Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASAM DAN BASA

Disusun Oleh :
- Dirgantara
- Irwan Setiawan
- Kifli
- Rico Pranata
- Subagio
- Roichardo Andre P
- Nasrul

Universitas Balikpapan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ASAM-
BASA” serta tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahilia, dari zaman kebodohan menuju
zaman yang sekarang ini yakni zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Makalah ini di persiapkan dan di susun untuk memenuhi tugas sekolah serta menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, di dalam makalah ini kami menyadari bahwa penulisanya masih
sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Namun, besar harapan kami semoga makalah
yang disusun ini bisa bermanfaat. Kami selaku penulismakalah ini dapat terselesaikan atas usaha
keras kami dan bantuan rekan-rekan dalam diskusi untuk mengisi kekuranganya.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik dalam penyampaian
maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk penunjang dalam pembuatan makalah kami berikutnya
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basah dapatdengan mudah kita
temukan. Mulai dari makanan, minuman, tubuh manusia, hewan hingga suku cadang kendaraan
bermotor. Buah – buahan mengandung senyawa asam, contohnya, jeruk mengandung asam
sitrat, tomat mengandung asam askorbat, apel mengandung asam malat, sedangkan anggur
mengandung asam tartrat. Minuman ringan mengandung asam karbonat. Lambung manusia
mengandung asam klorida yang berguna untuk membunuh kuman dalam tubuh. Beberapa
produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya,sabun, deterjen, dan pembersih
peralatan rumah tangga.

B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui perbedaan asam dan basa
b. Untuk mengetahui pengertian asam basah oleh beberapa tokoh
c. Untuk mengetahui identifikasi asam basah dengan kertas lakmus
d. Untuk mengetahui indikator asam basa

C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana perbedaan asam dan basah
b. Bagaimana pengertian asam basah menurut beberapa tokoh
c. Bagaimana identifikasi asam basah menggunakan kertas lakmus
d. Apa sajakah ciri-ciri asam basa
d. Bagaimana indikator asam basah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asam Dan Basa
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari.
1. Asam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam yaitu zat yang berasa
masam.
2. Basa
Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang
berasa pahit bersifat kaustik.

B. Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh

1. Teori Asam dan basa menurut Svante Arrhenius


Arrhenius menyatakan mulekul – mulekul zat elektrolit selalu menshasilkan ion – ion
positif dan negatif jika dilarutkan dalam air. Pada tahun 1984 Ilmuan Swedia, Svante Arrhenius
mengemukakan pengertian asam – asam berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam
merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion . Adapun basa merupakan zat
yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion .
Contoh senyawa Asam – Basa menurut Svante Arrhenius

Senyawa Contoh Reaksi Ionisasi

HCL (Asam Klorida) HCL (aq) (aq) + (aq)


HBr (Asam Bromina) HBr (aq) (aq) + (aq)
Asam HI (Asam Iodida) HI (aq) (aq) + (aq)
HF (Asam Fluorida) HF (aq) (aq) + (aq)
S (Asam Asetat) S (aq) (aq) + (aq)
NaOH (Natrium Hidroksida) NaOH (aq) (aq) + (aq)
KOH (Kalium Hidroksida) KOH (aq) (aq) + (aq)
Basa Mg(Magnesium Klorida) Mg (aq) + (aq)
(Kalium Hidroksida) (aq) + (aq)
Al(Aluminium Hidroksida) Al (aq) + (aq)

untuk asam – asam yang tiap molekulnya dapat menghasilkan lebih darisatu
ion dikelompokkan kedalam asam poliprotik.
Contoh :
a. Asam sulfat dalam air
S(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
tu molekul asam ini dapat menghasilkan 2 ion . Karena itu, asam sulfat digolongkan dalm asam
diprotik.
b. Asam fosfat dalam air
P(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
Satu molekul asam ini dapat menghasilkan 3 ion . Karena itu asam fosfat digolongkan
dalam asam Triprotik.
Jika tiap molekul asam hanya dapat memberikan satu ion , maka asam itu disebut asam
monoksida
Contoh :
a. Asam bromida dalam air
HBr (aq) (aq) + (aq)
b. Asam Nitrat dalam air
(aq) (aq) + (aq)
Dalam pelarut air, basa dapat menghasilkan ion hidroksida, baik secara langsung maupun tidak
langsung ketika bereaksi dalam air

Contoh: NaOH dalam air


NaOH (aq) (aq) + (aq)

2. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923, ilmwuan Denmark Johannes Bronsted dan Ilmuwan Inggris Thomas
Lowry mengemukakan teori asam dan basah berdasarkan serah terima proton.

Teori
· Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
· Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Pengertian asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted – Lowry memperbaiki
kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam – basa Arrhenius hanya berlaku untuk
senyawa yang larut dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan ion dan
ion hanya terjadi dalam pelarut air.
Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted – Lowry, suatu
asam dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi
sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:
a. Molekul atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda hanya satu ion Dalam
suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu ion dari basa.
b. Asam konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat tersebut, sedangkan
basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu ion pada zat tersebut.
c. Molekul atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki pasangan elektron
bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat basa (menerima ion 0) zat semacam
ini disebut amfibrotik atu amfoter

Keunggulan asam – basa menurut Bronsted – Lowry:


a. Konsep asam – basa menurut Bronsted –Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam – basa dalm pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
b. Asam dan basa dari Bronsted – Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi dapat juga berupa
kantion atu anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted – Lowry dapat menjelaskan sifat asam
suatu senyawa.
Berdasarkan uraian diatas, kita mengetahui bahwa teori asam basa Bronsted – Lowry
dapat melengkapi teori asam basa Arrhenius. Namun demkian perkembangan teori asam basa
masih berlangjut. Pada tahun 1923, G.N. Lewis mengajukan teori asam basa yang lebih luas lagi.

Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius

Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori Bronsted-Lowry


merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion
hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion
hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah
proton pada molekul air. Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen)
ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada
oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai
asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari ion
hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.
Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda berbicara
tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda sedang membicarakan ion
hidroksonium.

Permasalahan hidrogen klorida / amonia


Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan teori Bronsted-
Lowry. Apakah anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada keadaan larutan ataupun pada
keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia menerima sebuah proton (sebuah ion hidrogen).
Hidrogen menjadi tertarik ke pasangan mandiri pada nitrogen yang terdapat pada amonia melalui
sebuah ikatan koordinasi.
Perhatikan reaksi ke arah depan:
· HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
· Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.

Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
· H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
· Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.

3. Teori asam dan basa menurut Lewis

Diketahui sesuai konsep asam dan basa lewis, Asam Lewis merupakan senyawa yang mampu
menerima sepasang elektron bebas atau akseptor elektron, sedangkan Basa Lewis merupakan
senyawa yang mampu memberikan sepasang elektron bebas atau donor elektron. Namun jika
kita dihadapkan pada suatu basa atau asam yang memiliki ciri-ciri yang sama maka kita dapat
menentukan yang mana yang lebih memiliki tingkat keasaman atau kebasaan yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain, yaitu dengan mereaksikannya dengan asam atau basa tertentu.
Sebagai contoh (CH3)3N:, (CH3)3P:, (CH3)3As:, (CH3)3Sb:, (CH3)3Bi:. Kelima senyawa
tersebut termasuk kedalam basa lewis karena memiliki sepasang elektron bebas, namun yang
mana dari basa-basa tersebut yang lebih tinggi kekuatan basanya? Jika kita mereaksikan basa-
basa tersebut dengan suatu H+, maka manakah yang akan memiliki ikatan yang paling kuat?

H+ merupakan asam, ion hidrogen, yang tidak memiliki satu elektron pun dalam
orbitalnya, dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Jika ion hidrogen ini berikatan dengan suatu
basa, maka agar overlapped orbital yang terbentuk efektif diperlukan ukuran atom donor dari
basa yang kecil pula. Jika H+ ini berikatan dengan basa yang memiliki ukuran atom donor yang
besar maka overlapped orbital yang terbentuk kurang efektif (dibolak-balik aja kata2 gw).
Sekarang kita lihat ke basanya, dari kelima basa tersebut semakin ke kanan dalam urutan di atas,
ukuran atom donornya semakin besar sehingga (CH3)3N: akan memiliki overlap orbital yang
paling efektif dibanding yang lainnya, kemudian berturut-turut sesuai ukuran atom donornya.
Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, (CH3)3P, (CH3)3As, (CH3)3Sb, (CH3)3Bi} adalah
(CH3)3N: > (CH3)3P: > (CH3)3As: > (CH3)3Sb: > (CH3)3Bi:

Nah itu jika susunan basa-basa nya memiliki gugus yang sama dan atom donor yang
berbeda. Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada susunan basa yang perbedaanya terletak
pada atom-atom/ gugus-gugus yang terikat pada atom donor yang sama?? Contohnya (CH3)3N:,
H3N:, F3N:. Mudah saja!! Ketiga basa ini juga kita misalkan bereaksi dengan H+, maka basa
yang akan berikatan kuat dengan H+ adalah basa yang atom donornya memberikan dorongan
elektron yang kuat kepada H+ atau basa yang memiliki kerapatan elektron yang besar pada atom
donor. Perbedaan yang nyata pada ketiga basa ini adalah gugus atau atom yang terikat pada atom
donornya. Semakin elektronegatif suatu gugus atau atom yang terikat pada atom donor maka
akan menyebabkan elektron bebas pada atom donornya akan tertarik kearah atom tersebut lebih
besar sehingga menyebabkan dorongan elektron untuk berikatan dengan H+berkurang (kerapatan
elektron atom donor berkurang). Atau kita mengenal istilah efek induksi positif yang jika saya
artikan kemampuan atom/gugus yang terikat pada atom donor dalam memberikan pengaruh
positif pada atom donornya. Jika efek induksi positif dari atom/gugus yang terikat besar maka
akan menyebabkan dorongan positif ke arah atom donor sehingga elektron bebas pada atom
donornya kini memiliki kerapatan elektron yang lebih besar. Maka urutan basa yang paling kuat
dari basa-basa tersebut {(CH3)3N, NH3:, NF3:} adalah
(CH3)3N: > H3N: > F3N:

Keungulan konsep asam – basa Lewis:

Keunggulan asam basa Lewis dibandigkan konsep asam – basa Arrhenius dan Bronsted –
Lowry adalah dapat menjelaskan reaksi asam dan basa tanpa melibatkan proton (ion ). Selain itu,
teori asam basa Lewis dapat menjelaskan asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut
bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Lebih luas lagi, teory Lewis juga dapat menjelaskan
reaksi- reaksi, seperti pembentukan ion logam, kompleks dan reaksi organik.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat
mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen. Tiga basa
Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa karena
ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan ion hidrigen
adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh Teori
Lewis. Keduanya konsisten.
Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air menggunakan pasangan
elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi yang akan terhitung selama keduanya
berperilaku sebagai basa.
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika amonia
bereaksi dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan pasangan elektron mandiri-nya
untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda memperlakukannya sebagai basa pada suatu
kasus, hal ini akan berlaku juga pada kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya,
BF3berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron mandiri milik
nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya.
Inilah tambahan mengenai istilah asam dari pengertian yang sudah biasa digunakan.
SIFAT SERTA CIRI – CIRI ASAM DAN BASA

1. Sifat dan ciri-ciri Asam


Sifat dan ciri-ciri asam adalah sebagai berikut:

a. Memiliki rasa yang asam


Sifat yang paling mencirikan asam adalah terasa asam jika dirasakan indra pengecap. Contohnya:

Cuka \merupakan salah satu asam yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari – hari.

Dalam ilmu kimia, cuka dikenal dengan nama asam asetat (asam etanoat).

b. Dapat Mengubah Warna Indikator


Selain rasa asam yang dimilikinya, sifat lain dari asam yaitu dapat mengubah warna beberapa zat

alami dan zat buatan. Sifat yang dapat merubah warna zat ini yang dimanfaatkan dalam ilmu

kimia untuk melihat suatu senyawa bersifat asam ataukah bersifat basa. Dalam ilmu kimia sifat

asam dilihat dari senyawa-senyawa kimia yang diduga memiliki sifat asam. Sifat asam

didentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator yang paling sering digunakan adalah

kertas lakmus. Jika suatu senyawa memiliki sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi

merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.

c. Dapat Menghantarkan Arus Listrik


Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion – ion

dalam larutannya. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan

semakin baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah

asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.


d. Asam yang Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas

hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan asam akan menghasil gas

hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya

bukanlah gas hidrogen saja melainkan juga mengandung senyawa garam.

Reaksi :

Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan

memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, jika mereaksikan dua logam dengan

senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.

2.Sifat dan Ciri-ciri Basa


Untuk membedakannya dengan asam maka kita perlu mengetahui sifat dan dan ciri basa. Adapun

sifat dan ciri-ciri basa adalah sebagai berikut:

a. Basa miliki rasa yang Pahit


Senyawa basa apabila dirasakan dengan indra pengecap kita, rasanya akan pahit. Contohnya

ketika secara tidak sengaja sabun masuk kedalam mulut. Namun perlu digarisbawahi bahwa

dalam menganalisis basa tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan mencicipinya.

b. Basa terasa licin


Selain rasanya yang pahit, ternyata basa juga bersifat licin. Contohnya : saat kita memegang

sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut teras licin, Basa pembuat sabun adalah natrium

hidroksida. Namun dalam praktikum sebenarnya, tidak dianjurkan mengidentifikasikan senyawa

basa dengan menyentuhnya.


c. Bersifat korosif
Untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa termasuk basa atau tidak, kita sangat tidak

dianjurkan untyuk menyentuhnya. Hal ini karena beberapa senyawa basa merupakan jenis

senyawa basa yang kuat. Basa kuat ini bersifat korosif sehingga jika disetuh dapat menyebabkan

iritasi atau terbakar.

d. Basa dapat Mengubah Warna Indikator


Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah

warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru,

sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.

e. Menghantarkan Arus Listrik


Selain senyawa asam ternyata senyawa basa juga merupakan penghantar listrik yang baik,

khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air, sehingga dapat mengantarkan arus

listrik.

f. Menetralkan Sifat Asam


Senyawa basa dapat digunakan untuk menetralkan asam. Senyawa asam akan berkurang sifat

keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam jika direaksikan dengan basa. Asam dan

basa yang direaksikan akan menghasilkan garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi

penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam

sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air


C. Identifikasi Asam – Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi
rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa – senyawa asam-
basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat
warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat
digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam – basa dan indikator alami.

1. Mengidentifikasi asam – basa dengan kertas lakmus


Senyawa asam–basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus dengan cara mengamati
perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua macam kertas lakmus
yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus merah dan lakmus biru
akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda. Larutan yang bersifat asam adalah air jeruk
dan larutan cuka, sedangkan larutan yang bersifat basa adalah air sabun dan larutan soda kue.
Kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan berubah warna, jika
kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah warna menjadi biru. Sebaliknya, jika
kertas lakmus biru yang dicelupkan kelarutan asam, lakmus akan berubah menjadi merah.
Adapaun jika dicelupkan kelarutan basa, warnanya tetap biru.

2. Mengidentifikasi asam – basa dengan indikator asam – basa


Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indikator asam – basa untuk
membedakan asam dan basa. Indikator asm – basa adalah zat kimia yang mempunyai warna
yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan indikator asam – basa
dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam
– basa diantaranya fenolftalein, metil orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu,
fenol merah, timolftalein dan metil orange.

Warna yang dihasilkan


Indikator asam - basa
Larutan asam Larutan basa
fenolftalein Bening Merah muda
Metil oranye Merah Kuning
Bromotimol biru Kuning Biru
Metil ungu Ungu Hijau
Bromokresol ungu Kuning Ungu
Fenol merah Kuning Merah
Timolftalien Bening Biru
Metil oranye Merah Kuning

Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut, kita akan melihat perubahan
warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:
3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami
Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan basa
menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu dapur, bunga dan buah
– buahan.

D. Kekuatan Asam Dan Basa

Asam dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu

1. Asam kuat, yaitu asam yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami


ionisasi sempurna. Misalnya: HCl

2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami
ionisasi sebagian. Misalnya : CH3COOH

Sedangkan basa dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu:

1. Basa kuat, yaitu basa yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami


ionisasi sempurna. Misalnya: KOH

2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami
ionisasi sebagian. Misalnya: amonia
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik
kuat (larutan elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion
H+ tinggi). Sebaliknya, jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH
sedang (sekitar 3–6), larutan tersebut tergolong asam lemah.Demikian
juga larutan basa dapat digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki
daya hantar listrik kuat dan pH sangat tinggi. Jika daya hantar listrik
lemah dan nilai pH sedang (sekitar 8–11), larutan tersebut tergolong
sebagai basa lemah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teori asam dan basa menurut Svante Arrheniu:


Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan
ion . Adapun basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion .Teori
asam basa menurut Bronsted - Lowry:Asam adalah donor proton (ion hidrogen).Basa adalah
akseptor proton (ion hydrogen

Teori asam basa menurut Lewis:


Asam yaitu senyawa yang menerima proton Basa yaitu senyawa yang memberikan
proton.

DAFTAR PUSTAKA

www.chem-is-try.org
Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.
E, Winarni. 2007. KIMIA. Jakarta: Satu Buku
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai