Anda di halaman 1dari 31

MODUL

PEMBELAJARAN
Keperawatan Menjelang Ajal
& Paliatif

Ns. Dwi Indah Lestari,S.Kep.,M.Kep


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kita sehingga sampai saat ini kita bisa melaksanakan aktifitas dalam proses belajar mengajar.
Penyusunan Modul Perawatan paliatif bertujuan media pembelajaran mahasiswa dalam memahami
ilmu keperawatan yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan
terkait pada praktik keperawatan paliatif.
Akhir kata terimakasih pada semuanya atas masukan, koreksi dan kritik membangun selama
penyusunan modul ini.

Jember 28 februari 2024

v
Deskripsi Mata Ajar

Mata kuliah : Keperawatan Paliatif dan menjelang ajal


Beban Studi : 1 SKS (2T)

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini mempelajari tentangperspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif, etik,
kebijakan, teknik menyampaikan berita buruk, komunikator, kebutuhan psikologis pasien paliatif,
manajemen nyeri, berbagai macam terapi komplementer, tinjuan agama dan budaya tentang
penyakit kronik.
Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, bila diberi kasus, mahasiswa mampu:

1. Mendemontrasikan Teknik Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat


perawatan paliatif
2. Mendemostrasikan pengkajian nyeri pada pasien paliatif
3. Mendemonstrasikan Teknik mengatasi nyeri pada pasien paliatif
4. Mendemonstrasikan perawatan menjelang ajal.

vi
No Kemampuan Yang Materi Metode Kriteria Bobot
diharapkan pembelajaran Pembelajaran
1. Mendemostrasikan Teknik 1. Teknik Praktikum Tugas, Diskusi dan
berkomunikasi pada Komunika ujian praktikum
pasien (dewasa/anak anak) si
dengan penyakit paliatif

2. Mendemonstrasikan 1. Pengkajia Praktikum Tugas, Diskusi dan


pengkajian nyeri pada n Nyeri ujian praktikum
pasien paliatif

3. Mendemonstrasikan 1. Teknik Praktikum Tugas, Diskusi dan


Teknik mengatasi nyeri nyeri pada ujian praktikum
pada pasien paliatif pasien
paliatif

4. Mendemonstrasikan tehnik 1. Tehnik Praktikum Tugas, Diskusi dan


perawatan ujian praktikum
merawat jenazah
jenazah

vii
Penilaian Praktikum

Komponen Persentase
Formatif 30%
Diskusi 20%
Penugasan 10%
Sumatif 70%
UJian Praktikum 70%
TOTAL 100%

viii
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................ii

Deskripsi Mata Ajar .......................................................................................................................... iii

Daftar Isi ........................................................................................................................................... vi

Pertemuan ke 1 .................................................................................................................................. 1

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PENYAMPAIAN BERITA BURUK .................... 1

(Breaking bad news) .......................................................................................................................... 1

Pertemuan 2 ....................................................................................................................................... 9

PRAKTIKUM STANDART ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) PADA KLIEN DENGAN


NYERI (Acute Pain and Chronic Pain)............................................................................................. 9

Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 22

ix
Pertemuan ke 1
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PENYAMPAIAN BERITA BURUK
(Breaking bad news)

Apakah perlu memberitahu pasien tentang penyakit apa yang dideritanya ? Ada banyak pro
dan kontra mengenai hal ini, tetapi perlu disadari bahwa hal ini sejalan dengan prinsip
autonomy. Pasien berhak mengetahui penyakit yang dideritanya sejauh yang diinginkannya.
Adalah kewajiban kita sebagai dokter untuk memberikan informasi tersebut. Dengan demikian
maka hubungan dokter dan pasien dapat ditingkatkan dan pasien dapat diajak untuk
bekerjasama dalam upaya pengobatan/ perawatannya.
Sebagian besar pasien ingin mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, sehingga
bersama keluarga dapat merencanakan tindakan selanjutnya. Namun, pada beberapa kasus,
keluarga meminta dokter dan tenaga medis lainnya untuk tidak memberitahu kondisi
penyakitnya sehingga seringkali menimbulkan kesulitan bagi tim paliatif dalam menghadapi
pasien. Perlu ditanyakan kekhawatiran apa yang menjadi penyebab sehingga keluarga ingin
merahasiakan penyakit yang diderita pasien dan jelaskan keuntungan dan kerugian dari hal
terse-but. Hal ini sangat penting sehingga hubungan antara tim palia-tif denga n pasien dan
keluarganya tetap terjaga dengan baik.
Penyampaian informasi kepada pasien harus dilakukan secara hati-hati, dengan persiapan
yang baik. American Medical Association pada tahun 1999 membentuk sebuah tim yang diberi
tugas untuk menyusun proyek tentang Education for Physician on End of Life Care (EPEC
Project) dan mereka mengajukan protokol 6 langkah sebagai berikut :
a. Persiapan Menggali apa yang sudah diketahui penderita
b. Hal-hal apa yang masih ingin diketahuinya
c. Berbagi informasi
d. Menyikapi reaksi emosional pasien dan keluarganya
e. Melakukan perencanaan dan pemantauan lebih lanjut
Hal yang perlu disampaikan meliputi semua fakta medis mengenai penyakit yang
dideritanya sejauh yang ingin diketahuinya. Sebaiknya penyampaian informasi dilakukan sedini
mungkin agar pasien masih memiliki kapasitas untuk membuat keputusan dan tidak menunda-
nunda hingga kondisinya memburuk. Dengan demikian pasien dan keluarga dapat merencanakan
penanganan terhadap penyakitnya dan mengantisipa-si segala kemungkinan termasuk yang
terburuk sekalipun.
Seringkali timbul pertanyaan mengenai siapa yang harus menyampaikan berita buruk
tersebut. Sebaiknya dokter penanggungjawab pasien/ tenaga medis yang melakukan hal tersebut
karena telah terjalin komunikasi dengan pasien dan keluarganya.

1
Namun seringkali timbul hambatan sehingga pasien dibiarkan dalam ketidakpastian dalam waktu
yang lama. Hambatanham-batan yang sering terjadi adalah persepsi dokter sendiri tentang
kematian, atau ketidaksiapan dokter untuk menyampai-kan serta kekhawatiran akan timbulnya
reaksi emosional yang hebat sehingga akan merusak relasi terapetik yang selama ini sudah terjalin.

Dokter atau tenaga medis lainya juga harus siap untuk menghadapi gejolak emosio-nal yang
mungkin timbul akibat penyampaian berita buruk ini. Reaksi emosional yang timbul dapat
bervariasi dalam berbagai bentuk, antara lain respon afektif, kognitif atau respon fisiologik dasar
seperti fight atau flight. Dalam situasi yang demikian, pasien perlu diberikan waktu untuk
mencurahkan emosinya dan dokter hendaknya bertindak selaku pendengar yang setia dan
mempergunakan ketrampilannya dalam berkomunikasi khususnya komunikasi non-verbal.
Pendampingan yang efektif di saat-saat sulit seprti ini akan makin menumbuhkan keper-cayaan
pasien terhadap dokternya dan karena itu harus diman-faatkan sebaik mungkin.

Penyampaian mengenai prognosis merupakan suatu masalah tersendiri, karena tidak semua
pasien memiliki latar belakang yang sama. Beberapa penderita yang termasuk dalam kelompok
yang terbiasa merencanakan masa depannya akan cenderung meminta lebih bayak informasi
sementara yang lain lebih suka mendapatkan penjaminan akan kese-lamatan dirinya. Karena itu
setiap pasien harus dihadapi sesuai dengan ciri-ciri khas serta kebutuhannya. Tidak ada satu ahli
pun yang dapat memperkirakan akhir hidup seseorang. Karena itu hindarilah memberikan batasan
waktu secara detil melain-kan menggunakan perkiraan yang didasarkan dari data statis-tik. Oleh
karena itu kita harus selalu berharap untuk yang terbaik, tetapi kita juga harus siap untuk
menghadapi yang terburuk. Dengan demikian kita tidak mematikan harapan sese-orang dan juga
tidak memberikan harapan yang palsu.

2
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PENYAMPAIAN BERITA BURUK
(SP1)

A. Orientasi
1. Salam : Selamat pagi ibu, saya perawat yang akan merawat ibu.
2. Evaluasi : apa yang mau ditanyakan kembali tentang informasi yang ibu
dapat dari dokter kemarin?
3. Validasi : apa yang sudah ibu lakukan ?
4. Kontrak :
a. Baiklah saya akan memberikan informasi serta melakukan penjelasan tentang
pengobatan dari penyakit ibu.
b. Tidak lama kok bu, kurang lebih 15 menit
c. Silahkan ibu berbaring di tempat tidur.

B. Kerja
1. Saya akan periksa dulu ya bu, saya akan ukur tensi, nadi dan kecepatan pernapasan
ibu. Tensi ibu agak tinggi 150/90 mmHg, pernapasan ibu 20x/ menit, nadi ibu cepat
100x/menit. Apakah ibu merasa cemas akan penyakit ibu ?Apalagi yang ibu
rasakan ? Ibu sampai berkeringat.
2. Baik bu, saya akan menjelaskan tentang penyakit ibu... (Penyakit kanker, penyakit
HIV, gagal ginjal, dll)
3. Lalu saya akan menjelaskan tentang penyebab penyakit ibu...
4. Dan yang terakhir saya akan akan menjelaskan tentang tata laksana penyakit ibu...

C. Terminasi
1. Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mendapatkan informasi tentang penyakit ibu?
2. Objektif
Coba itu mengulangi kembali informasi apa yang sudah ibu terima?
3. Rencana tindak lanjut
Apabila ibu masih cemas terhadap penyakit ibu, ibu bisa melakukan cara yang
sudah saya berikan tadi.
4. Kontrak
Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi sekitar ? saya akan memberikan tata
laksanaan yang lain yang berkaitan dengan penyakit ibu, selamat beristirahat,
selama siang

3
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PENYAMPAIAN BERITA BURUK
(SP2)

A. Orientasi
1. Salam
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat yang merawat
ibu.
2. Evaluasi
Bagaimana bu, apakah ibu masih merasa cemas akan penyakit ibu ? Apakah sudah
mencoba cara yang kemarin saya ajarkan ?
3. Validasi
Bagaimana hasilmya dengan kita melakukan cara berdoa kepada tuhan YME,
bercerita kepada keluarga , bercerita kepada perawat dan dokter dan mengalihkan
pada aktifitas yang disukai?
4. Kontrak
a. Biarkan sesuai dengan janji kita tadi, sekarang saya akan melanjutkan untuk
mengulangi mengajarkan ibu cara yang sudah saya ajarkan kemarin ya
b. Tidak lama kurang lebih 15 menit
c. Silahkan berbaring ditempat tidur ya bu..

B. Kerja
1. Saya akan periksa dulu ya bu, saya akan ukur tensi, nadi dan kecepatan pernapasan
ibu. Tensi ibu agak tinggi 150/90 mmHg, pernapasan ibu 20x/ menit, nadi ibu cepat
100x/menit..
2. Baik bu, jika ibu merasa cemas, ibu akan mengulangi menjelaskan tentang tata
laksanaan tentang penyakit ibu... (Penyakit kanker, penyakit HIV, gagal ginjal, dll)
3. Bagus bu. Ibu sudah mengingat penjelasan yang saya ajarkan kemarin. Yaitu
dengan melakukan cara berdoa kepada tuhan YME, bercerita kepada keluarga ,
bercerita kepada perawat dan dokter dan mengalihkan pada aktifitas yang disukai..
4. Nah, dan yang terakhir bu, jika ibu tidak bisa tidur dengan nyeyak dan merasa
cemas kembali. Saya akan berkalaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
untuk ibu. Ibu setuju dengan saya ?
5. Baik bu, selamat pagi.

C. Terminasi
1. Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mendapatkan informasi tentang tata cara mengatasi
kecemasan pada penyakit ibu?
2. Objektif
Coba itu mengulangi kembali cara untuk mengatasi kecemasan tersebut?

4
3. Rencana tindak lanjut
Apabila ibu masih cemas terhadap penyakit ibu, ibu belum bisa melakukan cara
yang sudah saya berikan, ibu menyampaikan keluhan ibu kepada dokter. Sehingga
dokter bisa memberikan obat.
4. Kontrak
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi sekitar ? untuk melihat perkembangan
kondisi ibu, selamat beristirahat, selama pagi

5
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI KLIEN (SP3)

A. ORIENTASI
1. Salam
Selamat siang, bu. Masih ingat dengan saya ? iya saya perawat yang kemarin merawat
ibu.
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu? Apakah sudah mencoba cara yang tadi saya ajarkan ?
3. Validasi
Bagaimana hasilnya dengan apa yang telah kita pelajari tadi ?
4. Kontak
a. Baiklah sesuai dengan janji kita tadi, sekarang saya akan memeriksa ibu dan
menjelaskan tentang obat-obatnya yang diberikan kepada ibu
b. Tidak lama bu, kurang lebih sekitar 15 menit.
c. Ibu bisa sambal tiduran saja.

B. KERJA
1. Baik bu, kemarin kan saya sudah berdisksui dengan dokter tentang pemilihan obat
untuk ibu. Dan dari diskusi tersebut kita memutuskan untuk memberi obat pada ibu.
Sekarang saya akan memberitahukan ibu beberapa informasi tentang pemberian obat
ibu ya. Jadi prinsip pemberian obat itu adalah 5 benar bu, itu ada benar obat yaitu benar
nama obat yang sesuai, lalu benar dosis obatnya harus diminum sesuai dosis yang telah
diresepkan dokter, benar pemberian ibuk misalnya diminum, diolesi atau disuntikkan,
lalu benar waktu bu jadi obat harus diminum tepat waktu dan benar pasien atau
peminumnya.
2. Lalu saya akan menjelaskan tentang fungsi obatnya ya buk…

C. TERMINASI
a) Subjektif
Bagaimana perasaan ibu sekarang, apakah ibu sudah paham dengan apa yang saya
jelaskan.
b) Objektif
Coba ibu jelaskan
c) Rencana tindak lanjut
Iya jadi jangan lupa minum obatnya ya bu
d) Kontrak
Baik bu 3 jam lagi saya akan kesini kembali untuk melihat keadaan ibu. Selama
istirahat ya bu. Jangan lupa obatnya diminum, semoga cepat sembuh.

6
PEMBERIAN PELAYANAN PADA PASIEN PALIATIF (CARE GIVERS)

Pelaku rawat adalah orang-orang yang berada di lini terdepan dalam perawatan pasien
kanker. Kualitas perawatan sangat ditentukan oleh pelaku rawat, sehingga komunikasi dengan
mereka perlu senanitasa dibina. Untuk menjamin hal tersebut hendaknya disediakan log-book yang
memuat catatan mengenai tujuan perawatan, pilihan pengobatan, tindakan – tindakan awal di
situasi darurat, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh dan terhadap pasien serta cara-
cara mengubungi dokter. Perlu diperhatikan bahwa pelaku rawat dapat mengalami kejenuhan yang
berakibat menurunnya mutu perawatan, sehingga sebaiknya mereka sebaiknya dibekali dengan
manajemen stress untuk membantu mereka meng-hadapi pasien.

a. Penyampaian keinginan/ wasiat pasien dan keluarga (advanced directives).


Komunikasi antara dokter dan petugas kesehatan lain dengan pasien dan keluarga serta antara
pasien dan keluarga merupakan hal yang penting dalam perawatan paliatif. Pasien adalah pribadi
yang harus dihargai haknya untuk mengetahui atau tidak mengatahui kondisi penyakitnya. Pasien
juga merupakan individu yang berhak menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya jika
pasien masih memilki kompetensi untuk membuat keputusan. Pada fase akhir kehidupan banyak
pasien yang tidak lagi mampu membuat keputusan, sehingga pembicaraan tentang apa yang akan
atau tidak dilakukan sebai-knya diputuskan pada saat pasien masih memiliki kesadaran penuh.
Walaupun demikian keluarga tetap dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dalam
menyampaikan BERITA BURUK, hal-hal berikut ini harus diperhatikan: Apa, sejauh mana, kapan,
dengan siapa dan
bagaimana cara menyampai-kan berita tersebut. Dalam hal ini, dokter dan petugas kesehatan lain
harus memperhatikan kultur yang dianut pasien dan keluarga.

b. Pembuatan Keputusan
Pasien kanker khususnya pada stadium lanjut seringkali dihadapkan pada pilihan yang sulit
dalam menjalani terapi penyakitnya. Hal ini menjadi masalah ketika pasien tidak mampu membuat
keputusan. Pasien adalah pribadi yang paling berhak untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan atau tidak akan dilakukan terhadap dirinya.
Ketika pasien tidak mampu untuk membuat keputusan, misalnya karena gangguan kognitif
pada stadium terminal, hal ini akan beralih kepada keluarga pasien. Seringkali keluarga juga
menghadapi masalah yang sama karena takut membuat keputusan yang salah atau tidak sesuai
dengan kehendak pasien yang dapat berujung pada perselisihan.
Syarat untuk pembuatan keputusan adalah kompeten dan menghendaki. Untuk membuat
keputusan pasien dan atau keluarga harus memahami kondisi saat ini dan memahami tindakan yang
akan dilakukan. Hal ini meliputi tujuan dilakukan-nya tindakan, efek samping, konsekuensi bila
tidak dilakukan dan pilihan tindakan alternatif lainnya. Pada kondisi dimana pasien tidak
menginginkan untuk mengambil keputusan bagi dirinya, harus dipertimbangkan pengalihan kepada

7
pihak keluarga yang ditunjuk oleh pasien. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan keluarga
ataupun advanced directives (pembuatan wasiat).
Advanced directives biasanya meliputi tindakan-tindakan yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki oleh pasien serta pesan-pesan penting lainnya. Hal ini dilakukan pada saat kondisi
pasien masih kompeten, tidak tergesa-gesa dan dapat berubah sewaktu-waktu jika dikehendaki.
Manfaat advanced directives :
1. Pasien dapat menyampaikan apa yang dikehendaki dan tidak dikehendakinya
2. Keluarga dapat mengetahui apa yang dikehendaki dan tidak dikehendaki oleh pasien
3. Menghormati hak pasien untuk mengontrol sisa hidupnya
4. Membantu pasien mencapai tujuan prioritas
5. Mengurangi beban keluarga dan menghindari rasa bersalah.
6. Menghindari perselisihan dalam keluarga.

TUGAS !
1. Buatlah Perencanaan dan praktekkan cara menyampaikan keinginan atau wasiat terhadap
keluarganya.
2. Buatlah perencanaan dan praktekkan cara mengambil keputusan dan perawatan lebih lanjut.

8
Pertemuan 2
PRAKTIKUM STANDART ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) PADA KLIEN
DENGAN NYERI (Acute Pain and Chronic Pain)

1. PENGKAJIAN
a. Definisi
Nyeri akut adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenagkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial : awitan yang tiba-tiba
lambat dari intesnsitas ringan hingga berat berlangsung < 6 bulan.
Nyeri kronis adalah berlangsung > 6 bulan (Nanda, 2012).
b. Penyebab
1) Agens cedera (biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
2) Ketunadayaan fisik kronis
3) Ketunadyaan psikologis kronis (nanda, 2012) dan (Carpenito, 2007)
c. Tanda dan gejala
1) Ungkapan rasa nyeri
2) Ekspresi wajah menahan nyeri
3) Peningkatan tanda-tanda vital (tensi, nadi , RR)
4) Otot tegang
5) Sikap menahan pada daerah yang mengalami nyeri.
6) Keringat dingin
7) Skala nyeri (0 = tidak nyeri, 1 -3= ringan, 4-6 = sedang, 7-10 = berat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut / nyeri kronis

3. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan
1) Tanda dan gejala nyeri hilang
2) Pasien mampu melakukan tehnik mengurangi nyeri
3) Keluarga mampu membantu perawatan nyeri pada pasien
4) Pasien patuh terhadap program terapi dokter

b. Intervensi
1) Observasi tanda-tanda nyeri
2) Observasi karakteristik nyeri (kualitas, severity, lokasi, lama)
3) Diskusikan penyebab nyeri, akibat dan cara untuk mengurangi nyeri
4) Ciptakan suasana yang tenang, dan hindarkan stressor nyeri.
5) Ajarkan tehnik untuk menurunkan nyeri.
a) Tehnik relaksasi : nafas dalam, relaksasi otot (SPO 26&32)
b) Kompres hangat (SPO 33)
c) Pengaturan posisi (SPO 2)

9
d) Distraksi (SPO 23)
e) Massage / pemijatan (SPO 34)
f) Guide imagery (SPO 35)
6) Menjelaskan tentang nyeri (penyebab, akibat dan cara untuk mengurangi nyeri )
pada pasien dan keluarga
7) Kalaborasi dengan tim medik untuk penggunaan obat analgesic :
Menjelaskan 5 benar terspi obat

c. Strategi pelaksanaan (SP)


1) Klien
a) SP 1
(1) Observasi tanda tanda nyeri
(2) Observasi karakteristik nyeri (kualitas, severity, lokasi, lama)
(3) Diskusikan penyebab nyeri, akibat dan cara untuk mengurangi nyeri
(4) Ciptakan suasana yang tenang, dan hindarkan stressor nyeri.
(5) Ajarkan tehnik untuk menurunkan nyeri
a. Pengaturan posisi
b. Tehnik relaksasi : nafas dalam, relaksasi otot
(6) Buat jadwal latihan

b) SP 2
(1) Mengevaluasi SP 1
(2) Menjelaskan tentang masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
(3) Ajarkan tehnik untuk menurunkan nyeri
(a) Distraksi
(b) Massage/ pemijatan
(c) Guide imagery
(d) Kompres hangat
(4) Buat jadwal latihan

c) SP 3 (kalau Perlu)
(1) Mengevaluasi SP 1 dan 2
(2) Menjelaskan tentang obat : 5 benar obat
(3) Buat jadwal pemberian obat

d) SP 4 (Kalau Perlu)
(1) Mengevaluasi SP 1, 2 dan 3
(2) Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang
(3) Buat jadwal pemeriksaan penunjang

2) Keluarga

10
a) SP 1
(1) Menjelaskan tentang masalah kesehatan yan dialami oleh pasien.
(2) Menjelaskan tentang nyeri (penyebab, akibat dan cara untuk mengurangi
nyeri ) pada pasien dan keluarga
(3) Ajarkan keluarga cara merawat pasien dengan cara
a. Pengaturan posisi
b. Tehnik relaksasi : nafas dalam, relaksasi otot
(4) Buat jadwal latihan.

b) SP 2
(1) Mengevaluasi SP 1
(2) Mengajarkan keluarga dalam merawat klien dengan nyeri.
(a) Distraksi
(b) Massage / pemijatan
(c) Guide imagery
(d) Kompres hangat
(3) Buat jadwal latihan

c) ISBAR
a) Mengenalkan diri
b) Menjelaskan situasi pasien saat ini
c) Menjelaskan latar belakang dirawat
d) Menjelaskan pengkajian yang sudah dilakukan
e) Merekomendasikan perawat kepada dokter.

11
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI UNTUK PASIEN NYERI (SP1)

1. Orientasi
5. Salam : Selamat pagi ibu, saya perawat yang akan merawat ibu.
6. Evaluasi : apa keluhan Ibu? Jadi ibu merasa sangat nyeri ya bu?
7. Validasi : apa yang sudah ibu lakukan ?
8. Kontrak :
d. Baiklah saya akan periksa dulu dan akan melakukan tindakan untuk membantu
mengurangi rasa nyeri ibu.
e. Tidak lama kok bu, kurang lebih 15 menit
f. Silahkan ibu berbaring di tempat tidur.

2. Kerja
5. Saya akan periksa dulu ya bu, saya akan ukur tensi, nadi dan kecepatan pernapasan
ibu. Tensi ibu agak tinggi 150/90 mmHg, pernapasan ibu cepat 28x/ menit, nadi
juga cepat 100x/menit. Apalagi yang ibu rasakan ? ibu merasa kaku-kaku juga ya?
Ibu sampai berkeringat.
6. Baik bu, saya akan menanyakan tentang seberapa tingkat nyeri yang ibu alami.
Angka satu sampai 3 tingkat nyeri ringan, tingkat empat sampai 6 tingkat nyeri
sedang, angka nyeri tujuh sampai sepuluh tingkat nyeri beraat.
7. Untuk saat ini, saya akan mengajarkan bagaiman untuk mengatasi nyeri itu, yaitu
dengan distraksi dan Tarik napas dulu. Kegiatan ini bermanfaat supaya membuat
ibu agar tenang. Sekarang kita mulai Tarik nafas dalam terlebih dahulu, ibu bisa
menutup mulut ibu kemudian menghirup udara dari dalam hidung dan tahan 3 detik
dan setelah itu hembuskan melalui mulut.
8. Sekarang kita lanjutkan untuk belajar relaksasi otot ya bu. Fungsinya untuk
mengurangi nyeri serta mengencangkan / mengendorkan otot.
9. Pertama yaitu tengkuk, pada bagian tengkuk, tempelkan dagu didada, lalu Tarik
napas dalam lalu keluarkan napas pelan-pelan sambil mengembalikan posisi dagu
menempel ke dada. Dan itu dilakukan selama 4 kali ya bu.. lalu bagian bahu ditarik,
bagian kedua tangan sambal dikepal tangannya , bagian punggung sambal
membusungkan kebelakang , otot perut sambil Tarik napas mengempiskan perut
sekempis-kempisnya, otot kaki dan luruskan otot kaki ini sambil Tarik napas.
Semuanya itu, dilakukan sambil Tarik napas dalam dalam serta mengeluarkanya
sambil mengembalikan posisi.

3. Terminasi
6. Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berlatih cara mengatasi nyeri tadi ?
7. Objektif
Coba itu mengulangi kembali cara untuk mengatasi nyeri tadi yang kita sudah
pelajari.
8. Rencana tindak lanjut

12
Apabila ibu masih merasa nyeri maka ibu bisa mempraktekkan cara ini lagi.
9. Kontrak
Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi sekitar ? saya akan mengajarkan latihan
yang lainya. Semoga cepat sembuh ya ibu, satu jam lagi saya akan kesini untuk
melihat perkembangan ibu dan berlatih cara lain untuk mengatasi nyeri, selamat
beristirahat, selama siang

13
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI NYERI (SP 2)

4. Orientasi
5. Salam
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat yang merawat
ibu.
6. Evaluasi
Bagaimana bu, masih nyeri? Apakah sudah mencoba cara yang kemarin saya
ajarkan ?
7. Validasi
Bagaimana hasilmya dengan kita melakukan cara Tarik napas dalam dan relaksasi
otot terhadap nyeri yang ibu alami?
8. Kontrak
d. Biarkan sesuai dengan janji kita tadi, sekarang saya akan melanjutkan untuk
mengajarkan ibu cara lain untuk mengatasi nyeri.
e. Tidak lama kurang lebih 15 menit
f. Silahkan berbaring ditempat tidur ya bu..

5. Kerja
1. Nah, sekarang kita belajar cara yang kedua yaitu distraksi. Distraksi ini ada tiga ,
yang pertama dengan melihat, mendengar, melakukan kegiatan. Contoh , dengan
ibu melihat tv, atau membaca koran yang ibu suka, contoh mendengar, ibu bisa
mendengarkan suara music yang ibu suka, contoh kegiatan yang dapat ibu lakukan
tetap ditempat tidur, yaitu dengan mengisi TTS atau menyulam, atau ibu suka
kegiayatan/ hobi yang lainya. Nah menurut ibu, kegiatan apa yang sudah ibu
lakukan selama disini ?
2. Selain distraksi, cara kedua yang kita akan ajarkan adalah pemijatan atau massase.
Cara ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang ibu alami. Pemijatan ini
dilakukan di sekitar area yang nyeri. Fungsinya untuk mengalihkan rasa nyeri yang
ibu alami.
3. Cara ketiga adalah dengan guide imajery. Adapun cara melakukan adalah,
a. Ibu boleh memilih duduk atau berbaring. Ibu memilih yang mana ? baiklah
berarti ibu lakukan dengan cara berbaring ya bu.
b. Sekarang ibu Tarik napas dalam, Tarik napas dari hidung tutup mulutnya, Tarik
napas perlahan hembuskan melalui mulut.
c. Bagus ibu, sekarang tutup mata ibu iya. Silahkan konsentrasi… sambal
memejamkan mata coba ibu bayangkan ibu sedang berada di rumah, berkumpul
dengan suami dan anak-anak, berbicara Bersama, menonton TV, dan makan
Bersama. Coba bayangkan ibu sedang merencanakan kegiatan rekreasi
Bersama keluarga, dan ibu hidup sedang berekreasi Bersama keluarga di
tempat yang segar…
d. Sekarang silahkan ibu Tarik napas dalam satu kali lagi… iya bagus sekali ibu.

14
4. Nah, sekarang tindakan berikutnya adalah kompres hangat. Nah untuk kompres
hangat , caranya adalah dengan cara kompres hangat kering. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah memasukkan air panas pada sebuah botol, pilih botol yang
kuat dan tahan panas. Setelah itu tempelkan botol tersebut ke daerah yang nyeri.
Perlu diingat ibu, bahwa botol ini tidak boleh langsung kita tempelkan ke kulit,
tetapi harus diberikan alas kain lebih dahulu. Hal ini dilakukan agar kulit ibu tidak
terbakar karena air yang panas. Saya kompres sekarang ya bu…

6. Terminasi
1. Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berlatih cara yang ke dua, sudah lebih enak apa
belum ?
2. Objektif
Coba ulangi lagi latihan yang sudah kita lakukan tadi ?
3. Rencana tindak lanjut
Jangan lupa bila ibu nyeri maka ibu bisa mempraktekan lagi cara tersebut dan
membiasakan cara tersebut.
4. Kontrak 3 jam lagi saya akan datang untuk mengecek ibu lagi, kurang lebih jam
10.00 ya bu, tempatnya diruang ini saja.. selamat istirahat, semoga cepat sembuh
dan cepat pulang, selamat siang.

15
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI KLIEN (SP3)

D. ORIENTASI
5. Salam
Selamat siang, bu. Masih ingat dengan saya ? iya saya perawat yang kemarin merawat
ibu.
6. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu? Apakah sudah mencoba cara yang tadi saya ajarkan ?
7. Validasi
Bagaimana hasilnya dengan apa yang telah kita pelajari tadi ?
8. Kontak
d. Baiklah sesuai dengan janji kita tadi, sekarang saya akan memeriksa ibu dan
menjelaskan tentang obat-obatnya yang diberikan kepada ibu
e. Tidak lama bu, kurang lebih sekitar 15 menit.
f. Ibu bisa sambal tiduran saja.

E. KERJA
3. Baik bu, kemarin kan saya sudah berdisksui dengan dokter tentang pemilihan obat
untuk ibu. Dan dari diskusi tersebut kita memutuskan untuk memberi obat pada ibu.
Sekarang saya akan memberitahukan ibu beberapa informasi tentang pemberian obat
ibu ya. Jadi prinsip pemberian obat itu adalah 5 benar bu, itu ada benar obat yaitu benar
nama obat yang sesuai, lalu benar dosis obatnya harus diminum sesuai dosis yang telah
diresepkan dokter, benar pemberian ibuk misalnya diminum diolesi atau disuntikkan,
lalu benar waktu bu jadi obat harus diminum tepat waktu dan benar pasien atau
peminumnya.
4. Lalu saya akan menjelaskan tentang fungsi obatnya ya buk…

F. TERMINASI
e) Subjektif
Bagaimana perasaan ibu sekarang, apakah ibu sudah paham dengan apa yang saya
jelaskan.
f) Objektif
Coba ibu jelaskan
g) Rencana tindak lanjut
Iya jadi jangan lupa minum obatnya ya bu
h) Kontrak
Baik bu 3 jam lagi saya akan kesini kembali untuk melihat keadaan ibu. Selama
istirahat ya bu. Jangan lupa obatnya diminum, semoga cepat sembuh.

16
TUGAS !
1. Praktikkan cara untuk mengkaji nyeri pada pasien paliatif.
2. Buatlah perencanaan dalam mengatasi masalah nyeri pada pasien paliatif
3. Praktikkan tehnik cara mengatasi nyeri pada pasien paliatif

17
LEMBAR KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis Kegiatan Nilai

0 1 2

1. Setting wawancara

2. Membuka pertemuan dengan


menyapa anggota kelompok

3 Memperkenalkan diri perawat

4. Membuat kontrak dan tujuan


pertemuan

5. Menanyakan kondisi klien (anggota


kelompok) dan keluhan yang
dirasakan oleh klien (anggota
kelompok)

6. Mempertahankan kontak mata

7. Menggunakan komunikasi non


verbal yang tepat (intonasi dan
gesture)
8. Menjelaskan procedure tindakan
yang hendak dilakukan perawat.
9. Memberikan respon empati verbal
dengan tepat.
10. Memberikan respon empati non
verbal dengan tepat.
11. Menanyakan hal yang belum
dipahami klien
12. Mengakhiri pertemuan : kontrak
berikutnya

13. Mengucapkan terimakasih

18
Gambar Skala Nyeri

Keterangan :
1. 0 : tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.
2. 1-3 : mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.
3. 4-6 : rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha untuk
menahan, nyeri sedang.
4. 7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat ditahan,
meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

19
PRAKTIKUM STANDART ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) PADA KLIEN
MENJELANG AJAL (KEMATIAN)

1. PENGKAJIAN
a. Definisi
Kematian adalah setiap budaya memiliki sistem kematian yang melibatkan komponen
orang, tempat, waktu, objek dan simbol. Sebagian masyarakat memiliki keyakinan
filosofis/religius tentang kematian dan memiliki ritual menghadapi kematian
(Kastenbaum, 2009).
b. Penyebab
Kematian dapat terjadi kapan saja di sepanjang kehidupan manusia , Kanak-kanak
kecelakaan,penyakit - Remaja - kecelakaan, bunuh diri, dibunuh - Orang-orang muda -
kecelakaan - Orang dewasa - kanker, disusul penyakit jantung - Usia 75-85 tahun
keatas - penyakit jantungTanda dan gejala
c. Manifestasi klinis, tanda- tanda klinis kematian, dapat dilihat melalui perubahan-
perubahan nadi, respirasi, dan tekanan darah.

2. TAHAP-TAHAP MENJELANG AJAL


No Tahap- tahap menjelang ajal Yang dilakukan oleh Petugas Medis

1. Denial (pengingkaran) Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien


dengan denial dengan cara menanyakan tentang
kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengeskpresikan perasaan-perasaanya.
2. Marah Biasanya pasien akan merasa berdosa telah
mengekspresikan perasaanya yang marah. Perawat
perlu membantunya agar mengerti bahwa masih
merupakan hal yang normal dalam merespon
perasaan kehilangan menjelang kematian. Akan lebih
baik bila kemarahan ditijukan kepada perawat
sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa
aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta
meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam
menumbuhkan rasa aman.
3. Menawar Perawat perlu mendengarkan segala keluhanya dan
mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan
mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk
akal.

20
4. Depresi Perawat selalu hadir didekatnya dan mendengarkan
apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik
jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk
dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-
reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan
rasa aman bagi pasien
5. Penerimaan Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang,
damai. Kepada keluarga dan teman-temanya
dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima
keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin
dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuanya.

TUGAS !
1. Buatlah perencanaan dan praktikkan cara mendampingi pasien saat menjelang ajal.
2. Praktikkan cara untuk mengetahui bahwa pasien telah meninggal secara medis.
3. Praktikkan persiapan dan tahapan dalam merawat jenazah.

21

21
Daftar Pustaka

Heman, Susan Alvare, Fuzy. Hartman's Nursing Assistant Care: Long-Term Care .2009

Herdman, T. Heather. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014 . 2011

Matzo, M. & Sherman, DW. Palliative Care Nursing : Quality Care to the End of Life. 2011

Nursing Diagnosis: Definition and Classification North American Nursing Diagnosis


Association. 2010

Oxford Textbook of Palliative Nursing. 2010

22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai