Nim : 1701011430 Kelas : 6F S1 FARMASI Mata kuliah : KEWIRAUSAHAAN
Dari kasus adam air, menurut anda bagaimana etika bisnis dari maskapai penerbangan tersebut dan apa kaitan kasus adam air dengan etika bisnis.
1. Profil Perusahaan PT. Adam Air
PT Adam Air didirikan pada 19 Desember 2003. Dengan jenis usaha adalah jasa penerbangan. Pemegang saham Adam Air ada tiga perusahaan, tetapi pada realitasnya hanya dua perusahaan. Keluarga Suherman menguasai sebesar 50%, sedangkan Bhakti Investama memiliki 50%, melalui anak perusahaannya yaitu, GTS (Global Air Transport) memiliki 19% dan BSP (Bright Star Perkasa) 31%. Presiden Direktur PT Adam Air adalah Adam Aditya Suherman, sedangkan wakil Presiden Direktur PT Adam Air adalah Gustiono Kustanto (sekaligus menjabat sebagai Direktur Keuangan). Anggota Direksi lainnya adalah dari keluarga Adam Aditya Suherman. PT Adam Air sempat merasakan masa-masa kejayaan sebagai salah satu maskapai ternama di Indonesia dengan adanya penghargaan yang diraih oleh PT Adam Air. Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit dalam Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura.
2. Masalah-masalah Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Adam Air
Masalah-masalah yang terjadi dalam maskapai penerbangan Adam Air sejak awal tahun 2008 semakin jelas terlihat oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya berita di Televisi yang dimulai dari adanya berita pada 7 januari 2007 yang menyebutkan bahwa ada 16 pilot Adam Air yang mengundurkan diri dengan alasan mereka menilai buruknya standar keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang dinilai berkualitas jelek. Berita sebelumnya yang menjadikan citra perusahaan Adam Air buruk adalah kecelakaan yang terjadi pada tanggal 1 januari 2007 yaitu pesawat Adam Air Jakarta-Manado yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat. Masalah intern dan ekstern yang dialami Adam Air semakin menjadi dengan ditandai adanya perselisihan antara para pemegang saham dan manajemen perusahaan sehingga menyulitkan kondisi perusahan dan akhirnya PT. Bhakti Investama pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut. Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate) nya juga terancam dicabut apabila dalam 3 bulan mendatang tidak ada perbaikan. Sementara disisi lain nasib sekitar 3000 karyawan maskapai penerbangan Adam Air terancam di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Nama besar Adam Air kemudian hanya menjadi sebuah sejarah saat ini. Bahwa pada kenyataannya saat ini setiap penghargaan dan kejayaan yang pernah diperoleh perusahaan hanyalah kenangan semata. Adam Air gulung tikar pada tanggal 20 Maret 2008. Berikut ini adalah kecelakaan-kecelakaan yang menimpa Adam Air : 1. 11 Februari 2006, Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-300, PK-KKE BH- 782, Jakarta-Makassar, kehilangan arah dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT. 2. 1 Januari 2007, Adam Air Penerbangan 574, PK-KKW DHI-574, Boeing 737-400 Jakarta-Manado via Surabaya yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat, hilang di perairan Majene, Sulawesi Barat. 3. 21 Februari 2007, Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Badan pesawat melengkung namun semua penumpang selamat. 4. 10 Maret 2008, Adam Air KI-292 Boeing 737-400 jurusan Jakarta-Batam tergelincir di landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Faktor-faktor yang menyebabkan bangkrutnya Adam Air yang berkaitan dengan adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan : Faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Isu-isu mengenai kurang terampilnya pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak manajemen. Korupsi pun menjadi salah satu isu penting dalam bangkrutnya Adam Air. Kasus-kasus korupsi yang terdapat pada Adam Air diantaranya korupsi BBM, audit yang tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku cadang yang mahal namun tidak berkualitas baik dan adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak. Faktor usia pesawat menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan. Diduga Adam Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai. Struktur manajemen PT Adam Air dimana pendirinya Adam Suherman yang menguasai 50% saham dan Wakil Presdir sekaligus Direktur Keuangan Gustiono Kustanto (juga mewakili PT Bhakti Investama yang menguasai 50% saham) dan Direksi lainnya yang berasal dari keluarga Adam Suherman, mencerminkan bahwa kondisi manajemen yang demikian adalah tidak sesuai dengan prinsip GCG (Good Corporate Governance) yaitu Transparansi. Manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam pengambilan keputusan dan penyampaian informasi sehingga terjadi ketidakharmonisan antara Dewan Komisaris. Kemandirian, karena dalam struktur manajemen Adam Air tidak ada pemegang saham mayoritas dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk pengambilan kebijakan dan juga tidak ada pihak yang independent (Komisaris dan Direktur Independen). Kewajaran, karena manajemen Adam Air hanya mementingkan pemegang saham tidak mempertimbangkan stakeholder yang lain.