PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Noor Afyah Yulia Putri
NPM: 1648201110085
PENDAHULUAN
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan
Menteri Kesehatan, 2016). Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau
dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
Penggunaan obat karena dosis lebih dan dosis kurang karena kesalahan dalam
penentuan dosis dan pemilihan obat merupakan salah satu faktor utama
penyebab terjadinya interaksi obat, terlebih pada penderita ISPA karena pada
meningkatnya efek toksik atau efek samping obat atau berkurangnya efek
klinis yang diharapkan (Cipolle et al, 1998). Oleh karena itu pentingnya
pendidikan untuk dokter atau tenaga medis tentang farmakologi dan
(Rashed et al, 2012). Selain itu farmasis juga harus memiliki pengetahuan
tentang penggunaan obat pada anak-anak agar dapat memberikan saran yang
tepat bagi dokter, perawat, ataupun tenaga medis lainnya maupun orang tua
penggunaan obat yang dilakukan secara bersamaan (Kee and Hayes, 1996).
terjadi perubahan efek terapi (Ganiswara, 1995). Pada pasien pediatri penting
pediatri sifatnya unpredictable tidak seperti pada pasien dewasa (Price and
lainnya, atau yang terjadi ketika satu obat hadir bersama dengan obat yang
lainnya (Stockley, 2008). lnteraksi obat adalah kerja atau efek obat yang
berubah, atau mengalami modifikasi sebagai akibat interaksi dengan satu obat
yang dilakukan di Rumah Sakit Pakistan dengan menganalisis 400 data rekam
medik pasien pediatri diperoleh hasil bahwa 260 resep berpotensi terjadi
interaksi mayor 10,7%, moderat 15,2%, dan minor 12,5% (Ismail et al, 2013).
potensi interaksi obat mayor 41%, moderat 28%, dan minor 11% (Feinstein et
al, 2014).
sistem tubuh, dan enzim adalah yang menentukan jenis pengobatan pada
pediatri karena untuk setiap individu akan terjadi perbedaan dosis, formula,
respon efek, dan adverse drug effect (Buidler and Howry, 2007).
untuk menetapkan risiko efek samping akibat suatu interaksi obat pada
keamanan suatu obat seringkali baru didapatkan setelah obat tersebut sudah
digunakan cukup lama dan secara luas di masyarakat, termasuk oleh populasi
pasien yang sebelumnya tidak terwakili dalam uji klinik obat tersebut.
diperoleh data yang memadai tentang masalah efek samping akibat interaksi
obat.
antara lain di kelola oleh industri farmasi diharapkan berperan cukup besar
guna mendapatkan data interaksi dan efek samping obat, terutama nntuk obat-
obat baru yang semakin banyak muncul dan beredar di pasaran. Informasi
interaksi obat, dan seberapa jauh risiko efek samping dapat dikurangi
diperlukan jika akan mengganti obat yang berinteraksi dengan obat alternatif.
antisipasi.
kadar plasma obat. Interaksi obat secara farmakokinetik yang terjadi pada
suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk obat lainnya
meskipun masih dalam satu kelas terapi, disebabkan karena adanya perbedaan
pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga
terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan
jenis obat untuk terapi, namun yang tidak kalah penting adalah pertimbangan
segi biaya, terlebih bila bukti klinis (evidence based) perbedaan efektivitas
kualitas hidup yang dihasilkan dari perawatan. Outcome klinis yang dilakukan
laboratorium.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
Pasien)”.
B. Perumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penekanan profil obat yang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
instalasi rawat inap sehingga diperoleh terapi yang efektif, aman dan efisien
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat saat
dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Tidak kalah penting, obat harus
optimal. Terlalu banyaknya jenis obat yang tersedia ternyata juga dapat
bagaimana memilih dan menggunakan obat secara benar dan aman. Para
harus selalu mengetahui secara rinci, obat yang dipakai dalam pelayanan.
sumber informasi profil obat yang netral, agar para dokter dapat
memperoleh informasi yang obyektif setiap saat memerlukannya. Salah
penelitian.
(approved).
Terdapat tiga jenis golongan obat yaitu obat bebas, obat bebas
a. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa
b. Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli
Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan
lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat,
karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu, obat ini aman
empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang
c. Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep
garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotik dan harus dengan resep
2. Grade Interaksi
Interaksi obat terjadi ketika efek dari satu obat diubah oleh
tersebut bisa bermanifestasi sebagai suatu efek yang aditif atau diperkuat
dari salah satu atau lebih obat, antagonism dari efek satu atau lebih obat,
atau perubahan lain dalam efek dari satu atau lebih obat. Interaksi yang
terapi bisa didapatkan dari interaksi obat tertentu, misalnya kombinasi dari
kontrol tekanan darah atau suatu antagonis opioid bisa digunakan untuk
khasiat obat. Namun, interaksi dari beberapa obat juga dapat bersifat
pada waktu yang bersamaan, karena hal ini dapat mengakibatkan kerugian
bagi penderita.
obat:
a. Umur Penderita
1) Bayi dan balita. Pada bayi dan balita proses metabolik belum
2) Orang Lanjut usia. Orang lanjut usia relatif lebih sering berobat,
kemungkinan fungsi hati juga terganggu, dan diet pada lanjut usia
pasien.
Dalam hal ini ada 3 hal yang dapat dilakukan, yaitu: dosis obat
e. Kadar protein dalam darah penderita. Bila kadar protein dalam darah
tubuh.
jam atau 2 jam sesudah makan dan tidak boleh diminum bersamaan
dengan produk apapun yang mengandung susu (Kee and Hayes, 1996).
terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk
obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas terapi, disebabkan karena
2009).
a. Mempengaruhi Absorpsi.
obat secara teori dapat mengubah absorpsi dari obat lain. Termasuk di
b. Mempengaruhi Distribusi.
dengan situs yang tidak aktif, serta afinitas obat terhadap reseptor dan
aktifitas intrinsik obat. Yang diperhatikan adalah obat yang terikat kuat
serum dari obat aktif tanpa adanya perubahan yang nyata pada
c. Mempengaruhi Metabolisme.
plasma lipid. Oleh karena itu, obat tersebut setidaknya harus larut
yang larut di dalam lipid menjadi senyawa tidak aktif yang larut
Terdapat sekitar 400 obat dan bahan kimia yang merupakan agen
dihentikan.
jika obat tersebut memiliki indeks terapi sempit maka dapat berpotensi
toksik.
d. Mempengaruhi Ekskresi.
transport pasif dari asam lemah dan basa lemah. Dalam kasus baru ada
sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga
terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan
Interaksi dimana efek dari suatu obat diubah oleh obat lain pada
pada reseptor tertentu, tetapi reaksi sering kali terjadi secara tidak
diartikan sebagai interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor,
tempat kerja atau sistem fisiologis yang sama sehingga terjadi efek yang
Efek aditif dapat muncul baik secara efek utama maupun sebagai efek
(Baxter 2008).
b. Efek Antagonis
kerjanya bertentangan satu sama lain. Obat dengan aksi agonis pada
reseptor tersebut. Ada banyak dari interaksi yang terjadi pada situs
obat lain pada situs reseptor (Baxter 2008 & Thanacoody 2012).
c. Sindrom Serotonin
interaksi antar obat. Meskipun kasus yang parah jarang terjadi, kasus
Sindrom serotonin dapat terjadi ketika dua atau lebih obat yang
atau kualitas hidup yang dihasilkan dari perawatan. Outcome klinis yang
diperoleh dari catatan medik pasien. Gejala klinik yang diamati meliputi
klinis dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat untuk
meliputi:
c. Rekonsilisi obat
e. Konseling
f. Visite
B. Penelitian Terdahulu
pasangan obat yang termasuk kedalam GSP, agar memperoleh nilai akurasi
ketepatan prediksi yang lebih baik dapat menerapkan dua kondisi yaitu ketika
nilai kepadatan yang dibuat tetap maka gunakan nilai cluster property yang
tinggi begitu pula jika nilai cluster propertynya dibuat tetap maka gunakan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Hasil penelitian bahwa ada
hubungan antara skor awal GCS dan tekanan darah sistolik pasien terhadap
outcome pasien cedera kepala. Sedangkan usia, frekuensi pernafasan dan nadi
umumnya efek berlaku untuk segolongan obat dari klas terapi yang sama
diekstrapolasikan untuk obat dalam klas terapi yang sama, disebabkan adanya
perbedaan dalam sifat-sifat fisiko-kimia obat yang menyebabkan perbedaan
profil farmakokinetik.
kajian interaksi obat pasien diabetes mellitus tipe 2 ditinjau dari outcome
interaksi obat. Interaksi yang paling banyak terjadi adalah interaksi antara
pasien.
dengan judul pengaruh Drug Related Problem terhadap Outcome klinik pasien
Pasien yang mencapai outcome klinik yaitu tercapainya target glukosa darah
puasa dan atau glukosa darah sewaktu ada 52,22%. Hasil analisis yang
glukosa darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Risa Zulfiana (2016) dengan judul studi
menunjukkan bahwa potensi interaksi obat terjadi pada 9 pasien dari total
terapi yang diberikan pada pasien sepsis, sehingga perlu dilakukan mnitoring
METODOLOGI PENELITIAN
data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam
atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat
pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh,
dalam penelitian. Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari
tinjauan pustaka ini adalah untuk melihat apa saja yang pernah dilakukan
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan denga penelitian yang dilakukan saat
B. Sumber Data
Akan tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan
buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat di dalam artikel atau
penelitian.
(bukti), yakni aspek kredensial penulis dan dukungan bukti; (2) Objectivity
yakni apakah penulis termasuk dalam golongan orang yang dapat diyakini;
dan (4) Value (nilai kontributif), yakni apakah argumen penulis meyakinkan,
keputusan. Data ini perlu disusun dan disimpan dengan menggunakan metode
tertentu, pada umumnya data diberi nama sesuai dengan informasi yang
merupakan data yang tidak dapat diukur dengan skala numerik. Menurut
kasus yang diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis anotasi bibliografi
suatu artikel, buku, jurnal, atau beberapa sumber tulisan yang lain, sedangkan
bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber dari suatu topik. Dari kedua
diberikan simpulan terkait dengan apa yang tertulis di dalamnya. Terdapat tiga
hal yang harus diperhatikan dalam suatu analisis anotasi bibliografi. Ketiga
hal tersebut adalah: (1) Identitas sumber yang dirujuk; (2) Kualifikasi dan
tujuan penulis; (3) Simpulan sederhana mengenai konten tulisan; dan (4)
E. Prosedur Penelitian
mencari ide, tujuan umum, dan simpulan dari literatur dengan membaca
kontroversi yang dimaksud adalah isu yang dianggap sangat penting untuk
untuk dibaca;
lebih lanjut.