Disusun Oleh :
- Dirgantara
- Irwan Setiawan
- Kifli
- Rico Pranata
- Subagio
- Roichardo Andre P
- Nasrul
Universitas Balikpapan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ASAM-
BASA” serta tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahilia, dari zaman kebodohan menuju
zaman yang sekarang ini yakni zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Makalah ini di persiapkan dan di susun untuk memenuhi tugas sekolah serta menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, di dalam makalah ini kami menyadari bahwa penulisanya masih
sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Namun, besar harapan kami semoga makalah
yang disusun ini bisa bermanfaat. Kami selaku penulismakalah ini dapat terselesaikan atas usaha
keras kami dan bantuan rekan-rekan dalam diskusi untuk mengisi kekuranganya.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik dalam penyampaian
maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk penunjang dalam pembuatan makalah kami berikutnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basah dapatdengan mudah kita
temukan. Mulai dari makanan, minuman, tubuh manusia, hewan hingga suku cadang kendaraan
bermotor. Buah – buahan mengandung senyawa asam, contohnya, jeruk mengandung asam
sitrat, tomat mengandung asam askorbat, apel mengandung asam malat, sedangkan anggur
mengandung asam tartrat. Minuman ringan mengandung asam karbonat. Lambung manusia
mengandung asam klorida yang berguna untuk membunuh kuman dalam tubuh. Beberapa
produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya,sabun, deterjen, dan pembersih
peralatan rumah tangga.
B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui perbedaan asam dan basa
b. Untuk mengetahui pengertian asam basah oleh beberapa tokoh
c. Untuk mengetahui identifikasi asam basah dengan kertas lakmus
d. Untuk mengetahui indikator asam basa
C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana perbedaan asam dan basah
b. Bagaimana pengertian asam basah menurut beberapa tokoh
c. Bagaimana identifikasi asam basah menggunakan kertas lakmus
d. Apa sajakah ciri-ciri asam basa
d. Bagaimana indikator asam basah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asam Dan Basa
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari.
1. Asam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam yaitu zat yang berasa
masam.
2. Basa
Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang
berasa pahit bersifat kaustik.
untuk asam – asam yang tiap molekulnya dapat menghasilkan lebih darisatu
ion dikelompokkan kedalam asam poliprotik.
Contoh :
a. Asam sulfat dalam air
S(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
tu molekul asam ini dapat menghasilkan 2 ion . Karena itu, asam sulfat digolongkan dalm asam
diprotik.
b. Asam fosfat dalam air
P(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
Satu molekul asam ini dapat menghasilkan 3 ion . Karena itu asam fosfat digolongkan
dalam asam Triprotik.
Jika tiap molekul asam hanya dapat memberikan satu ion , maka asam itu disebut asam
monoksida
Contoh :
a. Asam bromida dalam air
HBr (aq) (aq) + (aq)
b. Asam Nitrat dalam air
(aq) (aq) + (aq)
Dalam pelarut air, basa dapat menghasilkan ion hidroksida, baik secara langsung maupun tidak
langsung ketika bereaksi dalam air
Teori
· Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
· Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Pengertian asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted – Lowry memperbaiki
kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam – basa Arrhenius hanya berlaku untuk
senyawa yang larut dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan ion dan
ion hanya terjadi dalam pelarut air.
Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted – Lowry, suatu
asam dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi
sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:
a. Molekul atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda hanya satu ion Dalam
suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu ion dari basa.
b. Asam konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat tersebut, sedangkan
basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu ion pada zat tersebut.
c. Molekul atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki pasangan elektron
bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat basa (menerima ion 0) zat semacam
ini disebut amfibrotik atu amfoter
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
· H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
· Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Diketahui sesuai konsep asam dan basa lewis, Asam Lewis merupakan senyawa yang mampu
menerima sepasang elektron bebas atau akseptor elektron, sedangkan Basa Lewis merupakan
senyawa yang mampu memberikan sepasang elektron bebas atau donor elektron. Namun jika
kita dihadapkan pada suatu basa atau asam yang memiliki ciri-ciri yang sama maka kita dapat
menentukan yang mana yang lebih memiliki tingkat keasaman atau kebasaan yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain, yaitu dengan mereaksikannya dengan asam atau basa tertentu.
Sebagai contoh (CH3)3N:, (CH3)3P:, (CH3)3As:, (CH3)3Sb:, (CH3)3Bi:. Kelima senyawa
tersebut termasuk kedalam basa lewis karena memiliki sepasang elektron bebas, namun yang
mana dari basa-basa tersebut yang lebih tinggi kekuatan basanya? Jika kita mereaksikan basa-
basa tersebut dengan suatu H+, maka manakah yang akan memiliki ikatan yang paling kuat?
H+ merupakan asam, ion hidrogen, yang tidak memiliki satu elektron pun dalam
orbitalnya, dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Jika ion hidrogen ini berikatan dengan suatu
basa, maka agar overlapped orbital yang terbentuk efektif diperlukan ukuran atom donor dari
basa yang kecil pula. Jika H+ ini berikatan dengan basa yang memiliki ukuran atom donor yang
besar maka overlapped orbital yang terbentuk kurang efektif (dibolak-balik aja kata2 gw).
Sekarang kita lihat ke basanya, dari kelima basa tersebut semakin ke kanan dalam urutan di atas,
ukuran atom donornya semakin besar sehingga (CH3)3N: akan memiliki overlap orbital yang
paling efektif dibanding yang lainnya, kemudian berturut-turut sesuai ukuran atom donornya.
Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, (CH3)3P, (CH3)3As, (CH3)3Sb, (CH3)3Bi} adalah
(CH3)3N: > (CH3)3P: > (CH3)3As: > (CH3)3Sb: > (CH3)3Bi:
Nah itu jika susunan basa-basa nya memiliki gugus yang sama dan atom donor yang
berbeda. Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada susunan basa yang perbedaanya terletak
pada atom-atom/ gugus-gugus yang terikat pada atom donor yang sama?? Contohnya (CH3)3N:,
H3N:, F3N:. Mudah saja!! Ketiga basa ini juga kita misalkan bereaksi dengan H+, maka basa
yang akan berikatan kuat dengan H+ adalah basa yang atom donornya memberikan dorongan
elektron yang kuat kepada H+ atau basa yang memiliki kerapatan elektron yang besar pada atom
donor. Perbedaan yang nyata pada ketiga basa ini adalah gugus atau atom yang terikat pada atom
donornya. Semakin elektronegatif suatu gugus atau atom yang terikat pada atom donor maka
akan menyebabkan elektron bebas pada atom donornya akan tertarik kearah atom tersebut lebih
besar sehingga menyebabkan dorongan elektron untuk berikatan dengan H+berkurang (kerapatan
elektron atom donor berkurang). Atau kita mengenal istilah efek induksi positif yang jika saya
artikan kemampuan atom/gugus yang terikat pada atom donor dalam memberikan pengaruh
positif pada atom donornya. Jika efek induksi positif dari atom/gugus yang terikat besar maka
akan menyebabkan dorongan positif ke arah atom donor sehingga elektron bebas pada atom
donornya kini memiliki kerapatan elektron yang lebih besar. Maka urutan basa yang paling kuat
dari basa-basa tersebut {(CH3)3N, NH3:, NF3:} adalah
(CH3)3N: > H3N: > F3N:
Keunggulan asam basa Lewis dibandigkan konsep asam – basa Arrhenius dan Bronsted –
Lowry adalah dapat menjelaskan reaksi asam dan basa tanpa melibatkan proton (ion ). Selain itu,
teori asam basa Lewis dapat menjelaskan asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut
bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Lebih luas lagi, teory Lewis juga dapat menjelaskan
reaksi- reaksi, seperti pembentukan ion logam, kompleks dan reaksi organik.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat
mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen. Tiga basa
Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa karena
ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan ion hidrigen
adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh Teori
Lewis. Keduanya konsisten.
Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air menggunakan pasangan
elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi yang akan terhitung selama keduanya
berperilaku sebagai basa.
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika amonia
bereaksi dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan pasangan elektron mandiri-nya
untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda memperlakukannya sebagai basa pada suatu
kasus, hal ini akan berlaku juga pada kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya,
BF3berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron mandiri milik
nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya.
Inilah tambahan mengenai istilah asam dari pengertian yang sudah biasa digunakan.
SIFAT SERTA CIRI – CIRI ASAM DAN BASA
Cuka \merupakan salah satu asam yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam ilmu kimia, cuka dikenal dengan nama asam asetat (asam etanoat).
alami dan zat buatan. Sifat yang dapat merubah warna zat ini yang dimanfaatkan dalam ilmu
kimia untuk melihat suatu senyawa bersifat asam ataukah bersifat basa. Dalam ilmu kimia sifat
asam dilihat dari senyawa-senyawa kimia yang diduga memiliki sifat asam. Sifat asam
didentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator yang paling sering digunakan adalah
kertas lakmus. Jika suatu senyawa memiliki sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi
dalam larutannya. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah
hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan asam akan menghasil gas
hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya
Reaksi :
Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan
memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, jika mereaksikan dua logam dengan
senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
ketika secara tidak sengaja sabun masuk kedalam mulut. Namun perlu digarisbawahi bahwa
dalam menganalisis basa tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan mencicipinya.
sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut teras licin, Basa pembuat sabun adalah natrium
dianjurkan untyuk menyentuhnya. Hal ini karena beberapa senyawa basa merupakan jenis
senyawa basa yang kuat. Basa kuat ini bersifat korosif sehingga jika disetuh dapat menyebabkan
warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru,
khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air, sehingga dapat mengantarkan arus
listrik.
keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam jika direaksikan dengan basa. Asam dan
basa yang direaksikan akan menghasilkan garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi
penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi
rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa – senyawa asam-
basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat
warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat
digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam – basa dan indikator alami.
Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut, kita akan melihat perubahan
warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:
3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami
Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan basa
menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu dapur, bunga dan buah
– buahan.
2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami
ionisasi sebagian. Misalnya : CH3COOH
2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami
ionisasi sebagian. Misalnya: amonia
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik
kuat (larutan elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion
H+ tinggi). Sebaliknya, jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH
sedang (sekitar 3–6), larutan tersebut tergolong asam lemah.Demikian
juga larutan basa dapat digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki
daya hantar listrik kuat dan pH sangat tinggi. Jika daya hantar listrik
lemah dan nilai pH sedang (sekitar 8–11), larutan tersebut tergolong
sebagai basa lemah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
www.chem-is-try.org
Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.
E, Winarni. 2007. KIMIA. Jakarta: Satu Buku
www.google.com