Amubiasis. Dengan Terapi Ini Maka Risiko Terjadinya Abses Hati Karena
Amuba Dapat Diminimalkan
 Antimalaria: Klorokuin, Dapat Juga Digunakan Untuk Mengobati
Amubiasis. Obat Ini Mencegah Perkembangan Abses Hati Yang
Disebabkan Oleh Amuba.
 Antivirus: Lamivudine Adalah Obat Antivirus Yang Efektif Untuk
Penderita Hepatitis B. Obat Ini Mempengaruhi Proses Replikasi Dna Dan
Membatasi Kemampuan Virus Hepatitis B Berproliferasi. Pengobatan
Dengan Lamivudine Akan Menghasilkan Hbv Menjadi Negatif Pada
Semua Pasien Selama 1 Bulan. Dalam Pengobatan Anti Retroviral (Arv)
Pada Koinfeksi Hepatitis C, Saat Ini Tersedia Arv Gratis Di Indonesia.
Arv Yang Tersedia Gratis Adalah Duviral (Zidovudine + Lamivudine)
Dan Neviral (Nevirapine). Sedangkan Efavirenz (Stocrin) Tersedia Gratis
Dalam Jumlah Yang Amat Terbatas. Didanosine Atau Stavudine Tidak
Boleh Diminum Untuk Penderita Sedang Mendapat Pengobatan Interferon
Dan Ribavirin, Karena Beratnya Efek Samping Faal Hati.

 Thymosin Alpha 1 Adalah Suatu Imunomodulator Yang Dapat Digunakan


Pada Terapi Hepatitis B Kronik Sebagai Monoterapi Atau Terapi
Kombinasi Dengan Interferon.
 Diuretik Tertentu, Seperti Spironolactone Dan Furosemid Dapat
Membantu Mengatasi Edema Yang Menyertai Sirosis Hati, Dengan Atau
Tanpa Asites. Obat Ini Tidak Boleh Diberikan Pada Pasien Dengan
Gangguan Keseimbangan Elektrolit Atau Gangguan Ginjal Berat Karena
Menyebabkan Ekskresi Elektrolit
 Kolagogum, Kolelitolitik Dan Hepatic Protector, Golongan Ini Digunakan
Untuk Melindungi Hati Dari Kerusakan Yang Lebih Berat Akibat
Hepatitis Dan Kondisi Lain. Misalnya: Kalsium Pantotenate, L-Ornitine-
L-Aspartate, Lactose, Metadoxine, Phosphatidyl Choline, Silymarin Dan
Ursodeoxycholic Acid
 Multivitamin Dengan Mineral, Golongan Ini Digunakan Sebagai Terapi,
Sebagai Terapi Penunjang Pada Pasien Hepatitis Dan Penyakit Hati
Lainnya. Vitamin Terdiri Dari Vitamin Larut Lemak (A, D, E, K) Dan
Vitamin Larut Air (C Dan B).
 Terapi Dengan Vaksinasi, Interferon Mempunyai Sistem Imun Alamiah
Tubuh Dan Bertugas Untuk Melawan Virus. Obat Ini Bermanfaat Dalam
Menangani Hepatitis B, C Dan D. Imunoglobulin Hepatitis B Dapat
Membantu Mencegah Berulangnya Hepatitis B Setelah Transplantasi Hati.
 Terapi Dengan Transplantasi Hati, Dewasa Ini Merupakan Terapi Yang
Diterima Untuk Kegagalan Hati Fulminan Yang Tak Dapat Pulih Dan
Untuk Komplikasi-Komplikasi Penyakit Hati Kronis Tahap Akhir.
Penentuan Saat Transplantasi Hati Sangat Kompleks. Para Pasien Dengan
Kegagalan Hati Fulminan Dipertimbangkan Untuk Transplantasi Bila
Terdapat Tanda-Tanda Ensefalopati Lanjut, Koagulapati Mencolok
(Waktu Prothrombin 20 Menit) Atau Hipoglikemia. Pada Pasien Dengan
Penyakit Hati Kronis Dipertimbangkan Untuk Transplantasi Bila Terdapat
Komplikasi-Komplikasi Yang Meliputi Asites Refrakter, Peritonitis
Bakterial Spontan, Ensefalopati, Perdarahan Varises Atau Gangguan Parah
Pada Fungsi Sintesis Dengan Koagulopati Atau Hipoalbuminemia.

2.5 Penyesuaian Dosis Obat Terhadap Pasien Dengan Gangguan Fungsi Hati

Uji Lab Terbatas Dalam Menentukan Fungsi Hati Aspartese


Aminotransferase Dan Alanine Amino Transferase Mendeteksi Kerusakan
Sel Hati, Bukan Menunjukkan Fungsi Hati Sedangkan Serum Bilirubin
Hanya Suatu Ukuran Untuk Menentukan Obstruksi Bilier. Tak Ada Tes
Tunggal Yang Akurat Untuk Mengetahui Fungsi Hati Total. Umumnya
Untuk Mengetahui Kemampuan Hati Mematabolime Obat Yaitu Dengan
Menentukan Nilai Child Pugh Pada Pasien Penyesuaian Dengan
Menggunakan Metode Child`S Pugh Score Digunakan Sebagai Suatu
Pendekatan Untuk Menyesuaikan Dosis Pada Pasien Dengan Penyakit
Hati.

Prinsip Umum Penggunaan Obat Pada Pasien Penyakit Hati Yang Berat,
Adalah :

1. Sedapat Mungkin Dipilih Obat Yang Eliminasinya Terutama Melalui


Ekskresi Ginjal.
2. Hindarkan Penggunaan : Obat-Obat Yang Mendepresi Susunan Saraf
Pusat (Terutama Morfin), Diuretic Tiazid Dan Diuretic Kuat, Obat-Obat
Yang Menyebabkan Konstipasi, Antikoagulan Oral, Kontrasepsi Oral, Dan
Obat-Obat Hepatotoksik.
3. Gunakan Dosis Yang Lebih Rendah Dari Normal, Terutama Obat-Obat
Yang Eliminasi Utamanya Melalui Metabolism Hati, Dengan Cara

 Menurunkan Dosis Dengan Interval Pemberian Normal


 Memberikan Dosis Biasa Dengan Memperpanjang Interval
Pemberian
 Mengatur Besarnya Dosis Sekaligus Interval Pemberian

Tidak Ada Pedoman Umum Untuk Menghitung Berapa Besar Dosis


Yang Harus Diturunkan, Maka Gunakan Educated Guess Atau Bila Ada,
Ikuti Petunjuk Dari Pabrik Obat Yang Bersangkutan. Kemudian Monitor
Respon Klinik Pasien, Dan Bila Perlu Monitor Kadar Obat Dalam Plasma,
Serta Uji Fungsi Hati Pada Pasien Dengan Fungsi Hati Yang Berfluktuasi.

Penjelasan Beberapa Obat Yang Tidak Dibolehkan Atau Dihindarkan


Penggunaannya Pada Pasien Penyakit Hati :

1. Morfin : Merupakan Obat Yang Dimetabolisme Terutama Pada Hati. Jika


Diberikan Pada Pasien Dengan Gangguan Fungsi Hati Maka Akan
Memperlama Kerja Hati Dalam Metabolisme Obat Sehingga Akan
Memperparah Fungsi Hati Serta Morfin Atau Golongan Opiod Lainnya
Akan Terakumulasi Pada Hati Dan Dapat Meningkatkan Kadar Opiod
Dalam Plasma, Sehingga Dapat Meningkatkan Efek Samping Yang
Mungkin Muncul.
2. Diuretic Tiazid Dan Diuretic Kuat Merupakan Obat-Obat Yang Seutuhnya
Dimetabolisme Di Hati.
3. Obat-Obat Hepatotoksik : Obat-Obat Ini Akan Mempercepat Perusakan
Dari Sel-Sel Hati.
Penentuan Dosis Berdasarkan Child`S Pugh Skor

Tes/ Gejala Nilai Point 1 Nilai Poin 2 Nilai Poin 3


Total Bilirubin < 2.0>3.5 2.0-3.02.8-3.5 >3.0<2.8
(Mg/Dl)Serum
<4 4-6 >6
Albumin (G/Dl)

Tidak Ada Samar2 Sedang


Waktu Protrombin
(Sec)
Tidak Ada Sedang Beberapa

Ascites

Pembesaran Hati

Skor 8–9 Penurunan Sekitar 25% Dari Dosis Awal Dari Obat-Obat Yang
Terutama (60%) Dimetabolisme Oleh Hati.

Skor 10 Atau Lebih Penurunan Yang Signifikan (Sekitar 50%) Dari Dosis Awal
Dari Obat-Obat Yang Terutama Dimetabolisme Oleh Hati.

Contoh: Dosis Lazim Dari Suatu Obat Yang 95 % Dimetabolisme Hati Adalah
500 Mg Setiap 6 Jam Dan Dosis Total Per Hari Adalah 2000 Mg. Untuk Pasien
Sirosis Hati Dengan Skor 12 (Child-Pugh Score), Dosis Awal Harus Dikurangi
50% Dari Dosis Awal Menjadi 1000 Mg/Hari. Obat Dapat Diresepkan Pada
Pasien 250 Mg Setiap 12 Jam. Pasien Harus Dimonitor Ketat Untuk Efek
Farmakologis Dan Efek Toksik Dari Pengobatan, Dan Dosis Dapat Disesuaikan
Sesuai Kebutuhan Pasien.
Obat-Obat Yang Dimetabolisme Terutama Pada Organ Hati

 Lidokain
 Procainamide
 Quinidine
 Phenytoin
 Carbamazepine
 Valproic Acid
 Phenobarbital
 Ethosuximide
 Cyclosporine
 Tacrolimus
 Theophyline
 Diazepam
 Isoniazid

Beberapa Contoh Obat-Obatan Indeks Terapi Sempit Yang Lebih Dari 60%
Dieliminasikan Pada Hati Seperti

 Aminophylline
 Carbamazepine
 Clindamycin
 Clonidine
 Valproic Acid
 Warfarin Sodium
 Theophylline
 Guanethidine
 Quinidine Gluconate
 Isoproterenol
 Levoxyine
 Prazosin
 Procainamide
 Phenytoin
 Minoxidil
 Oxytriphylline

Obat-Obat Yang Menginduksi Kerusakan Hati:

 Ace Inhibitor : Gangguan Kolestatik


 Pct : Kerusakan Sel Hati
 Alkohol : Hepatitis Dan Sirosis
 Aldesleukin
 Allupurinol : Hepatitis Dan Kerusakan Sel Hati
 Aminoglutetimid : Kolestasis
 Asam Amino Salisilat : Dapat Menimbulkan Reaksi Hipersensitivitas
 Amiodaron : Sirosis Dan Hepatitis
 Amoxicilin Dan Asam Klafulanat : Kolestasis

Obat Yang Harus Dihindari Pemakaiannya Karena Dapat Menyebabkan


Kerusakan Pada Hati,Diantaranya Obat Golongan:

1. Antivirus : Abacavir
2. Antigipertensi : Ace Inhibitor
3. Nsaid : Asiklofenak
4. Antikoagulan : Acenokumarol
5. Opioid Analgetik : Alfentanil
6. Anxyolitik Dan Hipnotik : Alprazolam
7. Diuretik : Golongan Thiazid
8. Gol.Statin : Atorvastatin
9. Kontrasepsi : Desogestrol
10. Sulfonilurea : Glibenklamid

2.6 Studi Kasus


Bapak Doni Berusia 65 Tahun, Berat Badan 70 Kg. Memiliki Riwayat Chf
Dan Mendapatkan Terapi Pengobatan Dengan Digoksin Tablet 0,25mg/Hari
Hasil Laboratorium :
-Total Bilirubin : 3,4 Mg/Dl
-Serum Albumin : 2,5 G/Dl
-Protrombine Time : 6,7
-Ascites : Sedang
-Hepatic Encephalopathy : Sedang
Penyelesaian Kasus Metode Soap
 Subjektif
1. Nama : Bapak Doni
2. Umur : 65 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Keluhan : Memiliki Riwayat Chf
5. Riwayat Pengobatan : Terapi Pengobatan Dengan Digoksin
Tablet 0,025 Mg/Hari
 Objektif

Dari Hasil Lab, Dapat Kita Hitung Child-Pugh Scores, Yaitu:

Hasil Laboratorium Nilai Child-Pugh Score


Bilirubin Total 3,4 Mg/Dl 3
Serum Albumin 2,5 G/Dl 3
Protrombin Time 6,7 3
Ascites Sedang 3
Hepatic Encephalophaty Sedang 2
Total Score 14

 Assessment

Dari Data Ini Dapat Disimpulkan Bahwa Pasien Mengalami Penurunan


Fungsi Hati Yang Signifikan, Sehingga Dosis Awal Perlu Diturunkan 50% Dari
Dosis Awal Pada Pasien Normal

 Plan

Pemberian Obat Pada Pasien Gangguan Hati Dapat Dengan Cara Dosis
Diturunkan Dan Interva Pemberian Tetap.

Dosis Digoksin 0,25mg/Hari > 0,125 Mg/Hari


BAB III

KESIMPULAN

Hati Adalah Kelenjar Terbesar Di Dalam Tubuh, Terletak Dalam Rongga


Perut Sebelah Kanan, Tepatnya Di Bawah Diafragma Berwarna Kecoklatan.
Berdasarkan Fungsinya, Hati Juga Termasuk Sebagai Alat Ekskresi. Hal Ini
Dikarenakan Hati Membantu Fungsi Ginjal Dengan Cara Memecah Beberapa
Senyawa Yang Bersifat Racun Dan Menghasilkan Amonia, Urea, Dan Asam
Urat Dengan Memanfaatkan Nitrogen Dari Asam Amino. Proses Pemecahan
Senyawa Racun Oleh Hati Disebut Proses Detoksifikasi. Penyebab Penyakit
Hati Adalah Alkohol Membunuh Sel-Sel Hati, Infeksi Parasit Dan Virus,
Obesitas, Genetika. Terapi Pada Penyakit Hati Dengan Obat Ialah
Aminoglikosida, Antiamuba, Antimalaria, Antivirus, Thymosin Alpha 1,
Diuretik, Kolagogum Dengan Mineral, Multivitamin, Terapi Dengan
Vaksinasi, Terapi Dengan Transplantasi Hati
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim.Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/123456789/4chapter%201
9.Pdf
 Anonim.2009.Informasi Spesialite Obat. Jakarta: Pt.Isfi Penerbit
 Neal M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis Edisi V. Penerbit
Erlangga.Jakarta.
 Sukandar, E.Y Dkk. 2008. Iso Farmakoterapi. Jakarta : Pt.Isfilinn
 Tan. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta : Pt.Alex Media Kompetindo
 Walsh, T.D. 1997. Kapital Selecta Penyakit Dan Terapi. Jakarta: Egc
Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai