Abstrak
Antipsikotik merupakan terapi utama pada penyakit skizofrenia. Banyak di antara pasien skizofrenia
menerima terapi kombinasi antipsikotik. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan timbulnya potensi
interaksi obat. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi interaksi obat dan mengidentifikasi faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap potensi interaksi obat. Studi potong lintang dan retrospektif dilakukan
pada pasien skizofrenia periode tahun 2015–2016 di salah satu Rumah Sakit Jiwa di Provinsi Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data rekam medik pasien pada saat pasien menjalani
rawat inap. Sebanyak 92,54% pasien teridentifikasi memiliki potensi interaksi obat dengan kategori
significant (78,24%), serious (9,64%) dan minor (12,11%). Potensi interaksi farmakodinamik (85%) lebih
mendominasi dibandingkan farmakokinetik (15%). Hasil studi ini juga menyatakan sebanyak 35,16%
pasien tidak patuh dalam menjalani terapi dan 67,03% memiliki komorbiditas berupa efek samping
gejala ekstrapiramidal akibat antipsikotik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa jumlah obat yang
diresepkan, kepatuhan terapi dan komorbid (gejala ekstrapiramidal) berkaitan dengan potensi interaksi
(p<0,05). Hasil ini diperkuat oleh hasil analisis regresi logistik biner yang menunjukkan bahwa jumlah
obat yang diresepkan (OR=14,139; (5,887–33,957); p=0,000) dan kepatuhan (OR=2,424; (1,277–4,601);
p=0,007) berhubungan signifikan terhadap potensi interaksi obat. Potensi kejadian interaksi obat pada
pasien skizofrenia adalah sebesar 92,54% yang berkaitan dengan jumlah obat yang diberikan kepada
pasien, dalam bentuk kombinasi terapi dan ketidakpatuhan pasien.
Kata kunci: Faktor potensi interaksi obat, interaksi obat potensial, skizofrenia
Korespondensi: Dwi A. Ramdini, M.Farm., Apt., Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat 45363, Indonesia, email: dwiauliaramdhini@gmail.com
Naskah diterima: 15 Juli 2018, Diterima untuk diterbitkan: 10 November 2018, Diterbitkan: 1 Desember 2018
280
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
281
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
dan monitoring penggunaan obat pada pasien interaksi menimbulkan akibat yang signifikan
skizofrenia. sehingga diperlukan pemantauan; dan (4)
“minor”, kemungkinan signifikansi interaksi
Metode kecil atau tidak signifikan.25,26
282
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
Gambar 1 Profil Penggunaan Obat Antipsikotik dan Potensi Interaksi Obat pada Pasien Skizofrenia
283
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
284
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
285
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
286
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
287
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
Tabel 3 Analisis Bivariat Faktor Demografi Pasien terhadap Potensi Interaksi Obat
Frekuensi (%)
Karakteristik Nilai p
(n=273)
Jenis kelamin Perempuan 87 (31,87)
0,66
Laki-laki 186 (68,13)
Usia (tahun) 20–29 83 (30,40)
30–39 92 (33,70)
0,77
40–49 61 (22,34)
50–59 37 (13,56)
Kepatuhan Ya 177 (64,80) 0,01*
Tidak 96 (35,20)
Komorbid Ya 183 (67,03) 0,00*
Ekstrapiramidal Tidak 90 (32,96)
Jumlah peresepan obat ≤2 80 (29,30) 0,00*
≥3 193 (70,70)
Durasi penyakit (tahun) 1–10 172 (63,00)
11–20 86 (31,50) 0,71
21–30 13 (4,80)
*signifikan (p<0,05), EPS=Effect Extrapyramidal Syndrome
Tabel 4 Analisis Regresi Logistik Biner Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Potensi Interaksi Obat
Potensi Interaksi Obat (n=295)
Variabel Nilai p OR (95% CI)
Tidak Ya
Jenis Kelamin Perempuan 11 87 0,082 1,790 (0,928–3,453)
Laki-laki 11 186
Kepatuhan Tidak 8 96 0,007* 2,424 (1,277–4,601)
Ya 14 177
Komorbid ekstrapiramidal Tidak 19 90 0,976 1,013 (0,427–2,407)
Ya 3 183
Jumlah obat ≤2 13 80 0,000* 14,139 (5,887–33,957)
≥3 9 193
*signifikan (p<0,05), OR=Odds Ratio
288
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
289
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
ekstrapiramidal ini diatasi dengan memberikan namun pengaruh respon obat dan kejadian
triheksifenidil. Studi terdahulu menyatakan reaksi merugikan merupakan dampak klinis
bahwa komorbid merupakan suatu prediktor yang signifikan. Pasien skizofrenia berisiko
potensi interaksi obat.1 Hasil dari analisis tinggi mengalami potensi interaksi obat karena
bivariat menyatakan bahwa faktor komorbid durasi pengobatan yang lama serta jumlah
gejala ekstrapiramidal berhubungan secara terapi obat yang dikonsumsi. Kesadaran serta
signifikan terhadap potensi interaksi (p=0,00). pengetahuan mengenai potensi interaksi obat
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan harus menjadi perhatian khusus bagi dokter
bahwa komorbid dan potensi interaksi obat dan farmasis. Hal ini penting dilakukan untuk
tidak berhubungan secara signifikan (p=0,976; mengurangi risiko terjadinya potensi interaksi
OR=1,013; 95% CI: 0,427–2,407), meskipun obat yang muncul. Monitoring terhadap potensi
demikian, berdasarkan nilai OR, pasien dengan interaksi sangat penting dilakukan agar efek
komorbid gejala ekstrapiramidal memiliki yang membahayakan tidak terjadi. Studi ini
risiko 1,013 kali lebih tinggi untuk mengalami memiliki limitasi, di antaranya digunakannya
potensi interaksi obat. teknik sampling yang sederhana sehingga
Jumlah obat yang diresepkan berhubungan membatasi ekstrapolasi hasil yang diperoleh.
signifikan terhadap potensi interaksi (p=0,00). Peneliti menilai potensi interaksi berdasarkan
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pendekatan tools drug interaction checker,
jumlah obat yang diresepkan berhubungan sehingga interaksi obat ini bersifat teoritis
signifikan terhadap potensi interaksi obat bukan faktual. Data yang digunakan adalah
(p=0,00) dengan nilai OR 14,139 (95% CI data sekunder rekam medik pasien dengan
5,887–33,957). Pasien yang menerima jumlah informasi yang cukup terbatas, oleh karena itu
obat ≥3 memiliki risiko 14,139 kali lebih perlu dilakukan investigasi secara prospektif.
besar dalam mengalami potensi interaksi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
obat dibandingkan pasien yang mendapat gambaran tentang potensi kejadian interaksi
≤2 obat. Studi terdahulu melaporkan bahwa obat pada pasien skizofrenia, sekaligus menjadi
jumlah peresepan obat secara signifikan langkah awal untuk penelitian selanjutnya.
memiliki pengaruh terhadap potensi interaksi
obat.41 Berdasarkan penggunaan antipsikotik, Simpulan
sebanyak 65,4% pasien skizofrenia yang
mendapat antipsikotik kombinasi terdeteksi Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan
memiliki potensi interaksi dan sebanyak 27,1% prevalensi potensi kejadian interaksi obat
adalah pasien yang mendapat antipsikotik pada pasien skizofrenia sebesar 92,54%
tunggal dengan kombinasi nonantipsikotik, dengan mayoritas masuk ke dalam kategori
hal ini sejalan dengan maraknya penggunaan interaksi significant (78,24%). Tingginya
dari obat antipsikotik kombinasi pada pasien persentase ini disebabkan banyaknya jumlah
skizofrenia di dalam praktik klinis.4,42 Tidak obat yang diresepkan pada pasien skizofrenia.
tercapai atau kurangnya respon terapi tunggal Penggunaan obat-obatan selain antipsikotik,
menjadi alasan diberikanya terapi tersebut.6 antara lain antikolinergik, antikonvulsan dan
Penggunaan terapi kombinasi harus disertai antidepresan juga banyak diberikan pada pasien
monitoring ketat dan pertimbangan apakah skizofrenia. Jumlah obat yang diresepkan
manfaatnya lebih besar dibandingkan risiko dan kepatuhan terapi berhubungan signifikan
buruk yang ditimbulkan.43 dengan potensi interaksi obat. Oleh karena itu,
Potensi interaksi obat yang mengancam monitoring respon obat pada pasien skizofrenia
jiwa memang jarang terjadi dan ditemukan, harus dilakukan dengan baik untuk mengurangi
290
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
interaksi obat dan risiko efek samping yang 7. Bleakley S. Identifying and reducing the
mungkin terjadi. risk of antipsychotic drug interactions.
Prog Neurol Psychiatr. 2012;16(2):20–4.
Pendanaan doi: 10.1002/pnp.231
8. Mora F, Molina JD, Zubillaga E, Lopez-
Penelitian ini dilaksanakan tanpa memperoleh Munoz F, Alamo C. CYP450 and its
bantuan dana dari sumber manapun. implication in the clinical use of antipsychotic
drugs. Clin Exp Pharmacol, 2015; 5(3):1–
Konflik Kepentingan 10. doi: 10.4172/2161-1459.1000176.
9. Gallego JA, Bonetti J, Zhang J, Kane JM,
Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat Correll CU. Prevalence and correlates of
potensi konflik kepentingan dengan penelitian, antipsychotic polypahramacy: A sytemtic
kepenulisan (authorship), dan atau publikasi review and meta-regression of global and
artikel ini. regional trends from the 1970s to 2009.
Schizophr Res. 2012;138(1):18–28. doi:
Daftar Pustaka 10.1016/j.schres.2012.03.018.
10. Ray WA, Chung CP, Murray KT, Hall K,
1. Stahl SM. Essential pharmacology Stein CM. Atypical antipsychotic drugs
neuroscientific basis and practical and the risk of sudden cardiac death. New
application, 4th ed. Cambridge: Cambridge England Journal Med. 2009;360(3):225–
University Press; 2013. 35. doi: 10.1056/NEJMoa0806994
2. DiPiro, Joseph T. Pharmacotherapy: A 11. Kopecek M, Potmesil P. How long does
pathophysiologic approach. New York: the pharmacokinetic interaction between
McGraw-Hill Medical; 2008. carbamazepin and quetiapin last after
3. Meltzer HY. Update on typical and carbamazepin withdrawl?. Neuro Endocrinol
atypical antipsichotic drugs. Annu Rev Lett. 2017;38(7):475–8.
Med. 2013;64:393–406. doi: 10.1146/ann 12. Jain T, Bhandari A, Ram V, Parakh M, Wal
urev-med-050911-161504. P, dan Nagappa NA. Drug interactions
4. Lochman van Bennekom MW, Gijsman H, and adverse drug reactions in hospitalized
Zitman FG. Antipsychotic polypharmacy psychiatric patients a critical element in
in psychotic disorder: A critical review of providing safe medication use [Diunduh
neurobiology, efficacy, tolerability and pada: 1 Februari 2018]. Tersedia dari: ww
cost effectiveness. J Psychopharmacol. w.gjpsy.uni-goettingen.de/gjp-article-jai
2013;27(4):327–36. doi: 10.1177/026988 n2.pdf
1113477709. 13. Granas AG, Berg C, Hjellvik V, Haukereid
5. Taylor DM, Smith L. Augmentation of C, Kronstad A, Blix HS, et al. Evaluating
clozapine with a second antipsychotic categorisation relevace of drug related
a meta-analysis of randomized plaebo problems in medication reviews. Pharm
controlled studies. Acta Psychiatr Scand. World Sci. 2010;32(3):394–403. doi: 10.
2009;119(6):419–25. doi: 10.1111/j.1600- 1007/s11096-010-9385-x.
0447.2009.01367.x. 14. Patel PS, Rana DA, Suthar JV, Maholtra
6. Barnes TR, Paton C. Antipsychotic SD, Patel VJ. A study potential adverse
polypharmacy in schizophrenia: Benefits drug-drug interaction among prescribed
and risk. CNS Drug. 2011;25(5):383–99. drugs in medicine outpatient departement
doi: 10.2165/11587810-000000000-00000 of tertiary care teaching hospital. J Basic
291
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
292
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 7, Nomor 4, Desember 2018
293